Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu asidosis metabolik
2. Untuk mengetahui etiologi asidosis metabolik
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari asidosis metabolik
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis asidosis metabolik
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan asidosis metabolik
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien asidosis metabolik
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Asidosis metabolic adalah penurunan pH arteri akibat masalah nonrespirasi.
Asidosis metabolic ( kekurangan HCO3- ) adalah gangguan sitemik yang ditandai dengan
penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
pH ( peningkatan [ H+ ] ). [HCO3- ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/ L dan pHnya kurang
dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan
PaCO2 melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut.
Asidosis metabolic ditandai dengan penimbunan asam tidak mudah menguap.
2.2 ETIOLOGI
3
Hilangnya bikarbonat
Hilangnya bikarbonat dapat terjadi apabila fungsi ginjal meurun karena ginjal gagal
menyerap ulang bikarbonat. Hilangnya bikarbonat, suatu basa menyebabkan asidosis.
Kadar bikarbonat juga turun kepada diare kronis karena bikarbonat terkonsentrasi dalam
sekresi usus. Kadar klorida ekstrasel yang tinggi ( hiperkloremia ) menyebakan asidosis
metabolik karena ion-ion bikarbonat masuk kedalam sel. Metabolik asidosis jenis ini
disebut dengan asidosis hiperkloremik.
4
b. Menelan substansi toksik
1. Overdosis salisilat : salisilat, laktat, keton
2. Metanol atau formaldehid : format
3. Etilen glikol (antibeku) : oksilat, glikolat
c. Kegagalan eksresi asam tidak adanya ekskresi NH4-; retensi asam sulfat dan
asam fosfat
1. Gagal ginjal akut atau kronis*.
2.3 PATOFISIOLOGI
Penyebab mendasar asidosis metabolic adalah penambahan asam terviksasi (non
karbonat), kegagalan ginjal untuk mengeskpresi beban asam harian, atau kehilangan
bikarbonat basa. Penyebab asedosis metabolic umumnya dibagi dalam 2 kelompok
berdasarkan selisi anion yang normal atau meningkat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya
selisi anion dihitung dengan mengurangi kadar Na+ dengan jumlah dari kadar c1- dan
HCO3- plasma. Nilai normalnya adalah 12. Penyebab asedosis metabolic dengan selisi
anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asam sulvat, pasang asam
vosvat, asam laktat, dan asam-asam organic lainnya. Apabila asedosis disebabkan oleh
kehilangan bikarbonat(seperti pada diare), atau bertambahnya asam klorida (contohnya,
pada pemberian ammonium klorida), maka selisi anion akan normal. Sebaliknya, jika
asidosis disebabkan opleh peningkatan produksi asam orgnik (seperti asam laktat pada sok
sirkulasi) atau retensi asam sulvat dan asam vosvat (contohnya, pada gagal ginjal), maka
kadar anion tak terukur (selisi anion) akan meningkat (Gbr.22-3).
Kotak 22-2 menguat daftar penyebab asidosis metabolic yang sering ditemukan
pada asidosid metabolic dengan selisi anion yang normal, kehilangan HCO3- dapat terjadi
melalui saluran cerna atau ginjal. Pada orang yang mendapat pengobatan dengan inhibitor
karbonik anhydrase seperti asetazolamid. Hal tersebut menyebabkan timbulnya asedosis
metabolik hiper kloremik. Asidosis yang disebabkan oleh pemberian larutan garam IV
secara cepat biasanya bersifat ringan, sementara, dan disebut sebagai asidosis delusional.
Kadang keadaan yang menyebabkan asidosis metabolic dengan selisi anion yang tinggi,
tercantum dalam kotak 22-2. Keadaan yang paling sering terjadi adalah sok atau perfusi
jaringan yang tidak memadai karena berbagai sebab, sehingga menyebabkan penumpukan
sejumlah besar asam laktat. Keto asidosis diabetik (DKA), kelaparan, dan intoksikasi
etanol menyebabkan peningktan selisih anion karena pembentukan asam-asam keto : gagal
5
ginjal menyebabkan peningkatan selisih anion karena retensi asam sulfat dan asam fosfat.
Keracunan yang disebabkan oleh overdosis salisilat, methanol, atau etilen glikol
meningkatkan selisih anion melalui peningkatan asam organic (salisilat, format, oksilat).
Respons Kompensatorik Terhadap Beban Asam pada Asidosis Metabolik
Respons segera terhadap beban [H+] pada asidosis metabolic adalah mekanisme bufer ECF
oleh bikarbonat, sehingga mengurangi [HCO3-] plasma. [H+] yang berlebihan juga
memasuki sel dean dibufer oleh protein dan fosfat (yang merupakan 60% dari sistem
bufer). Untuk mempertahankan muatan listrik netral, masuknya H+ ke dalam sel diikuti
oleh keluarnya K+ serum meningkat pada keadaan asidosis. Apabila pasien asidosi
mengalami normokalemia atau hipokalemia, maka berarti ada penurunan K+dan harus
dikoreksi bersama asidosisnya. Mekanisme kedua pada asidosis metabolic yang bekerja
dalam beberapa menit kemudian adalah kompensasi pernapasan. [H+] arteri yang
meningkat merangsang kemoreseptor yang terdapat dalam badan karotis, yang akan
merangsang peningkatan ventilasi albeolar (hiperventilasi). Akibatnya, PaCO2 menurun
dan pH kembali pulih menjadi 7,4.
Respons kompensasi ginjal merupakan usaha terakhir untuk memperbaiki keadaan
asidosi metabolik, meskipun respons ini lambat dan membutuhkan waktu beberapa
mekanisme. H+ yang berlebih disereksi ke dalam tubulus dan dieksresikan sebagai
NH4+ atau asam yang tertitrasi (H3PO4). Eksresi NH4+ yang meningkat diikuti dengan
resorpsi HCO3- yang meningkat, tetapi ekskresi H3PO4 menyebabkan terjadinya
pembentukan HCO3- baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan menurunkan efektivitas
pembuangan H+.
6
2.4 MANIFESTASI KLINIS
7
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2.6 PENATALAKSANAAN
8
berhati-hati karena infus natrium bikarbonat dapat menyebabkan pembengkakan
otak.
Pencegahan
Tujuan penangan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai
ke batas aman, dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dapat kembali
ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25 hanya dibutuhkan sedikit peningkatanpH.
Gangguan proses fisiologis yang serius baru timbul jika HCO3-<15mEq/L dan pH<7,20.
Asidosis metabolic harus dikoreksi secara perlahan untuk menghindari timbul nya
komplikasi akibat pemberian NaHCO3IV berikut ini:
9
7. Kelebihan beban sirkulasi yang serius (hypervolemia) pada pasien yang telah
mengalami kelebihan volume ECF, seperti pada gagal jantung kongestif atau gagal
ginjal .
Larutan Ringer laktat IV biasanya merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki
keadaan asidosis metabolic dengan selisih anion normal serta kekurangan volume ECF
yang sering menyertai keadaan ini. Natrium laktat dimetabolisme secara perlahan
dalam tubuh menjadi NaHCO3, dan memperbaiki keadaan asidosis secara perlahan.
Penangan asidosis metabolik dengan selisih anion yang tinggi, umumnya langsung
bertujuan untuk memperbaiki faktor penyebab. Penanganan asidosis sendiri hanya
dibutuhkan jika menyebabkan gangguan fungsi organ yang serius (HCO 3-<10 mEq/L).
pada keadaan ini, diberikan NaHCO3 yang secukupnya untuk menaikkan HCO3-
menjadi 15 mEq/L dan pH kira-kira sampai 7,20dalam jangka waktu 12 jam (Schrier,
1997).
2.7 KOMPLIKASI
1. Apabila asidosis metabolic disebabkan oleh gagal ginjal kronis, komplikasi
dapat berupa osteodistrofi ( penguraian tulang akibat penyakit ginjal ) dan
esefalopati ginjal.
2. Apabila pH dari 7,0, maka dapat terjadi distritmia jantung. Hal ini terjadi akibat
perubahan dalam hantaran jantung, yang timbul sebagai respon langsung terhadap
penurunan pH, dank arena efek peningkatan konsentrasi ion hydrogen pada kalium
plasma dan intra sel.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat. Gejala : letargi, kelelahan, kelemahan otot
b. Sirkulasi. Tanda: hipotensi, tekanan nadi lebar. Nadi mungkin lemah, irregular
(disritmia)
c. Eliminasi. Gejala : Diare. Tanda : urine gelap/pekat
d. Makanan/cairan. Gejala : Anoreksia, mual/muntah. Tanda : Turgor kulit buruk,
membran mukosa kering
e. Neurosensori. Gejala: sakit kepala, mengantuk, penurunan fungsi mental. Tanda :
perubahan pada sensorium misalnya: stupor, kacau mental, letargi, depresi,delirium,
koma
f. Pernafasan. Gejala: Dispnea pada pengerahan tenaga. Tanda : Hiperventilasi,
pernafasan kussmaul (nafas dalam/cepat)
g. Penyuluhan / Pembelajaran. Pertimbangan rencana pemulangan : - Rujuk pada faktor
prediposisi / pemberat
- DRG menunjukkan rerata lama perawatan: 4,1
- Memerlukan perubahan dalam terapi untuk proses / kondisi penyakit dasar
11
hiperkalemia misalnya T tinggi.
12
adanya takidisritmia atau bradidisritmia
serta peningkatan iritabilitas ventrikel
(tanpa hiperkalemia). Kolaps
kardiovaskular mengancan hidup dapat
juga terjadi karena vasodilatasi dan
penurunan kontraktilitas jantung
Observasi terhadap perubahan
pengembangan pernafasan, frekuensi, Pernafasan dalam dan cepat (kusmaul)
dan kedalaman dapat terlihat sebagai mekanisme
kompensasi untuk mengeluarkan
kelebihan asam. Namun, saat
perpindahan kalium keluar dari sel
dalam upaya untuk memperbaiki
asidosis, pernafasan, dapat menjadi
depresi. Depresi pernafasan sementara
mungkin akibat dari perbaikan
berlebihan terhadap asidosis metabolik
Kaji suhu kulit, warna, pengisian dengan natrium bikarbonat
kapiler
Mengevaluasi status sirkulasi, perfusi
jaringan, efek hipotensi
Auskultasi bising usus, ulur lingkar
abdomen sesua indikasi Pada adanya hiperkalemia penyerta,
distres GI (misalnya distensi, diare, dan
kolik) dapat terjadi
Pantau masukan dan haluaran dengan
ketat dan timbang berat badan setiap Dehidrasi nyata mungkin ada karena
hari muntah, diare, kebutuhan terapi
didasarkan pada penyebab dasar dan
keseimbangan cairan
Tes/pantau pH urine Ginjal berusaha untuk mengkompensasi
asidosis dengan mengekresi kelebihan
hidrogen dalam bentuk asam lemah dan
13
amonia. Keasaman urine maksimum
adalah pH 4,0
Kolaborasi
Kolaborasi
14
Kalium klorida Mungkin diprlukan sebagai kalium yang
kembali masuk ke sel, menyebabkan
kekurangan serum
Ubah diet sesuai indikasi. Mislanya, Pembatasan protein mungkin perlu untuk
protein rendah, tinggi karbohidrat, pada menurunkan produksi produk sisa asam,
danya gagal ginjal atau diet ADA untuk karenanya perubahan kompleks
diabetik karbohidrat akan memperbaiki produksi
asam dari metabolisme lemak pada
diabetik
Berikan penukaran resin dan bantuan
dengan dianalisa sesuai indikasi Mungkin diperlukan untuk menentukan
asidosis dengan menurunkan kelebihan
kalium dan produk sisa asam bila pH
kurang dari 7,1 dan terapi lain tidak
efektif atau terjadi GJK.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/39580146/askep-Asidosis metabolik
https://rifablogs.wordpress.com/2016/04/22/askep-asidosis metabolik/
17