Вы находитесь на странице: 1из 2

Pengembangan pembangunan peternakan Indonesia merupakan proses untuk mewujudkan Indonesia

kaya akan protein hewani dan bisa lebih mandiri dalam mengimplementasikan sebuah usaha khususnya
di Bidang peternakan, Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat peternak rakyat. Selain
dari itu, upaya tersebut dapat menekan peran impor yang selama ini masih bergantung dengan
pemasokan dari luar negeri. Hal tersebut mengacu pada salah satu program pemerintah dalam
pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) mulai dari
tahun 2017 hingga 2045 yang mengatakan Indonesia akan swasembada protein hewani. Maka dari itu
pemerintah kini mengeluarkan beberapa kebijakan-kebijakan dalam sebuah prospek pengembangan
pembangunan peternakan Indonesia yang mampu mencapai target yang telah dicanangkan pemerintah
yakni swasembada protein hewani tahun 2045. Sehingga pemerintah juga terus mengeluarkan program-
program mengenai hal tersebut.

Perlu diketahui SDGs merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium
Development Goals). Tujuan Pembangunan Millenium, yang mulai dijalankan pada September 2000 dan
berakhir di tahun 2015. Sementara itu, sebagaimana situasi sejumlah negara berkembang dan
berpendapatan menengah, Indonesia masih menyisakan beberapa target yang belum tercapai dalam
tujuan pembangunan millennium (MDGs). Hingga akhir 2014, menurut laporan Bappenas (2015), masih
terdapat sejumlah target inti MDGs yang belum tercapai. Untuk menyongsong SDGs ini, Indonesia telah
berperan aktif untuk mengimplementasikan SDGs dan target pencapaiannya. Pemerintahan negara-
negara di dunia juga hanya akan berhasil dalam melaksanakan agenda besar ini jika adanya partisipasi
luas yang berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan seperti anggota parlemen, pemimpin
daerah, masyarakat lokal, masyarakat sipil, pemuda, komunitas agama, serikat buruh, pelaku bisnis dan
akademisi di seluruh dunia.

Kementerian Pertanian meluncurkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau
Bunting (UPSUS SIWAB). Ini salah satu program pemerintah yang memiliki peran penting dalam
pengembangan pembangunan peternakan Indonesia. Dalam rangka mempercepat pencapaian
peningkatan produksi daging di dalam negeri guna memenuhi permintaan konsumsi masyarakat
Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap daging dan ternak bakalan serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas usaha budidaya ternak ruminansia.

Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-2045 disusun untuk menyelaraskan kebutuhan
riset jangka panjang dengan arah pembangunan nasional terkait ilmu pengetahuan dan teknologi. RIRN
menjadi penting karena pembangunan nasional membutuhkan perencanaan sektoral untuk
mengintegrasikan langkah-langkah yang terpadu dan terintegrasi, khususnya antar
Kementerian/Lembaga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan SIWAB ini mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui
Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA). Program tersebut dituangkan dalam
peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan
Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah
dalam mengejar swasembada daging yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tercapai pada 2045
mendatang serta mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan
sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Pemerintah optimistis target untuk melakukan IB terhadap 4 juta ekor sapi indukan dapat tercapai pada
tahun ini, karena raihan IB harian bisa mencapai 9.500 ekor sampai 10.000 ekor per hari, dari target
sebanyak 8.220 ekor per hari. Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Utara dan Bali
merupakan yang tertinggi produktivitasnya dibandingkan provinsi lain. Sejak Januari sampai 23 April
2017, tingkat kelahiran sapi baru ada sebanyak 267.314 ekor. Kemtan juga mencatat sampai 4 bulan
pertama tahun ini, sebanyak 361.837 ekor sapi telah bunting dan 969.160 sapi lagi sudah menjalani IB.
Perkiraan populasi sapi di seluruh Indonesia sebanyak 12,5 juta ekor, dan populasi sapi betina produktif
di Pulau Jawa hanya sekitar 2,5 juta ekor. Idealnya tingkat kelahiran mencapai 17% per tahun. Maka akan
terjadi peningkatan populasi rata-rata 5% per tahun.

Agar masyarakat lebih mengenal dan memahami potensi dunia peternakan, pemerintah terus berupaya
mendorong kemajuan usaha peternakan melalui berbagai program. Sehingga perlunya peternak rakyat
meningkatkan jumlah sapi betina produktif dan ahli dalam bidang inseminator, karena keberhasilannya
sangat tergantung pada waktu dan keahlian inseminator

Вам также может понравиться