Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMERIKSAAN BETON
PERCOBAAN : III - A
25 Oktober 2016
31 Oktober 2016
Mortar
Matriks
25 244,5 0,8 3,2
Mortar
Matriks
25 248 1,0 40
Mortar
Catatan :
a. Mencari berat volume tiga buah mortar
V = 5cm x 5cm x5cm x3cm
= 125cm3 x 3
= 375 cm3.
b. Mencari massa bahan-bahan mortar yang akan dipakai
m=ρxV
= 2100 x 375
= 787500 gram
= 0,7875 Kg.
c. Dilakukan penambahan bahan-bahan beton sebanyak 20% untuk mengantisipasi
kesalahan saat pembuatan beton, seperti tumpah saat memasukkan adukan ke
dalam cetakan dll. Maka massa totalnya menjadi
mtot = m + (m x 20%)
= 0,7875 + 0,1575
= 0,945 kg
d. Semen Gresik = 250 g
e. Pasir Muntilan = 750 g
F. PEMBAHASAN
Perhitungan kuat tekan mortar :
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
σm=
𝐴
Keterangan :
σm = kekuatan tekan mortar (kg/cm2)
Pmaks = gaya tekan maksimum(kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)
1
1 kg/cm2 = MPa
10
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 1000
1. Mortar 1 :σm = = = 40 kg/cm2
𝐴 25
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 800
2. Mortar 2 :σm = = = 32 kg/cm2
𝐴 25
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 1000
3. Mortar 3 :σm = = = 40 kg/cm2
𝐴 25
Rata-rata kuat tekan = 37,33kg/cm2
NO.MORTAR KUAT TEKAN MENDEKATI 7 HARI KETENTUAN
(kg/cm2)
1 40 Tidak Memenuhi
2 32 Tidak Memenuhi
3 40 Tidk Memenuhi
G. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian didapati nilai kuat tekan mortar belum memenuhi
syarat minimal kuat tekan pada umur 7 hari.
H. SARAN
1. Saat memasukkan adonan mortar dalam cetakan perlu diperhatikan kepadatan
dari adonan mortar agar kuat tekan mortar maksimal.
2. Untuk meningkatkan mutu mortar dapat dilakukan dengan menggunakan agregat
sesuai dengan mutu yang lebih tinggi sesuai kebutuhan dan semen yang memiliki
daya ikat tinggi.
3. Untuk penentuan spesifikasi sifat mortar (SNI - 03 - 6882 - 2002) maka pengujian
harus dilakukan saat mortar berumur 28 hari.
4. Saat pengujian kuat tekan mortar harus menggunakan alat yang sesuai untuk
pengujian kuat tekan mortar (ketelitian yang tinggi).
5. Percobaan yang di lakukan menggunakan komposisi campuran semen : pasir =
1:3 , sehinggajumlah semen sebagai bahan pengikat kalah dengan jumlah pasir.
Untuk menghasilkan mortar dengan kuat tekan yang baik gunakan komposisi 1:2.
PERCOBAAN : III - B
B. ALATADN BAHAN
1. Kerucut Abrams dengan perlengkapannya
2. Timbangan
3. Stopwatch
4. Bak pencampur/loyang
5. Sendok semen
6. Penggaris
7. Semen
8. Pasir, kerikil, dan air
D. HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
Perbandingan berat Semen : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3
Dengan perincian sebagai berikut :
a. Mencari volume tiga buah beton :
V = πr2t x 3
= 3,14 x 7,5 x 7,5 x 30 x3
= 5298,75 x 3
= 15896,25 cm3
= 0,01589625 m3
b. Mencari massa bahan bahan beton yang akan dipakai
m=ρxV
= 2400 x 0,01589625
= 38,151 Kg.
c. Dilakukan penambahan bahan-bahan beton sebanyak 20% untuk
mengantisipasi kesalahan saat pembuatan beton, seperti tumpah saat
memasukkan adukan ke dalam cetakan dan lainnya. Maka massa totalnya
menjadi
mtot = m + (m x 20%)
= 38,151 +7,6302
= 45,78 Kg.
1
Semen :6x 45,78 = 7,6Kg.
2
Pasir : 6 x 45,78 = 15,2Kg.
3
Kerikil : 6 x 45,78 = 22,8Kg.
FAS = 0,50
Jumlah Air = FAS x Berat Semen
= 0,50 x 7,6
= 3,8 kg
2. Pengukuran Nilai Slump
Nilai pengukuran diambil dar tiga tempat yang berbeda pada Slump di 30 detik
pertama
Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan
slump beton, yang dijelaskan di bawah sesuai PBI 1971
Tabel 3.5 Syarat dan Ketentuan Slump
Penempatan Beton dalam Slump Maksimum Slump Minimum
Konstruksi (cm) (cm)
a. Dinding, plat pondasi,
pondasi telapak 12,5 5,0
bertulang
b. Pondasi telapak tidak
bertulang kaison, 9,0 2,5
konstruksi bawah tanah
c. Plat, balok, kolom,
15,0 7,5
dinding
d. Pergeseran jalan 7,5 5,0
e. Pembetonan masal 7,5 2,5
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)
F. PEMAHASAN
H. SARAN
1. Nilai FAS dan perbandingan campuran sebaiknya memperhatikan kadar air yang
terkandung pada agregat.
2. Dalam pengujian, permukaan dasar pengujian slump harus rata dan bahan yang
digunakan harus kedap air.
3. Pengangkatan kerucut Abrams sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan, dan
letakkan kaki pada kedua pijakan yang ada di sisi kiri dan sisi kanan sehingga
adukan tidak keluar dari kerucut.
PERCOBAAN : III-C
D. PERHITUNGAN
𝑃
Kuat tekan beton =
𝐴
Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)
E. HASIL PERCOBAAN
Data Percobaan
1. Perbandingan campuran pada benda uji
Perbandingan berat Semen : Pasir : Kerikil = 7 : 14 : 21
Dengan perincian sebagai berikut
a. Semen : 7020 gram
b. Pasir : 14310 gram
c. Kerikil : 21109 gram
FAS = 0,50
Jumlah Air = FAS x Berat Semen
= 0,50 x 7,020
= 3,510 kg
Catatan :
Semen = Gresik 7020 gram
Pasir = Muntilan 14310 gram
Kerikil = 21109 gram
Air = 3510 gram
FAS = 0,5
F. SYARAT DAN KETENTUAN
1. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan,
jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang.
2. Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain: jumlah dan jenis semen,
nilai FAS, jenis dan susunan butiran agregat dan penggunaan bahan adiktif.
Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I - 2 mengenai jumlah
semen minimum dari nilai FAS maksimum
Tabel 3.7 Syarat dan Ketentuan Jumlah Semen Minimum dari FAS Maksimum
Jumlah Nilai FAS
Uraian Jumlah Semen min/m3
Maksimum
Beton di dalam ruangan
bangunan
c. Keadaan keliling non
275 kg 0,60
korosif
d. Keadaan keliling
korosif disebabkan oleh 325 kg 0,52
kondisi/uap korosif
Beton di luar bangunan
c. Tidak terlindungi dari
hujan dan terik matahari 325 kg 0,60
langsung
d. Terlindungi dari hujan
dan terik matahari 275 kg 0,60
langsung
Beton yang masuk ke
dalam tanah
c. Mengalami keadaan
basah dan kering 302 kg 0,55
berganti-ganti
d. Mendapat pengaruh
dari sifat alkali dari 375 kg 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu
berhubungan dengan air
a. Air tawar 275 kg 0,57
b. Air laut 275 kg 0,52
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)
Beton adalah suatu konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan yang khas, yaitu
apabila diperiksa nilainya akan menyebar di suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran
nilai dari pemeriksaan ini tergantung pada kesempurnaan dari pemeriksaannya dan
menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan tersebut adalah suatu nilai standar
deviasi dengan rumus :
∑ (𝑓𝑐′𝑖 − 𝑓𝑐′𝑚)2
𝑠= √
𝑛−1
Keterangan :
s = standar deviasi
fc’i = kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (MPa)
fc’m = kekuatan tekan beton rata-rata(MPa) atau fc’i/n
n = jumlah benda uji yang diperiksa
Tabel 3.8 Nilai Standar Deviasi
Pekerjaan Deviasi Standar (kg/cm2)
Volume Dapat
Ukuran Baik Sekali Baik
Beton (m3) Diterima
# kecil <1000 45-55 55-65 65-85
# sedang 1000-3000 35-45 45-55 35-75
# besar >3000 25-45 35-45 45-65
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)
Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji penyebar normal
atau mengikuti lengkap gauss, maka kekuatan tekan karakteristik (fc’) ditentukan
dengan rumus :
fc’ = fc’m + 1,64 S
Untuk mengetahui mutu dan kelas beton dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah
ini sesuai SK SNI 14-1989-F mengenai kelas dan mutu beton sebagai berikut :
Tabel 3.9 Mutu kelas beton menurut SK SNI 14-1989-F
Mutu Beton Kuat Tekan Beton
Jenis
fc’ Sbk Benda uji silinder (MPa) f’ 15-30 cm
Beton
(MPa) (kg/cm2) 7 hari 28 hari
50 K600 32,5 50
Mutu
45 K500 26 40
tinggi
35 K400 24 33
Mutu 30 K350 21 29
sedang 25 K300 18 25
20 K250 15 21
G. PEMBAHASAN
Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Penghitungan standar deviasi melalui hasil pemeriksaan silinder beton
Tabel 3.11 Standar Deviasi Silinder Beton
fc’i fc’i- fc’m (fc’i- fc’m)2 Standar Deviasi
(S)
18,29 -1,16 1,35 2,03
= √3−1
20,03 0,58 0,34
= 1,01 MPa
20,03 0,58 0,34
fc’m= 19,45 Σ= 2,03
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan, didapatkan kuat tekan beton
berumur 28 hari temasuk Beton kelas III dengan mutu K-250 yang digunakan untuk
kolom, balok, pelat dinding yang membutuhkan beton bermutu sedang.
I. SARAN
1. Standar deviasi yang akurat tergantung dari banyak data (dalam hal ini adalah
jumlah benda uji). Semakin banyak data yang dipakai maka nilai toleransi
kesalahannya semakin besar. Sebaliknya, semakin sedikit data maka nilai
toleransi kesalahannya semakin kecil.
2. Pemadatan saat pencetakan harus dilakukan secara benar agar menghsilkan
beron dengan mutu yang baik dan bahan uji yang baik.
3. Bahan yang di gunkan untuk membuat beton haruslah bahan bahan yang
sesuai dengan standart mutu .Saat percobaan karena keterbatasan bahan dan
waktu , bahan yang kami gunakan banyak yangbelum memenuhi standart
sehigga hasil belum maksimal.
4.
PERCOBAAN :III – D