Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB III

PEMERIKSAAN BETON

PERCOBAAN : III - A

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN MORTAR BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengetahui besarnya kuat tekan mortar.
2. Menguasai prosedur pelaksanaan percobaan.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pasir 3000 g
2. Air 500 g
3. Semen 1000 g
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1
5. Gelas ukur kapasitas 500 ml dengan ketelitian 2 ml
6. Stopwatch
7. Alat pemadat
8. Sendok perata
9. Cetakan kubus ukuran 5x5x5 cm

C. PROSUDER PELAKSANAAN PERCOBAAN


Berdasarkan : SNI 03-5825-2002
1. Campur semen dan pasir dalam sebuah wadah. Masukkan air sedikit demi sedikit
ke dalam campuran semen dan pasir sambil diaduk. (Gambar 3.1)
Gambar 3.1 Proses Pengadukan Mortar
2. Lapisi permukaan cetakan dengan oli.
3. Masukkan mortar ke dalam cetakan kubus. (Gambar 3.2)

Gambar 3.2 Memasukkan mortat ke cetakan


4. Ratakan permukaan atas kubus benda uji dengan menggunakan sendok perata.
5. Simpan kubus-kubus benda uji dalam suhu ruangan selama 24 jam.
6. Setelah itu bukalah cetakan dan rendamlah kubus-kubus benda uji dalam air bersih
sampai saat pengujian kuat tekan dilakukan. (Gambar 3.3)
Gambar 3.3 Membuka dan Merendam Cetakan Mortar
7. Pada umur yang telah ditentukan, lakukan pengujian kekuatan tekan terhadap
benda uji itu dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
a. Angkatlah benda uji dari tempat perendaman, kemudian permukaannya
dikeringkan dengan cara dilap dan dibiarkan selama ± 15 menit;
b. Timbanglah kubus benda uji, lalu catat berat benda uji itu;
c. Letakkan benda uji pada mesin penekan, tekanlah benda uji itu dengan
penambahan yang besarnya tetap sampai benda uji itu pecah. Pada saat pecah,
catatlah besarnya gaya tekan maksimum yang bekerja. (Gambar 3.4)

Gambar 3.4 Proses Pengujian Mortar Pada Mesin Penguji


D. HASIL PERCOBAAN
Tabel 3.1 Tabel Hasil Percobaan Kuat Tekan Mortar
Luas Kuat Kokoh
Campuran Berat Tanggal Tanggal
penampang Tekan Tekan
Spesi (gram) Pembuatan Pengujian
(cm2) (ton) (kg/cm2)
Matriks
25 242,5 1,0 40

25 Oktober 2016

31 Oktober 2016
Mortar
Matriks
25 244,5 0,8 3,2
Mortar
Matriks
25 248 1,0 40
Mortar
Catatan :
a. Mencari berat volume tiga buah mortar
V = 5cm x 5cm x5cm x3cm
= 125cm3 x 3
= 375 cm3.
b. Mencari massa bahan-bahan mortar yang akan dipakai
m=ρxV
= 2100 x 375
= 787500 gram
= 0,7875 Kg.
c. Dilakukan penambahan bahan-bahan beton sebanyak 20% untuk mengantisipasi
kesalahan saat pembuatan beton, seperti tumpah saat memasukkan adukan ke
dalam cetakan dll. Maka massa totalnya menjadi
mtot = m + (m x 20%)
= 0,7875 + 0,1575
= 0,945 kg
d. Semen Gresik = 250 g
e. Pasir Muntilan = 750 g

E. SYARAT DAN KETENTUAN


1. Menurut SK SNI M - 111 - 1990 0
Kekuatan tekan mortar semen Portland adalah gaya maksimum per satuan
luas yang bekerja pada benda uji mortar semen Portland berbentuk kubus dengan
ukuran tertentu serta umur tertentu. Gaya maksimum adalah gaya yang bekerja
pada saat benda uji pecah.
2. Menurut SNI 15 - 7064 – 2004
Tabel 3.2 Syarat Fisika Menurut SNI 15 - 7064 - 2004
No Uraian Satuan Persyaratan
1 Kehalusan dengan alat blaine m2/kg min. 280
Kekekalan bentuk dengan
autoclave :
2
- Pemuaian % maks. 0,80
- Penyusutan % maks. 0.20
Waktu pengikatan dengan alat
vicat :
3
- Pengikatan awal menit min. 45
- Pengikatan akhir menit maks. 375
Kuat tekan :
- Umur 3 hari kg/cm2 min. 125
4
- Umur 7 hari kg/cm2 min. 200
- Umur 28 hari kg/cm2 min. 250
Pengikatan semu :
5
- Penetrasi akhir % min. 50
6 Kandungan udara dalam mortar % volume maks. 12
(Sumber : SNI 15 - 7064 - 2004)

F. PEMBAHASAN
Perhitungan kuat tekan mortar :
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
σm=
𝐴
Keterangan :
σm = kekuatan tekan mortar (kg/cm2)
Pmaks = gaya tekan maksimum(kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)
1
1 kg/cm2 = MPa
10
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 1000
1. Mortar 1 :σm = = = 40 kg/cm2
𝐴 25
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 800
2. Mortar 2 :σm = = = 32 kg/cm2
𝐴 25
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 1000
3. Mortar 3 :σm = = = 40 kg/cm2
𝐴 25
Rata-rata kuat tekan = 37,33kg/cm2
NO.MORTAR KUAT TEKAN MENDEKATI 7 HARI KETENTUAN
(kg/cm2)
1 40 Tidak Memenuhi
2 32 Tidak Memenuhi
3 40 Tidk Memenuhi

G. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian didapati nilai kuat tekan mortar belum memenuhi
syarat minimal kuat tekan pada umur 7 hari.

H. SARAN
1. Saat memasukkan adonan mortar dalam cetakan perlu diperhatikan kepadatan
dari adonan mortar agar kuat tekan mortar maksimal.
2. Untuk meningkatkan mutu mortar dapat dilakukan dengan menggunakan agregat
sesuai dengan mutu yang lebih tinggi sesuai kebutuhan dan semen yang memiliki
daya ikat tinggi.
3. Untuk penentuan spesifikasi sifat mortar (SNI - 03 - 6882 - 2002) maka pengujian
harus dilakukan saat mortar berumur 28 hari.
4. Saat pengujian kuat tekan mortar harus menggunakan alat yang sesuai untuk
pengujian kuat tekan mortar (ketelitian yang tinggi).
5. Percobaan yang di lakukan menggunakan komposisi campuran semen : pasir =
1:3 , sehinggajumlah semen sebagai bahan pengikat kalah dengan jumlah pasir.
Untuk menghasilkan mortar dengan kuat tekan yang baik gunakan komposisi 1:2.
PERCOBAAN : III - B

FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP

A. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Dapat menentukan besarnya Faktor Air Semen.
2. Dapat mengukur dan menentukan besarnya nilai slump.
3. Dapat menentukan hubungan FAS dengan nilai slump.

B. ALATADN BAHAN
1. Kerucut Abrams dengan perlengkapannya
2. Timbangan
3. Stopwatch
4. Bak pencampur/loyang
5. Sendok semen
6. Penggaris
7. Semen
8. Pasir, kerikil, dan air

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


Berdasarkan : SNI 1972:2008
1. Ambil semen, pasir, kerikil dengan perbandingan tertentu (ditentukan oleh pihak
laboratorium) atau dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR, bila perlu dengan
tambahan additive atau addmixture.
2. Timbanglah berat masing-masing bahan dalam gram. Tentukan faktor air semen
sesuai petunjuk pihak laboratorium atau bisa dicoba dengan FAS : 0,45; 0,50;
atau 0,55.
3. Menuangkan semen, pasir dan kerikil ke dalam loyang dan diaduk hingga
homogen.
4. Campuran tersebut dimasukkan dalam alat slump test secara bertahap sebanyak
tiga lapisan dena ketinggian sama. Setiap lapisan ditusuk dengan cara
menjatuhkan secara bebas tongkat baja ϕ 16 mm, panjang 60 cm setinggi 50 cm
sebanyak 25 kali setiap lapisnya.
5. Setelah bidang atas kerucut Abrams diratakan, adukan dibiarkan selama 30 detik,
sambil menunggu bersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di sekitar kerucut Abrams
tadi.
6. Kerucut diangkat pelan-pelan secara vertikal. Segera setelah itu penurunan tinggi
puncak diukur. Pengukuran minimal dilakukan pada tiga tempat dan dibuat rata-
rata. (Gambar 3.5)

Gambar 3.5 Proses Pengukuran Hasil Slump Test


7. Dari hasil pengukuran ini dapat dihitung nilai slump yang menunjukkan
kekentalan adukan.

D. HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
Perbandingan berat Semen : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3
Dengan perincian sebagai berikut :
a. Mencari volume tiga buah beton :

V = πr2t x 3
= 3,14 x 7,5 x 7,5 x 30 x3
= 5298,75 x 3
= 15896,25 cm3
= 0,01589625 m3
b. Mencari massa bahan bahan beton yang akan dipakai
m=ρxV
= 2400 x 0,01589625
= 38,151 Kg.
c. Dilakukan penambahan bahan-bahan beton sebanyak 20% untuk
mengantisipasi kesalahan saat pembuatan beton, seperti tumpah saat
memasukkan adukan ke dalam cetakan dan lainnya. Maka massa totalnya
menjadi
mtot = m + (m x 20%)
= 38,151 +7,6302
= 45,78 Kg.
1
Semen :6x 45,78 = 7,6Kg.
2
Pasir : 6 x 45,78 = 15,2Kg.
3
Kerikil : 6 x 45,78 = 22,8Kg.

FAS = 0,50
Jumlah Air = FAS x Berat Semen
= 0,50 x 7,6
= 3,8 kg
2. Pengukuran Nilai Slump
Nilai pengukuran diambil dar tiga tempat yang berbeda pada Slump di 30 detik
pertama

Tabel 3.3 Tabel Pengukuran Slump


Tempat Pengukuruan ke- Nilai Penurunan (cm)
1 4
2 4
3 4
Rata-rata penururan 4

E. SYARAT DAN KETENTUAN


Menurut SK SNI M - 12 - 1989 - F
Slump beton adalah besaran kekentalan (vicosity)/platisitas dan kohesif dari beton
segar. Dimana hasil percobaan ini digunakan untuk pengendalian mutu pelaksanaan
pembetonan.

Menurut PBI 1971


Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I - 2 mengenai jumlah
semen minimum dari nilai FAS maksimum.
Tabel 3.4 Syarat dan Ketentuan Jumlah Semen Minimum dari Nilai FAS
Maksimum
Jumlah Nilai FAS
Uraian Jumlah Semen min/m3
Maksimum
Beton di dalam ruangan
bangunan
a. Keadaan keliling non
275 kg 0,60
korosif
b. Keadaan keliling
korosif disebabkan oleh 325 kg 0,52
kondisi/uap korosif
Beton di luar bangunan
a. Tidak terlindungi dari
hujan dan terik matahari 325 kg 0,60
langsung
b. Terlindungi dari hujan
dan terik matahari 275 kg 0,60
langsung
Beton yang masuk ke
dalam tanah
a. Mengalami keadaan
basah dan kering 302 kg 0,55
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh
dari sifat alkali dari 375 kg 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu
berhubungan dengan air
a. Air tawar 275 kg 0,57
b. Air laut 275 kg 0,52
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2 hal. 37)

Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan
slump beton, yang dijelaskan di bawah sesuai PBI 1971
Tabel 3.5 Syarat dan Ketentuan Slump
Penempatan Beton dalam Slump Maksimum Slump Minimum
Konstruksi (cm) (cm)
a. Dinding, plat pondasi,
pondasi telapak 12,5 5,0
bertulang
b. Pondasi telapak tidak
bertulang kaison, 9,0 2,5
konstruksi bawah tanah
c. Plat, balok, kolom,
15,0 7,5
dinding
d. Pergeseran jalan 7,5 5,0
e. Pembetonan masal 7,5 2,5
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)

F. PEMAHASAN

Nilai Slump Ketentuan Penggunaan


Pengukuran Slump
(cm) Slump
Untuk Pembetonan masal ,
Pondasi telapak tidak
1 4 bertulang kaison, dan
konstruksi bawah tanah

Untuk Pembetonan masal ,


Pondasi telapak tidak
2 4 bertulang kaison, dan
konstruksi bawah tanah

Untuk Pembetonan masal ,


Pondasi telapak tidak
3 4 bertulang kaison, dan
konstruksi bawah tanah
G. KESIMPULAN
FAS (Faktor Air Semen) merupakan salah satu faktor penentu kelecakan beton,
selain Jumlah Semen : Pasir : Agregat (Kerikil). Semakin tinggi FAS beton semakin
lecak (mudah dikerjakan), ditandai dengan penurunan slump yang besar.
Nilai slump yang di dapat dari percobaan , maka beton memenuhi syarat PBI
1971 sebagai konstruksi pembetonan massal, pondasi telapak tidak bertulang kaison,
dan konstruksi bawah tanah (lihat tabel 3.5).

H. SARAN
1. Nilai FAS dan perbandingan campuran sebaiknya memperhatikan kadar air yang
terkandung pada agregat.
2. Dalam pengujian, permukaan dasar pengujian slump harus rata dan bahan yang
digunakan harus kedap air.
3. Pengangkatan kerucut Abrams sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan, dan
letakkan kaki pada kedua pijakan yang ada di sisi kiri dan sisi kanan sehingga
adukan tidak keluar dari kerucut.
PERCOBAAN : III-C

KUAT TEKAN BETON

A. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Menerangkan prosedur penentuan kuat tekan beton.
2. Membuat dan menguji benda uji beton.
3. Menghitung kuat tekan beton.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Timbangan
2. Bak pencampur/loyang
3. Sendok semen
4. Penggaris
5. Cetakan silinder 3 buah
6. Semen
7. Pasir, kerikil dan air
8. Alat kuat tekan beton (Gambar 3.6)

Gambar 3.6Alat tekan beton

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


Berdasarkan : SNI 03 - 2847 - 2002, SNI 03 - 1974 - 1990
1. Siapkan cetakan beton silinder yang bagian dalamnya sudah diolesi oli.
Buat adonan beton. (Gambar 3.7)

Gambar 3.7 Pembuatan adonan beton


2. Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan pengisian dilakukan dalam tiga
lapis, tiap lapisan ± 1/3 volume untuk silinder.(Gambar 3.8)

Gambar 3.8 Proses memasukkan campuran beton


3. Tusuk setiap lapisan sebanyak 25 kali untuk silinder (menurut ASTM/SII dan SNI
1991), cara penusukan seperti pada percobaan slump test hingga lapis terakhir.
(Gambar 3.9)
Gambar 3.9 Proses penusukan
4. Ratakan bagian atas cetakan denganadukan beton tadi dan beri kode kelompok
beserta tanggal pembuatan.(Gambar 3.10)

Gambar 3.10 Beton yang telah dicetak


5. Biarkan selama 24 jam, setelah itu buka cetakan lalu rendam sampel beton tersebut
ke dalam air sampai dengan umur beton yang dikehendaki atau sampai saat akan
dilakukan pengujian kuat tekannya.
6. Lapisi permukaan beton dengan sulfur agar permukaan beton rata saat pengujian.
(Gambar 3.11)
Gambar 3.11 Pelapisan Permukaan Beton dengan Sulfur Agar Permukaan Rata
7. Pengujian kuat tekan ada beton bisa dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, atau 28 hari,
atau sesuai petunjuk dari pihak laboratorium. (Gambar 3.12)

Gambar 3.12 Proses Pengujian Beton dengan Mesin Penguji

D. PERHITUNGAN
𝑃
Kuat tekan beton =
𝐴
Keterangan :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)

E. HASIL PERCOBAAN
Data Percobaan
1. Perbandingan campuran pada benda uji
Perbandingan berat Semen : Pasir : Kerikil = 7 : 14 : 21
Dengan perincian sebagai berikut
a. Semen : 7020 gram
b. Pasir : 14310 gram
c. Kerikil : 21109 gram
FAS = 0,50
Jumlah Air = FAS x Berat Semen
= 0,50 x 7,020
= 3,510 kg

2. Pengujian kuat tekan kokoh silinder beton :


Tabel 3.6 Kuat Tekan Kokoh Beton Silinder Beton
Tanggal Kokoh
Gaya Kokoh
Berat Tekan 28
No Tekan Tekan
(gram) Cor Uji Hari
(ton) (MPa)
(MPa)
1 12320 24 31 21 11,89 18,29
2 12253,5 Oktober Oktober 23 13,02 20,03
3 12308,5 2015 2015 23 13,02 20,03

Catatan :
Semen = Gresik 7020 gram
Pasir = Muntilan 14310 gram
Kerikil = 21109 gram
Air = 3510 gram
FAS = 0,5
F. SYARAT DAN KETENTUAN
1. Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan,
jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang.
2. Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain: jumlah dan jenis semen,
nilai FAS, jenis dan susunan butiran agregat dan penggunaan bahan adiktif.
Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I - 2 mengenai jumlah
semen minimum dari nilai FAS maksimum
Tabel 3.7 Syarat dan Ketentuan Jumlah Semen Minimum dari FAS Maksimum
Jumlah Nilai FAS
Uraian Jumlah Semen min/m3
Maksimum
Beton di dalam ruangan
bangunan
c. Keadaan keliling non
275 kg 0,60
korosif
d. Keadaan keliling
korosif disebabkan oleh 325 kg 0,52
kondisi/uap korosif
Beton di luar bangunan
c. Tidak terlindungi dari
hujan dan terik matahari 325 kg 0,60
langsung
d. Terlindungi dari hujan
dan terik matahari 275 kg 0,60
langsung
Beton yang masuk ke
dalam tanah
c. Mengalami keadaan
basah dan kering 302 kg 0,55
berganti-ganti
d. Mendapat pengaruh
dari sifat alkali dari 375 kg 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu
berhubungan dengan air
a. Air tawar 275 kg 0,57
b. Air laut 275 kg 0,52
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)
Beton adalah suatu konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan yang khas, yaitu
apabila diperiksa nilainya akan menyebar di suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran
nilai dari pemeriksaan ini tergantung pada kesempurnaan dari pemeriksaannya dan
menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan tersebut adalah suatu nilai standar
deviasi dengan rumus :

∑ (𝑓𝑐′𝑖 − 𝑓𝑐′𝑚)2
𝑠= √
𝑛−1
Keterangan :
s = standar deviasi
fc’i = kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (MPa)
fc’m = kekuatan tekan beton rata-rata(MPa) atau fc’i/n
n = jumlah benda uji yang diperiksa
Tabel 3.8 Nilai Standar Deviasi
Pekerjaan Deviasi Standar (kg/cm2)
Volume Dapat
Ukuran Baik Sekali Baik
Beton (m3) Diterima
# kecil <1000 45-55 55-65 65-85
# sedang 1000-3000 35-45 45-55 35-75
# besar >3000 25-45 35-45 45-65
(Sumber : PBI 1971 N.I - 2)
Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji penyebar normal
atau mengikuti lengkap gauss, maka kekuatan tekan karakteristik (fc’) ditentukan
dengan rumus :
fc’ = fc’m + 1,64 S
Untuk mengetahui mutu dan kelas beton dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah
ini sesuai SK SNI 14-1989-F mengenai kelas dan mutu beton sebagai berikut :
Tabel 3.9 Mutu kelas beton menurut SK SNI 14-1989-F
Mutu Beton Kuat Tekan Beton
Jenis
fc’ Sbk Benda uji silinder (MPa) f’ 15-30 cm
Beton
(MPa) (kg/cm2) 7 hari 28 hari

50 K600 32,5 50
Mutu
45 K500 26 40
tinggi
35 K400 24 33

Mutu 30 K350 21 29
sedang 25 K300 18 25

20 K250 15 21

Mutu 15 K175 9,5 14,5


rendah 10 K125 7 10.5

Tabel perbandingan kekuatan beton pada bermacam-macam variabel ditunjukkan


dibawah ini
Tabel 3.10 Perbandingan Kuat Beton Sesuai Umur Beton
Umur Beton
3 7 14 21 28 90 365
(hari)
PC Biasa 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,33
PC Dengan
Kekuatan Awal 0,55 0,75 0,90 0,95 1 1,15 1,2
Tinggi
(Sumber PBI 1971 N.I - 2)
Tabel diatas dapat menunjukkan perbandingan kuat beton sesuai variabel umur
beton (hari) sehingga kita dapat menentukan besar kuat tekan beton pada variabel
umur beton tertentu.

G. PEMBAHASAN
Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Penghitungan standar deviasi melalui hasil pemeriksaan silinder beton
Tabel 3.11 Standar Deviasi Silinder Beton
fc’i fc’i- fc’m (fc’i- fc’m)2 Standar Deviasi
(S)
18,29 -1,16 1,35 2,03
= √3−1
20,03 0,58 0,34
= 1,01 MPa
20,03 0,58 0,34
fc’m= 19,45 Σ= 2,03

Kekuatan tekan karakteristik (fc’) = fc’m - 1,64xS


= 19,45 + 1,64 x 1,01
= 21,11 MPa

2. Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui kokoh silinder beton :


a. Isi volume pekerjaan besar (> 3.000 m3 volume beton)
b. Kekuatan tekan karakteristik 21,11 MPa
c. Termasuk pada kelas beton III mutu K-250

H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan, didapatkan kuat tekan beton
berumur 28 hari temasuk Beton kelas III dengan mutu K-250 yang digunakan untuk
kolom, balok, pelat dinding yang membutuhkan beton bermutu sedang.

I. SARAN
1. Standar deviasi yang akurat tergantung dari banyak data (dalam hal ini adalah
jumlah benda uji). Semakin banyak data yang dipakai maka nilai toleransi
kesalahannya semakin besar. Sebaliknya, semakin sedikit data maka nilai
toleransi kesalahannya semakin kecil.
2. Pemadatan saat pencetakan harus dilakukan secara benar agar menghsilkan
beron dengan mutu yang baik dan bahan uji yang baik.
3. Bahan yang di gunkan untuk membuat beton haruslah bahan bahan yang
sesuai dengan standart mutu .Saat percobaan karena keterbatasan bahan dan
waktu , bahan yang kami gunakan banyak yangbelum memenuhi standart
sehigga hasil belum maksimal.
4.
PERCOBAAN :III – D

KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER TEST

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Вам также может понравиться