Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH

PENDEKATAN TEORITIS TERHADAP BIOETIK


(PENDEKATAN INTUITIONISM)
Dosen : Riyanti, SST., M.Keb., M.H.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ARMELIATI 2018.C.10a.0959
CHIO MIKHAEL PRATAMA P. 2018.C.10a.0961
CIA 2018.C.10a.0962
DHEA PERMATASARI ISKANDAR 2018.C.10a.0964
FREDRICK IMMANUEL 2018.C.10a.0968
LOREN 2018.C.10a.0976
OCTAVIA MARETANSE 2018.C.10a.0979

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama yang
berada di STIKes Eka Harap materi tentang “Pendekatan Teoritis Terhadap
Bioetik (Pendekatan Intuitionism)” sehingga diharapkan dengan mempelajari
makalah ini mahasiswa maupun pembaca lainnya untuk mendapatkan tambahan
pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis
berharap adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini
pada masa yang akan datang. Akhir kata dari penulis berterimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga
menjadi bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 25 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 5
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 7
2.1 PENGERTIAN INTUITIONISME ................................................................. 7
2.2 TEORI- TEORI DAN TOKOH-TOKOH INTUITIONISME...................... 9
2.3 PENDEKATAN INTUITIONISM ................................................................ 12
BAB III............................................................................................................................. 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 14
3.2 SARAN ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga
profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja secara mandiri dan
dapat pula bekerja sama dengan profesi lain. Perawat dituntut untuk
melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien/klien baik secara individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang manusia secara
biopsikososial spiritual yang komperhensif. Sebagai tenaga yang
profesional, dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang
menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggungjawab
secara moral.
Dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan
perbuatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang
terjadi disebabkan oleh pertimbangan etis. Keperawatan merupakan salah
satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia
yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang
sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan
moral sering digunakan secara bergantian.
Intuitionism adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam
lingkungan tertentu atau etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap
asuhan kesehatan. Intuitionism adalah studi tentang isu etika dalam
pelayanan kesehatan (Hudak & Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika
keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana tercantum dalam sumpah
janji profesi keperawatan dan kode etik keperawatan.

5
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Intuitionisme?
2. Apa saja teori-teori dan tokoh-tokoh yang ada pada Intuitionism?
3. Bagaimana Pendekatan Intuitionism pada keperawatan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pendekatan Bioetik Keperawatan pada
Pendekatan Intuitionism.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek – aspek etik dan
bioetik dalam aplikasi pelayanan keperawatan.
b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan tentang Pendekatan Intuitionisme.
c. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa(i)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INTUITIONISME


Intuisionisme adalah sistem etika yang tidak mengukur baik atau
buruk sesuatu perbuatan berdasarkan hasilnya tetapi berdasarkan niat dalam
melaksanakan perbuatan tersebut. Dalam bahasa Inggris Intuisionisme
berasal kata Intuiton yang berarti manusia memliki gerak hati atau disebut
hati nurani. Gerak hati mampu membuat manusia melihat suatu perkara
benar atau salah, jahat atau baik. Intuisionisme juga merupakan suatu proses
melihat dan memahami secara spontan dan intelektual. Organ fiskal yang
berkaitan dengan gerak hati atau intuisi tidak diketahui secara jelas. Namun,
setengah ahli filsafat menyebutkan jantung dan otak. kanan sebagai organ
fiskal yang menggerakan intuisi.
Di dalam otak, terdapat dua tipe sistem berpikir, yaitu sistem sadar
dan sistem tidak sadar (bawah sadar). Bagian otak yang mengatur sistem
sadar manusia adalah otak kiri dan sistem ini bekerja secara lebih lambat,
menjadi pusat analisis, rasional, bekerja berdasarkan fakta dan pengalaman
yang pernah terjadi, serta semua yang dikerjakan sistem ini diketahui oleh
Anda. Sementara sistem bawah sadar atau tidak sadar, diatur oleh otak
kanan, bekerjanya tidak diketahui secara sadar, dan menghasilkan respon
yang cepat. Intuisi diatur oleh sistem bawah sadar Anda. Intuisi sebenarnya
juga berasal dari informasi atau pengalaman yang pernah Anda alami
sebelumnya, namun informasi tersebut berada di alam bawah sadar Anda.
Ketika intuisi muncul maka keputusan itu adalah keputusan yang muncul
dari alam bawah sadar Anda. Sehingga, intuisi muncul tanpa Anda harus
berpikir dengan matang dan menganalisis semua kejadian yang pernah
terjadi, tiba-tiba muncul begitu saja.
Gerak hati yang tidak mampu dijangkau oleh akal yaitu pengalaman
emosional dan spiritual. Menurut Immanuel Kant, akal tidak pernah mampu
mencapai pengetahuan langsung tentang sesuatu perkara. Akal hanya
mampu berpikir perkara yang dilihat terus (fenomena) tetapi hati mampu

7
menafsir suatu perkara dengan tidak terhalang oleh perkara apapun tanpa
ada jarak antara subjek dan objek.

Gambar 1.1 Otak Kiri dan Otak Kanan

8
2.2 TEORI- TEORI DAN TOKOH-TOKOH INTUITIONISME

Gambar 1.2 Henry Bergson

Intuisionisme dikembangkan di Barat oleh Henri Bergson. Dalam


tradisi filsafat barat, pertentangan keras terjadi antara aliran empirisme dan
rasionalisme. Pada awal abad ke-20, empirisme masih menguasai pemikiran
positivisme dalam kalangan ilmuan barat. Dalam filsafat pemikiran Islam,
juga terjadi pertentangan kuat antara aliran rasionalisme dan intuisionisme.
Intuisionisme dikembangkan oleh Henri Bergson di Barat. Namun, ia
dipelopori oleh Luitzen Egbartus Jan Brouwer (1881-1966) yang
berkebangsaaan Belanda. Aliran ini sejalan dengan falsafah umum yang
dicetuskan oleh Immanuel Kant.

1. Luitzen Egbartus Jan Brouwer (1881-1966)


Brouwer lahir pada tanggal 27 februari 1881 di kota Overschie,
Belanda. Selama berkuliah di Univeristy of Amsterdam, Brouwer belajar
tentang matematika dan fisika. Dalam berfilsafat, Brouwer banyak
terpengaruh oleh gurunya, Diederik Korteweg dan Gerrit Mannoury.
Karya pertama Brouwer adalah “Perubahan Pada Ruang Empat
Dimensi” dibawah bimbingan Korteweg.

9
Gambar 1.3 Luitzen Egbartus Jan Brouwer

Menurut Brouwer, dasar dari Intuisionisme adalah pikiran.


Namun, pemikiran-pemikiran yang dicetuskannya banyak dipengaruhi
oleh pandangan Immanuel Kant. Matematika didefinisaikan oleh
Brouwer sebagai aktivitas berfikir secara bebas, namun matematika
adalah suatu aktivitas yang ditemukan dari intusi pada saat tertentu.
Pandangan intuisionisme adalah tidak ada realisme terhadap objek dan
tidak ada bahasa yang menghubungi sehingga boleh dikatakan tiak ada
penentu kebenaran matematika di luar aktivitas berpikir. Proposisi hanya
berlaku ketika subjek dapat dibuktikan kebenarannya. Kesimpulannya,
Brouwer mengungkapkan bahwa tiada kebenaran tanpa dilakukan
pembuktian.

2. Arend Heyting (1898-1980)


Arend Heyting lahir pada 9 Mei 1898 di kota Amsterdam, Belanda.
Arend Heyting dalah murid Brouwer yang berpengaruh besar terhadap
perkembangan intuisionisme filsafat matematika. Heyting
membangunkan sebuah formula logika intuisionisme yang sangat tepat.
Sistem ini dinamakan “Predikat Kalkulus Heyting”. Heyting
menegaskan bahwa metafisika adalah pokok dalam kebenaran realisme
logika klasik. Bahasa matematika klasik adalah pengertian faktor-faktor
objektif sebagai syarat-syarat kebenaran yang terbaik.

10
Gambar 1.4 Arend Heyting

Heyting menemukan bukti dalam pandangan Brouwer tentang


kelaziman alat mental serta pemacu bahasa dan logika. Dalam bukunya
berjudul Intuitionism tahun 1956, Heyting mengungkankan bahwa
pendapat Bouwer yaitu bahasa adalah media tidak sempurna untuk
membincangkan matematika. Sistem utamanya adalah dirinya sendiri
sebagai peraturan pemacu matematika, tetapi tidak diyakini sistem utama
pemacu matematika menggambarkan secara kuat penguasaan pemikiran
matematika. Heyting menegaskan logika bergantung pada matematika
bukan yang lain.

3. Sir Michael Anthony Eardley Dummet (1925-2011)


Sir Michael Anthony Eardley Dummett lahir pada tanggal 27 Juni
1925 di kota London, Inggris, adalah seorang filsuf Inggris yang sangat
berpengaruh dalam filsafat bahasa, metafisika, logika, filosofi matematika,
dan sejarah filsafat analitik.
Brouwer dan Heyting mengatakan bahwa bahasa merupakan media
tidak sempurna untuk membicarakan pembinaan mental matematika, dan
logika berkaitan bentuk yang berlaku dalam penyebaran media ini dan
menjadi tumpuan langsung pada bahasa dan logika. Sebaliknya, pendekatan
utama Dummet adalah bahwa matematika dan logika adalah bahasa dari
awal.

11
Gambar 1.5 Sir Michael Anthony Eardley Dummet
Filsafat Dummett lebih mementingakn pada logika intuisionik
daripada matematika itu sendiri. Pendapatnya sama dengan Brouwer tetapi
tidak sama seperti Heyting. Dummett tidak memiliki orientasi memilih.
Dummett mengeksplorasi matematika klasik dengan menggunakan
pemikiran yang tidak memperakui pada satu jalan peraturan penguraian
pernyataan alternatifnya. Ia mengusulkan beberapa pertimbangan mengenai
logika adalah benar yang pada akhirnya harus tergantung pada arti
pertanyaan. Ia juga mengambil pandangan yang diperoleh secara luas, yang
kemudian disebut sebagai terminologi logika.

2.3 PENDEKATAN INTUITIONISM


Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan
tertentu atau etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan
kesehatan. Dalam pelaksanaanya, etika keperawatan mengacu pada bioetik
yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu: pendekatan teleologik, pendekatan
deontologik, dan pendekatan Intuisionism. Yang akan dibahas dari etika
keperawatan terhadap bioetik adalah Pendekatan Intuitionism.

Pendekatan intuitionism menyatakan pandangan atau sifat manusia


dalam mengetahui keyakinan akan etika keperawatan yang akan dilakukan
dan meyakini baik dan benar. Hal tersebut terlepas dari pemikiran rasional
atau irasional suatu keadaan.

12
Contoh kasus :
Seorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien
merupakan tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi
kepada perawat karena sudah mengacu pada etika dari seorang yang
diyakini dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk
dilakukan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Intuitionism adalah Untuk menentukan apa yang baik dan apa yang
buruk hanya berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan situasi,
kewajiban atau hak. Yang menjadi titik tolaknya hanyalah perasaan moral.
Jadi Intuisi termasuk salah satu kegiatan berpikir yang tidak didasarkan
pada penalaran dan sering bercampur aduk dengan perasaan.
Etika keperawatan dalam pelaksanaanya mengacu kepada bioetik
yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan teleologik, pendekatan
deontologik dan pendekatan intuitionism. Perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada ruang lingkup keperawatan mengakibatkan terjadinya
konflik antara nilai-nilai yang dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktik
keperawatan yang dilakukan setiap hari.

3.2 SARAN
Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui
akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang
perawat yang baik, apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang
diperbolehkan.Dengan adanya bahasan menganai isu bioetik seperti ini, kita
akan diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan
kita juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi segala bentuk dilema
dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan,
atau referensi dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Mita, Nimas. 2017. Dari mana datangnya intuisi.
(Online) https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/apa-itu-intuisi/

Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika

Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen Dan Pasien. Jakarta. Pustaka
Yustisia.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Intuisionisme

15

Вам также может понравиться