Вы находитесь на странице: 1из 11

PERENCANAAN JARINGAN AKSES SELULER

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GSM-RAILWAY PADA


PT.KAI (PERSERO) KORIDOR BANDUNG-YOGYAKARTA
[1] Yazid Bustomi, [2] Sofyan Basuki, ST., MT.

Program Studi Teknik Elektro


Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI)
Jalan Terusan Jend. Sudirman PO.BOX 148 Cimahi 40531
yazidbustomi2011@gmail.com
Abstract
Trains are a reliable means of transportation to support the mobility of the population of Indonesia.
For the safety and comfort of passenger, trains must be supported by telecommunications systems, railway
signaling, monitoring and control system of good traffic.
PT. KAI (PERSERO) using radio wave communications technology on a frequency of 8 GHz and for
railway signaling using mechanical signals and some places are already using electrical signals. To increase the
reliability of the monitoring, control, security and train journey required the application of GSM technology
which is specialized in transportation of railways in Indonesia.
GSM-Railway is a solution for railway signaling Indonesia. GSM-R is working on frequency bands
876-880 for frequency bands uplink and 921-925 for downlink. Results of the GSM-R network planning corridor
Bandung - Yogyakarta by using restriction GOS 2% produces minimum power BTS in need of 41.01 or equal to
12 W is required as many as 37 BTS site with coverage of 73.1% by signal level below -82 dBm is included to
stable, 25.3% covered by signal level between -82 dBm to –95 dBm is included to moderate signal and 1.6%
covered by signal level above -95 dBm is included to bad signal and the number of contiguous BTS slice as much
as 14%. To be applied to the GSM-R system in Indonesia then the Government should issue a policy redirects
the current frequency cellular operator.

Keywords: Railway Signaling, GSM-R, GSM-R Frequency, Traffic, BTS

Abstrak
Kereta api merupakan alat transportasi yang dapat diandalkan untuk menunjang mobilitas penduduk
Indonesia. Untuk itu keamanan kereta api dan kenyamanan penumpang harus ditunjang dengan sistem
telekomunikasi, persinyalan kereta api, sistem pengawasan dan kendali trafik yang baik.
PT.KAI (PERSERO) menggunakan teknologi komunikasi gelombang radio pada frekuensi 8 GHz dan
untuk persinyalan kereta api menggunakan sinyal mekanik dan sebagian tempat sudah menggunakan sinyal
elektrik. Untuk meningkatkan kehandalan pengawasan, kendali, keamanan dan perjalanan kereta api diperlukan
penerapan teknologi GSM yang khusus pada transportasi perkeretaapian di Indonesia.
GSM-Railway merupakan solusi untuk persinyalan kereta api Indonesia. GSM-R bekerja pada pita
frekuensi 876-880 untuk uplink dan pita frekuensi 921-925 untuk downlink. Hasil perencanaan jaringan GSM-R
koridor Bandung – Yogyakarta dengan menggunakan batasan GOS 2% menghasilkan daya minimum BTS yang
diperlukan sebesar 41,01 dBm atau sebesar 12 W maka diperlukan sebanyak 37 site BTS dengan cakupan
sebesar 73,1% memiliki daya kurang dari -82 dBm termasuk pada golongan sinyal stabil, 25,3% mimiliki daya
antar -82 dBm hingga -95 dBm termasuk pada golongan sinyal standar dan 1,6% memiliki daya lebih dari -95
dBm termasuk golongan sinyal yang buruk dengan jumlah irisan BTS yang bersebelahan sebanyak 14%. Untuk
dapat diterapkannya sistem GSM-R di Indonesia maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan pengalihan
frekuensi yang saat ini digunakan operator seluler.

Kata kunci : Sinyal Kereta Api, GSM-R, Frekuensi GSM-R, BTS

BAB I memiliki pulau-pulau besar dengan jumlah


PENDAHULUAN penduduk yang cukup tinggi. Sebagai negara
yang sedang berkembang, mobilitas
1.1 Pendahuluan penduduknya tergolong sangat tinggi dari satu
Indonesia merupakan negara kepulauan kota ke kota lainnya. Karena itulah penduduk
yang sedang berkembang. Negara Indonesia Indonesia memerlukan alat transportasi umum
yang memudahkan mereka dalam melakukan  Bagaimana sistem komunikasi GSM-R
perjalanan. Kereta api merupakan salah satu alat dapat diimplementasikan di
transportasi yang bisa diandalkan dalam perkeretaapian Indonesia.
mobilitas di Indonesia karena dapat mengangkut  Bagaimana GSM-R dalam mengatasi
penumpang ataupun barang dengan jumlah yang kebutuhan komunikasi antara masinis,
besar. Hal ini harus ditunjang dengan sistem penumpang, signaling, kontrol kereta api
telekomunikasi kereta api dengan baik. dan monitoring pada sistem komunikasi
Sistem komunikasi PT. KAI perkeretaapian Indonesia.
(PERSERO) sekarang masih tertinggal dengan  Apa sajakah infrastruktur yang
sistem komunikasi kereta api di Eropa, yang diperlukan untuk dapat
mana masih menggunakan kabel tembaga diimplementasikan dalam sistem GSM-
adapun yang sudah di ganti oleh kabel optik pada R.
beberapa daerah tertentu. Saat ini frekuensi yang
digunakan oleh PT. KAI (PERSERO) yaitu pada 1.3 Batasan Masalah
pita 400 MHz, 1800 MHz dan 2.1 GHz telah di Dalam penyusulan tugas akhir ini
peruntukan untuk keperluan lain yaitu untuk terdapat beberapa batasan masalah , diantaranya :
keperluan pertahanan dan penyelenggaraan 1. Pembahasan hanya menyangkut jaringan
telekomunikasi seluler. Oleh karena itu, PT.KAI akses saja dengan asumsi transmisi
(PERSERO) harus segera pindah dari frekuensi jaringan transport dan jaringan inti ideal.
tersebut[4]. 2. Frekuensi yang dipakai merupakan
Direktorat Jenderal Sumber Daya dan regulasi dari pemerintah.
Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen Postel) 3. Jumlah dan kapasitas BTS yang
selaku regulator frekuensi radio memberikan diperlukan.
solusi yang diantaranya adalah mengganti 4. Pada penelitian ini hanya terbatas di jalur
telekomunikasi pada pita frekuensi radio 8 GHz kereta api koridor bandung – yogyakarta.
atau menggunakan fasilitas fiber optik dari 5. Untuk mengetahui hasil dari perhitungan
operator seluler[4]. disimulasikan menggunakan software
Global System for Mobile Forks Atoll.
Telecommunication Railway atau yang di sebut
GSM-R merupakan salah satu solusi untuk 1.4 Tujuan Penelitian
persinyalaan perkeretaapian Indonesia. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini
Komunikasi GSM-R menjadi lebih mudah dan adalah :
jauh lebih cepat karena menggunakan  Rekomendasi untuk penerapan GSM-R
komunikasi wireless sehingga memungkinkan pada sistem komunikasi perkeretaapian
komunikasi data antara kereta, driver/penjaga
di Indonesia.
kereta api dan stasiun pusat di dalam daerah
 Merencanakan penerapan GSM-R
yang di kontrol. Dengan tambahan fasilitas
dilintasan jalur kereta api Indonesia
lainnya dimasukan seperti panggilan suara siaran
koridor Bandung - Yogyakarta.
untuk menyampaikan pengumuman atau perintah
untuk semua pengguna wilayah tertentu [14].
Penerapan GSM-R di Indonesia bukan sesuatu 1.5 Manfaat Penelitian
yang mustahil. GSM-R di Indonesia bisa Manfaat dari penelitian ini adalah
terwujud jika ada kerja sama antara PT.KAI dengan analisa perencanaan sistem jaringan
(PERSERO), operator seluler dan pemerintah. GSM-R untuk perkeretaapian Indonesia
Sistem komunikasi GSM-R sudah diterapkan komunikasi antara kereta api, masinis dan
disemua sistem komunikasi kereta api di Eropa. stasiun pusat akan lebih mudah dan lancar
Dengan standar EIRENE (European Integrated sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan
Railway Radio Enhanced Network), GSM-R keamanan yang tinggi.
dapat mendukung komunikasi kecepatan tinggi
320 Km/Jam untuk di Eropa. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Rumusan Masalah
2.1 GSM-Overview
Berdasarkan latar belakang penelitian
Teknologi telekomunikasi seluler
yang dikemukakan diatas, maka masalah yang
modern memulai dari 1G, 2G dan seterusnya
akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
memungkinkan komunikasi dua arah secara
downlink dan uplink, atau disebut sabagai duplex
transmission. Ada dua cara duplex transmission Gambar 2.2. Skematik ETCS Level 1[12]
yaitu :
a. FDD (Frequency Division Duplex). 2.3.2 ETCS Level 2
Pentransmissian komunikasi secara ETCS Level 2 adalah radio digital yang
uplink dan downlink menggunakan berbasiskan sistem sinyal dan perlindungan
frekuensi yang berbeda. Jarak antara kereta api dengan menampilkan terus dikabin
frekuensi uplink dan downlink disebut masinis setiap pergerakan kereta api. Semua
dengan duplex distance. kereta api terus melaporkan posisi aktual dan
b. TDD (Time Division Duplex). tujuan perjalanan melalui interlocking ke Radio
Pentransmissian komunikasi secara Block Center (RBC) pada peta tertentu.
uplink dan downlink menggunakan
frekuensi yang sama tetapi pada waktu
yang berbeda. Terdapat switch waktu
yang sangat cepat antara komunikasi
uplink dan downlink sehingga pada
pengguna masih bisa merasakan
komunikasi yang kontinyu.
Sistem GSM menggunakan teknik FDD
(Frequency Divison Duplex) untuk membedakan Gambar 2.3. Skematik ETCS Level 2[12]
transmisi antara uplink dan downlink[21].
2.3.3. ETCS Level 3
2.2 GSM-Railway Pada level 3, ETCS berkembang menjadi
Pada umumnya arsitektur GSM-R sama fungsionalitas perlindungan kereta api dengan
dengan arsitektur GSM, yaitu terdiri dari BSS implementasi radio yang berbasiskan kereta api.
(Base Station Subsystem), NSS (Network Proses signaling tidak lagi diperlukan. Pada
Switching Subsystem) dan Terminal Equipment. ETCS Level 3, posisi kereta api langsung
TE BSS NSS EN ditransmisikan ke RBC melalui GSM-R.
GSM-R Radio
HLR VLR AuC IN Konfigurasi ini menawarkan kemudahan dengan
Devices
( CAB RADIO )

RTMS
sedikit pengeluaran dalam mengembangkan
BTS BSC MSC
peralatan pada jalur dan bebas dari kekakuan
GPH, OPH &
OPS
OMS
PSTN struktur lama. ETCS Level 3 masih dalam tahap
SMSC
pengembangan[12].
Internet -
SGSN GGSN Cloud

Internet Connection

Gambar 2.1. Arsitektur GSM-Railways

2.3 Prinsip Kerja GSM-R


Prinsip kerja GSM-R berdasarkan ETCS
(European Train Control System) sebagai
berikut, antara lain :
[12]
Gambar 2.4. Skematik ETCS Level 3
2.3.1 ETCS Level 1
ETCS Level 1 merupakan sistem 2.4 Network Planning
signaling yang digunakan bersama dengan
sistem signaling yang sudah ada. 2.4.1 Model Trafik GSM-R
Balise/Eurobalise yang terhubung ke sinyal atau Model trafik jaringan kereta api berbeda
interlockings melalui Lineside Electronic Unit dari jaringan mobile publik. Model trafik
(LEU) mengirimkan data rute kereta yang merupakan fenomena trafik (dalam erlang) yang
sedang bergerak[12]. terjadi dihitung dalam waktu jam sibuk / busy
our. Model trafik GSM-R.

Tabel 2.1. Model Trafik untuk GSM-R[10]


Percobaan
Lama
Panggilan
Sumber Trafik Panggilan
per Jam
(Menit)
Sibuk
Persinyalan Train Dispaching
Kereta Api (ETCS) 4 3
Train Radio 11 3 TDMA, yang berarti bahwa transmisi data tediri
Train Diagnostic 4 2
Komunikasi dari frame periodik dengan periode 4,615 ms
tenaga untuk setiap saluran fisik. Setiap freme TDMA
Operational administrasi 7 5 terdiri dari 8 saluran time slot membawa 148 bit
and Komunikasi
Maintenance Informasi kepada informasi. Sebagai informasi sinyal GSM-R
penumpang 11 2 dilakukan langsung ke kereta itu sendiri, GSM-R
Komunikasi membuat kepadatan lalu lintas yang lebih besar
panggilan darurat 5 3
Kebutuhan Suara 7 3 dengan tingkat keselamatan yang tinggi.
Pelanggan Data 7 3
Catatan : Semua Parameter adalah Assumsi sesuai dengan 2.5 Link Budget dan Model Propagasi
keadaan
2.5.1 Link Budget
Link budget adalah estimasi kebutuhan
Untuk mengetahui jumlah trafik (Erlang)
daya yang diperhitungkan untuk memastikan
dapat menggunakan rumus sebagai beriku :
level daya penerima lebih besar atau sama
A (Erlang) = dengan level threshold (daya minimum)
sehingga dapat menentukan jarak masimum yang
Dimana : dapat dicapai oleh sistem transmisi.
C = Rata-rata jumlah jumlah percobaan Dalam perencanaan link budget untuk
panggilan dalam jam sibuk. GSM-R daya cakupan sinyal level pada setiap
ht = Rata-rata lama panggilan dalam jam sibuk. MS antara lain[19]:
t = Satu jam dalam jam sibuk. 1. Level signal desain minimum diterima
sebesar -95 dBm untuk cab radio.
2.4.2 Perencanaan Coverage GSM-R 2. Level Signal desain minimum diterima
Daya cakupan sinyal agar stabil sebesar -77 dBm untuk handheld MS.
diharapkan sebesar -77 dBm. Jika cakupan sinyal
mencapai -82 dBm maka sinyal tidak akan Tabel 2.2. Sistem Parameter Link Budget GSM-
stabil[19]. Jika terdapat siyal yang jelek maka R[4]
tidak lebih dari – 95 dBm sesuai sensitivitas GSM-R
terkecil pada perangkat yaitu cab radio. Dalam Frequency band (UL) (MHz) 876-880
perencanaan coverage jarak antar BTS Frequency band (DL) (MHz) 921-925
maksimum adalah 15 Km, sedangkan jarak agar Carrier separation (kHz) 200
signal stabil ± 5 Km. Untuk mencari MAPL Modulation GMSK
menggunakan rumus sebagai berikut :
Intra network BS-MS MCL 60 (urban area)
(dB) 70 (rural area)
Typical cell range (km) 8
Hand Train
BS Portable Mounted
MS MS
2.4.3 Spektrum Frekuensi GSM-R
Maximum Tx power (W) 30 2 8
Frekuensi jaringan GSM-R sudah
distandarkan oleh ETSI (European Thermal noise (dBm) -121 -121 -121

Telecommucation Standards Institude) yaitu Noise figure (dB) 5 9 7

pada pita frekuensi yaitu di 876-880 MHz untuk Noise floor (dBm) -116 -112 -114
uplink dan 921-925 MHz untuk downlink[11]. Pita Receiver sensitivity (dBm) -110 -102 -104
frekuensi itu sendiri dipakai sampai sekarang Receiver protection ratio (dB) 9 9 9
untuk standar frekuensi GSM-R di Eropa dan 20 (Urban)
Antenna height (m) 1.5 4.5
menjadi referensi untuk dinegara-negara lain. 45 (Rural)
Antenna gain (dBi) 18 0 2
Feeder loss (dB) 3 0 0
Spectrum mask and spurious 3GPP
3GPP TS45.005
emissions TS45.005

2.5.2 Model Propagasi


Model propagasi merupakan cara untuk
Gambar 2.5. Alokasi Frekuensi GSM-R[10] memprediksikan daya sinyal rata-rata pada
sistem transmisi radio komunikasi bergerak.
Modulasi yang digunakan di GSM-R Model Okumura-Hata digunakan untuk
adalah GMSK. GSM-R menggunakan sistem memperkirakan rugi-rugi lintasan, yang sesuai
digunakan pada frekuensi 150 MHz samapai 4.3 Parameter Perencanaan
1500 MHz[1] sehingga cocok untuk perencangaan 3.2.1 Jalur Kereta Api
jaringan GSM-R. Model propagasi Okumura- Pada perencanaan GSM-R ini jalur yang
Hata membedakan jenis lingkungan propagasi yang akan direncanakan dimulai dari stasiun
menjadi empat macam yaitu : Bandung sampai dengan stasiun Yoygyakarta
yang memiliki panjang lintasan 385 km.
a. Daerah Urban
Penerapan model propagasi untuk daerah
urban cocok jika lingkungan berupa gedung
bertingkat dengan tinggi rata-rata kurang dari 5
tingkat, lebar jalan kurang dari 15 m[1].
b. Daerah Suburban
Penerapan model propagasi untuk daerah Gambar 3.2. Jarak Udara dan Letak Stasiun pada
suburban cocok dengan lingkungan area rural Jalur Koridor Bandung – Yogyakarta
dengan pemantulan (scater) rumah dan 3.2.2 Spesifikasi BTS
pepohonan[1]. Spesifikasi BTS untuk perencanaan
c. Daerah Rural GSM-R mengacu pada tabel 2.2. pada bagian
Penerapan model propagasi untuk daerah MS (Mobile Station). Setiap BTS terdiri dari 2
rural cocok dengan ini tidak terdapat pepohonan cell id yang diarahkan sepanjang jalur kereta api.
dan bangunan-bangunan tinggi sepanjang 3.2.3 Spesifikasi Alat Komunikasi GSM-R
lintasan dan tidak ada halangan, seperti kawasan Alat komunukasi GSM-R terdiri dari 3
persawahan, ladang/lapangan terbuka[1]. peralatan, yaitu ; mobile terminal, train terminal,
dan fixed dispatcher terminal.
BAB III 3.2.3.1 Mobile Terminial
PERENCANAAN JARINGAN GSM-R Mobile terminal adalah peralatan MS
yang terdiri dari :
4.2 Perencanaan Jaringan GSM-R 1. GPH (General Pursose Handheld).
Perencanaan teknologi Global System fot GPH didesain untuk khusus untuk
Mobile Communication – Railways untuk petugas operasional kereta api. GPH dilengkapi
PT.KAI (PERSERO) pada tugas akhir ini dengan fitur dual SIM (Subscriber Identify
dilakukan melalui beberapa tahap. Setiap tahap Module) yang berfungsi untuk melakukan
harus dilakukan secara teliti dan baik untuk komunikasi suara dan komunikasi data pada
memperkecil kesalahan dalam perancangan. jaringan GSM-R ataupun dengan jaringan GSM
START publik.
2. OPH (Operational Perpose Handheld).
OPH didesain khusus untuk petugas
Data Parameter Perencanaan :
1. Jalur Kereta Api
pemeliharaan dan operasional kereta api. OPH
2. Spesifikasi BTS
3. Spesifikasi Alat Komumikasi.
didesain lebih kuat karena dipakai pada kondisi
4. Kebutuhan Internal Kereta Api yang berat seperti pada saat suhu yang parah,
5. Kebutuhan Penumpang
terjadinya guncangan dan getaran, bedu dan
kelembapan yang tinggi.
Penentuan
Kapasitas GSM-R
3. OPS (Operational Perpose Shunting).
dan Perencanaan
Coverage
OPS dirancang khusus untuk petugas
langsir kereta api. Desain OPS tidak jauh beda
Dimensioning
dengan OPH hanya fungsi penggunaan saja yang
Perangkat Akses
GSM-R
berdeda yang dikhususkan untuk petugas langsir.
3.2.3.2 Train Terminal
Verifikasi Hasil
Train terminal atau cab radio
Perhitungan
menggunakan
merupakan peralatan radio yang berada pada
Atoll kereta yang fungsinya adalah sebagai alat
komunikasi antar masinis dengan stasiun yang
Cek Coverage dan Level NO dilewati. Sebagai salah satu bagian penting dari
Signal dari parameter
sistem radio GSM-R, cab radio harus
YES mendukung voice dan komunikasi data[12].
END

Gambar 3.1. Flow Chart Perencangan GSM-R


komunikasi suara dan data yang berfungsi
sebagai pengalihan sinyal jikalau coverage pada
jaringan GSM tidak tercakup maka bisa di
rooming ke jaringan GSM-R.

4.4 Perencanaan Kapasitas dan Coverage


3.3.1 Perencanaan Trafik
Perencanaan trafik berfungsi sebagai
penentu jumlah kanal yang akan dipakai dari
total trafik yang diperlukan. Kebutuhan trafik
Gambar 3.6. Spesifikasi Cab Radio tipe untuk perencanaan GSM-R dilihat dari tabel 2.2.
RC900[12] dengan menggunakan rumus (1), maka dapat
dihitung sebagai berikut :
3.2.3.3 Fixed Dispatcher Terminal
Fixed Dipatcher Terminal merupakan A (Train dispaching) = = 0,2 Erlang
peralatan monitoring keberadaan posisi kereta
terbaru. Fixed Dipatcher Terminal juga A ( Train radio ) = = 0,55 Erlang

dilengkapi dengan tombol panggilan otomatis A (Train diagnostic) = = 0,13 Erlang


untuk kesetiap kereta karena setiap Fixed
Dipatcher Terminal langsung terhubung ke A (Komunikasi tenaga admisnistrasi ) = = 0,58 Erlang
heatheld.
A (Komunikasi informasi penumpang) = = 0,55 Erlang
3.2.4 Kebutuhan Internal Kereta Api
Kebutuhan internal kereta api pada A (Komunikasi panggilan darurat) = = 0,25 Erlang
perencanaan GSM-R dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu: A (Kebutuhan pelanggan (suara)) = = 0,35 Erlang
1. Persinyalan Kereta Api
 Train dispatching yang berfungsi sebagai A (Kebutuhan pelanggan (data)) = = 0,35 Erlang

komukasi suara dan persinyalan kereta api


oleh stasiun pusat dengan stasiun yang Total seluruh trafik yang dibutuhkan
dilewati kereta dan lokomotif kereta api untuk dalam perancangan jaringan GSM-R ini sebesar
mengatur lalu lintas kereta api. 2,96 Erlang dengan probabilitas blocking 2%
 Train radio berfungsi sebagai komunikasi maka berdasarkan tabel erlang B diperlukan 7
data untuk perjalanan kereta api berfungsi kanal trafik voice atau setara dengan 7 timeslot,
sebagai keperluan komunikasi kereta api sehingga 1 sell id terdapat 1 TRX.
dengan stasiun yang dilewati.
2. Operational and Maintenance 3.3.2 Perencanaan Coverage
 Train diagnostic berfungsi sebagain 3.3.2.1 Perhitungan MAPL
pengumpulan data kereta api selama MAPL (Maximum Alloweble Path Loss)
perjalanan ( seperti rem kereta, AS roda dan yaitu loss maksimum yang diizinkan oleh sistem.
keperluan data lainnya) yang dikirim ke MAPL uplink dan downlink didapat dari
staiun pusat selama perjalanan untuk parameter link budget hand portable MS dan
dilakukannya pemeliharaan. train mounted MS yang berada pada tabel 2.1.
 Komunikasi tenaga admisnistrasi berfungsi dan dihitung menggunakan persamaan rumus (2)
sebagai pelayanan yang diberikan kereta api untuk mencari MAPL downlink dan rumus (3)
untuk penumpang. untuk mencari MAPL uplink.
 Komunikasi informasi kepada penumpang  Hand portable MS
berfungsi sebagai sumber informasi yang Diketahui :
diberikan kepada penumpang yang meliputi PTxBS = 30 W 44, 771 dBm ; PTxMS = 2 W 33,01 dBm
seberapa lama perjalanan kereta api dan RxSBS = -110 dBm ; RxSMS = -102 dBm
stasiun mana akan dituju. GBS = 18 dBi ; GMS =0
 Komunikasi panggilan darurat berfungsi LfBS = 3 dB ; LfMS = 0
Maka :
panggilan darurat dalam keadaan yang
sangat emergency.
3.2.5 Kebutuhan Penumpang = 44,771 dBm + 18dBi – 3 dB – (-
Pada perencanaan GSM-R ini adapun 102) dBm + (0) – (0)
kebutuhan penumpang yaitu meliputi = 161.771 dB
ditambah feeder loss BTS. Perhitungan EIRP
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
= 33,01 dBm + 0 + 0 – ( -110) dBm +
18 dBi – 3 dB
= 158,01 dB EIRP = + PL - +
 Train Mounted MS PTxBTS = EIRP – GBTS + Lf BTS
Diketahui :
Maka :
PTxBS = 30 W 44, 771 dBm ; PTxMS = 8 W 39,03 dBm
EIRP = -102 + 158,01 – 0 + 0
RxSBS = -110dBm ; RxSMS = -104 dBm = 56,01 dBm
GBS = 18 dBi ; GMS = 2 dBi PTxBTS = 56,01 – 18 + 3
LfBS = 3 dB ; LfMS =0 = 41,01dBm 12 W
Maka :
3.4.2 Frequency Planning
Frequency planning bertujuan untuk
menghindari timbulnya interferensi yang akan
= 44,771 dBm + 18dBi – 3 dB – (-104)
dBm + 2 dBi– (0)
terjadi pada frekuensi yang saling berdekatan
= 165,771 dB dalam area cakupan[19].
3.4.2.1 Perencanaan Frekuensi yang akan
digunakan
Dari data yang didapat frekuensi GSM-R yang
= 39,03 dBm + 2 dBi - 0 – ( -110) dBm +
18 dBi – 3 dB
distandarkan oleh ETSI (European
= 166,03 dB Telecommunication Standards Institude) berada
pada frekuensi 876 - 880 MHz untuk uplink dan
Dari perhitungan diatas didapatkan 921 - 925 MHz untuk downlink.
MAPL terkecil yaitu pada hand portable MS
uplink yaitu sebesar 158,01 dB. Tabel 3.1. Kepemilikan dan Masa Berlaku
Spektrum Frekuensi GSM 800 MHz[3]
3.3.2.2 Perhitungan Jangkauan Sel Band Frekuensi Operator
UL/D Masa
L Lisensi
Perhitungan jari-jari sel menggunakan 824.265 –
model propagasi Okumura-Hatta. Jari-jari sel UL 2010-2020
829.185
PT BTEL/Telkom
didapat setelah didapat nilai dari MAPL terkecil 869.265 –
2010-2020
874.185 DL
dimana daya BTS harus disetting agar dapat 830.415 –
diterima oleh minimum daya handheld MS. UL 2010-2020
834.105
PT BTEL/Telkom
Propagasi yang dipakai adalah tipe Suburban 875.415 –
2010-2020
879.105 DL
karena jalur kereta api terdiri dari pemantulan 835.905 –
rumah dan pepohonan. UL 2010-2020
PT Mobile – 8 840.825
Telecom 880.905 –
2010-2020
 Daerah Suburban 885.825 DL
842.055 –
a(hm) = (1,1 log(f) – 0,7 )hr - ( 1,56 log(f) – 0,8 ) UL 2010-2020
844.515
= (1,1 log(880) – 0,7 )1,5 - ( 1,56 log(880) – 0,8 ) PT Indosat
887.055 –
= 0,015 m 2010-2020
889.515 DL
PL(Suburban) = 69,55 + 26,16 log(f) – 13,82 log(hb) –
Keterangan UL =Uplink, DL = Downlink
a(hm) + (44,9 –6,55log(hb)) log d – 2(log
f/28))2 -5,4

Log d = (PL - (69,55 + 26,16 log(f) – 13,82 log(hb) – a(hm) Tabel 3.2. Kepemilikan dan Masa Berlaku
– 2(log f/28))2 – 5,4)) / (44,9 – 6,55log(hb) Spektrum Frekuensi GSM 900 MHz[3]
UL/D Masa
Band Frekuensi Operator
Log d = (158,01 - (69,55 + 26,16 log(880) – 13,82 log(30) – L Lisensi
0,015 – 2(log 880/28))2 – 5,4)) / (44,9 – 890 – 900 UL 2010-2020
6,55log(30) PT Indosat
935 – 945 DL 2010-2020
Log d = 1,182 900 –
UL 2010-2020
PT Telkomunikasi 907.5
d = 15,22 Km Selular 945 –
2010-2020
952.5 DL
3.4 Dimensioning Perangkat Radio GSM-R 907.5 –
UL 2010-2020
3.4.1 Daya Transmisi BTS PT XL Axiata
915
952.5 –
Daya transmisi BTS dapat dihitung dari 960 DL
2010-2020
EIRP (Effective Isotropic Radianted Power)
Keterangan UL =Uplink, DL = Downlink
yang dipancarkan oleh access point atau antena
oleh mobile station dikurangi gain BTS dan
Dari tabel 3.1. diatas maka untuk interferensi dari kanal sebelah, maka dari itu
penerapan GSM-R di Indonesia terjadi masalah penempatan frekuensi pada setiap kanal harus
karena terjadinya overlap antara frekuensi uplink dibedakan 2 kanal. Agar lebih jelas skema
GSM-R dengan frekuensi downlink dari PT. penempatan frekeunsi pada setiap kanal terdapat
Bakrie Telkom. Agar dapat diimplementasikan pada gambar dibawah ini.
GSM-R di Indonesia harus ada kebijakan
pemerintah terhadap penggunaan frekuensi
GSM-R yang saat ini diberikan kepada PT.
Bakrie Telkom.

3.4.2.2 Perencanaan Jumlah Kanal Gambar 3.7. Skema Perencanaan Frekuensi


Perencanaan jumlah kanal/ARFCN Re-Use
(Absolute Radio Frequency Channel Number) 3.4.3 Antena
bertujuan untuk penentuan kanal frequency pada 3.4.3.1 Tipe Antena
setiap cell id. Jarak pita frekuensi uplink dan Penentuan tipe antena dalam
downlink sebesat 4 MHz dan akan dibagi perencanaan jaringan GSM-R berdampak pada
menjadi 20 kanal sehingga masing-masing kanal cakupan dan interferensi maka dari itu harus
terdapat 200 KHz. 1 kanal akan dipakai untuk dipastikan memenuhi persyaratan pada cakupan
guard band pada batas bawah frekuensi dan kualitas. Untuk mencakup sepanjang kereta
sehingga terdapat 19 kanal efektif. api harus memakakai antena directional gain
yang tinggi. Antena omni dan indoor tidak
Tabel 3.3. Penempatan kanal frekuensi untuk digunakan dalam perencanaan ini.
uplink dan downlink
Frekuensi 3.4.3.2 Arah Antena
Kanal ID
Uplink Downlink Arah antena untuk perencanaan jaringan
GSM-R ini ditentukan desesuai arah jalur kereta
ARFCN1 / F1 876,2 921,2
api. Dalam 1 BTS terdapat minimal 2 sektor arah
ARFCN2 / F2 876,4 921,4 yang harus mencakup semua jalur kereta api.
ARFCN3 / F3 876,6 921,6
ARFCN4 / F4 876,8 921,8 3.4.3.3 Tinggi Antena
ARFCN5 / F5 877 922
Tinggi antena untuk perencanaan
jaringan GSM-R ini ditentukan sesuai kondisi
ARFCN6 / F6 877,2 922,2
geografis. Tinggi standar untuk pemasangan
ARFCN7 / F7 877,4 922,4 antena adalah 12 m, 18m, 24m, 30m, 36m, 42m
ARFCN8 / F8 877,6 922,6 dan 48m.
ARFCN9 / F9 877,8 922,8
3.5 Verifikasi Menggunakan Atoll
ARFCN10 / F10 878 923
Verifikasi pada perencanaan GSM-R ini
ARFCN11 / F11 878,2 923,2 bertujuan untuk menganalisa hasil perhitungan
ARFCN12 / F12 878,4 923,4 software simulasi. Software yang digunakan
ARFCN13 / F13 878,6 923,6 adalah Atoll.
ARFCN14 / F14 878,8 923,8
BAB IV
ARFCN15 / F15 879 924
HASIL PENGUJIAN SOFTWARE
ARFCN16 / F16 879,2 924,2
ATOLL
ARFCN17 / F17 879,4 924,4
ARFCN18 / F18 879,6 924,6 4.1 Spesifikasi BTS GSM-R
ARFCN19 / F19 879,8 924,8
ARFCN20 / GB 880 925 Tabel 4.1. Spesifikasi BTS GSM-R
Site Site0
3.4.2.3 Perencanaan Frekuensi Re-Use Site ID Site0_1
Interferensi terbagi menjadi 2 yaitu Location
interferensi kanal yang berfrekuensi sama (Co- Longitude 107°38'39,9"E
Channel) dan interferensi dari kanal sebelah Latitude 6°55'19,71"S
(Adjecent Channel Interfrensi). Perencanaan Cell type Macro Cell 900
frekuensi re-use agar terhindarnya dari
Main Propagation
Okumura-Hata Suburban
Model
Power (dBm) 41
65deg 17dBi 4Tilt
Antenna
900MHz
Height (m) 36
Azimuth (°) 285,2
Feeder Equipment 1-5/8" at 900 MHz
Required TRXs 1
Frequency Band
Uplink 876,4
Gambar 4.2. Tata letak dan Coverage Signal
Downlink 921,4
BTS dari site 19 ke 36 Koridor Bandung –
Yogyakarta
Tabel 4.1. merupakan salah satu
spesifikasi BTS GSM-R yang akan
diterapkan pada koridor Bandung –
Yogyakarta. Setiap BTS memiliki spesifikasi
yang berbeda-beda tergantung pada
penempatan BTS yang akan direncanakan.

4.2. Tata Letak Penempatan BTS dan


Coverage Signal
Setelah dilakukannya simulasi maka Gambar 4.3. Grafik Signal level hasil Simulasi
didapat jumlah BTS dengan jumlah 37 BTS Dari hasil simulasi didapat signal level
dan 74 cell id. Berdasarkan pembahasan kurang dari -77 dBm sebesar 62,8%, signal level
2.4.2 pada BAB 2 signal level sepanjang kurang dari -80 dBm sebesar 10,3%, signal level
jalur kereta api minimal sebesar -95 dBm kurang dari -90 dBm sebesar 21,3%, signal level
atau kurang dari -82 dBm agar jaringan kurang dari -95 dBm sebesar 4% dan signal level
stabil[10]. Penempatan BTS diletakkan lebih dari -95 dBm sebesar 1,6%. Maka dapat
sepanjang jalur kereta api dari koridor disimpulkan GOS tidak lebih dari 2 % sesuai
Bandung-Yogyakarta. Penempatan BTS dengan yang direncanakan dan kereta api dapat
diasumsikan dari tata letak acak dengan berkomunikasi dengan baik.
melihat kontur bumi dan keberadaan
obstacle. 4.3. Overlapping Zone
Overlapping zone merupakan zona
irisan sinyal dari setiap BTS yang
duperlukan agar terjadinya proses handover
sehingga kereta api tidak mengalami drop
call. Untuk dapat melihat terjadinya
operlapping zone maka dapat dilihat dari
gambar di bawah ini.

Gambar 4.1. Tata letak dan Coverage Signal


BTS dari site 1 ke 19 Koridor Bandung –
Yogyakarta
Gambar 4.4. Overlapping Zone dari site 1 ke 19 3. Jumlah BTS yang diperlukan dalam
Koridor Bandung – Yogyakarta perencanaan GSM-R untuk koridor
Bandung – Yogyakarta sejumlah 37 site
BTS yang terdiri dari 74 cell id.
4. Coverage signal level sebesar 73,1 %
memiliki daya kurang dari -82 dBm
termasuk golongan sinyal stabil, 25,3%
memiliki daya antara -82 dBm sampai -
95 dBm termasuk golongan sinyal
standar dan 1,6 % memiliki daya lebih
dari -95 dBm termasuk golongan sinyal
yang buruk.
5. Irisan antara BTS yang bersebelahan
(overlapping zone) pada jalur kereta api
Bandung - Yogyakarta terjadi sebanyak
Gambar 4.5 . Overlapping Zone dari site 19 ke 14%.
36 Koridor Bandung – Yogyakarta 6. Spesifikasi BTS dapat dilihat di
Lampiran D.

5.2 Saran
Setelah melakukan perencanaan,
simulasi dan evaluasi maka terdapat beberapa
saran untuk penerapan teknologi GSM-R untuk
perkeretaapian Indonesia untuk koridor Bandung
– Yogyakarta.
1. Perlunya ada penelitian lebih lanjut
untuk penerapan GSM-R di Indonesia
tenteng jaringan inti ideal, interferensi
Gambar 4.19. Grafik Overlapping Zone Hasil dan bagaimana terjadinya handover agar
Simulasi hasil lebih akurat.
2. Pada perencanaan GSM-R ini jaringan
Dari hasil simulasi overlapping zone dikhususkan untuk komunikasi
dapat disimpulkan bahwa sepanjang jalur PT.KAI(PERSERO) diharapkan adanya
kereta api koridor Bandung – Yogyakarta penelitian lebih lanjut agar dapat
terjadi overlapping sehingga kereta api dapat melayani komunikasi suara dan data
terus berkomunikasi dan tidak terjadi drop seluruh penumpang kereta api.
call. 3. Untuk dapat digunakannya frekuensi
BAB V GSM-R di Indonesia harus ada kebijakan
KESIMPULAN DAN SARAN pemerintah terhadap penggunaan
frekuensi GSM-R yang saat ini diberikan
5.1 Kesimpulan kepada PT. Bakrie Telkom.
Berdasarkan hasil perhitungan dan 4. Dengan perkembangan telekomunikasi
simulasi perencanaan jaringan seluler saat ini diharapkan agar ada penelitian
menggunakan teknologi GSM-Railway pada lebih lanjut mengenai LTE-R.
PT.KAI (PERSERO) untuk komunikasi suara
dan sistem pengawasan, kendali trafik KA DAFTAR PUSTAKA
koridor Bandung – Yogyakarta dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : [1] Agus,Naldi. (2012). MODEL PROPAGASI
1. Jumlah trafik yang diperlukan adalah OKUMURA-HATTA. Universitas Negeri Padang.
sebesar 2,86 Erlang dengan probabilitas http://www.scribd.com/doc/118943392/Model-
blocking 2 % maka sesuai dengan tabel Propagasi-Okumura-hata-Naldi-Agus#scribd, Diakses
Erlang B diperlukan 7 kanal voice maka pada tanggal 5 Juni 2015.
[2] Andriancoko, Adiet (2011). Analisa Perancangan
setiap cell id memiliki TRX berjumlah 1. Teknologi GSM-R ( Global System for Mobile
2. Jangkauan sell sebesar 15,22 km dengan Communication – Railway )untuk komunikasi Train
daya minimal transmisi BTS sebesar Dispaching di Koridor Bandung – Yogyakarta.
41,01 dBm atau sebesar 12 W.
[3] Clear CinCom.(2009). GSMR-Info.http://gsmr- [11] Hillenbrand, W. (1999). GSM-R The Railways
info.com/,diakses pada tanggal 30 Maret 2015. Integrated Mobile Communication System. SIMENSE
[4] Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos Communication on Air.
dan Informatika Kementrian Komunikasi dan [12] Institution of Railway Signal Engineers. (2010). What
Informatika – Republik Indonesia. (2007). Komitmen is ERTMS/ETCS.
Ditjen Postel dan Penyelenggara Telekomunikasi http://www.irse.org.hk/eNewsletter/issue06/Technic
Untuk Membantu Kelancaran Komunikasi Frekuensi al-Articles/ETCS/ETCS.htm, Diakses pada tanggal 10
Radio Kereta Api. Juni 2015
<http://www.postel.go.id/info_view_c_26_p_1743.h [13] Kapsch. RC900 GSM-R cab Radio. Malux.
tm>, diakses pada tanggal 3 Maret 2015. [14] Rao, V Purnachandra. (2012, September ). GSM – R
[5] Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos (Global System for Mobile Communication –
dan Informatika. (2011). Data Statistik Semester 1 Railways. Intitude of Signal Enginnering &
tahun 2011. Telecommunication (IRISET).
[6] Electronic Communications Committee (ECC) and [15] Seva. (2012). CDMA Principle.
within the European Conference of Postal and http://telecomseva.com/cdma-principle/, diakses
Telecommunications Administrations (CEPT). (2010, pada tanggal 3 Maret 2015.
November). Compatibility between LTE and WiMAX [16] Sierra Wireless.(2013). Sierra Wireless Sagemcom
operating within the bands 880-915 MHz / 925-960 TiGR 160 Celluler Handheld fo Railways Networks.
MHz and 1710-1785 MHz / 1805-1880 MHz
SAGEMCOM.
(900/1800 MHz bands) and systems operating in
[17] Sierra Wireless. 2013. Sierra Wireless Sagemcom
adjacent bands.
[7] Fath, Amri Khoirul. (2013). Seluler. Institut TiGR 550R Celluler Handheld fo Railways
Teknologi TELKOM. Networks. SAGEMCOM.
http://www.academia.edu/3657786/SELULER, [18] Sierra Wireless. 2013. Sierra Wireless Sagemcom
diakses pada 20 Mei 2015. TiGR 350R Celluler Handheld fo Railways
[8] Flotway Systems. Training Material GSM, GPRS, and Networks. SAGEMCOM.
EDGE Introduction. [19] Stasiunbandung.com.(2015). Jadwal KA Lodaya. 1
https://maalhawary.files.wordpress.com/2012/12/m April 2015.
ateri-training-gsm-gprs-introduction.pdf, diunduh .http://www.stasiunbandung.com/jadwal-kereta-
pada tanggal 15 Maret 2015. api/jadwal-ka-lodaya/. Diakses pada tanggal 20
[9] GL Communications Inc. (2014). GSM Prorokol Juni 2015.
Annalyzer. http://www.gl.com/gsmanalyzer.html, [20] Utbygging, Jernbaneverket. 2006. GSM-R Radio
diakses pada tanggal 24 Maret 2015 Planning Guildelines.
[10] Haryadi, Rosyid. (2010). Radio Lokomotif Untuk [21] Wardhana, Lingga. (2011). 2G/3G RF Planning
Telekomunikasi Kereta Api di PT. KAI DAOP IV and Optimazation for Consultant.
Semarang. www.nulisbuku.com.

Вам также может понравиться