Вы находитесь на странице: 1из 33

PERAWATAN AKSES VASKULAR

: HD KATETER PADA
HEMODIALISA

Oleh : Cicilia Ridiyanti


Pendahuluan
Teknik insersi kateter vaskular ini diperkenalkan
pertama kali oleh Werner Forssmann pada tahun
1929(Shah dkk,2013)

Pada tahun 1953, Sven-Ivar Seldinger memperkenalkan


teknik pemasangan akses vaskular perkutan dengan
bantuan guidewire dan teknik ini dikembangkan oleh
Sheldon untuk pemasangan kateter hemodialisis untuk
tindakan hemodialisis pada tahun 1960 (Schanzer dan
Schanzer,2012
pengertian

Akses Vaskuler Penentuan


lokasi “ invasif ” sebagai
Sarana Hubungan Sirkulasi /
jalan untuk pengeluarkan darah
pasien menuju ke Dialiser /
Artificial Kidney (line inlet) , dan
masuknya darah yang sudah
didialisis kembali ke dalam
tubuh pasien (line Outlet)
Pengertian
HD Catheter adalah sebuah kateter yang
memiliki dua lumen dan satu ujung yang
diinsersikan kedalam pembuluh darah vena
sentral (vena kava inferior melalui vena femoralis
atau vena kava superior melalui vena jugularis
atau vena subclavia) yang dipakai sebagai akses
vaskuler pada tindakan HD.
HD Kateter.....
Kateter hemodialisis dibagi dua yaitu kateter hemodialisis non-tunnelled
dan tunnelled

Kateter hemodialisis merupakan cara tercepat untuk mendapatkan


akses vaskular hemodialisis.

Kateter hemodialisis ini merupakan akses vaskular yang bersifat


sementara.

kateter hemodialisis non-tunnelled dibuat dari polyurethane yang kaku


pada suhu kamar tapi lembut pada suhu tubuh, sehingga mengurangi
resiko kerusakan vaskular. Kateter hemodialisis tunnelled umumnya
terbuatdari bahan silikon.
Desain kateter hemodialisis berbentuk lurus atau melengkung
Jenis HD Catheter

Akses temporer :
• untuk rentang waktu yang
tidak terlalu lama (beberapa
jam - bulan)
• dilakukan dengan melakukan
insersi kateter perkutaneus
kedalam vena besar
Akses Temporer

Gagal ginjal
akut

Indikasi
Pasien dialisis
peritoneal atau Gagal ginjal
cangkok ginjal kronik, dimana
yang tak tersedia
memerlukan akses
hemodialisis permanen
temporer
Akses Vaskuler Temporer
 TEMPORER ( SEMENTARA )
a. Vena Subclavia  HD. Cath.
b. Vena Femoralis
c. Vena Jugularis Interna
•Vena besar, paten Terhubung langsung
HD CATHETER (White, J.J,vena
dengan Handbook-of-Dialysis-
cava superior
JUGULAR AKSES
Therapy • Jarang thrombosis
OPTIMAL •Kontrol perdarahan lebih mudah
•Pneumothorax tdk umum terjadi.

•Akses mudah risiko stenosis,


• sumbatan vena,
SUBCLAVIA PILIHAN •pembengkakan lengan
KEDUA • risti pneumothorax

•Resiko tinggi infeksi


•Trombosis extremitas inferior,
FEMORAL PILIHAN •risiko emboli paru,
TERAKHIR •squele pembengkakan tungkai bawah
dan ulcerasi
vena cava superior

v. sub clavia Catheter


vena
subclavia

vena
subclavia

HD. Cath./arrow superior


vena cava
a. femoral

v. femoral

HD. Cath. Femoralis


Gambar HD. Cath. Vena Jugularis Interna
 Mesin HD canggih
but Akses vaskuler
 Dialiser High Flux
 Center HD yang modern
jelek
 …

• Proses HD tidak lancar


• Kwalitas HD Jelek
• Adekwasi HD tidak tercapai
• Pasien terancam
Akses Vaskuler baik & memenuhi
Standar

Flow / Debit / Quick Blood / aliran darah yang memadai


( 200 - 400 ml/mnt).

• Clearence urea creatinin tinggi


• Symptom Uremia menurun
• Adekuasi HD tercapai
Masalah pada HD Kateter

INFEKSI

SUMBATAN/
BEKUAN
PENYEBAB INFEKSI
 Infeksi kateter pada pasien dialisis biasanya disebabkan oleh bakteri yang sering
ditemukan pada permukaan kulit yaitu bakteri Staphylococcus aureus.
 Infeksi kateter dialisis dapat memengaruhi jalan keluar (exit site), manset (cuff),
atau tunel kateter
Terdapat empat jalur patogenik untuk terjadinya
Catheter - Related Bloodstream Infection yaitu :
1. Perpindahan flora kulit dari permukaan kulit ke
kateter melalui jalur insersi kateter.
2. Kolonisasi bakteri intralumen kateter karena
kontaminasi hub kateter.
3. Penyebabaran hematogen ke kateter hemodialisis
yang berasal dari fokus infeksi di tempat lain.
4. Kontaminasi intralumen kateter hemodialisis karena
cairan dari luar
PENCEGAHAN INFEKSI
Tindakan pencegahan dimulai

pemasangan prosedur
perawatan
kateter hemodialisis
kateter
hemodialisis yang asepsis
USAHA UNTUK MENGURANGI INSIDENS
INFEKSI

 Tindakan aseptik saat insersi

 Perban diganti oleh staf hemodialisis

 Pemberian salep antibiotik

 Tidak boleh dilakukan infus melalui kateter kecuali untuk


HD

 Saat HD, exit-site dibersihkan dengan cairan desifeksi


yang di rekomendasikan
KOMPLIKASI YANG TIMBUL KEMUDIAN :

Bekuan dalam kateter :

Bekuan dan aliran yang lambat

merupakan problem yang sering

ditemukan

Diberikan infus urokinase atau

streptokinase
KOMPLIKASI YANG TIMBUL KEMUDIAN :
Trombosis atau Stenosis :

• Terjadi pada 20 - 50% pasien

• Pembengkakan lengan sesisi

• Pengobatan dengan anti-


koagulan (infus heparin)

• Untuk mengatasi masalah ini


dilakukan venografi untuk
mengetahui lokasi sumbatan
dan jika memungkinkan
dilakukan venoplasti.
Hipertensivena central akibat stenosis
Stenosis
Memulai HD dengan CDL
1. Jelaskan prosedur
2. Persiapkan alat
3. Cuci tangan
4. Pakai APD, pasien di beri masker
5. Siapkan alat-alat dekat pasien
6. Pasang duk steril di bawah catheter site
7. Bersihkan catheter & area luar sekitarnya dgn cairan desinfectan
8. Buka cap penutup
9. Lakukan desifektan pada ujung cateter dengan cairan desinfectan
10. Aspirasi darah 2 cc dari tiap lumen lalu buang darah tsb
11. Cek kelancaran kedua lumen dgn aspirasi spuit 10 cc yg sdh diisi dgn NaCl
Hubungkan line inlet (merah) dengan ABL, putar Blood Pump pada mesin HD sampai
darah melewati line outlet, matikan Qb. Tutup klem sambungkan line outlet kateter
dengan VBL. Buka semua klem, putar blood pump  HD on.
Perawatan Post HD
1. Jelaskan prosedur
2. Persiapkan alat
3. Cuci tangan
4. Pakai APD, pasien di beri masker
5. Siapkan alat-alat dekat pasien
6. Lepaskan kedua lumen dari AVBL, bilas dgn NaCl dlm
spuit 10cc
7. Lakukan desifectan area exit site
8. Masukkan heparin murni kedalam 2 lumen catheter
sesuaikan jumlah cc nya (tertulis di masing2 lumen)
9. Tutup kedua lumen dgn cap steril
10.Bungkus catheter exit site dengan kasa steril, fiksasi bagian
ujungnya
Mengganti verban CDL
1. Jelaskan prosedur
2. Persiapkan alat
3. Cuci tangan
4. Pakai APD, pasien di beri masker
5. Siapkan alat-alat dekat pasien
6. Lepaskan dresing penutup
7. Lakukan desifectan area exit site
8. Amati tanda-tanda infeksi
9. Berikan salep antibiotik
10.Tutup dengan dresing baru dan steril

Вам также может понравиться