Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1. Definisi
Mikosis Profunda adalah beberapa penyakit yang disebabkan
oleh jamur dengan gejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus
intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan
kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.
Mikosis profunda biasanya terlihat dalam klinik sebagai penyakit
kronik dan residif. Manifestasi klinis morfologik dapat berupa tumor,
infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus,sinus, tersendiri maupun
bersamaan.Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan
langsung KOH, biakan jamur, pemeriksaan histopatologik, dan
pemeriksaan imunologik, termasuk tes kulit, maupun serologik,dan
pemeriksaan imunologik lainnya.
Indensi mikosis profunda sangat jarang sehingga jarang
dibicarakan oleh masarakat luas namun tidak boleh diabaikan karena
jamur ini langsung masuk melalui luka atau menyebar dari
permukaan kulit atau lewat udara dan menyerang alat – alat dalam
(misalnya: paru-paru, otak, dll.
Ditinjau dari jenis infeksinya Ada dua macam infeksi yaitu :
Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
1. Misetoma
2. Sporotrikosis
d. Penyebab
Mycetoma disebabkan oleh berbagai macam jamur seperti
Actinomyces dan jamur saprofit di tanah atau di atas tumbuh-
tumbuhan. Masing-masing spesies Actinomyces dan jamur secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut
Eumycetoma
Leptosphaeria senegalensis Hitam
Madurella grisea Afrika
Afrika, Amerika Tengah Hitam
M. mycetomasis dan Selatan
Actinomycetoma
Seluruh dunia Putih/ kuning
Actinomadura madurae
Actinomadura pelletieri Afrika Merah
Nocardia asteroides Seluruh dunia Putih/ kuning
Nocardia brasiliensis Amerika tengah Putih/ kuning
Streptomyces somaliensis Afrika utara Kuning/ coklat
Organisme ini bisa berasal dari tanah atau organisme yang tumbuh
pada duri yang menusuk kulit dan tertanam langsung kedalam jaringan
subkutan. Hal ini yang menyebabkan Mycetoma sering terdapat pada
kaki yang tidak menggunakan alas kaki.
e. Morfologi
Hifa-hifa jamur ini membentuk gumpalan yang disebut butir-butir
jamur/granula yang merupakan koloni jamur tersebut di dalam jaringan
atau abses. Butir-butir jamur tersebut dapat berwarna putih, kekuning-
kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain, tergantung pada spesies
jamur penyebabnya.
Bila butir jamur ini terdiri atas hifa-hifa yang halus (lebarnya
kurang dari 1 mikron), maka penyakitnya disebut Mycetoma
actinomycotik. Bila terdiri atas hifa-hifa yang kasar (lebarnya lebih dari 1
mikron) maka penyakitnya disebut Mycetoma maduromikotik.
Pada agar Saboround biasa dan pada suhu kamar jamur tersebut
membentuk koloni.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik secara langsung akan dapat
menentukan diagnosis dari Mycetoma dan sekaligus dapat diketahui
organisme penyebabnya apakah jamur atau actinomycetes.
h. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan pemeriksaan di atas,
bahan klinis yang diperiksa adalah nanah dan jaringan biopsi. Nanah
diambil dengan mengeluarkan secara langsung dari fistel atau dari
aspirasi abses. Butir-butir jamur di dalam sediaan langsung dengan
larutan KOH 10% tampak sebagai gumpalan hifa yang bewarna putih,
kekuningan atau berwarna lain tergantung pada jamur penyebabnya.
Granula ini biasanya halus berukuran 1-2 mikro meter.
j. Pengobatan
Infeksi Actinomycetoma kasus baru akan memberi respon baik
terhadap pengobatan Obat pilihan yang digunakan Streptomycin
Sulphate (1000 mg/hari) diberikan intramuskular. Pengobatan bisa juga
dikombinasikan dengan Co-trimoxazol (960 mg untuk 2 hari) untuk
kasus yang disebabkan oleh S. somaliensis, A. pelletieri dan
N. brasiliensis. Kombinasi yang lain adalah Co-trimoxazol dan Amikacin,
bisa juga Streptomycin dikombinasikan dengan Dapsone lain atau Co-
trimoxazol.
k. Prognosis
Prognosis Mycetoma actinomycotic lebih baik daripada
Mycetoma maduromikotik.
3.2.2.Sporotrikosis
a. Definisi
b. Sejarah
Sporotrichum schenckii.
c. Penyebab
d. Distribusi Geografik
Kasus yang terbanyak dilaporkan ialah dari Afrika Selatan. Pada tahun
infeksi manusia; jamur ini tampak sebagai sel-sel bertunas yang Gram
positif, berbentuk bulat kecil sampai berbentuk cerutu. Pada biakan dalan
suhu kamar dengan agar Sabouraud, dalam 3-5 hari berbentuk koloni-
ramping yang panjang (menyerupai bunga aster, lihat gambar 4-2), serta
Gambar 8. S. schenckii
ke dalam kulit melalui trauma. Infeksi ini sering menyebar secara khas
jaringan subkutis melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk. Infeksi
getah bening, jarang mengenai selaput lendir, alat dalam atau tulang.
permukaan tidak rata atau besisik. Kelainan ini hanya terjadi pada
bening.
timbul lesi primer. Lesi kecil ini menjadi tonjolan kecil yang keras.
primer menyebar luas ke kulit atau selaput lendir. Pada kulit timbul
dapat terkena.
f. Tes Diagnosis
jaringan ulkus, sputum dan bahan klinis lain. Jamur sangat sukar
(GMS), jamur mudah dilihat. Biakan nanah atau bahan klinis lainnya
nanah atau bahan lainnya ke dalam peritoneum tikus atau pada mencit
jantan. Dalam waktu 1-2 minggu timbul orkitis. Dalam jaringan testis
atau partikel-partikel lateks yang diliputi oleh antigen timbul dalam titer
tinggi pada serum penderita yang terinfeksi, tetapi hal ini tidak diagnostik.
g. Diagnosa pembanding
polisakarida dari jamur atau media cair yang mengandung jamur secara
lebih.
h. Pengobatan
10 tetes/hari dan ditingkatkan tiap hari satu tetes hingga dosis yang
i. Epidemiologi
(khususnya lumut sfagnum di AS), duri, sisa-sisa kayu, dalam tanah dan
pada hewan yang terinfeksi. Sebagaian besar kasus terjadi pada tukang
organisme ini harus masuk secara pasif dalam subkutan agar dapat
menyebabkan penyakit.
3.2.3. Rhinosporidiosis
a. Sejarah
Srilangka.
b. Penyebab
belum berhasil dibiak. Jamur ini diduga hidup dalam air juga pernah
c. Distribusi Geografik
d. Morfologi
Polip terdapat pada selaput lendir mata, hidung, faring, telinga dan
penderita tetap baik tidak ada demam dan tidak ada penurunan berat
badan.
2. Pada Larynx-Pharynx
ductus lakrimalis.
4. Pada Genetalia
5. Pada Rectum
6. Pada Telinga
7. Pada Kulit
kecil yang bisa terjadi di berbagai bagian tubuh. Bila menjadi besar,
tubuhnya.
inti dan pembesaran spora berjalan terus. Bila spora tadi telah
dinding yang tebal terdiri dari selulosa, kecuali satu bagian kecil yang
tidak ditutupi selulosa dan disebut porus. Pada saat ini jumlah inti
f. Diagnosis
pula yang porusnya telah terbuka dan sporanya sedang keluar atau
f. Pengobatan
g. Epidemiologi
tertinggi terdapat pada anak-anak dan orang dewasa muda. Selain itu
a. Penyebab
Kromomikosis atau Kromoblastomikosis atau dermatitis
verukosa adalah penyakit jamur yang disebabkan bermacam-macam
jamur berwarna (Dermatiaceae) yang pada umumnya dianggap
sebagai saprofit, bahkan kadang-kadang dapat berperan sebagai
kontaminan. Penyakit ini banyak dijumpai di benua Asia dan Eropa.
Sejak beberapa tahun lalu dilaporkan kasus Kromomikosis di
Indonesia. Jenis Dermatiaceae yang sering kali menyebabkan
penyakit ini adalah : Homodendrum dermatitidis, homodendrum
compactum, Homodendrum pedrosoi, phialaphora verrucosa.
d. Epidemiologi
e. Pengobatan
a. Penyebab
c. Pengobatan
b. Sejarah
Nokardiosis pada manusia pertama kali dilaporkan oleh Eppinger
(tahun 1890).Pada tahun 1895 Blanchard menggolongkan penyakit ini
dalam genus Nocardia.
Nokardiosis sistemik
a. Penyebab Nokardiosis sistemik
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides,
infeksi terjadi melalui inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru –
paru menyebar melalui darah dapat menginfeksi ginjal dan otak
b. Distribusi Geografik
c. Morfologi
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Epidemiologi
3.2.6. kriptokokosis
a. Penyebab
b. Diagnosa
a. Penyebab
b. Gambaran klinis
Manifestasi penyakit ini dapat tidak bergejala, positif dengan uji kulit
histoplasmin sampai penyakit paru yang fatal. Masa inkubasi sekitar
14 hari dengan gambaran klinis kadang menyerupai tuberculosis.
Gambaran klinis histoplasmosis paru dibagi atas2,3:
a) Histoplasmosis asimtomatik, dapat dijumpai sekitar 90% penduduk
terinfeksi H. capsulatum pada daerah endemik, tidak ada gejala,
tes histoplasmin positif.
b) Histoplasmosis paru akut, seringkali terjadi pada orang yang
berkunjung ke daerah endemic. Gejala klinis tidak khas, bila spora
yang terhirup cuku banyak, dapat menimbulkan sesak napas,
c. Diagnosa
b. Pembiakan
3.2.8. Kandidiasis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida
yang paling patogen adalah Candida albicans dan paling sering
ditemukan . Genus ini hidup sebagai saprofit dan merupakan flora
normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam
ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan
lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa /
speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan berbentuk
ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida berada
pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit
atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit
1) Gambaran Klinis
3.2.9.Aspergilosis
b. Diagnosa
c. Pembiakan
Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh cepat pada suhu ruang
membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa
warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni
berwarna hijau, Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus
flavus koloni berwarna putih atau kuning.