Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SAMPEL REPRESENTATIF
Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang
karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Satu satunya cara
untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan
melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor
dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan
menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel,
dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan
nonsampling atau kesalahan sampling. Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi
tersebut disebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling.
Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit
tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab resiko
nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur
audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai
kesimpulanyang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko
sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari
populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat
pengecualian, auditor menerima populasi yang salah karena sampel tidak cukup
mewakili populasi. Auditor memiliki du acara untuk mengendalikan risiko
sampling:
Menyesuaikan ukuran sampel
Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi.
Nonprobability Sampling
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Terdapat enam jenis
metode dengan nonprobability sampling yaitu :
Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
darianggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Sampling kouta. Teknik mennetukan sampel dari populasi yang
mempunyaiciri-ciri tertentu smapai jumlah yang diinginkan.
Sampling insidentaladalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti digunakansebagai sampel.
Sampling purposiveadalah teknik penentuan sampel dnegan
pertimbangantertentu. Misalnya penelitian mengenai kurs mata uang
sehingga yang dipilihadalah orang yang ahli dalam ekonomi khususnya
mengenai transaksi valutaasing.
Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua
anggoatpopulasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi reatif
kecil.
Snowball Sampling. Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil n a m u n k e m u d i a n s a m p e l d i a j a k u n t u k
m e m i l i h responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya
hingga jumlahsampel menjadi banyak.
Pengevaluasian hasil
Sampling statistik (statistical sampling) berbeda darisampling nonstatistik
dalam hal
bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi
(mengukur)risiko sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam
mengevaluasi hasil (langkah 3)
Dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditir tidak
mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini
akan
memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai
kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut
penggunaan
sampling nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental
sapling)
Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada
langkah 2.
Apabila menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabiistic sampel selection)
auditor
memlih cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas
yang
sama untuk dimasukkan dalam sampel. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat
tinggi
dan menggunaan salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat.
Dalam
pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor
memilih item
sampel dengan menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode
probabilistik.
Auditir dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel
nonprobabilistik.
Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode
sampling
statistik maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua
metode itu
deterapkan dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati-
hati. Jika
sampling statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi
statistik
yang tepat harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko
sampling.
Auditor juga dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan
probabilistik, tetapi jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik
dengan
menggunakan metode statistik
Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan
sampling
audit nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada
empat jenis
metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik,
yang
semuanya bersifat probabilistik.
Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini :
1. Pemilihan sampel terarah
2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampe sembarangan
Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini :
1. Pemilihan sampelacak sederhana
2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran
4. Pemilihan sampel yang bertahap
Metode Seleksi Non Probabilitas
Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi
persyaratan teknis bagi pemilihan sampel probabilistic. Karena metode tersebut tidak
didasarkan pada probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit
ditemukan.
Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection) adalah pemilihan
item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu,
auditor memilih item populasi tanpa memandang ukurannya, sumber, atau
karakteristik lainnya yang membedakan.
Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya
menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan auditor
dan bias yang tidak sengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya
untuk dimasukkan dalam sampel ketimbang yang lainnya.
Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection, auditor memilih pos pertama
dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan.
Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang
digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan, probabilitas
memperoleh sampel nonrepresentatif sangatlah besar, dengan mempertimbangkan
kemungkinan perputaran karyawan, perubahan sistem akuntansi, dan sifat musiman
dari sejumlah bisnis.
Sampling blok juga dapat digunakan untuk melengkapi sampel lainnya apabila ada
kemungkinan salah saji yang tinggi selama periode tertentu.
Walaupun pemilihan sampel sembarangan dan blok tampak kurang logis ketimbang
pemilihan sampel terarah, pemilihan tersebut sering kali bermanfaat dalam situasi di
mana biaya metode pemilihan sampel yang lebih kompleks melebihi manfaat yang
diperoleh dari menggunakan pendekatan tersebut.
Metode penerapan uji petik atribut dalam audit terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
Perencanaan Sampel
o Nyatakan tujuan dari pengujian audit
o Definisikan atribut dan kondisi deviasi. Atribut dari kepentingan dan
kondisi deviasi berasal langsung dari program audit.
o Definisikan populasi, mengambil sampel secara acak dari keseluruhan
populasi dan menggenerelalisasi hasilnya untuk seluruh populasi
o Definiskan unit uji petik.
o Tentukan pengandalan berlebih yang dapat diterima.
o Tentukan tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.
o Estimasikan tingkat deviasi populasi yang diharapkan.
o Tentukan ukuran sampel awal. Ukuran sampel dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu:ukuran populasi, tingkat deviasi yang dapat ditoleransi,
resiko pengandalan berlebih pada pengendalian intern yang dapat
diterima, dan tingkat deviasi populasi yang diharapkan.
Pemilihan Sampel dan Pelaksanaan Pengujian
o Pilih sampel, unsur-unsur tertentu dalam populasi yang akan diikutkan
sebagai sampel
o Laksanakan prosedur audit, memeriksa setiap unsur di dalam sampel
untuk mendapatkan catatan deviasi yang ditemukan.
Evaluasi Hasil
o Generalisasikan hasil dari sampel untuk populasi.
o Analisa deviasi
o Putuskan akseptabilitas dari populasi tersebut.
DISTRIBUSI SAMPLING
Dalam ISA 530.5 yang terdapat pada buku Theodorous M. Tuanakotta Menuliskan
bahwa tujuan lSAs, istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan berikut:
Attribute Sampling