Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OVER
JENJANG SMP
Pengarah
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Penanggung Jawab
Dr. Drs. Bambang Winarji, M. Pd
Penyusun
Asliati, M.Pd,; 081363405654; asliati15@gmail.com
Isnawati Abas, M.Pd, MA.; 081297457272; isnaabas@yahoo.co.uk
Fety Marhayuni, S.Pd.,M.Pd.; 081226297510; fetymarhayuni1973@gmail.com
Dra. Sujiati, MM; 082139202519; sujiati12@gmail.com
Penelaah
Yanti Dewi Purwanti, S. Psi., M.Si.; 081234562820; yanti.pkbks@gmail.com
Eva Seske Gresye Moroki, S.Pd, M.Pd.; 08124440960; eva_lpmpsulut@yahoo.com
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Pengantar .....................................................................................................................108
TOPIK 6. STRATEGI PENGELOLAAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.............109
Kegiatan 13. Mengelola Implementasi Kurikulum 2013 ...........................................109
Kegiatan 14. Menganalisis Pengelolaan Implementasi Kurikulum 2013 ..................114
Bahan Bacaan 13. Panduan Pengembangan Buku I KTSP........................................118
Bahan Bacaan 14. Implementasi PPK di Satuan Pendidikan .....................................127
Bahan Bacaan 15. Implementasi Literasi Sebagai Kecakapan Abad 21 .....................136
Bahan Bacaan 16. Konsep Kompetensi Berpikir Tingkat Tinggi (4C/HOTS) ..............142
TOPIK 7. STRATEGI PENYEMPURNAAN BUKU KTSP...........................................144
Kegiatan 15. Menyempurnakan Buku I KTSP .........................................................144
Kegiatan 16. Menyempurnakan Buku II dan III KTSP .............................................151
Bahan Bacaan 17. Penyempurnaan KTSP .................................................................164
REFLEKSI ..................................................................................................................166
KESIMPULAN MODUL .................................................................................................167
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................170
DAFTAR ISTILAH .........................................................................................................172
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
6. Alokasi waktu untuk mempelajari modul ini 25 Jam Pembelajaran (JP). Satu JP
setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga bisa
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Penyelenggara pembelajaran bisa
menyesuaikan waktu dengan model pembelajaran di Musyawarah Kerja Pengawas
Sekolah (MKPS), Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan
Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPTK KPTK), atau model
pembelajaran lain dengan pemanfaatan teknologi lain.
BAGIAN I.
PENJELASAN UMUM
Pengantar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006
paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Ketentuan ini memberi
kesempatan kepada sekolah untuk melakukan persiapan implementasi Kurikulum 2013.
Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu
yang diperoleh di sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di
rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia.
Kemampuan literasi ini merupakan dasar pengembangan bagi peserta didik untuk melek
dalam berbagai hal. Pencapaian kompetensi peserta didik diukur melalui penilaian hasil
belajar. Penilaian hasil belajar merupakan proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian belajar peserta didik. Penilaian tersebut dapat dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah. Kepala sekolah mengelola pendidik (guru) melakukan
pemantauan proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan
dan pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD). Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius,
(2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, (5) integritas (Kemdikbud, 2016).
Implementasi PPK dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu berbasis kelas,
berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait
dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini dapat membantu satuan
pendidikan dalam merancang dan mengimplementasikan program dan kegiatan PPK.
Modul Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama
berisi tentang penjelasan umum. Bagian kedua tentang Implementasi Kurikulum 2103
yang meliputi, yaitu (1) Analisis Dokumen SKL, KI, KD, IPK, Silabus, dan Perumusan IPK
(2) Analisis Materi Pembelajaran, (3) Analisis Penerapan Model-model Pembelajaran (4)
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengolahan, dan Pelaporan Penilaian Hasil Belajar, (5)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bagian ketiga tentang Pengembangan
Strategi Penyusunan Kurikulum 2013 yang meliputi dua topik, yaitu (6) Strategi
Pengelolaan Implementasi Kurikulum 2013 dan (7) Strategi Penyempurnaan Buku KTSP.
Strategi pembelajaran dalam modul ini menggunakan beberapa metode pembelajaran
yaitu curah pendapat, diskusi kelompok, window shopping, studi kasus, praktik, simulasi,
presentasi, dan tugas mandiri.
Tujuan Pembelajaran
Organisasi Pembelajaran
Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu
maupun secara kelompok. Secara umum materi pembelajaran dikelompokkan dalam tiga
bagian, bagian satu berisi penjelasan umum tentang modul manajemen implementasi
kurikulum 2013, dan bagian 2 berisi tentang Implementasi kurikulum 2013 di SMP yang
Isi Modul
Modul ini terdiri atas 7 topik utama dan dipelajari selama 25 jam pelajaran. Setiap 1 JP
setara dengan 45 menit. Adapun rincian isi modul dan alokasi waktu tercantum di tabel 1.
4 Penilaian Pembelajaran 7 JP
Jumlah 25 JP
Strategi Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada aspek kerjasama,
disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat
menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan pendapat
dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lain.
Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus menerus
yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir aspek sikap
ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang merupakan kesimpulan
fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal sampai akhir berlangsung.
Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar Penilaian Sikap.
2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam
mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta
keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan
menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan nontest.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan
individu dan/atau kelompok oleh fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil
Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian
keterampilan dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan.
Keterangan:
NA : Nilai Akhir
NS : Nilai Sikap
NK : Nilai Keterampilan
TA : Tes Akhir (nilai pengetahuan)
BAGIAN II.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP
Pengantar
Memperhatikan hal tersebut, maka pengawas sekolah pun perlu memahami implementasi
Kurikulum 2013 beserta perkembangannya agar mampu membimbing guru dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan tepat. Pada bagian II ini Saudara akan
memperkuat pemahaman Saudara terkait implementasi Kurikulum 2013 melalui
serangkaian kegiatan belajar yang bervariasi yang tersaji dalam 7 topik pembelajaran.
Topik 1 Saudara akan berlatih menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, KD, silabus dan
perumusan IPK. Pada topik 2 Saudara menganalisis materi pembelajaran. Pada topik 3
Saudara akan berlatih menganalisis penerapan model pembelajaran. Pada topik 4
Saudara berlatih merancang, mengolah, dan melaporkan hasil penilaian pembelajaran
yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada topik 5 Saudara
mengimplementasikan semua pemahaman dan keterampilan pada topik-topik ebelumnya
dalam kegiatan menyusun RPP.
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat dilakukan dengan baik apabila Saudara memiliki
dan memahami beberapa dokumen di antaranya Permendikbud Nomor. 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah,
Permendikbud Nomor 22 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang KI-KD Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan silabus mata pelajaran.
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2-3 orang tanpa membedakan suku, agama, dan
ras. Jika tidak memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan secara individu atau
berpasangan. Diskusikan dalam kelompok atau perorangan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LK 1 tanpa memaksakan kehendak jika terdapat perbedaan pendapat
dengan anggota kelompok lainnya. Saudara dapat menjawab pertanyaan pada LK 1
berdasarkan pengalaman sebagai pengawas sekolah terkait dengan pemahaman
Saudara tentang keterkaitan antara SKL, KI, dan KD. Untuk membantu menjawab LK 1
Saudara dapat membaca substansi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti
(KI), Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama yang
terdapat dalam bahan bacaan 1 dan suplemen modul ini.
2. Apa yang Saudara lakukan sebagai pengawas sekolah dalam memfasilitasi guru
menganalisis SKL, KI, KD?
3. Menurut Saudara, apa manfaatnya jika guru melakukan analisis SKL, KI, KD?
Standar
Kompetensi Kompetensi Materi Nilai-Nilai Kegiatan Teknik
Kompetensi
Inti Dasar (KD) Pembelajaran Karakter Pembelajaran Penilaian
Lulusan
Pengetahuan KI 3:
LK 2. Merumuskan IPK
2. Menurut Saudara, apa yang harus diperhatikan guru dalam merumuskan IPK?
Keterampilan
Pada kegiatan 3 berikut ini, Saudara akan berdiskusi dan berlatih menganalisis silabus.
Baca dan pahamilah terlebih dulu lampiran Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, pada Bab III Perencanaan
Pembelajaran, khususnya terkait komponen silabus sebagai referensi Saudara dalam
melakukan analisis.
LK 3. Menganalisis Silabus
Saudara diberi contoh silabus mata pelajaran IPS (Saudara dapat menggunakan silabus
mata pelajaran lain yang diampu oleh guru yang dibina). Silakan Saudara menganalisis
contoh silabus tersebut dengan membandingkannya dengan penjelasan dalam lampiran
Permendikbud Nomor. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses.
SILABUS
Sekolah : SMP…
Mata Pelajaran : IPS
Kelas : VII
Semester :…
Tahun Pelajaran : 2017/2018
KI-4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
3.2. Menganalisis interaksi sosial Interaksi sosial: pengertian, Mengamati interaksi sosial Pengetahuan
dalam ruang dan pengaruhnya syarat, dan bentuk (akomodasi, masyarakat perdesaan dan Tes Tertulis dan lisan tentang
terhadap kehidupan sosial, kerjasama, asimilasi). perkotaan interaksi sosial budaya dan
ekonomi dan budaya dalam Pengaruh interaksi sosial Mengamati faktor-faktor yang pengaruhnya dalam masyarakat
nilai dan norma serta terhadap pembentukan mempengaruhi bentuk interaksi
kelembagaan sosial budaya. lembaga sosial, budaya, sosial berdasar lembaga yang
ekonomi, pendidikan dan politik. ada di masyarakat
4.2. Menyajikan hasil analisis
tentang interaksi sosial dalam Lembaga sosial: pengertian, Menyajikan data hasil analisis Keterampilan
ruang dan pengaruhnya jenis dan fungsi (ekonomi, interaksi sosial menurut Unjuk Kerja/ Praktik
pendidikan, budaya, dan bentuknya di perdesaan dan
Petunjuk
Tuliskan hasil analisis silabus pada Format Analisis Silabus yang telah disediakan dengan cara:
a. beri tanda (√) pada kolom “ada” atau “tidak ada” sesuai ketersediaan setiap komponen silabus.
b. tuliskan apa yang “ada” atau “tidak ada” sesuai komponen disertai penjelasan logis Saudara pada kolom “catatan hasil analisis”.
c. tuliskan saran logis dan aplikatif bagi penyempurnaan silabus yang dianalisis pada kolom “saran perbaikan”.
Format Analisis Silabus
No Komponen Silabus Ada Tidak Ada Catatan Hasil Analisis Saran Perbaikan
1 Identitas Mata Pelajaran
2 Identitas Sekolah
3 Kompetensi Inti
4 Kompetensi Dasar
5 Tema/Topik
6 Materi Pokok
7 Nilai PPK
8 Literasi
9 4C (critical thinking, collaborative, creativity
and innovation, and communicative)
10 Pembelajaran
11 Penilaian
12 Alokasi Waktu
13 Sumber Belajar
b. Silakan Saudara menganalisis contoh program tahunan dan program semester yang
telah disediakan!
Alokasi waktu per semester dengan menentukan jumlah jam efektif per semester.
Semester 1 (Gasal)
Jumlah minggu efektif 20 minggu
Jumlah jam efektif KBM 20 minggu x 5 jam pelajaran = 100 Jam
Pelajaran
Jumlah jam untuk Ulangan Harian + 20 Jam Pelajaran
Mid Semester + US
Cadangan 5 Jam Pelajaran
Jumlah jam efektif (Jumlah jam KBM – (UH + Mid Semester + US) –
cadangan)
= 100 JP - 20 JP – 5 JP = 75 JP
Semester 2 (Genap)
Jumlah minggu efektif 16 minggu
Jumlah jam efektif KBM 16 minggu x 5 jam pelajaran
= 80 Jam Pelajaran
…………………………..
…………..……………..
NIP. …………………….
NIP. ……………………
PROGRAM TAHUNAN
Alokasi
Semester Kompetensi Dasar Waktu
(JP)
1 3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan 15 JP
gangguan pada sistem reproduksi dengan penerapan
pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai
sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan
gangguan pada organ reproduksi.
3.2 Menganalisa sistem perkembangbiakan pada tumbuhan 20 JP
dan hewan serta penerapan teknologi pada system
reproduksi tumbuhan dan hewan.
4.2 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada
tumbuhan
3.3 Menerapkan konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan 10 JP
dan kelangsungan mahkluk hidup.
4.3 Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai
sumber terkait tentang tanaman dan hewan hasil
pemuliaan.
3.4 Menjelaskan konsep listrik statis dan gejalanya dalam 15 JP
kehidupan sehari-hari, termasuk kelistrikan pada sistem
saraf dan hewan yang mengandung listrik.
4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang gejala listrik statis
dalam kehidupan sehari-hari.
3.5 Menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya 15 JP
listrik, sumber energi listrik dalam kehidupan sehari-hari
termasuk sumber energi listrik alternatif, serta berbagai
upaya menghemat energi listrik.
4.5 Menyajikan hasil rancangan dan pengukuran berbagai
rangkaian listrik.
Jumlah JP Semester 1 (Ganjil) 75 J
P
2 3.6 Menerapkan konsep kemagnetan, induksi 15 JP
elektromagnetik dan pemanfaatan medan magnet
dalam kehidupan sehari-hari termasuk
pergerakan/navigasi hewan untuk mencari makanan
dan migrasi.
4.6 Membuat karya sederhana yang memanfaatkan prinsip
electromagnet dan/induksi elektromagnetik
3.7 Menerapkan konsep Bioteknologi dan peranannya 10 JP
dalam kehidupan manusia
Mengetahui …………………………………
Kepala SMP………… Guru Mapel ………….
………………….
………………………….
NIP. ……………………….
NIP. …………………….
PROGRAM SEMESTER
Satuan Pendidikan : SMP…….
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Tahun Ajaran : 2017/ 2018
Septem
Kompetensi Jumlah Juli Agustus ber
Oktober November Desember
Materi Pembelajaran
Dasar Jam
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Manusia, Pengertian ruang dan interaksi antar
tempat, dan 4 Jam √
ruang
lingkungan
Letak dan luas Indonesia 4 Jam √
Potensi Sumber Daya Alam dan
16 Jam
kemaritiman Indonesia √ √ √ √
Dinamika kependudukan Indonesia 16 Jam
√ √ √ √
√ √
Kondisi alam Indonesia 8 Jam
√ √
perubahan akibat interaksi antarruang 8 Jam
Interaksi sosial √ √
Interaksi sosial 8 Jam
dan lembaga
sosial Pengaruh interaksi sosial terhadap √
4 Jam
pembentukan lembaga sosial
√ √
Lembaga sosial 8 Jam
Ujian Semester I
Penyerahan rapor semester 1
Libur semester 1
[
Keterangan
√ Jam Efektif
Ujian Semester 1
Penyerahan Rapor Semester 1
Libur Ssmester 1
Libur semester 2 dan MOS
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi tersebut
selanjutnya disebut kompetensi inti.
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi
horisontal berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat
dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran
yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Kompetensi inti yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap
Kompetensi Inti Kelas VII Kompetensi Inti Kelas VIII Kompetensi Inti Kelas IX
Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2) dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu: keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan
kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat
Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk mata pelajaran pada SMP/MTs yang mengacu pada Kompetensi
Inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan
peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi dasar untuk
Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan meliputi empat kelompok yakni:
Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1.
Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2.
Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3.
Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Adapun untuk mata pelajaran selain mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kompetensi
dasar yang dikembangkan terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok kompetensi dasar
pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 dan kelompok kompetensi dasar
keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Kompetensi dasar tersebut kemudian
dikembangkan ke dalam silabus.
KI-1-KD- IPK
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat identitas pelajaran, identitas sekolah,
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, nilai karakter, pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus disusun untuk satu tahun pelajaran.
Penyusunan silabus tersebut dapat dibuat untuk tiap semester.
Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran baik kompetensi pengetahuan maupun keterampilan.
Materi pokok diturunkan dari kompetensi dasar berisi materi-materi pokok sesuai KD.
Kegiatan pembelajaran merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pembelajaran, dapat dilakukan melalui pendekatan saintifik, pembelajaran berbasis
masalah, pembelajaran berbasis proyek, inquiry/discovery sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan
pelaksanaan kurikulum; kemudahan guru dalam mengajar; kemudahan bagi peserta didik
dalam belajar; keterukuran pencapaian kompetensi; kebermaknaan; dan bermanfaat
untuk dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Silabus merupakan acuan penyusunan rencana pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Komponen silabus dapat dilihat pada lampiran Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses, yakni paling sedikit memuat komponen berikut.
7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semester akan
tersusun dengan baik jika guru telah menyusun program tahunan. Langkah-langkah
perancangan program semester adalah sebagai berikut.
Secara sederhana teknik pengisian program semester sama seperti program tahunan.
Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal salin tempel saja
(seperti program tahunan, program semester juga banyak alternatifnya).
Pada Topik 2 ini, Saudara akan berlatih menganalisis materi pembelajaran yang terdapat
dalam buku siswa dan buku guru. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi pengawas
sekolah dalam membimbing guru di sekolah binaan dalam hal menganalisis buku guru
dan buku siswa serta menindaklanjuti hasil analisis tersebut berupa pengembangan
bahan ajar secara mandiri.
Hal-hal yang akan dianalisis dalam buku siswa dan buku guru ini adalah sebagai berikut.
1. Kesesuaian isi buku dengan cakupan KD.
2. Keluasan, kedalaman, kekinian, dan keakuratan materi pembelajaran tiap bab.
3. Menunjukkan contoh materi pembelajaran (pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif).
4. Kelayakan kegiatan pembelajaran.
5. Kelayakan penilaian yang digunakan dalam buku siswa dan buku guru.
Bacalah bab-bab yang terdapat pada buku guru dan buku siswa, cermati isinya.
Analisislah aspek-aspek: (a) cakupan KD dan cakupan materi, (b) keluasan, kedalaman,
kekinian, dan keakuratan materi pembelajaran, (c) contoh materi pembelajaran
(pengetahuan faktual, konseptual, prosedural), (d) kelayakan kegiatan pembelajaran,
dan (e) kelayakan penilaian kemudian deskripsikan secara singkat hasil analisis
tersebut dalam format yang disediakan.
Diskusikan tindak lanjut dari hasil analisis aspek-aspek tersebut. Apabila ada isi buku
yang kurang/tidak sesuai Saudara disarankan untuk memberikan rekomendasi terkait
apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengguna buku untuk memaksimalkan
proses pembelajaran. Rekomendasi tersebut dapat berupa pengayaan materi dengan
cara membuat materi baru, mengadopsi, mengadaptasi materi dari buku lain atau
mengembangkan bahan ajar sendiri.
Tindak Lanjut
No Aspek yang Dianalisis Deskripsi Halaman dari Hasil
Analisis
Isi bab buku siswa menggambarkan
langkah kegiatan penggunaan salah
satu model pembelajaran discovery
learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry
learning, genre based learning.
5. Kelayakan penilaian dalam tiap bab buku siswa
Isi tiap bab buku siswa
menggambarkan
penumbuhkembangan aspek sikap.
Isi bab buku siswa menggambarkan
adanya penilaian aspek pengetahuan.
Isi bab buku siswa menggambarkan
penumbuhkembangan aspek
keterampilan.
Selanjutnya, dengan langkah kegiatan yang sama, analisislah buku guru sesuai dengan
kelas dan mata pelajaran yang Saudara pilih pada buku siswa:
LK 5b. Analisis Buku Guru
Mata pelajaran : …………………..
Kelas : …………………..
Format Analisis Buku Guru
Tindak Lanjut
No Aspek yang Dianalisis Deskripsi Halaman dari Hasil
Analisis
1. Kesesuaian isi buku dengan cakupan KD
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian dengan cakupan KD dari KI-1
dan KI-2.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian cakupan materi.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian dengan cakupan KD dari KI-3.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian dengan cakupan KD dari KI-4.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kecukupan penumbuhkembangan KD
dari KI-1 dan KI-2.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kecukupan Indikator Pencapaian KD dari
KI- 3.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian dengan kecukupan Indikator
Pencapaian KD dari KI- 4.
2. Keluasan, kedalaman, kekinian, dan
keakuratan materi pembelajaran dalam
tiap bab bab buku guru.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian keluasan dan kedalaman
materi dengan cakupan KD dari KI-1, KI-
Tindak Lanjut
No Aspek yang Dianalisis Deskripsi Halaman dari Hasil
Analisis
2, KI-3, dan KI-4.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
kesesuaian materi dengan konteks saat
ini (kekinian).
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
keakuratan/kebenaran konsep.
3. Menunjukkan contoh materi pembelajaran (pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif) dalam tiap bab buku guru.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
contoh materi pengetahuan faktual.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
contoh materi pengetahuan konseptual.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
contoh materi pengetahuan prosedural.
4. Kelayakan kegiatan pembelajaran dalam tiap bab Buku Guru.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
langkah-langkah pencapaian KD 1 dan
KD 1
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
langkah kegiatan penggunaan salah satu
model pembelajaran discovery learning,
project-based learning, problem-based
learning, inquiry learning, genre based
learning.
5. Kelayakan penilaian dalam tiap bab Buku Guru.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
adanya penilaian penumbuhkembangan
aspek sikap.
Isi tiap bab buku guru menggambarkan
adanya penilaian aspek pengetahuan.
si tiap bab buku guru menggambarkan
penumbuhkembangan aspek
keterampilan.
Saudara dapat membandingkan hasil analisis buku guru dan buku siswa untuk
menentukan kesesuaian, perbedaannya, dan tindak lanjut pengembangan bahan ajar
yang sesuai.
Buku Teks Pelajaran disusun berdasarkan KI dan KD pada setiap jenjang sekolah dan
kelas serta karakteristik masing-masing mata pelajaran. Buku teks pelajaran yang terdiri
atas buku siswa dan buku guru. Buku guru memuat diantaranya IPK, strategi
pembelajaran,dan penilaian. Buku siswa memuat materi pembelajaran berdasarkan KI
dan KD Kurikulum 2013.
IPK merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang selanjutnya
digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi pelajaran. Dalam uraian materi
pembelajaran pada setiap sub-bab dapat dicermati sajian pengetahuan yang berupa
fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi pada buku siswa.
Buku Siswa
Buku Siswa yang ditetapkan oleh pemerintah memiliki ketentuan sebagai berikut.
Penggunaan buku siswa disarankan dimulai dengan memahami bagian pengantar bab
atau sub-bab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia, mendiskusikan hasil
kegiatan, dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang ada di buku.
Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman konsep dan
diakhiri dengan soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku Guru
Buku guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa.
Buku ini disusun agar guru mendapat gambaran yang jelas dan rinci dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Buku guru berisi hal-hal berikut.
1. Pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku positif,
penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi,
kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreaktivitas, dan pribadi reflektif.
2. Berbagai teknik penilaian peserta didik.
3. Informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan.
4. Kegiatan interaksi guru dan orang tua, yang memberikan kesempatan kepada
orang tua untuk ikut berpartisipasi aktif melalui kegiatan belajar peserta didik di rumah.
5. Petunjuk penggunaan buku siswa.
Buku guru digunakan guru sebagai acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
dan penilaian di kelas. Secara khusus buku guru berfungsi sebagai berikut.
1. Membantu guru mengembangkan kegiatan pembelajaran dan penilaian.
2. Memberikan gagasan dalam rangka mengembangkan pemahaman, keterampilan,
dan sikap serta perilaku dalam berbagai kegiatan belajar mengajar.
3. Memberikan gagasan contoh pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik melalui
berbagai ragam metode dan pendekatan pembelajaran dan penilaian.
4. Mengembangkan metode yang dapat memotivasi peserta didik untuk selalu
menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Buku guru terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk
khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa. Petunjuk
umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan
metode, penjelasan tentang media dan sumber belajar serta prinsip-prinsip penilaian
pada pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada buku
siswa, yakni berisi informasi bagi guru untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian pembelajaran pada bab tersebut. Pada umumnya bagian ini berisi: peta konsep
untuk materi pada bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai
dengan materi, alokasi waktu, dan rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya, pada
bagian ini terdapat uraian pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari IPK,
alternatif kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran.
Bagian penilaian berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru,
penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan informasi pembahasan soal pada buku
siswa. Materi yang terdapat pada buku guru dan buku siswa merupakan materi standar
minimal. Guru dapat mengembangkannya jika perlu sesuai dengan kondisi sekolah,
terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Guru juga dapat
menyesuaikan dengan alat/bahan/media pembelajaran yang tersedia.
Muatan materi KD pada setiap bab buku siswa maupun buku guru tergambar dengan
jelas baik secara ekplisit pada uraian materi yang dipaparkan baik aspek pengetahuan
maupun aspek keterampilan. Keluasan, kedalaman, kekinian, dan keakuratan materi
pembelajaran dalam tiap bab buku siswa dan buku guru sesuai dengan cakupan KD.
Contoh materi pembelajaran pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam tiap bab buku siswa dan buku guru.
Buku siswa dan buku guru dinyatakan layak dari segi materi pembelajaran jika memuat
KD pada KI-3, dan KI-4. Kelayakan dari segi penilaian dalam tiap bab buku siswa dan
guru. buku siswa dan buku guru dilihat jika terdapat penilaian untuk mengukur KD pada
KI-3 dan KI-4.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran.
Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu.
Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan
model pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, kemampuan menganalisis model
pembelajaran harus dimiliki oleh pengawas agar mampu membimbing guru dalam
penerapan model-model pembelajaran yang tepat, dimulai dari menganalisis KD,
kemudian memilih model pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran berhasil
dengan maksimal dan optimal.
Pada topik ini, Saudara akan melaksanakan kegiatan menganalisis dan membuat
rancangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran.
Pada kegiatan 6 ini Saudara akan bekerja dalam kelompok menyelesaikan tugas yang
tersaji dalam LK 6. Sebelum Saudara membimbing guru agar memiliki kemampuan
menerapkan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajarannya, Saudara harus
mampu menganalisis penerapan model pembelajaran dan mampu menyusun skenario
pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih. Saudara dapat membaca
bahan bacaan 6 untuk membantu Saudara menyelesaikan LK 6.
Kegiatan Pembelajaran 1
Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Peserta didik mengucapkan salam khas sekolah.
2. Peserta didik berdoa dipimpin oleh guru untuk memulai pelajaran.
3. Peserta didik menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap belajar dengan
menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa dipimpin oleh guru.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan lisan guru mengecek penguasaan
kompetensi yang dipelajari sebelumnya (keragaman etnis dan budaya)
5. Peserta didik menyebutkan butir-butir pokok kompetensi yang dipelajari sebelumnya
dengan fasilitasi guru.
6. Peserta didik menyimak informasi guru mengenai kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
7. Peserta didik menyimak guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan.
8. Peserta didik menyimak guru menyampaikan lingkup penilaian, dan teknik penilaian
yang akan digunakan.
9. Peserta didik membentuk kelompok-kelompok beranggotakan 4 (empat) orang.
10. Peserta didik mengamati video tentang akibat negatif kondisi geologis wilayah
Indonesia.
11. Peserta didik berdiskusi dan menuliskan hal-hal yang ingin diketahui atau masalah-
masalah yang relevan dengan tujuan pembelajaran, misalnya akibat negatif kondisi
geologis Indonesia, langkah-langkah mengurangi dampak negatif kondisi geologis
Indonesia, dan pengaruh kondisi geologis Indonesia terhadap aktivitas penduduk
12. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan kondisi geologis
wilayah Indonesia, misalnya:
- Bagaimana kondisi geologis Indonesia?
- Apa akibat negatif kondisi geologis Indonesia?
- Bagaimana langkah-langkah mengurangi dampak negatif kondisi geologis
Indonesia?
- Apa pengaruh negatif kondisi geologis Indonesia terhadap aktivitas penduduk?
13. Peserta didik mengidentifikasi dan menganalisis pertanyaan atau masalah-masalah
esensial sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan fasilitasi
guru
14. Dengan bantuan guru peserta didik merencanakan prosedur pengumpulan data,
misalnya dengan cara: membaca peta geologis Indonesia, membaca buku materi
bentuk muka bumi untuk memperoleh data yang lebih lengkap, mencatat
data/informasi yang diperoleh, memilah-milah/menggunakan data/informasi untuk
menjawab pertanyaan
15. Peserta didik mengumpulkan informasi berdasarkan prosedur yang sudah
direncanakan untuk menjawab masalah-masalah yang dirumuskan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
16. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan data/informasi yang
diperoleh dengan fasilitasi guru.
17. Peserta didik merumuskan kesimpulan.
18. Peserta didik menyiapkan bahan presentasi kesimpulan dalam bentuk verbal dan
visual.
19. Peserta didik menyajikan hasil kerja kelompoknya
20. Peserta didik menanggapi kesimpulan yang disajikan kelompok lain.
21. Peserta didik menyimak umpan balik guru (untuk meluruskan, memperkuat, dan
memperkaya penguasaan kompetensi).
22. Peserta didik mendiskusikan penerapan pengetahuan/keterampilan yang baru saja
diperolehnya untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari.
23. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan lanjutan terkait untuk dicari
jawabannya
24. Peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai kondisi geologis wilayah
Indonesia dengan fasilitasi guru.
25. Peserta didik bersama-sama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
26. Peserta didik mengerjakan soal-soal pas keluar (exit slip).(Lampiran 1)
27. Peserta didik menyimak guru yang menyampaikan tugas individu, yaitu membuat
gambar peta geologis Indonesia.
28. Peserta didik sub-sub materi yang dipelajari berikutnya, yaitu bentuk permukaan
bumi.
29. Peserta didik menyimak guru yang menyampaikan tugas individu, yaitu membantu
orangtua menyapu lantai dan halaman rumah.
30. Peserta didik menyimak penjelasan guru
31. Peserta didik bersama guru berdoa mengakhiri pembelajaran.
32. Peserta didik melakukan salam sesuai budaya sekolah mengucapkan terima kasih.
Selanjutnya, tulislah hasil analisis Saudara tentang kegiatan pembelajaran 1 dan 2 pada
format berikut ini!
Kegiatan Pembelajaran 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok : Kondisi Alam Indonesia
Model Pembelajaran yang digunakan: .............................................
Pilihlah salah satu KD dalam mata pelajaran tertentu dan model pembelajaran yang tepat
untuk merancang kegiatan pembelajaran berikut ini. Hasil LK 7 ini dapat Saudara
gunakan selanjutnya pada topik 5 dalam perancangan RPP. Rancanglah kegiatan salah
satu model pembelajaran dalam kelompok dengan menggunakan format berikut, tulislah
hasil diskusi Saudara dalam kertas plano!
Mata Pelajaran : ..........................
Kompetensi Dasar : ............................
Materi Pembelajaran : ...........................
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan
Inti
Penutup
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan antara peserta didik dengan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Pendekatan Saintifik
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru peserta didik
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berlatih berfikir tingkat tinggi/higher order
thinking skills (hots), berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Model-Model Pembelajaran
Pada implementasi Kurikulum 2013 dikenal 3 macam model pembelajaran utama, yaitu:
Fase Model
Kegiatan Pembelajaran
Problem Based Learning
1. Orientasi terhadap Masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah
nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang
mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa
2. Pengorganisasian belajar
yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan
3. Penyelidikan individual
data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui
maupun kelompok
berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah.
4. Mengembangkan dan Guru membimbing peserta didik untuk menentukan
menyajikan penyelesaian penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai
6. Evaluasi proses dan hasil Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran
projek melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar akan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai
dengan karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013. Model pembelajaran yang dirancang
harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan ide dan
kreativitasnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan
inspiratif. Selain itu, model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat
meningkatkan sifat percaya diri, atau nilai karakter lainnya sesuai dengan hasil anlisis
terhadap Kompetensi Dasar. Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran.
Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata
pelajaran. Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model
pembelajaran yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
Model pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang dipilih harus terlihat bahwa
kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan
penguasaan terhadap multilietrasi, melalui pengalaman belajar yang lebih luas (broad
based learning), serta menambah wawasan dengan menggunakan berbagai alat atau
media atau sumber, termasuk lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (community
based learning). Dengan demikian, maka nilai-nilai karakter peserta didik akan diperkuat
sehingga peserta didik menjadi lebih mandiri, dapat bekerja-sama, mencintai dan
memanfaatkan lingkungannya, serta memiliki integritas yang tinggi. Dengan kata lain
peserta didik dapat meningkatkan keterampilannya sesuai dengan keterampilan abad 21.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat harus diimbangi dengan pengembangan dalam
kegiatan-kegiatan yang bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru
perlu merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak sebuah model
pembelajaran. Model pembelajaranan pada dasarnya pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar
yang diharapkan akan cepat tercapai dengan efisien dan efektif.
Penilaian merupakan aspek yang sering menjadi permasalahan bagi guru dalam proses
pembelajaran. Kemampuan mengelola penilaian hasil pembelajaran perlu Saudara miliki
dalam membimbing guru mengatasi persoalan penilaian di sekolah binaan. Pada topik 4
ini Saudara akan berlatih merancang, mengolah dan melaporkan hasil penilaian
pembelajaran yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Topik ini
terdiri dari beberapa kegiatan antara lain; menentukan KKM, menilai pembelajaran aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam hal menyusun instrumen penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan, mengolahnya serta melaporkan penilaian. Kegiatan pada
topik ini difasilitasi dengan berbagai studi kasus, penugasan dan kerja kelompok. Untuk
membantu Saudara dalam berlatih dan mengerjakan LK Saudara dapat membaca bahan
bacaan 8, 9, 10,11, Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian, dan
Panduan Penilaian Pembelajaran Tahun 2017 untuk SMP.
Pada kegiatan 8 Saudara akan berlatih menentukan KKM mata pelajaran dan KKM
Tingkat Satuan Pendidikan sebagai latihan persiapan melakukan pembimbingan pada
sekolah binaan Saudara. Saudara diharapkan mampu menentukan KKM setiap
Kompetensi Dasar dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan setidaknya dengan
memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas
peserta didik), serta guru dan daya dukung satuan pendidikan. Silakan Saudara
membaca bahan bacaan 8 untuk membantu Saudara menyelesaikan LK 8a dan 8b.
Skor Kriteria
Daya
NO KD dan Indikator Intake Kompleksitas KKM
dukung
(1 – 3) (1 – 3)
(1-3)
1 ....
2 ....
3 ....
4 ....
Cermati dan pahamilah data berikut ini untuk mengerjakan LK 8b! Data ini berisi KKM 10
mata pelajaran di satuan pendidikan yang Saudara bina. Hitunglah KKM dan kategori nilai
yang dapat digunakan oleh guru semua mata pelajaran di satuan pendidikan tersebut.
KKM 77 72 74 75 78 78 80 85 72 78
Kasus 1:
Ibu Kania, S.Pd., Guru IPS Kelas VII, memutuskan untuk melakukan penilaian sikap
tanggungjawab dan gotong royong dengan teknik pengamatan (observasi) dalam
salah satu pembelajarannya. Namun dalam RPP yang telah disusunnya, Ibu Kania
tidak mencantumkan instrumen penilaian sikap tersebut karena belum memahami
bagaimana menyusun sebuah instrumen pengamatan, khususnya merumuskan
kriteria penilaiannya.
Silakan Saudara berlatih melengkapi kriteria penilaian sikap dalam format penilaian sikap
berikut untuk dipakai sebagai contoh pada saat melakukan pembimbingan kepada guru
bersangkutan.
Skor (beri tanda cek)
No. Kriteria
Belum Tampak Mulai Tampak Sangat Tampak
Sikap Tanggung Jawab
1
2
Sikap Gotong Royong
1
2
Kasus 2
Pak Amiruddin, S.Pd., guru yang baru ditugaskan sebagai wali kelas VII SMP
Harapan, mengumpulkan jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik
semester I dari dua guru mata pelajaran seperti jurnal di bawah ini. Pak Amiruddin
belum memahami bagaimana mengolah hasil penilaian sikap.
Nama Butir
No Waktu Catatan Perilaku Ttd Tindak Lanjut
Siswa Sikap
Mengingatkan temannya untuk
Kamis, Mendapatkan
1 Syarif melaksanakan sholat Dzuhur Ketakwaan
01/02/2018 stiker 2 bintang
di sekolah.
Ikut membantu
Rabu, mempersiapkan Mendapatkan
2 Leman Toleransi
07/02/2018 perayaan keagamaan stiker 4 bintang
temannya yang beragama lain
Menjadi anggota panitia
Mendapatkan
3 perayaan keagamaan agama Toleransi
Yakob stiker 4 bintang
Islam di sekolah.
Kamis,
Mengajak temannya untuk
22/03/2018
berdoa sebelum praktik Mendapatkan
4 Anita ketakwaan
memasak di ruang stiker 2 bintang
keterampilan
Jumat Menjadi Muadzin pada sholat Mendapatkan
5 Syarif ketakwaan
23/03/2018 Jumat di sekolah stiker 4 bintang
Nama Butir
No Waktu Catatan Perilaku Ttd Tindak Lanjut
Siswa Sikap
1 Tidak menyerahkan “surat ijin Pembinaan dan
tidak masuk sekolah” dari diminta berjanji
tanggung
Syarif orangtuanya kepada guru. untuk tidak
jawab
mengulangi
Senin, perbuatannya
22/01/2018 Memukul temannya yang tidak Pembinaan dan
sengaja menyenggolnya ketika diminta berjanji
Leman berjalan keluar kelas Santun untuk tidak
mengulangi
perbuatannya
2 Menolong orang lanjut usia
Rabu, Mendapatkan
untuk menyeberang jalan di Peduli
07/02/2018 Yakob stiker 2 bintang
depan sekolah.
3 Menyerahkan dompet yang
Selasa, ditemukannya di halaman Mendapatkan
Anita Jujur
13/02/2018 sekolah kepada Satpam stiker 4 bintang
sekolah.
Silakan Saudara berlatih merangkum jurnal penilaian setiap peserta didik dengan cara
melengkapi rekapitulasi hasil penilaian sikap pada format di bawah untuk dipakai sebagai
contoh dalam melakukan pembimbingan terkait cara mengolah nilai sikap sosial dan
spiritual kepada guru yang bersangkutan.
Format Rekapitulasi Penilaian Sikap
Sekolah : SMP Harapan
Kelas/Semester : VII/satu
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Nama Wali kelas : Amiruddin, S.Pd.
Predikat
Nama Rangkuman Rangkuman Alasan
Penilaian
No. Peserta Penilaian Sikap Penilaian Sikap pemberian
Sikap
didik Spiritual Sosial Predikat
(A, B, C, D)
*)
1 Aminah Baik sekali dalam Selalu berpakaian Selama satu
*) Contoh
memimpin doa rapi dan sesuai semester
bersama pada apel aturan, datang dan menunjukan
pagi, mengikuti sholat pulang sekolah tepat sebagian besar
dhuhur berjamaah, waktu, peduli sikap spiritual
rajin mengikuti kepada sesama B dan sikap sosial
kegiatan keagamaan teman, berkata jujur secara normal.
Hanya ada 1
sikap yang
ekstrim baik
2 Anita
3 Syarif
4 Leman
5 Yakob
Kasus 3
Setelah memahami cara mengolah hasil penilaian sikap, Pak Amiruddin, M.Pd.,
masih perlu belajar bagaimana menuliskan deskripsi pencapaian kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial ke dalam buku rapor.
Silakan Saudara berlatih mengisi contoh halaman pencapaian kompetensi sikap pada
Buku Rapor di bawah ini dengan menuliskan predikat dan deskripsi yang sesuai
bedasarkan hasil rangkuman penilaian sikap dalam fomat rekapitulasi pada kasus
sebelumnya.
Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Nama Sekolah : .............................. Kelas : ..............................
Alamat : .............................. Semester : 1 (Satu)
Nama : Anita Tahun Pelajaran : ..............................
Nomor Induk : ..............................
A. Sikap
1. Sikap Spiritual
Predikat Deskripsi
2. Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Kasus 1
Silakan Saudara mengerjakan tugas menyusun contoh instrumen tes uraian (2-3 nomor)
yang benar, memenuhi kriteria HOTs dan dilengkapi dengan pedoman penskorannya.
Instrumen ini akan dipakai sebagai contoh dalam memberikan pembimbingan bagi guru
yang bersangkutan pada pertemuan berikutnya. Pilih dan tuliskan Kompetensi Dasar
yang sesuai dengan tes tersebut.
Setelah selesai, silakan bertukar hasil kerja dengan teman pasangan di dekat Saudara
dan diskusikan instrumen yang sudah Saudara susun.
Soal:
Kunci Jawaban:
Pedoman Penskoran:
Kasus 2.
Ibu Rahmawati, guru IPA, telah melakukan penilaian aspek pengetahuan untuk
semester 1 dengan daftar nilai seperti yang tampak pada tabel di bawah. Namun, Ibu
Rahmawati belum memahami bagaimana mengolah Hasil Penilaian Harian dan
Penilaian Akhir. Sekolah sepakat untuk menetapkan pembobotan HPH : HPTS :
HPAS = 2 : 1 : 1 atau 50% : 25% : 25% untuk Penilaian Akhir Aspek Pengetahuan.
Silakan Saudara mengerjakan contoh pengolahan hasil penilaian harian dan penilaian
akhir berikut sebagai persiapan Saudara dalam melakukan pembimbingan. Gunakanlah
tabel predikat dari penentuan KKM pada tugas LK 8 untuk menentukan predikat hasil
penilaian akhir (nilai rapor) peserta didik.
1 Anita 80 78 82 80 74 78 70 78 76 ...
2 Syarif 75 80 84 75 78 78 65 78 78 ...
3 Yakob 76 76 80 75 68 80 68 76 76 ...
4 Leman 82 78 78 78 70 76 68 78 70 ...
Keterangan: Nilai masing-masing Penilaian Harian (PH) di atas sudah merupakan hasil
penghitungan dari nilai Tes Tertulis dan Penugasan.
Kasus 3:
Ibu Susilawati S.Pd. wali kelas VII SMP Nusantara menerima daftar nilai akhir peserta
didik Anita dari semua guru mata pelajaran seperti daftar di bawah ini. Ibu Susilawati
perlu menyesuaikan nilai tersebut dengan rentang nilai setiap predikat pencapaian
kompetensi pengetahuan dan mengisi nilai tersebut pada format buku Rapor dengan
KKM Tunggal.
Mate
PAPB PPKN B. Ind IPA IPS B.Ingg Senbud PJOK Pakarya
matika
78 84 85 87 80 82 86 80 82 86
Gunakanlah hasil penghitungan rentang nilai predikat yang telah ditentukan pada LK 10c
untuk menentukan predikat pencapaian yang sesuai masing-masing mata pelajaran.
Rumuskan deskripsi pada mata pelajaran yang diampu oleh guru binaan Saudara.
Pengetahuan
Pengetahuan
No. Mata Pelajaran
Nilai Predikat Deskripsi
Kelompok A
Pendidikan Agama
... ... ...
dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
... ... ...
dan Kewarganegaan
Bahasa Indonesia
... ... ...
Matematika
... ... ...
Ilmu Pengetahuan
... ... ...
Alam
Ilmu Pengetahuan
... ... ...
Sosial
Bahasa Inggris ... ... ...
Kelompok B
Seni Budaya
... ... ...
Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan ... ... ...
Kesehatan
Prakarya
86 ... ...
Kasus 1
+
) Pilih sesuai dengan teknik penilaian
Nilai Praktik/Produk/Proyek*):
Kasus 2:
Selama satu semester, Ibu Ridhayani, S.Pd., melakukan penilaian terhadap lima
Kompetensi Dasar keterampilan. Pada akhir semester Ibu Ridha memiliki rekapitulasi
daftar nilai untuk kelima KD tersebut seperti pada tabel di bawah. Ibu Ridha merasa
kesulitan dalam mengolah hasil penilaian harian dan penilaian akhir sebelum dituliskan
di dalam Buku Rapor.
Silakan Saudara bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan format pengolahan nilai
akhir aspek keterampilan berikut sebagai contoh bahan pembimbingan bagi guru yang
bersangkutan.
Masing-masing anggota kelompok mengerjakan pengolahan nilai satu peserta didik dari
daftar nilai harian di atas.
4.2 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
4.3 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
4.4 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
4.5 ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Nilai Rata-Rata Akhir Semester ...
Nilai Rapor (Pembulatan) ...
Predikat ...
Pak Ibrahim, M.Pd., Wali kelas VII SMP Perjuangan menerima daftar nilai akhir aspek
ketarampilan peserta didik Syarif dari semua guru mata pelajaran seperti daftar di
bawah ini. Pak Ibrahim perlu menyesuaikan nilai tersebut dengan rentang nilai setiap
predikat pencapaian kompetensi keterampilan dan mengisi nilai tersebut pada format
buku Rapor dengan KKM Tunggal.
B. Mate
PAPB PPKN IPA IPS B.Ingg Senbud PJOK Pakarya
Ind matika
85 80 86 85 82 86 88 84 80 84
Berdasarkan daftar nilai di atas, silakan Saudara berlatih menyelesaikan pengisian Buku
Rapor pada halaman Pencapaian Kompetensi Keterampilan berikut untuk menjadi contoh
pada saat melakukan pembimbingan bagi guru yang bersangkutan terkait pelaporan hasil
penilaian.
Gunakanlah hasil penghitungan rentang nilai predikat yang telah ditentukan pada LK 8
untuk menentukan predikat pencapaian yang sesuai masing-masing mata pelajaran.
Cobalah juga untuk merumuskan deskripsi hanya pada mata pelajaran yang Saudara
bina.
Keterampilan
NO Mata pelajaran
Nilai Predikat Deskripsi
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti ... ... ...
10 Prakarya
... ... ...
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria pencapaian hasil belajar minimal
peserta didik baik pada aspek Pengetahuan dan Keterampilan. KKM ditentukan oleh
satuan pendidikan bedasarkan pada standar kompetensi lulusan, mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Oleh karena itu KKM dirumuskan dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yakni
karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran (kompleksitas
komopetensi/materi) dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung).
Perumusan KKM diawali dengan menentukan skala penilaian yang disepakati oleh guru
mata pelajaran untuk masing-masing aspek tersebut seperti tampak pada tabel berikut.
Selain itu, perumusan KKM juga dapat dilakukan dengan memberikan poin/skor pada
setiap kriteria untuk masing-masing aspek yang dianalisis.
Secara umum prosedur penentuan KKM dapat dilihat pada alur di bawah ini.
Dengan pembulatan, maka KKM untuk Kompetensi Dasar tersebut adalah 73.
= 77,77
Dengan pembulatan maka KKM untuk Kompetensi Dasar tresebut adalah 78.
Jadi, KKM Mata Pelajaran Bahasa Inggris adalah 68 (pembulatan ke atas). Berdasarkan
KKM ini, kemudian rentang nilai predikat A, B, C dan D dapat ditentukan. Penentuan
predikat diawali dengan menghitung panjang interval setiap predikat dengan rumus
berikut.
Jadi, panjang interval masing-masing predikat adalah sebelas angka. Nilai KKM selalu
dijadikan sebagai batas terendah pada Predikat C. Dengan demikian, rentang nilai untuk
Mata pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut.
Ada 2 model KKM yang dapat disepakati dan dipakai sebgai KKM tingkat satuan
pendidikan.
Selain menggunakan KKM tunggal satuan pendidikan juga dapat menyepakati bahwa
setiap mata pelajaran dapat menggunakan KKM yang telah ditentukan masing-masing
sebagai dasar dalam menilai capaian kompetensi yang telah dipelajai peserta didik.
Sebagai contoh, mata pelajaran Matematika bisa jadi menetapkan dan menggunakan
KKM yang berbeda dengan mata pelajaran lain. Dengan model ini interval nilai dan
predikat pun akan berbeda diantara mata pelajaran.
Setelah menentukan bentuk instrumen yang sesuai, guru perlu menentukan kriteria
penilaian yang harus dituliskan dalam instrumen yang menjadi penanda dari pencapaian
sikap yang dinilai. Contoh beberapa instrumen penilaian sikap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 13. Contoh Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Hasil
No. Pernyataan Belum Sudah Sangat
Nampak Nampak Nampak
1 Berperan baik dalam kelompok sesuai tugasnya
2 Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh
guru atau ketua kelompok
3 Mengumpulkan tugas/hasil kerja sesuai instruksi
4 Menerima dengan baik penjelasan atas kelebihan
maupun kekurangan hasil kerjanya
Butir
No. Waktu Nama Kejadian/Perilaku Ttd Tindak Lanjut
Sikap
*) Junal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial menggunakan format jurnal yang sama
Penilaian sikap sosial dan spiritual dilakukan secara terus menerus selama satu semester
oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling dan wali kelas. Guru mata pelajaran
melakukan penilaian sikap spiritual dan sosial selama proses pembelajaran maupun di
luar proses pembelajaran. Guru bimbingan konseling melakukan penilaian sikap spiritual
dan sosial selama proses pembimbingan dan di luar proses pembimbingan/pembelajaan.
Wali kelas melakukan penilaian sikap spiritual dan sikap sosial di luar poses
pembelajaran. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan
sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan
tentang perilaku peserta didik dari sumber yang dapat dipercaya. Jika seorang peserta
didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik tapi pada kesempatan lain peserta
didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada
aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap
peserta didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Dengan demikian, untuk peserta didik yang punya catatan kurang baik, yang dicatat
dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap
perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.
didik tersebut dengan mempetimbangkan keterlibatan orang tua/wali murid serta kondisi
sekolah.
Berikut adalah contoh deskripsi capaian kompetnsi sikap dalam buku Raport.
Kategori Deskripsi
Baik Sudah berkembang dalam sikap rasa syukur, berdoa sebelum
melakukan kegiatan, toleransi pada pemeluk agama yang berbeda, dan
ketaatan beribadah.
Kategori Deskripsi
Cukup Mulai menunjukkan sikap peduli dan disiplin
1. Menetapkan tujuan penilaian, yakni untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menguasai materi Kompetensi Dasar yang dipelajari.
“Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks
deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan
deskripsi orang, binatang, dan benda, sangat pendek dan sederhana, sesuai dengan
konteks penggunaannya”.
Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang meliputi
antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal.
Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang seharusnya diukur
secara proporsional. Selain itu penyusunan kisi-kisi juga dimaksudkan untuk memastikan
bahwa soal yang akan disusun mengakomodasi penguasaan kecakapan berfikir tingkat
rendah hingga tinggi serta mewakili dimensi pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural. Tabel di bawah ini adalah contoh kisi-kisi penilaian aspek pengetahuan mata
pelajaran Matematika.
Tes tertulis terdiri atas dua kelompok, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban yang sudah
disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan) dan 2) soal dengan
menuliskan jawaban (isian, jawaban singkat, dan uraian).
Penulisan soal tertulis, baik bentuk pilihan ganda maupun uraian perlu memperhatikan
kaidah-kaidah penulisan soal yang baik dan benar.
Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk
daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.
Kaidah penulisan soal uraian, isian dan jawaban singkat perlu memperhatikan kaidah
berikut.
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3. Materi soal sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, tingkat kelas dan Kompetensi dasar
yang diukur.
Konstruksi
1. Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut
jawaban terurai.
2. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3. Ada pedoman penskoran setelah soal disusun (dengan pendekatan skor 1 benar dan
salah 0).
4. Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas dan terbaca.
Bahasa
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana
dan komunikatif sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
peserta didik atau kelompok tertentu.
3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam menyusun soal adalah perbandingan porsi jumlah
soal yang menuntut kemampuan berpikir tingkat rendah (Low Order Thinking Skill) dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill). Memberikan soal High
Order Thinking Skill dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara logis, analitik
dan evaluatif.
Dalam menyusun soal yang mengukur proses berpikir tingkat tinggi disajikan berbagai
informasi terkait konteks materi soal sebagai stimulus. Stimulus dapat berupa teks,
gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi informasi-informasi dari kehidupan
nyata. Peserta didik diminta untuk mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi
informasi/konteks tersebut dengan cara membandingkan, menilai, mengkritik, menguji,
menyanggah, mendukung, mengembangkan, mendesain dan memformulasi sesuatu.
Soal High Order Thinking Skill pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Mentransfer informasi tersebut dari satu konteks ke konteks lainnya.
2. Memproses dan menerapkan informasi.
3. Melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda.
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.
5. Secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi.
Contoh soal yang yang sesuai dengan kisi-kisi di atas dapat dilihat pada gambar berikut.
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu pada proses
pemanasan 1 kg air. Hitunglah banyak kalor yang diperlukan untuk berubah
seluruh wujudnya menjadi uap pada tekanan udara 1 atmosfer!
(kalor jenis air = 4200 J/kg0.C, kalor uap air = 2.256.000 J/kg )
Perumusan kunci jawaban soal uraian dapat dipadukan dengan pedoman penskoran.
Pehatikan contoh soal dan pedoman penskoran mata pelajaran IPA materi Biologi di
bawah ini.
Soal:
1a. Jelaskan alasan mengapa cacing tanah penting bagi tanah pertanian
1b. Cacing tanah memakan sampah dan sisa makhluk hidup yang membusuk
sehingga bersifat asam. Makanan masuk ke mulutnya kemudiannke
kerongkongan yang memiliki kelenjar kapur. Jelaskan fungsi zat kapur yang
dihasilkan dalam kerongkongan cacing tersebut!
Pedoman Penskoran:
Skor Maksimum 4
Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian harian
melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD. Dalam perhitungan nilai rata-rata
dapat diberikan pembobotan untuk nilai tes tertulis dan penugasan misalnya 60% untuk
bobot tes tertulis dan 40% untuk penugasan. Pembobotan ini ditentukan sepenuhnya oleh
pendidik berdasarkan kesepakatan bersama.
Tabel berikut memberikan contoh penghitungan nilai untuk satu kali pelaksanaan
Penialain Harian untuk KD 3.2. dengan menggunakan pembobotan.
Pada tabel di atas diberikan contoh pengolahan HPH dengan memunculkan kasus KD
“gemuk” dan KD “kurus”. Pada contoh tersebut, KD 3.4 dan KD 3.7 merupakan contoh KD
“gemuk” sehingga perlu dilakukan PH sebanyak 2 kali. Misal, untuk menentukan nilai KD
3.4 maka hasil PH-4 dan hasil PH-5 perlu dirata-rata terlebih dahulu.
75 75 80 75 72 78 65 76 74
2 Rina 74,5
75 75 80 73,5 78 65 75
72 72 84 74 65 81 68 76 79
3 Heri 74,8
72 72 84 69,5 81 68 77,5
Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian
tengah semester (PTS) melalui tes tertulis dengan materi yang diujikan terdiri atas semua
KD dalam tengah semester. Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD ditentukan
secara proporsional, bergantung tingkat “kegemukan” KD dalam tengah semester
tersebut.
Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian
akhir semester (PAS) melalui tes tertulis dengan materi yang diujikan terdiri atas semua
KD dalam satu semester. Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD ditentukan secara
proporsional, bergantung tingkat “kegemukan” KD dalam satu semester tersebut.
Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH, HPTS, dan HPAS
melalui penghitungan dengan atau tanpa pembobotan yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan. Pembobotan dapat menggunakan perbandingan 2HPH : 1HPTS : 1HPAS
atau dengan menggunakan persentase, misalnya 50%HPH : 25%HPTS : 25%HPAS.
Dengan demikian HPA dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
Berdasarkan pengolahan HPH pada table 11 Sani memperoleh HPH sebesar 75;
Jika Sani memperoleh HPTS sebesar 90 dan memperoleh HPAS sebesar 78,
hitunglah Hasil Penilaian Akhir peserta didik tersebut jika pembobotan yang
disepakati sekolah adalah HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1.
Penyelesaian:
Dengan pembulatan, nilai akhir peserta didik Sani adalah 80 yang kemudian diberi
predikat sesuai dengan interval nilai dan predikat yang telah disepakati.
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam buku Rapor dituliskan juga deskripsi
capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran. Deskripsi capaian pengetahuan dalam
rapor dilakukan dengan mengikuti rambu-rambu berikut.
Deskripsi pengetahuan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan
kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi
masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....
Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang SANGAT BAIK dan/atau BAIK dikuasai oleh
peserta didik dan yang penguasaannya MULAI BERKEMBANG. Deskripsi capaian
pengetahuan didasarkan pada skor angka yang dicapai dalam setiap KD.
Setiap pendidik perlu selalu mengadministrasikan hasil setiap pelaksanaan penilaian
harian selama satu semester sehingga pendidik dapat melacak kembali nilai capaian
setiap KD yang diperoleh peserta didik. Dengan demikian deskripsi capaian peserta didik
dapat dirumuskan dengan tepat sesuai dengan capaian masing-masing KD yang dipelajai
selama satu semester.
Berikut adalah contoh rumusan deskripsi dalam buku rapor peserta didik yang mendapat
predikat B mata pelajaan IPA.
Sama halnya dengan penilaian pengetahuan, pemberian tugas praktik, produk maupun
projek dalam penilaian keterampilan perlu dibuatkan kisi-kisi. Contoh instrumen masing-
masing teknik tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.
Teknik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1. 4.3 Menyajikan hasil Larutan asam Peserta didik Praktik
penyelidikan atau dan basa dapat menguji
karya tentang sifat larutan asam
larutan, perubahan dan larutan
fisika dan basa
perubahan kimia, menggunakan
atau pemisahan kertas lakmus.
campuran
TUGAS PRAKTIK
Instruksi:
a. Lakukanlah uji asam basa terhadap delapan bahan yang tersedia!
b. Ikuti langkah-langkah percobaan sesuai prosedur!
1) tuangkan masing-masing larutan yang telah disiapkan kedalam masing-masing
gelas plastic
2) gunting kertas lakmus yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
3) masukkan kertas itu kedalam gelas yang sudah di isi larutan.
4) amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.
5) catat hasil pengamatan kami dalam tabel pengamatan.
Skor
No. Aspek 0 1 2 3 4
Menyiapkan alat dan bahan yang
1. diperlukan.
2. Melakukan uji asam/basa.
Jumlah
Skor
No. Aspek Kriteria Maksimal
1 Menyiapkan 4 : Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan rapi 4
. alat dan 3 : Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap namun
bahan kurang rapi
2 : Menyiapkan sebagian alat dan bahan yang diperlukan
dan rapi
1 : Menyiapkan sebagian alat dan bahan yang diperlukan
tapi tidak rapi
0 : Tidak menyiapkan alat bahan
2. Melakukan 5: Melakukan lima langkah kerja dengan tepat
uji asam/ 4 : Melakukan empat langkah kerja dengan tepat.
basa 3 : Melakukan tiga langkah kerja dengan tepat.
5
2 : Melakukan dua langkah kerja dengan tepat.
1 : Melakukan satu langkah kerja dengan tepat.
0: Tidak melakukan langkah kerja.
Total Skor Maksimal: 9
Kompetensi Teknik
No Materi Indikator
Dasar Penilaian
1 4.1 Mengolah bahan Pengolahan 1. Mengolah buah segar Produk
pangan buah segar bahan yang ada di wilayah
menjadi makanan pangan setempat menjadi
dan minuman buah segar makanan dengan
sesuai pengetahuan menjadi menerapkan prinsip
rancangan dan makanan sanitasi dan hygiene.
bahan yang ada di dan
wilayah setempat minuman 2. Mengemas makanan
dari buah segar yang
ada di wilayah setempat
dengan menerapkan
prinsip sanitasi dan
hygiene.
Instruksi:
1. Bentuklah kelompok 4-5 orang
2. Buatlah produk makanan yang berbahan dasar buah segar yang ada di wilayah
setempat
3. Beri kemasan dan sajikan dengan menarik dan menerapkan prinsip sanitasi dan
hygiene.
4. Waktu: 2 jam pelajaran (80 menit)
Skor
Aspek yang Dinilai Bobot Jumlah
1 2 3 4
Kesesuaian dengan
10%
Tema/Topik
Kreasi dan Inovasi 10%
Kualitas Produk
- Rasa
- Tekstur 60%
- Warna
- Aroma
Kemasan 20%
Jumlah 100%
3. Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu instrumen projek
dalam periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat dilakukan untuk mengukur
pencapaian satu atau beberapa Kompetensi Dasar dalam satu atau beberapa mata
pelajaran. Fokus penilaian projek adalah pada proses penyelesaian, hasil projek
(berupa presentasi atau pajangan visual dan laporan tertulis pelaksanaan projek.
Contoh penilaian projek adalah melakukan investigasi terhadap jenis keanekaragaman
hayati Indonesia, membuat rangkaian bel rumah sederhana, membuat makanan dan
minuman dari buah segar, membuat gerak tari berdasarkan level dan pola latih sesuai
iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya
a. Menyusun kisi-kisi
Matrik kisi-ksi tugas projek minimal memuat kompetensi dasar, materi dan
indikator. Contoh kisi-kisi tugas projek dapat dilihat pada tabel 28 berikut.
dibuat.
5. Merangkai gerak yang
telah dibuat berdasarkan
level, pola lantai sesuai
iringan.
6. Memperagakan gerak yang
telah dibuat berdasarkan
level, pola lantai sesuai
iringan.
7. Membuat laporan projek
tentang gerak tari
berdasarkan level dan pola
lantai sesuai iringan.
Contoh instrumen dan pedoman penskoran (rubrik) tugas projek dapat dilihat pada
format berikut.
TUGAS PROJEK
Instruksi:
1. Secara berkelompok ciptakanlah satu tarian kontemporer sederhana dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
a) Tema tari.
b) Alur cerita berdasarkan tema tari.
c) Gerak tari berdasarkan tema.
d) Gerak tari berdasarkan alur cerita.
e) Level tari berdasarkan gerak yang dibuat
f) Pola lantai tari berdasarkan gerak yang dibuat.
2. Rangkai gerak tari berdasarkan level, pola lantai sesuai iringan.
3. Peragakan gerak yang telah dibuat berdasarkan level, pola lantai sesuai iringan.
4. Tulislah laporan projek tentang gerak tari berdasarkan level dan pola lantai sesuai
iringan.
5. Presentasikan laporan pelaksanaan proyek menciptakan tarian
Skor
Aspek
1 2 3
1. Mendesain alur cerita tari sesuai tema
2. Merangkai gerak tari berdasarkan alur cerita
3. Membuat level tari berdasarkan gerak yang dibuat.
4. Membuat pola lantai tari berdasarkan gerak yang dibuat.
5. Merangkai gerak yang telah dibuat berdasarkan level, pola
lantai sesuai iringan.
6. Memperagakan gerak yang telah dibuat berdasarkan level, pola
lantai sesuai iringan.
7. Membuat laporan projek tentang gerak tari berdasarkan level dan
pola lantai sesuai iringan.
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan teknik untuk melakukan penilaian terhadap aspek
keterampilan yang tidak dalam bentuk angka. Portofolio berisi kumpulan sampel karya
terbaik dari KD – KD pada KI-4. Sampel tersebut pada dasarnya dikumpulkan dari
produk yang dihasilkan dari penilaian dengan teknik projek maupun produk. Portofolio
digunakan sebagai salah satu data penulisan deskripsi pencapaian aspek
keterampilan.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio.
Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai
akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan
capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 100 dan predikat.
Penentuan predikat ditentukan dengan menghitung interval nilai berdasarkan KKM
yang ditetapkan bersama. Sekolah dapat menyepakati KKM tunggal atau multi KKM
untuk penilaian aspek keterampilan.
Dalam penilaian keterampilan, skor akhir diperoleh dari rata-rata seluruh skor yang
diperoleh selam satu semester. Jika satu kompetensi dasar dinilai lebih dari satu kali
dengan teknik yang berbeda maka skor akhir merupakan rata-rata dari skor masing-
masing teknik. Jika satu kompetensi dasar dinilai lebih dari satu kali dengan
menggunakan teknik penilaian yang sama maka yang dipakai adalah skor optimum
diantara teknik tersebut kemudian dihitung rata-rata dari keselurahan skor dari teknik
yang lain. Nilai akhir aspek keterampilan adalah rata-rata dari skor keseluruhan
kompetensi dasar. Contoh pengolahan nilai ketrampilan dapat dilihat pada tabel 22
berikut.
Skor Akhir
KD Praktik Produk Proyek Portofolio
KD
4.1 85 85
4.2 66 75 68 71,50
4.3 86 90 √ 90
4.4 77 87 √ 82
4.5 80 86 √ 83
4.6 92 √ 92
Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi
capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran. Berikut adalah rambu-rambu
rumusan deskripsi capaian keterampilan.
1. Deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif. HINDARI frasa yang bermakna kontras
misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu
peningkatan dalam hal ....
2. Deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai
oleh peserta didik dan yang penguasaannya mulai meningkat.
3. Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya peserta didik
yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD tertentu tidak
memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD tersebut
didasarkan pada skor angka yang dicapai.
Tabel 31 berikut adalah contoh penulisan deksripsi pada tabel capaian aspek
keterampilan peserta didik mata pelajaran IPA kelas VII dalam buku Rapor.
Ketuntasan minimal: 67
4 Matematika
Sangat terampil dalam 1) menyajikan hasil
Ilmu Pengetahuan penyelidikan atau karya tentang sifat larutan,
5 84 B
Alam perubahan fisika dan perubahan kimia, atau
pemisahan campuran, 2) membuat model
Kegiatan pembelajaran ini akan mengarahkan Saudara sebagai pengawas sekolah untuk
mampu merancang sebuah RPP, sehingga mampu membimbing guru untuk menyusun
RPP. Saudara diminta untuk berliterasi menggunakan bahan bacaan 12, serta
berkolaborasi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja 12 yang tersedia.
Pada kegiatan ini Saudara diminta berdiskusi dan berkolaborasi dalam kelompok
mengerjakan LK 12a yaitu perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Saudara
dapat membaca bahan bacaan 12 dan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses, dan Petunjuk Penyusunan RPP untuk memperkuat pemahaman dan
memudahkan Saudara menyelesaikan LK 12a.
Silakan Saudara lakukan curah pendapat untuk mengingat kembali pemahaman Saudara
berkaitan dengan RPP, dengan menjawab pertanyaan berikut ini sebelum mengerjakan
LK 12a!
1. Apa yang Saudara ketahui tentang RPP yang terintegrasi PPK, Literasi, HOTS, dan
keterampilan abad 21 (4C)?
Kegiatan yang akan Saudara lakukan adalah merancang RPP yang terintegrasi PPK,
Literasi, HOTS, dan ketrampilan abad 21 (4C) secara individual. Rancanglah RPP
tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilihlah satu Kompetensi Dasar dalam salah satu mata pelajaran untuk disusun
RPPnya.
2. Susunlah sebuah RPP untuk Kompetensi Dasar yang telah dipilih dengan
menerapkan model pembelajaran yang sesuai.
3. Langkah-langkah penyusunan silakan Saudara baca dalam bahan bacaan.
4. RPP yang Saudara buat harus sesuai dengan sistematika RPP.
5. Presentasikan hasil penyusunan RPP yang telah Saudara buat.
6. Pada saat satu kelompok presentasi maka kelompok yang lain akan memberikan
umpan balik.
7. Isilah format RPP berikut.
Sekolah : SMP . . .
Mata Pelajaran : .......................................................................
Kelas/Semester : .......................................................................
Materi Pokok : .......................................................................
Alokasi Waktu : .......................................................................
A. Kompetensi Inti
1. .................................................................
2. ................................................................
3. dst
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
*) Nilai Karakter:
C. Tujuan Pembelajaran
Contoh:
Melalui pembelajaran berbasis malah siswa dapat:
1.2.1.1. ................................................................................................
1.2.2.1. ................................................................................................
1.2.2.2. dst
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. ..........................................................
b. ….......................................................
c. dst
2. Materi Pembelajaran Pengayaan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Materi Pembelajaran Remedial
.............................................................................................................................
E. Metode Pembelajaran
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
3. dst
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Kompetensi Sikap Spiritual
b. Kompetensi Sikap Sosial
c. Kompetensi Pengetahuan
2. Pembelajaran Remedial
3. Pembelajaran Pengayaan
Mengetahui …..…………… 2018
Kepala SMP . . . Guru Mapel …..........
………………….. ………………………
NIP. NIP.
Setelah selesai merancang RPP secara individu lakukan kegiatan berikut dengan
menggunakan LK 12b!
Kegiatan selanjutnya adalah peserta diklat saling menukarkan hasil kerja individu
(merancang RPP), kemudian menelaah RPP yang diterimanya dengan menggunakan
format panduan mencermati RPP hasil kerja orang lain.
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Komponen RPP
9. Metode pembelajaran;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup;
13. Penilaian hasil pembelajaran.
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Alokasi waktu :
2. Salinlah Kompetensi Inti dari Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang sesuai.
3. Tulislah KD dari KI-3 dan KI-4 yang dipilih (dan KD dari KI-1 dan KI-2 untuk Mata
Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn).
4. Rumuskan 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi dari setiap KD.
Indikator merupakan jabaran dari KD adalah: 1) perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3, dan KI-4; dan 2)
perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1
dan KI-2.
Indikator KD dari KI-3 mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
sesuai tuntutan/kandungan KD dengan kemampuan kognitif mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan/atau mencipta.
Pola atau rumus menuliskan indikator adalah “kata kerja (menjelaskan, membedakan,
menganalisis, dan sebagainya) + kata benda (pengetahuan atau isi, atau materi
pembelajaran)”. Contoh: Membedakan benda yang termasuk konduktor dan isolator.
5. Rumuskan nilai-nilai karakter yang akan dimunculkan.
Tulis butir-butir nilai karakter di antara butir-butir nilai karakter pada KI-1, KI-2, dan
PPK yang secara alami dapat disajikan melalui materi yang dibelajarkan dan/atau
dapat ditanamkan melalui metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Butir-butir
nilai karakter yang dituliskan adalah butir nilai karakter operasional.
6. Rumuskan Rumuskan 1 (satu) atau lebih tujuan pembelajaran untuk setiap indikator
pencapaian kompetensi.
Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat specifik dan tidak dapat diuraikan
lagi, rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator pencapaian kompetensi
tersebut.
Apabila sebuah indikator pencapaian kompetensi masih dapat dirinci lagi, indikator
pencapaian kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih dari 1 (satu) tujuan
pembelajaran.
7. Tujuan pembelajaran mengandung unsur: audience (A), behavior (B), condition (C),
dan degree (D). A : peserta didik, B : indikator pencapaian kompetensi atau jabaran
yang akan dicapai, C : kegiatan, D : nilai karakter atau ukuran lain.
Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan untuk masing-masing pertemuan.
Tujuan pembelajaran mencakup sikap (karakter), pengetahuan, dan keterampilan.
8. Tentukan materi pembelajaran yang relevan dengan indikator yang dirumuskan (lihat
silabus).
9. Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup untuk materi
pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
10. Butir-butir materi yang dimaksud harus relevan dengan indikator pencapaian
kompetensi yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sesuai
tuntutan/kandungan KD
11. Tulislah metode pembelajaran yang telah dipilih;
Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan.
Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif dan
efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD beserta kecakapan
abad 21.
12. Tentukan media/alat, bahan dan sumber belajar yang diperlukan.
Tulis spesifikasi semua media dan bahan pembelajaran (video/film, rekaman audio,
model, chart, gambar, realia, dsb).
13. Sumber belajar
Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku Siswa, buku referensi, majalah, koran,
situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb).
Pembelajaran Remidial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
1. pembelajaran ulang
2. bimbingan perorangan
3. belajar kelompok
4. pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sesuai hasil analisis penilaian.
Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau
pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-
soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan
mewawancarai narasumber.
Contoh RPP:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomenadan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif lisan dengan tepat dan bekerja sama melalui kegiatan
diskusi berpasangan (telah diselesaikan pada petemuan sebelumnya)
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan 2 teks deskriptif tulis dengan tepat dan bekerja sama melalui kegiatan
diskusi berkelompok (telah diselesaikan pada petemuan sebelumnya)
3. Peserta didik mampu menemukan persamaan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif lisan terkait dengan deskripsi tempat wisata dengan benar
dan penuh tanggung jawab melalui kegiatan project
4. Peserta didik mampu menemukan persamaan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif tulis terkait dengan deskripsi tempat wisata dengan benar
dan penuh tanggung jawab melalui kegiatan project
5. Peserta didik mampu menemukan perbedaan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif lisan terkait dengan deskripsi tempat wisata dengan benar
dan penuh tanggung jawab melalui kegiatan project
6. Peserta didik mampu menemukan perbedaan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan teks deskriptif tulis terkait dengan deskripsi tempat wisata dengan benar
dan penuh tanggung jawab melalui kegiatan project
7. Peserta didik mampu membuat poster secara berkelompok tentang sebuah tempat
wisata setelah menonton tayangan video (atau rangkaian gambar/foto) tempat wisata
tersebut. (diselesaikan pada pertemuan berikutnya)
8. Peserta didik mampu mendeskripsikan kembali sebuah tempat wisata dalam poster
yang telah dibuat dengan penuh percaya diri. (diselesaikan pada pertemuan
berikutnya)
9. Peserta didik mampu menulis teks deskripsi sederhana tentang sebuah tempat wisata
setelah menonton tayangan video (atau rangkaian gambar/foto) tempat wisata
tersebut. (diselesaikan pada pertemuan berikutnya)
10. Peserta didik mampu mendeskripsikan kembali secara lisan dan penuh percaya diri
terkait sebuah tempat wisata berdasarkan teks deskripsi tertulis yang telah dibuat
sebelumnya. (diselesaikan pada pertemuan berikutnya)
Nilai Karakter yang dikembangkan: Tanggung Jawab, Kerja Sama, Percaya diri
Materi Pembelajaran
Materi Faktual: (ciri dari tempat/obyek wisata)
Unsur Kebahasaan
Kosa kata terkait tourism (adjective, noun, adverb, verb,)
Adjective words:
Green, clear, bright, deep, shallow, high, tall, short, yellowish, slippery, rough,
Wonderful, stunning (views, scenery) exotic (beauty, charm, location),
Outstanding, gorgeous, magnificent, splendid (architectural legacy), Impressive /
awe-inspiring. Striking (beauty), Vibrant / bustling (city, market) / lively (city)
iconic (city, destination), ideal, idyllic, heavenly, divine, compelling (destination),
scenic (route) , spectacular, dramatic, majestic (mountains and national parks),
crystal clear (sea) colourful (coral) turquoise (waters), adventurous (destination),
pristine (beach), tranquil (waters), peaceful (atmosphere), charming (resort),
jagged (coastline), rugged (landscape, coast), mighty (river, cathedral, oak, Luxury
(hotel), glamorous, incredible, unforgettable, memorable, etc
Adjective Phrases:
Ordinal number
Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, dan tulisan
Materi Konseptual
Struktur teks Descriptive text :
Identification
Description
Fungsi sosial/tujuan komunikatif Descriptive text :
Mengidentifikasi, mengkritisi, memberikan penilaian tentang tempat wisata dan benda dari
segi sifatnya.
Materi Prosedural
Langkah-langkah (cara) menyusun Descriptive text tulis dan lisan
Metakognitif:
Memahami apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai terkait text descriptive tulis dan
lisan
Berbagai strategi belajar untuk memahami dan trampil dalam menyusun text descriptive
tulis dan lisan cara menyelesaikan tugas kelompok, tugas berpasangan, dan project
Strategi menyelesaikan/menangani kendala mempelajari text descriptive tulis dan lisan
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Approach
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)
Media & Alat Pembelajaran : beberapa gambar tempat wisata, video tentang
tempat wisata, LCD, Laptop,
Sumber Belajar
- Buku Siswa: Kemdikbud. 2015. Bahasa Inggris, When English Rings a Bell. Jakarta:
Kemendikbud.
- https://Pinterst/webpictures.side/tourismobjects.googlesides.roundworld/kendari/#mor
e-143/2016/07/23.Diunduh 2 Maret 2018
- Lingkungan sekitar
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
1. Memberi Salam (Religius)
2. Berdoa (Religius)
3. Menyanyikan lagu wajib nasional: “Indonesia Tanah Air Beta”/”tanah puska”/Nyiur
Melambai” (Nasionalis)
4. Mengecek Kehadiran
5. Melakukan brainstorming untuk mengingatkan peserta didik tentang fungsi sosial,
struktur teks dan ciri-ciri kebahasaan descriptive text yang telah dipelajari
sebelumnya.
6. Menyampaikan topik, tujuan pembelajaran, cakupan materi dan manfaat
mempelajarinya
7. Menyampaikan jenis kegiatan pembelajaran dan penilaian.
2. Peserta didik mengamati beberapa gambar tempat wisata di provinsi/negara lain yang
telah dibagikan dan mendiskusikannya untuk menebak nama dan lokasi (nama
kota/negara) tempat wisata tersebut.
3. Setiap kelompok diminta memilih satu gambar tempat wisata yang ingin dikunjungi
kelompok tersebut.
4. Setiap kelompok diminta mendiskusikan alasan mengapa ingin mengunjungi tempat
wisata tersebut, dan apa yang menarik perhatian mereka dalam gambar tempat
wisata tersebut (guru mengarahkan pertanyaan agar peserta didik menyebutkan
kosakata deskriptif dalam gambar. Guru menuliskan di papan tulis setiap kosakata
yang diucapkan peserta didik berdasarkan gambar. Guru boleh memandu dengan
telebih dahulu menyebutkan satu atau dua kosakata terkait gambar)
5. Peserta didik mengamati tayangan video disertai narasi tentang 2 tempat wisata yang
berbeda (video boleh ditayangkan 2 kali, atau jika memungkinkan diberikan kepada
peserta untuk menonton di laptop masing-masing):
Altenative: peserta didik membaca 2 descriptive text yang masing-masing
mendeskripsikan tempat wisata yang berbeda diserta dengan gambar berwarna
tempat wisata tersebut.
6. Peserta didik berdiskusi secara berpasangan untuk mengidentifikasi struktur teks,
fungsi sosial dan unsur kebahasaan descriptive text serta informasi rinci tentang
tempat wisata dalam video (atau descriptive text tetulis) tersebut.
7. Dengan dipandu oleh guru, peserta didik melakukan brainstorming menemukan
persamaan dan perbedaan struktur teks, fungsi sosial dan unsur kebahasaan
descriptive text serta informasi rinci dalam dua desciptive text tersebut dan
mengisinya pada diagram venn yang dibuat guru pada papan tulis/kertas plano.
8. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tugas project membandingkan 2
descriptive text.
9. Peserta didik dan guru mendiskusikan topik project yang akan dilaksanakan:
Topik: “Membandingkan 2 Dsciptive text”. Guru menjelaskan bahwa: (1) setiap
kelompok bertugas untuk mencari 2 video tempat wisata yang berbeda yang disertai
dengan narasi lisan atau narasi tertulis tentang tempat wisata tersebut (melalui
internet). (2) setiap kelompok harus menemukan persamaan dan perbedaan struktur
teks, fungsi sosial dan unsur kebahasaan descriptive text serta informasi rinci dari
kedua teks tersebut, (3) setiap kelompok mengisi hasil temuannya pada matiks
pebandingan yang disediakan dan membuat laporan project sederhana.
Guru bersama peserta didik menguji hasil dengan cara: (a) Hasil kerja diperiksa oleh
teman lain dalam satu kelompok (peer correction) dengan cara menandai bagian yang
dianggap kurang tepat. (b). Setiap kelompok menulis laporan singkat pelaksanaan dan
hasil project (c) Guru memeriksa ulang laporan yang dikerjakan oleh kelompok guna
mencegah terjadinya plagiarisme dan mengembalikan tulisan tersebut kepada ketua
kelompok.
Penilaian
Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Pengamatan
Instumen Penilaian : Jurnal pengamatan sikap
Jurnal Pengamatan Sikap
Petemuan Ke :
Hari/Tanggal :
Topik Pembelajaran :
Nama Peserta
No Tanggal Catatan Perilaku Butir Sikap
didik
Penilaian Pengetahuan
Teknik Penugasan
Instrumen: (1) Matriks perbandingan, (2) diagram venn perbandingan (diselesaikan dalam
project).
Topik Project: Membandingkan 2 teks deskripsif tentang tempat wisata yang berbeda
Matrik Perbandingan 2 teks deskriptif tentang tempat wisata yang berbeda
Uraian Persamaan Uraian Perbedaan
No Komponen
Teks 1 Teks 1 Teks 1 Teks 2
1 Stuktur teks
2 Fungsi sosial
3 Unsur kebahasaan
4 Informasi rinci
Teks 1 Teks 2
Persamaan
Perbedaan
Perbedaan
Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Tugas Project
Instrumen : Rubrik penilaian laporan project
Catatan
1 : Kurang lengkap/kurang sesuai
2 : Lengkap/sesuai
Skor perolehan
Nilai Laporan = X 60 %
Skor maksimal
Skor perolehan
Nilai Pelaksanaan Kegiatan Project = X 40 %
Skor maksimal
Skor perolehan
Nilai Pengetahuan = X 100
Skor maksimal
…………., …………..2018
Mengetahui,
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran
…………………………. ……………………………..
NIP. …………………… NIP. ……………………….
Contoh
GAMBAR OBYEK WISATA
BAGIAN III.
PENGEMBANGAN STRATEGI PENYUSUNAN
KURIKULUM 2013
Pengantar
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik
(Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Ketentuan Umum Pasal 1 butir 19; Pasal 36 ayat
(1) dan (2). Merujuk pada pengertian tersebut terdapat dua dimensi kurikulum; pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Pada bagian III ini, Saudara akan memahami dua topik, yaitu topik 6 Strategi Pengelolaan
Implementasi Kurikulum 2013 dan topik 7 Strategi Penyempurnaan Buku KTSP. Kedua
topik tersebut penting Saudara kuasai untuk meningkatkan kompetensi Saudara secara
profesional dalam memantau, membina, membimbing dan melatih, serta melaksanakan
penilaian kinerja Guru dan Kepala Sekolah di sekolah binaan secara khusus dalam
implementasi Kurikulum 13.
Pada topik 6 ini, Saudara bekerjasama dengan pengawas sekolah lain untuk melakukan
serangkaian kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan Saudara
dalam menentukan langkah-langkah pengelolaan implementasi kurikulum 2013. Kegiatan
yang akan Saudara lakukan terdiri dari kegiatan 13 mengelola implementasi kurikulum
2013 fokus pada aspek perencanaan yaitu menyusun Buku I KTSP melalui pengkajian
dan identifikasi sistematika dan komponen Buku I KTSP untuk menentukan integrasi
kecakapan abad 21 pada komponen Buku I KTSP dan kegiatan 14 menganalisis
pengelolaan implementasi kurikulum 2013 melalui studi kasus penentuan integrasi PPK
terkait dengan pembelajaran. Kedua topik tersebut penting Saudara pelajari dalam rangka
meningkatkan kompetensi Saudara sebagai pengawas sekolah dalam membimbing
kepala sekolah dan guru mengelola implementasi kurikulum 2013 terintegrasi kecakapan
abad 21 di sekolah binaan.
Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi diskusi, studi kasus, simulasi, dan
presentasi. Saudara dapat melakukannya secara berkelompok, tetapi jika tidak
memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan melakukannya secara individual.
Saudara dapat melakukan kajian terhadap contoh sistematika dan komponen Buku I
KTSP untuk mengelola Kurikulum 2013 terintegrasi kecakapan abad 21 (PPK, Literasi,
dan kompetensi berfikir tingkat tinggi 4C/HOTS) secara berkelompok. Tetapi jika tidak
memungkinkan saudara dapat bekerja secara mandiri. Hasil pengkajian dan diskusi
dituliskan pada LK 13.
Setelah Saudara mengkaji contoh sistematika dan komponen Buku I KTSP di atas,
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menuliskan jawabannya
pada LK 13. Jawaban yang Saudara tuliskan sesuai dengan hasil diskusi kelompok dan
pengalaman Saudara sebagai pengawas sekolah serta pengetahuan Saudara setelah
mempelajari dari bahan bacaan yang relevan. Bahan bacaan dalam modul ini disediakan
untuk lebih meningkatkan keyakinan Saudara terhadap jawaban. Bahan bacaan 13 berisi
tentang panduan pengembangan Buku I KTSP dan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014
dan bahan bacaan 14 Implementasi PPK di Satuan Pendidikan sebagai bahan rujukan
dalam kegiatan diskusi.
Berdasarkan hasil kajian sistematika dan komponen Buku I KTSP tersebut, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana prosedur operasional pengembangan Buku I Kurikulum 2013 ?
3. Pada komponen manakah dari sistematika Buku I KTSP tersebut kecakapan abad 21
(PPK, literasi, dan peningkatan kompetensi berpikir tingkat tinggi (4C/HOTS) dapat
diintegrasikan dan bagaimana deskripsinya? Untuk menuliskannya, gunakan format
LK 13 pada kolom di bawah ini.
1 PPK
2 Literasi
3
Kompetensi Berpikir Tingkat
Tinggi (4C/HOTS)
Setelah Saudara selesai mengerjakan LK. 13, selanjutnya, Saudara disilakan melanjutkan
kegiatan 14.
Kasus.
Pak Budiman adalah pengawas sekolah yang berasal dari kepala sekolah
berprestasi. Sebagai pengawas berprestasi dia memahami betul tentang
manajemen perubahan, kepemimpinan pembelajaran dan budaya sekolah.
Selama dia menjabat sebagai kepala sekolah banyak prestasi yang diraihnya
baik secara individu maupun institusi. Setelah mendapatkan tugas sebagai
pengawas sekolah Dia berusaha melaksanakan tugas kepengawasan secara
professional. Untuk meningkatkan profesionalitasnya, Dia telah banyak mengikuti
pelatihan, seminar, workshop, dan Bimtek baik secara mandiri (menggunakan
tunjangan profesi yang diperoleh sebagai wujud akuntabilitas dalam
pemanfaatannya) atau berdasarkan tugas dari institusi yang mendukung
peningkatan kompetensi profesionalnya. Selama melaksanakan tugas sebagai
pengawas sekolah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, dia berusaha
untuk memfasilitasi sekolah binaanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan
baik dalam bentuk performace (tampilan sekolah), pelayanan, implementasi
PPK, budaya sekolah melalui pembiasaan-pembiasaan rutin, terprogram,
spontan dan keteladanan, maupun prestasi sekolah khususnya pada tingkat
kabupaten. Di samping itu, Dia juga banyak membantu dinas pendidikan dalam
kegiatan diklat pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kompetensi dan mutu pendidikan.
Petunjuk Pengisian LK 14
Setelah membaca kasus di atas, Saudara diminta untuk mengidentifikasi masalah pada
kasus tersebut ditinjau dari aspek pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler,
dan pembiasaan. Strategi pengelolaan seperti apakah yang dapat Saudara lakukan,
diskusikan secara berkelompok atau jika tidak memungkinkan Saudara dapat
melakukannya secara mandiri. Hasil diskusi ditulis pada LK 14 dan dipresentasikan.
Selanjutnya, Saudara dapat meningkatkan pemahaman dengan membaca bahan bacaan
14 tentang PPK, bacaan 15 tentang Gerakan Literasi Sekolah, dan bahan bacaan 16
tentang Konsep Kompetensi Berpikir Tingkat Tinggi (4C/HOTS).
Selanjutnya, isilah LK 14 berikut ini.
Rencana Kondisi
Permasalahan/
Pelaksanaan Kegiatan Ideal Strategi
No. Kondisi Riil
Pembelajaran Pembelajaran (PPK dan Pengelolaan
(PPK dan Literasi)
Literasi)
1 Tujuan
Pembelajaran Pendahuluan
2 Model/Metode
Pembelajaran Inti
3 Media
Pembelajaran Penutup
4 Skenario
Pembelajaran
5 Penilaian Hasil
Belajar
Kokurikuler
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal
No. Kondisi Riil Strategi Pengelolaan
Pembelajaran (PPK dan Literasi)
(PPK dan Literasi)
1 Penugasan
terstruktur
2 Kegiatan mandiri
tidak terstruktur
Ekstrakurikuler
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal
No. Kondisi Riil Strategi Pengelolaan
Pembelajaran (PPK dan Literasi)
(PPK dan Literasi)
1 Estrakurikuler
Wajib
2 Ekstrakurikuler
Pilihan
Pembiasaan
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal
No. Kondisi Riil Strategi Pengelolaan
Pembelajaran (PPK dan Literasi)
(PPK dan Literasi)
1 Terprogram
2 Rutin
3 Spontan
4 Keteladanan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh
kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya (Permendikbud No. 61 Tahun 2014). Kurikulum
operasional dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan pendidikan yang
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan
kurikulum mengacu pada:
A. Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SPN) menyebutkan bahwa:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kab/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
B. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP):
1. Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi
landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan SNP.
2. Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam Pengembangan
Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam Pengembangan muatan
lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen. Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi,
tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Buku II KTSP berisi
silabus dan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. Penyusunan
Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan
Buku III KTSP menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP
sudah disusun oleh Pemerintah, namun perlu dikembangkan dengan mengintegrasikan
berbagai muatan, misal PPK, literasi, dan kompetensi berpikir tingkat tinggi (4C/HOTS).
Terkait dengan materi Pengembangan Strategi Penyusunan Kurikulum 2013 bagi
Pengawas Sekolah dalam Mengelola Implementasi Kurikulum, dokumen yang dibahas
adalah Buku I KTSP yaitu tentang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar,
dan kalender pendidikan.
1) Penyusunan Visi
Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau
rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak
langkah sekolah/madrasah menuju masa depan yang lebih baik, sehingga
eksistensi atau keberadaan sekolah/madrasah dapat diakui oleh masyarakat. Visi
merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Ini sejalan dengan pendapat Akdon,
yang menyatakan bahwa “Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis
hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa
yang akan datang” (2006: 94).
Rumusan Visi
Visi yang tepat bagi satuan pendidikan akan menjadi accelerator (pemercepat)
kegiatan instansi pemerintah bersangkutan, meliputi perencanaan strategi,
perencanaan kinerja tahunan, pengelolaan sumber daya, pengembangan
indikator kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi pengukuran kinerja
sekolah/madrasah tersebut.
a) Syarat perumusan visi
(1) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang
ingin diwujudkan.
(2) Visi dapat memberikan arahan, mendorong warga sekolah untuk
menunjukkan kinerja yang baik.
(3) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
(4) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
(5) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
(6) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
c) Kriteria Visi
Rumusan Visi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :
(1) Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat;
(2) Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;
(3) Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang yang
membawa eksistensi/keberadaan suatu pendidikan;
(4) Menarik bagi seluruh warga sekolah dan pihak-pihak yang terkait
(stakeholders);
(5) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
(6) Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis
yang terdapat dalam suatu organisasi;
(7) Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran
satuan pendidikan ikut berperan dalam pencapaiannya;
(8) Mampu menumbuhkan komitmen seluruh warga sekolah;
(9) Menjamin kesinambungan kepemimpinan dan kebijakan organisasi serta
menjembatani keadaan masa sekarang dan masa yang akan datang;
(10)Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan
perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.
2) Penyusunan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi
rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang, berdasarkan masukan dari seluruh warga sekolah.
Suatu pernyataan misi setidaknya harus mampu menjawab tiga pertanyaan,
berikut ini:
- Apa yang akan kita lakukan?
- Untuk siapa kita melakukannya?
- Bagaimana kita melakukannya?
(b) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain:
Berdasarkan pengertian, teknik perumusan, prosedur perumusan dan kriteria
misi sebagaimana diuraikan di atas, terdapat hal-hal yang perlu menjadi
perhatian dalam perumusan misi yaitu:
(1) Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh sekolah/ madrasah;
(2) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi;
(3) Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.
Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau
terdapat benang merahnya secara jelas;
(4) Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan pada masyarakat;
(5) Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya
saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Penjabaran dari visi dan misi ke tujuan dan sasaran dapat digambarkan berikut ini.
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
Memperhatikan gambar di atas, maka jelas keterkaitan antara visi, misi, tujuan
(goals), dan sasaran (objectives).
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah
sebagaimana yang diatur dalam untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.
Muatan kurikulum tingkat nasional untuk jenjang Pendidikan Dasar yang terdiri
satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs diorganisasikan pada kelompok mata
pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran wajib B.
b. Muatan lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kab/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk
sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat
tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau
2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran
muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
Bimbingan konseling dapat diselenggarkan melalui tatap muka di kelas sebagai
muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat stuan pendidikan.
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas
sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang
ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun
kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan
peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk
seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional
maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
A. Konsep PPK
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga
merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi
Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan
paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah.
Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada
lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun
dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga
dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini
ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama
dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama
dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,
dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiriantara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
pendukung, dan jalinan antarnilai dalam membentuk karakter warga sekolah, dan
sekaligus tertuang dalam visi dan misi sekolah.
Nilai utama yang dipilih oleh satuan pendidikan menjadi fokus dalam rangka
pengembangan budaya dan identitas sekolah. Seluruh kegiatan, program, dan
pengembangan karakter di lingkungan satuan pendidikan berpusat pada nilai
utama tersebut, dan berlaku bagi semua komunitas sekolah.
Satuan pendidikan menjabarkan nilai utama ini dalam indikator dan bentuk
perilaku objektif yang bisa diamati dan diverifikasi. Dengan menentukan indikator,
satuan pendidikan dapat menumbuhkan nilai-nilai pendukung yang lain melalui
fokus pengalaman komunitas sekolah terhadap implementasi nilai tersebut.
Dari nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudah disepakati dan ditetapkan
oleh satuan pendidikan, sekolah bisa membuat tagline yang menjadi motto
satuan pendidikan tersebut sehingga menunjukkan keunikan, kekhasan, dan
keunggulan sekolah. Contoh: “Membentuk Pemimpin Berintegritas”, “Sekolah
Bercahaya”, “Sekolah Budaya”, dan lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula
membuat logo sekolah, himne, dan mars sekolah yang sesuai dengan branding-
nya masing-masing.
2. Mendesain Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. KTSP tersebut memuat dan/atau
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK serta nilai-nilai pendukung lainnya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:
Langkah 1: Memeriksa kelengkapan dokumen kurikulum yang terdiri atas:
1) Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I Kurikulum Sekolah, berisi sekurang-
kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan.
Contoh:
Memasukkan nilai-nilai utama PPK pada visi dan misi sekolah. Nilai-nilai
karakter dimaksud dapat diambil dari lima nilai utama dan/atau subnilai
lainnya yang relevan dengan kearifan dan budaya sekolah.
2) Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II Kurikulum Sekolah, berisi silabus.
Contoh:
Silabus merupakan rencana pembelajaran dan dikembangkan oleh satuan
pendidikan, yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pokok/pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan seterusnya. Silabus sebaiknya
dipastikan diberi muatan nilai-nilai karakter yang dituangkan secara eksplisit,
meskipun dalam implementasinya dapat dikembangkan secara relevan dan
kontekstual.
3) Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III Kurikulum Sekolah, berisirencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang disusun sesuai kompetensi dasar,
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
Contoh:
RPP yang dibuat sebaiknya secara sengaja memuat nilai-nilai karakter. Hal ini
dapat dilakukan dengan bukan sekadar menambahkan komponen “fokus
penguatan karakter” setelah indikator atau tujuan dalam RPP tersebut, yang
berfungsi sebagai “pengingat”, melainkan juga menuliskan pada kompetensi
Langkah 3
Membuat dan menyepakati komitmen bersama antarsemua pihak (kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, serta komite sekolah dan semua
komponen yang ada di sekolah), serta para pemangku kepentingan pendidikan
untuk mendukung dan melaksanakan PPK sesuai dengan strategi implementasi
yang sudah direncanakan, baik secara intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
kebutuhan dan kondisi sekarang atau perlu direvisi kembali, agar dapat menjawab
tantangan yang berkembang, serta selaras dengan upaya penguatan karakter di
satuan pendidikan tersebut.
Hal itu dimaksudkan agar kegiatan siswa di luar lingkungan sekolah menjadi
tanggung jawab dan pengawasan guru yang bersangkutan. Jenis-jenis kegiatannya
antara lain berupa tugas-tugas, baik dilaksanakan secara individu maupun
kelompok. Contohnya, dapat berupa kegiatan proyek, penelitian, praktikum,
pengamatan, wawancara, latihan-latihan seni dan olah raga, atau kegiatan produktif
lainnya.
1. komunitas orang tua-peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu per-kelas
maupun per-sekolah;
2. komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan,
kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan silat, studio musik,
bengkel seni, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat pengembangan
kebudayaan lokal dan modern;
3. lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora,
dan lain-lain);
4. lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran
(perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta
lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain-lain);
5. komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan;
6. komunitas keagamaan;
7. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis, dan
lain-lain);
8. lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan
dunia pendidikan;
9. lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
3. Kelas Inspirasi
Setiap kelas bisa mengadakan kelas yang memberikan inspirasi bagi peserta
didik dengan mendatangkan individu dari luar yang memiliki profesi sangat
beragam. Satuan pendidikan dapat mengundang narasumber dari kalangan
orang tua maupun tokoh masyarakat setempat. Orang tua dan tokoh-tokoh
masyarakat bisa menjadi sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai
pembentukan dan penguatan karakter dalam diri peserta didik. Kelas inspirasi
bertujuan agar setiap peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman para
tokoh dan profesional yang telah berhasil di bidang kehidupan profesi mereka,
sehingga kehadiran mereka dapat memberikan semangat dan motivasi bagi para
peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar dan prestasi mereka.
6. Gerakan Literasi
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri peserta didik,
setiap sekolah bisa membangun kerja sama dengan instansi lain yang relevan
dalam rangka pengembangan literasi sekolah, seperti toko buku, penerbit, dan
percetakan, gerakan masyarakat peduli literasi pendidikan, sanggar-sanggar
baca, perpustakaan daerah, dan perpustakaan nasional.
7. Literasi Digital
Pentingnya literasi digital juga bisa digalakkan oleh satuan pendidikan dengan
memanfaatkan kerjasama melalui berbagai pihak terkait, seperti Menkominfo,
maupun organisasi-organisasi dan pegiat literasi digital. Inti dari kegiatan ini
adalah memperkuat kemampuan literasi digital peserta didik.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi angka buta huruf.
Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan masyarakat Indonesia
mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8% untuk kategori remaja. Capaian ini
sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi dalam
pengertian kemelekhurufan. Meskipun demikian, tantangan yang saat ini dihadapi adalah
rendahnya minat baca. Selain ketersediaan buku di seluruh Indonesia belum memadai,
pemerintah juga menghadapi rendahnya motivasi membaca di kalangan peserta didik.
Hal ini memprihatinkan karena di era teknologi informasi, peserta didik dituntut untuk
memiliki kemampuan membaca dalam pengertian memahami teks secara analitis, kritis,
dan reflektif.
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam
mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya.
Sayangnya, hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011
yang mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik kelas IV menempatkan
Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, di bawah nilai
rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan peserta
didik berusia 15 tahun dilakukan oleh Programme for International Student Assessment
(PISA) yang mencakup membaca, matematika, dan sains. Peserta didik Indonesia
berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012 yang keduanya diikuti oleh 65 negara peserta.
Khusus dalam kemampuan membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA
2012 peringkatnya menurun, yaitu berada di urutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata
OECD 496) (OECD, 2013). Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait
kebiasaan membaca masyarakat Indonesia, bahwa hanya satu dari 1.000 orang
masyarakat Indonesia yang membaca. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena
kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan
pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap peserta didik. Permasalahan ini
menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca
peserta didik dapat meningkat dengan mengintegrasikan/menindaklanjuti program
sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan masyarakat. Hal ini untuk memastikan
keberlanjutan intervensi kegiatan literasi sekolah sebagai sebuah gerakan literasi sekolah
(GLS) agar dampaknya dapat dirasakan di masyarakat.
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun,
Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup
bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna
praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO, 2003).
GLS merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif
dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat
merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di
bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen.
Pelaksanaannya GLS pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan GLS dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. GLS
diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan
masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini
sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Subjek dalam kegiatan literasi di sekolah adalah peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan (pustakawan, pengawas), dan kepala sekolah. Semua komponen warga
sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) di bawah koordinasi kepala
sekolah dan dikuatkan dengan SK kepala sekolah. TLS bertugas untuk membuat
Menurut Beers, 2009 (dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah Ditjen Dikdasmen
Kemdikbud), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan
antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik
dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran
literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.
Misalnya, “menulis surat kepada presiden” atau “membaca untuk ibu” merupakan
contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.
Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan
berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga
perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir
kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan
pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan.
a. Lingkungan Fisik
1 Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan
kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling).
2 Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang
seimbang kepada semua peserta didik.
3 Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas.
Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang tua/
4
pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.
5 Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak.
Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila diperlukan,
1
ada pendampingan dari pihak eksternal.
Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan pembiasaan
literasi: membaca dalam hati (sustained silent reading), membacakan buku dengan
2
nyaring (reading aloud), membaca bersama (shared reading), membaca terpandu
(guided reading), diskusi buku, bedah buku, presentasi (show-and-tell presentation).
3 Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain.
Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan literasi
4
sekolah.
Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku
5
cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan.
6 Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah.
Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan tujuan
7
membangun organisasi sekolah yang suka belajar.
(cf. Beers dkk., 2009).
Pembelajaran 3
Pengembangan 2
Pembiasaan 1
Terkait dengan gambar di atas, Saudara dapat menguatkan pemahaman tentang tahapan
pelaksanaan GLS pada tabel berikut.
TAHAPAN KEGIATAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
PEMBIASAAN melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud)
(belum ada atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent
tagihan) reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain:
(1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca
yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun
sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital,
maupun multimodel yang mudah diakses oleh seluruh warga
sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)
TAHAPAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
(ada tagihan melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
sederhana untuk dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti
penilaian kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta
non-akademik cerita (story map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.
2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai
keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan
berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan
kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat
belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap
upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-
kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi
di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar
sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan
masyarakat, dll.)
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman
bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai
kegiatan, antara lain:
(a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati
membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided
reading), menonton film pendek, dan/atau membaca teks
visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks
(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan
sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi,
dan berbincang tentang buku.
PEMBELAJARAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran
(ada tagihan melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca
akademik) dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti
kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan
akademik di Kurikulum 2013 .
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua
mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic
organizers).
4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di
luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam
mata pelajaran.
Selain PPK, pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; kompetensi berpikir
tingkat tinggi yang dikenal dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan
Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional, Kurikulum 2013
dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan antara lain dilakukan pada
standar isi yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik serta diperkaya dengan kebutuhan peserta didik
untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan
lainnya juga dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap
model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat
membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik
untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran, sebagaimana
pendapat Anderson & Krathwohl (2001) (dalam Modul Penyusunan Soal Higher Order
Thinking Skill (HOTS)).
Tabel 35. Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson & Krathwohl
Mengkreasi ide/gagasan sendiri
Mengkreasi Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangkan, menulis, memformulasikan
Mengambil keputusan sendiri
HOTS Mengevaluasi Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah, memutuskan,
memilih, mendukung
Menspesifikasi aspek-aspek/elemen
Menganalisis Kata kerja: membandingkan, memeriksa, mengkritisi,
menguji
Menggunakan informasi pada domain yang berbeda
Mengaplikasi Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan,
MOTS mengilustrasikan, mengoperasikan
Menjelaskan ide/konsep
Memahami Kata kerja: menjelaskan, mengklarifikasi, menerima,
melaporkan
Mengingat kembali
LOTS Mengetahui
Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang, menirukan
Sumber: Anderson & Krathwohl (2001)
Beberapa kata kerja operasional (KKO) yang akan digunakan dalam penulisan indikator
soal, dapat diklasifikasikan menjadi 3 level kognitif. Pengelompokan level kognitif tersebut
yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman (level 1), 2) aplikasi (level 2), dan 3) penalaran
(level 3). Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level
kognitif:
Peran soal HOTS dalam Penilaian di sekolah, terkait dengan upaya penyiapan
kompetensi yang dibutuhkan peserta didik menyongsong abad ke-21. Membangun
kemampuan berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan toleran serta kemampuan pemecahan
masalah merupakan kompetensi esensial yang dapat dilatih berbasis pembelajaran dan
penilaian kelas. Peran soal HOTS lainnya dalam penilaian adalah meningkatkan mutu
penilaian, membangun rasa cinta dan peduli peserta didik terhadap kemajuan daerahnya,
serta dapat memotivasi siswa belajar sebagai bekal terjun ke masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan pada topik 7 ini adalah diskusi kelompok, menelaah/mengkaji,
menganalisis, menyempurnakan, dan presentasi. Saudara diminta untuk melakukan
aktivitas yang ada pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LK yang
disediakan. Apabila kolom jawaban pada LK tidak mencukupi, Saudara dapat
mengerjakan pada lembar tersendiri.
Pada kegiatan ini diharapkan sekolah binaan Saudara telah melakukan analisis konteks
sesuai dengan kondisi nyata di sekolah berdasarkan panduan yang dikeluarkan BSNP
berkaitan dengan analisis SNP, analisis kondisi sekolah/lingkungan internal (peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, program sekolah), dan analisis kondisi lingkungan
eksternal (komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya).
Untuk melaksanakan kegiatan 15 ini, pilih salah satu Buku I KTSP sekolah binaan
Saudara. Jika Saudara tidak membawa, silahkan menggunakan kutipan buku I KTSP
yang telah disediakan pada modul ini, kemudian lakukan kajian dan diskusi untuk
menyempurnakannya. Kajian dan diskusi dilakukan secara berkelompok atau mandiri
difokuskan pada komponen-komponen substantif dan relevan dengan konteks integrasi
kecakapan abad 21 seperti tertera pada LK 15.
1 Visi
2 Misi
3 Tujuan
6 Kalender Pendidikan
Contoh Kutipan Buku I KTSP SMP X yang akan dikaji dan disempurnakan:
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. VISI
Mewujudkan SMP X yang Unggul dalam Prestasi dan IPTEK
B. MISI
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME melalui penanaman
budi pekerti dan program kegiatan keagamaan
2. Mewujudkan pengembangan Kurikulum yang meliputi 8 standar pendidikan
3. Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan dengan pendekatan SCIENTIFIC
4. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
5. Meningkatkan sikap kejujuran, disiplin, peduli, santun, percaya diri, dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
6. Mewujudkan pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)
7. Mewujudkan karakter warga sekolah yang berbudi pekerti luhur, bersih dari
narkoba dan peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan
8. Mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
C. TUJUAN SMP X
1. Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti: shalat Duhur duha
berjamaah, Istighosah, pesantren kilat/Ramadhan dan Peringatan Hari Besar
Keagamaan
2. Terlaksananya pengembangan Kurikulum yang meliputi 8 standar pendidikan
3. Terlaksananya pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan dengan pendekatan Saintifik
4. Tercapainya prestasi dalam kompetisi akademik dan non akademik tingkat
kabupaten/maupun provinsi
5. Terlaksananya pembiasaan 5 S - 1 P (Salam, Salim, Senyum, Sapa, Santun, dan
Peduli Lingkungan)
6. Terlaksananya pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)
7. Terwujudnya karakter warga sekolah yang berbudi pekerti luhur, bersih dari
narkoba melalui program pembiasaan, kegiatan LATANSA serta program 7 K
8. Tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman untuk
pembelajaran sebagai upaya pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dan
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum di SMP X meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama tiga tahun. Materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Adapun muatan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Mata Pelajaran
2. Program Muatan Lokal
a. Jenis dan strategi muatan lokal
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah (Kabupaten Bamara) dan
diterapkan di SMP X adalah :
Kelas Dan Alokasi
Mata Pelajaran Waktu Ket
VII VIII IX
1. Bahasa Daerah 2 2 2 PLH untuk kelas VII dan
2. PLH - - 1 VIII terintegrasi pada
mata pelajaran lainnya
b. Pengaturn alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara
fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
c. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempetimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di
samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak
terdapat di dalam struktur kurikulum standar isi.
d. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan
praktikum bahasa Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan
1 jam pelajaran tatap muka, sesuai yang tertulis pada struktur kurikulum SMP X.
Pengaturan Alokasi waktu Pembelajaran Satu jam pembelajaran tatap muka, Jumlah
jam pembelajaran per minggu, Minggu efektif per tahun Pelajaran, Waktu
pembelajaran I jam per tahun
Pemanfaatan 50% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka untuk Penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMP X adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. KALENDER PENDIDIKAN
Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
1. Pengaturan Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu pada bulan Juli (17 Juli 2017) setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
2. Jumlah Minggu Efektif Betajar Selama Satu Tahun Pelajaran
Semester Ganjil
JUMLAH MINGGU
NO BULAN TIDAK EFEKTIF
SELURUHNYA EFEKTIF
EFEKTIF FAKULTATIF
1 Juli 2017 4 2 - 2
2 Agustus 2017 5 - - 5
3 September 2017 4 1 - 3
4 Oktober 2017 4 - - 4
5 Nopember 2017 5 - - 5
6 Desember 2017 4 2 - 2
Jumlah 26 5 - 21
Semester Genap
JUMLAH MINGGU
NO BULAN TIDAK EFEKTIF
SELURUHNYA EFEKTIF
EFEKTIF FAKULTATIF
1 Januari 2018 4 - 4
2 Pebruari 2018 4 - 4
3 Maret 2018 5 5
4 April 2018 4 4
5 Mei 2018 4 1 3
6 Juni 2018 5 2 1 2
Jumlah 26 3 1 22
3. Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus)
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1 Minggu efektif belajar 40 minggu Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran: tatap muka, UH,
Remidi/Pengayaan, UTS, UAS, Try
Out, US, UN dan Cadangan
2 Jeda tengah semester 1 minggu Satu minggu setiap semester,untuk
kegiatan KTS
KETERANGAN
• Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lâmanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
• Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan din.
• Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran tenjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat kabupaten/kota atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
• Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasioanl dan hari libur khusus.
• Libur jeda tengah semester, jeda antar semester dan libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk persiapan kegiatan dan administrasiakhir dan awal tahun
pelajaran.
• Hari libur umum atau nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten.
Contoh Buku I KTSP yang lengkap, dapat Saudara baca pada Suplemen modul ini.
Rujukan tentang penyempurnaan Buku I KTSP, dapat Saudara temukan pada bahan
Bacaan 13 tentang pengelolaan KTSP.
integrasi kecakapan abad 21. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali Saudara pada
saat membimbing sekolah binaan dalam menyempurnakan Buku II dan Buku III KTSP
pada saat Saudara melaksanakan tugas pengawasan.
SILABUS
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
SATUAN PENDIDIKAN : SMP X
KELAS/SEMESTER : VII/GENAP
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
Penilaian Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Sumber Belajar
Teknik Istrumen Waktu
3.9 Mengenal dan ARITMATIKA Mendiskusikan Tes Lisan Pak Budi membeli Kambing 15 JP Kementerian
menganalisis berbagai SOSIAL kegiatan-kegiatan Tes seharga Rp. 1.500.000,00, Pendidikan dan
situasi terkait sehari-hari berkaitan Tertulis kemudian kambing dijual lagi Kebudayaan
aritmetika sosial dengan transaksi Penugasan dengan harga Rp. 2016. Buku
(penjualan, pembelian, jual beli, kondisi 1.800.000,00. Tentukan Siswa mata
potongan, keuntungan, untung, rugi, dan Untung atau rugi pak Budi Pelajaran
kerugian, bunga impas Matematika
tunggal, persentase, Mendiskusikan cara * Wati membeli tas seharga Jakarta
bruto, neto, tara) menentukan diskon Rp. 200.000,00. Mendapat
dan pajak dari suatu diskon 10 %. Berapa wati
barang harus membayar tas tersebut?
Mengamati konteks
dalam kehidupan di Siswa diminta membuat tabel
sekitar yang terkait tentang pembelian dan
…………, …………………
Guru Bidang Studi
____________________
NIP.
Contoh Buku II KTSP (silabus) lengkap, dapat Saudara baca pada bagian Suplemen modul ini.
Contoh Buku III KTSP (RPP) yang akan dikaji dan disempurnakan:
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
jam.
2. 2.2. Memiliki rasa ingin tahu, 2.3.1 Menjelaskan jenis biaya yang dikeluarkan
percaya diri, dan oleh orang tua untuk keperluan pendidikan
ketertarikan pada dalam 1 bulan tertentu.
matematika serta memiliki 2.3.2 Mengkalkulasi jumlah uang yang
rasa percaya pada daya dikeluarkan oleh orang tuanya untuk
dan kegunaan matematika membiayai salah satu jenis pengeluaran
yang terbentuk melalui pendidikan dalam 1 bulan.
pengalaman belajar.
3. 3.4 Memahami konsep 3.4.1 Menjelaskan pengertian nilai suatu barang.
perbandingan dan 3.4.2 Menghitung harga penjualan, harga
menggunakan bahasa pembelian, untung atau rugi.
perbandingan dalam 3.4.3 Menentukan persentase untung, atau
mendeskripsikan persentase rugi.
hubungan dua besaran 3.4.4 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
atau lebih. berkaitan dengan diskon, pajak, bruto, tara,
dan neto
4. 4.2 Menggunakan konsep 4.2.1 Mempresentasikan contoh penggunaan
aljabar dalam bunga tunggal dalam kehidupan sehari-hari.
menyelesaikan masalah
aritmatika sosial
sederhana.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Melalui kegiatan mandiri, peserta didik dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan
jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar listrik di ruang kelasnya jika saja
matahari tidak bersinar (karena ada gerhana matahari) selama 1 jam saja.
2. Melalui kegiatan mandiri, peserta didik dapat menuliskan jenis biaya yang
dikeluarkan oleh orang tua untuk keperluan pendidikan dalam 1 bulan tertentu.
3. Melalui kegiatan berpasangan, peserta didik dapat menghitung jumlah uang yang
dikeluarkan oleh orang dalam sebulan untuk membiayai salah satu jenis
pengeluaran dalam bidang pendidikan pada bulan tertentu.
4. Melalui pengamatan terhadap kegiatan di kantin sekolah, peserta didik dapat
menjelaskan nilai suatu barang, harga penjualan, harga pembelian, untung atau
rugi.
5. Melalui latihan soal yang terdapat pada buku teks Matematika, peserta didik dapat
menerapkan penggunaan persentase untung atau persentase rugi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pertemuan Kedua
1. Dengan menggunakan media cetak (koran atau majalah), peserta didik dapat
menyelesaikan soal berkaitan dengan diskon.
2. Dengan menggunakan media cetak (koran atau majalah), peserta didik dapat
menyelesaikan soal berkaitan dengan pajak.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Nilai Suatu Barang
2. Harga Penjualan, Pembelian, Untung, dan Rugi
Pertemuan kedua
Diskon, Pajak
Pertemuan ketiga
1. Bruto, Tara, dan Netto
2. Bunga Tunggal
E. Metode Pembelajaran
1. Metode Ilmiah
2. Pembelajaran Kontekstual
3. Pembelajaran Kooperatif
F. Sumber Belajar
1. Buku Teks Matematika, Kemendikbud, 2013 Halaman ....
2. Halaman iklan pada media cetak (jenis dan edisi tidak terikat)
3. Kantin atau koperasi sekolah
G. Media Pembelajaran
1. Media
1. Barang kemasan yang berisi data-data neto, bruto, atau tarra.
2. Buku tabungan.
3. Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Alat dan bahan
Timbangan barang.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit )
1. Dimulai dengan berdoa, mengecek kehadiran, dan menyiapkan peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran.
2. Apersepsi: * Menanyakan apakah ada materi atau tugas yang belum dipahami.
* Menanyakan kepada peserta didik tentang jumlah uang untuk
membayar PBB (tahun terakhir) rumah yang mereka masing-
masing.
Motivasi: Materi tentang Diskon, Pajak banyak manfaatnya dalam
kehidupan kita sehari-hari, misalnya:
* Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada saat membeli makanan di
restoran.
* Transaksi di pasar pada saat membeli satu jenis barang dengan
diskon tertentu.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti (60 menit)
Mengamati
1. Masing-masing peserta didik mengamati halaman koran atau majalah yang di
dalamnya terdapat transaksi yang memberikan diskon.
2. Masing-masing peserta didik mengamati bukti PBB rumah tinggal mereka.
3. Peserta didik membaca masalah 7.8 halaman …, dan definisi 7.8 halaman …,
kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada buku latihan.
Menanya
4. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang beberapa hal yang belum dipahami
berkaitan dengan diskon dan juga pajak.
Mengumpulkan Data
5. Peserta didik mengerjakan tugas latihan soal dari buku teks Matematika SMP,
Kemendikbud halaman … nomor ...
6. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik membuat catatan tentang
informasi yang diperolehnya ketika:
I. Penilaian
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
Mengetahui ……………………….,…………………….
Kepala SMP Guru Mata Pelajaran
……………..………….. ……………..…………..
NIP…………………….. NIP……………………..
Contoh RPP yang lengkap, dapat Saudara baca pada bagian Suplemen modul ini.
Selain bahan bacaan yang ada pada topik 6, silakan Saudara menguatkan pemahaman
dengan membaca bahan bacaan pada topik 7 berikut.
Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
a. Komponen Silabus
Komponen silabus terdiri atas identitas mata pelajaran, identitas sekolah,
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Pengelola silabus
Silabus dikelola langsung oleh guru mata pelajaran atau kelompok guru mata
pelajaran. Pengelolaan silabus dikoordinasi oleh Tim Pengembang Kurikulum.
c. Langkah-langkah Pengelolaan Silabus
1) Guru mata pelajaran atau kelompok guru mata pelajaran membaca dan
mencermati silabus.
2) Guru menghitung alokasi waktu pembelajaran per semester dan per tahun.
3) Guru menyesuaian alokasi yang tersedia dalam silabus dengan hasil
perhitungan alokasi waktu per semester dan per tahun.
4) Guru melakukan penyesuaian pembelajaran yang akan dilakukan sesuai
dengan alokasi waktu yang telah disesuaikan.
5) Guru menganalisis sumber belajar yang ada atau yang dapat dikembangkan
sesuai dengan situasi sekolah atau daerah.
6) Guru melakukan penyesuaian sumber belajar yang ada dalam silabus
berdasarkan hasil analisis ketersediaan dan kemungkinan pengembangan
sumber belajar.
7) Guru melakukan penyesuaian kegiatan pembelajaran berdasarkan analisis
ketersediaan dan kemungkinan pengembangan sumber belajar.
REFLEKSI
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat ketercapaian dan efektivitas proses pembelajaran
yang Saudara ikuti. Jika Saudara merasa sudah menguasai manajemen implementasi
kurikulum 2013, berilah tanda cek (√) pada kolom “Tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (√)
pada kolom “Belum Tercapai” jika Saudara belum menguasai.
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
6 Merancang RPP
*) Kolom keterangan diisi dengan apa yang belum tercapai dan mengapa.
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan:
KESIMPULAN MODUL
5. Penilaian pembelajaran,
Penilaian pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta
didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan
pelaporan hasil penilaian peserta didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan. Tujuan akhir penilaian sesungguhnya adalah pembentukan
karakter peserta didik. Penilaian proses dan hasil belajar memiliki peran yang
sangat penting terutama sebagai acuan untuk memetakan capaian
karakter peserta didik dalam pembelajaran. Pelaksanaan penilaian yang
komprehensif diharapkan dapat pula memunculkan profil yang
menggambarkan kekuatan karakter dan keunikan peserta didik. Ruang
lingkup penilaian meliputi aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Pembahasan penilaian
pembelajaran dalam modul ini meliputi (1) Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM); (2) Menilai pembelajaran aspek sikap; (3) Menilai pembelajaran aspek
pengetahuan; dan (4) Menilai pembelajaran aspek keterampilan.
6. Perancangan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih. Kemampuan pengawas sekolah dalam
menganalisis dan merancang RPP sangat penting dalam pelaksanaan tugas supervisi
maupun pembimbingan di sekolah binaan.
7. Pengembangan KTSP selalu dilakukan setiap tahun melalui kegiatan pengkajian dan
revisi yang disesuaikan dengan perkembangan regulasi. KTSP sebaiknya
mengintegrasikan muatan-muatan nasional yang merupakan penerapan kecakapan
abad 21 yang terdiri dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), literasi, dan
kompetensi berpikir tingkat tinggi (4C/HOTS).
Penyempurnaan buku I, II, dan III KTSP dilakukan oleh sekolah dengan membentuk
tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penyempurnaan tersebut
melalui tahapan-tahapan kegiatan reviu dan revisi sehingga menghasilkan dokumen
(buku I, II, dan III) yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York:
Addison Wesley Lonman Inc.
Direktorat Pembinaan SMP, Dikdasmen, Kemdikbud. 2018. Modul Pelatihan Kurikulum
2013 SMP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMP, Dikdasmen, Kemdikbud. 2016. Panduan Penilaian Untuk
SMP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMP, Dikdasmen, Kemdikbud. 2016. Panduan Pengembangan
KTSP SMP. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Dikdasmen Kemdikbud. 2017. Modul Penyusunan Soal
Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Kajian dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kemdikbud. 2017. Modul PPK Bagi Pengawas Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta:
Kemdikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun
2003, jo Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Panduan Penilaian Kurikulum 2013.
Permendikbud No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP/MTs.
Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
DAFTAR ISTILAH
Singkatan/Istilah Kepanjangan/Pengertian
Budaya Sekolah Nilai-nilai dominan yang mendukung atau falsafah yang menuntun
pengembangan kebijakan sekolah terhadap semua komponen sekolah
termasuk stakeholders pendidikan.
DU/DI Dunia Usaha/Dunia Industri
Ekstrakurikuler Kegiatan pendidikan yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar
kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik
dapat mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya di
berbagai bidang di luar bidang akademik.
FGD Focus Group Discussion- diskusi kelompok terpumpun
HPA Hasil Penilaian Akhir
HPAS Hasil Penilaian Akhir Semester
HPH Hasil Penilaian Harian
HPTS Hasil Penilaian Tengah Semester
Kalender Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
Pendidikan tahun ajaran mencakup permulan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
KKM Ketuntasan Belajar Minimal yaitu standar minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk dinyatakan tuntas dalam mempelajari KD/SK
KCM Kriteria Capaian Minimal yaitu standar minimal nilai yang ditentukan oleh
pemerintah terkait hasil nilai uji kompetensi
KD Kompetensi Dasar.
KI Kompetensi Inti
Kurikulum 2013 Kurikulum berbasis kompetensi dengan KD sebagai kompetensi minimal
yang harus dicapai oleh setiap peserta didik.
KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.
HOTS Higher Order Thinking Skill/kompetensi berpikir tingkat tinggi.
Literasi Kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan/berbicara
Misi Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu
untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan.
Measurable dan Dapat diukur dan dapat diamati
observable
MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Modalitas Bentuk atau jenis, dalam modul ini istilah moda digunakan untuk
menjelaskan bentuk diklat pengawas sekolah pembelajar