Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.1. PENDAHULUAN.
Menurut Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang :
Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi, Minyak dan Gas Bumi adalah
bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin bumi, semua jenis bitumen
baik yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-
hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala
macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.
Pengertian lain Minyak dan Gas Bumi ataupun sering disebut
petroleum merupakan komplek hidrokarbon (senyawa dari unsur kimia
hidrogen dan karbon) yang terjadi secara alamiah didalam bumi yang
terperangkap dalam batuan kerak bumi. Dalam wujud, padat, cair, ataupun
gas. Dalam bentuk padat dikenal sebagai Aspal, Bitumen, Tar, dll, dalam
bentuk cair dikenal sebagai Minyak Mentah, dan dalam bentuk gas dikenal
sebagai Gas Alam.
Jadi Geologi Minyak Bumi merupakan Geologi minyak Bumi
adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan
minyak Bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan
memproduksinya. Secara umum ada dua jenis geologi minyak Bumi, yaitu
geologi eksplorasi minyak Bumi yang mencakup pencarian minyak Bumi
dan geologi produksi minyak Bumi. Produksi minyak Bumi dalam bidang
perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak Bumi, tetapi
hanyalah membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak Bumi dari bawah
tanah ke atas permukaan tanah, dengan menggunakan pemboran dan
pompa-pompa. Teori keberadaan minyak Bumi ada dua buah, yaitu teori
organik dan teori anorganik. Teori organik sekarang ini banyak dianut oleh
para ahli geologi, dimana minyak Bumi dipercayai dihasilkan oleh sisa-
sisa organisma yang sudah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Sedangkan
teori anorganik kebanyakan berkembang di Eropa Timur dan Rusia di
mana para ahli mempercayai bahwa minyak Bumi dapat dihasilkan bukan
OPRASI PEMBORAN
2.1.1. Pengertian.
mengetahui lebih lanjut atas keterdapatan minyak atau gas bumi di bawah
bumi dengan aman (sesuai standar tertentu) sampai ke formasi yang kaya
akan kandungan minyak bumi dan gas. Lubang ini kemudian dilapisi
hasil pengeboran ini maka kandungan minyak bumi di dalam perut bumi
minyak dan gas bumi pada suatu cekungan yang belum pernah
Dry Hole.
b. Pemboran Deliniasi
pertama.
serta jenis dan sifat batuan pada formasi yang sudah ditembus oleh
sumur sisipan ini terletak diantara sumur – sumur yang telah ada
vertical.
berarah.
a. Wellsite Geologist
eksplorasi tersebut.
b. Mud Logger
fluorensasi ultraviolet, dan analisis sayatan tipis. Selain itu parameter yang
Speed of rotation
Rate of penetration
Pump rate
Cutting rate
c. Mud Engineer
dari alat yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian
peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses
sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat
Berdasarkan lokasinya. Rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:
besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk
pekerjaan sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu,
untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi pemboran, baik secara
laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai. Dari Rig Laut
- Swamp Barge.
rawa dan delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan cara
dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis
- Tender Barge.
- Jack Up Rig.
dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas
- Drilling Jacket.
sangat cocok berada di laut dangkal maupun laut tenang. Rig jenis
Barge.
- Semi-Submersible Rig
keinginan. Rig ini sering dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu
stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang berombak
750 meter.
- Drill Ship.
2. Workover Rig.
Hasil pemboran yang dinamakan lubang sumur atau well hole tersebut
menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai
Pada sebuah rig untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan
atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang dihasilkan juga harus dikirim
Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire
c. Rotary System
d. Circulation System.
pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar
dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow
Out Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan
ancaman blow out, yaitu suatu aliran yang tak terkendali dari fluida
kick, yang merupakan suatu intrusi fluida bertekanan tinggi. Intrusi ini
Fungsi dari BOP sendiri yaitu menutup lubang bor ketika hal ini terjadi.
suatu sumur.
1. Conductor Casing
(unconsolidated formation).
casing ini akan sangat bergantung dari kedalaman formasi yang tidak
memiliki ukuran diameter antara 9-5/8 inci sampai dengan 20.0 inci.
formation).
circulation.
3. Intermediate Casing
4. Production Casing
diproduksi.
pump).
5. Linier
Kegunaan Liner :
Gambar 7. Linear.
(Terlampir)
akibat tergerusnya batuan tersebut oleh mata bor pada saat pemboran
dilakukan dengan:
Penampakan Noda
0 TIdak bernoda
0 – 40 Sedikit bernoda
40 – 85 Bernoda
Bau (odour)
bau yang spesifik. Kekuatan baunya tergantung dari jenis dan kadar
klasifikasinya:
Fair Berbau
coring yang dapat menjaga keutuhan core dan melindungi core darui
sebagainya. Barrel ini terletak diatas pahat ( cor bit) ada outer barrel ada
inner barrel.
Keuntungan :
membutuhkan peralatan
Kerugian :
Pada metode ini, sampel batuan diambil dari dinding sumur yang telah
yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan
Dengan menembusnya peluru kedalam dinding lebiang bor maka core akan
terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang
dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang didapat dengan cara ini
berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.
(TERLAMPIR)
GEOKIMIA HIDROKARBON
(Waples, 1985).
1985).
Para ahli berpendapat bahwa proses kematangan dikontrol oleh suhu dan
waktu. Pengaruh suhu yang tinggi dalam waktu yang singkat atau suhu yang
rendah dalam waktu yang lama akan menyebabkan terubahnya kerogen minyak
Dari pengaruh suhu dan kedalaman sumur, umur batuan juga berperan
dalam proses pembentukan minyak bumi. Umur suatu batuan erat hubungannya
dengan lamanya proses pemanasan berlangsung serta jumlah panas yang diterima
batuan induk, sehingga suatu batuan induk yang terletak pada kedalaman yang
dangkal, pada kondisi temperatur yang rendah dapat mencapai suhu pembentukan
minyak bumi dalam suatu skala waktu tertentu.
Ada 5 tahapan zonasi pematangan minyak bumi menurut Bissada (1986) adalah :
1. Zona I : dimana gas dapat terbentuk sebagai akibat bakteri tidak ada
minyak yang dapat dideteksi kecuali minyak bumi tersebut
merupakan zat pengotor atau hasil suatu migrasi.
VITRINITE
HYDROCARBON TYPE
REFLECTANCE
PALYNOMORPH
SCI MATURITY DEGREE
COLOUR
2 Yellow Immature
a. S1 (free hydrocarbon)
S1 menunjukkan jumlah hidrokarbon bebas yang dapat diuapkan tanpa
melalui proses pemecahan kerogen. nilai S1 mencerminkan jumlah
hidrokarbon bebas yang terbentuk insitu (indigeneous hydrocarbon)
karena kematangan termal maupun karena adanya akumulasi hidrokarbon
dari tempat lain (migrated hydrocarbon)
b. S2 (pyrolisable hydrocarbon.
S2 menunjukkan jumlah hidrokarbon yang dihasil melalui proses
pemecahan kerogen yang mewakili jumlah hidrokarbon yang dapat
dihasilkan batuan selama proses pematangan secara alamiah. Nilai
S2 menyatakan potensi material organik dalam batuan yang dapat berubah
menjadi petroleum. Harga S1 dan S2 diukur dalam satuan mg
hidrokarbon/gram batuan (mg HC/g Rock)
c. S3
S3 menunjukkan jumlah kandungan CO2 yang hadir di dalam batuan.
Jumlah CO2 ini dapat dikorelasikan dengan jumlah oksigen di dalam
kerogen karena menunjukkan tingkat oksidasi selama diagenesis.
(TERLAMPIR)
WIRELINE LOG
Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data yang
kondisi bawah permukaan dan mencari reservoar pada kedalaman berapa, hal ini
dilakukan pada saat pemboran suatu sumur. Hasil dari wireline logging ini adalah
log Resistivity (Log Induksi dan Log Lateral), dan log Porosity (Log Density,
Neutron, dan Sonic) dan Caliper. Kurva-kurva ini digunakan untuk mengetahui
Pada zona permeabel yang tebal , kurva SP mencapai suatu garis konstan.
Gambar.16. Log SP
- Identifikasi litolog
- Menentukan porositas
4. Log Densitas
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
5. Log Netron
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
dari suatu gelombang suatu suara kompresional untuk melalui satu feet
- Menentukan porositas
- Identifikasi litologi
Dizona serpih, nilai GR tinggi dan pada batuan karbonat dan pasir
cross over antara log densitas dan log neutron. Cirinya berupa
kurva log densitas bergerak ke sisi kiri dan kurva log neutron
4. Log Resistivitas
formasi. Resistivitas air ‘fresh’ lebih tinggi dari pada saline water.
porositasnya.
Pada zona porous travel time dari suara besar (lambat). Sedangkan
Batuan reservoir yang sarang dapat dibedakan dengan zona batuan kedap
dengan melihat bentuk – bentuk kurva log. Perbedaan antara batuan kedap dengan
kadang membesar.
densitasnya.
Jenis Lithologi
Defleksi GR rendah.
kecil.
Untuk membedakan jenis cairan yang ada di dalam formasi, apakah air,
minyak atau gas dapat ditentukan dengan melihat log resistivity dan gabungan
log neutron dengan densitas. Zona hidrokarbon ditunjukan oleh adanya cross
over antara harga tahanan jenis zona terusir (Rxo) dengan harga tahanan jenis
formasi (Rt).
Unruk membedakan gas atau minyak yang ada di dalam formasi dapat
dilihat pada gabungan log neutron dan densitas. Zona gas oleh harga porositas
neutron yang jauh lebih kecil dari harga porositas densitas, sehingga akan
ditunjuakna oleh cross over kurva log densitas dan neutron yang lebih besar.
over positif yang lebih sempit dari zona gas. Pada zona lempungan kurva
neutron dan kurva densitas berhimpitan. Zona air dibedakan dengan zona
minyak akan menunjukan harga tahanan jenis formasi (Rt) yang lebih tinggi
Berdasarkan data yang well log yang teah digunakan sebagai data, dapat
diinterpretasikan bahwa :
hanya beberapa kedalaman saja yang memiliki pola yang berbeda/ mencolok
sendiri. Pola meruncing dan cenderung tidak beraturan yang cenderng ke arah
kanan pada bagian atas dan bawah, dan pada bagian tengah terdapat
kenampakan yang hanya beberapa lapis / tidak dominan. Apabila dilihat dari
mineral radioaktif umumnya berada pada batuan sedimen berbutir halus. Dari
pola yang ada di log dapat dilihat bahwa garis menunjukkan tren rendah,
yaitu pada kedalaman 4065 m, tersusun oleh batulanau kemudian pada bagian
batulempung.
yang cukup tinggi, pola densitas yang cukup tinggi/ besar ini menandai
bahwa batuan yang mendominasi sumur ini memiliki ukran butir yang
halus, cenderung kompak dan keras. Pada log ini di interpretasikan sebagai
mengand8ng air dan tidak dapat meloloskan air, dan batupasir cenderung
cenderung rendah.
defleksi ke arah negatif / ke arah kiri, hal ini menunjukan bahwa batuan
mengandung fluida air maupun gas pada bagian atas , namun pada bagian
bawah pada log terlihat bahwa sumur tersusun oleh batuan berporos tinggi
dengan asumsi fluida penyusun berupa minyak. Apabila dari data log
lapisan batuan yang terdaat pada log sumur tersebut terdapat pada
kedalaman.
(TERLAMPIR)
Porositas
Tahanan jenis
Kejenuhan air
𝑮𝑹 𝐥𝐨𝐠 − 𝑮𝑹 𝒎𝒊𝒏
𝑽𝒔𝒉 =
𝑮𝑹 𝐦𝐚𝐱 − 𝑮𝑹 𝒎𝒊𝒏
Porositas
persamaan:
𝑝𝑚𝑎 − 𝑝𝑏
𝜙𝐷 =
𝑝𝑚𝑎 − 𝑝𝑓
Porositas efektif didapatkan dari nilai rata – rata porositas log densitas dan
(𝜙𝐷𝑐 + 𝜙𝑁𝑐)
𝜙𝑒 =
2
Tahanan jenis air formasi (Rw) merupakan tahanan jenis air yang
terdapat dalam formasi sebelum formasi tersebut ditembus oleh bit pemboran.
𝑅𝑡 𝑥 𝜙𝑒 𝑚
𝑅𝑤 =
𝛼
𝛼 : Factor pembandingan (= 1)
Kejenuhan Air
𝑎 𝑥 𝑅𝑤
𝑆𝑤 = √
𝜙𝑒 𝑚 𝑥 𝑅𝑡
reservoir tidak dapat dikeluarkan semua, ada hidrokarbon yang tersisa didalam
𝑆ℎ = 1 − 𝑆ℎ𝑟
(TERLAMPIR)