BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peta merupakan gambaran simbolik yang menjelaskan hubungan antara elemen-
elemen seperti ruang, obyek, wilayah, dan tema. Peta juga berarti perwakilan visual
simbolik atas suatu kawasan atau gambaran rupa bumi. Secara umum Peta
didefinisikan sebagai gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang
berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu (PP Nomor 10 Tahun 2000).
Peta merupakan kalibrasi dari bidang permukaan bumi 3 dimensi menjadi sebuah
gambaran utuh yang lebih sederhana ke dalam selembar kertas media yang datar
dengan penyesuaian baik ukuran maupun bentuknya disertai pula dengan informasi
dan detaildetailnya. Dengan kalimat sederhana, pengertian peta merupakan
pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang
datar dengan menggunakan ukuran, simbol, dan sistem generalisasi
(penyederhanaan)(Imran, 2009).
Peta mengandung arti komunikasi, artinya peta merupakan suatu signal atau
saluran antara pengirim pesan (pembuat peta) dengan penerima pesan (pembaca
peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan yang berupa
informasi tentang realita dalam wujud berupa gambar. Agar pesan (gambar) tersebut
dapat dimengerti maka harus ada bahasa yang sama antara pembuat peta dan
pembaca peta (Aryono Prihandito, 1989).
Dalam bidang biologi, peta berguna untuk persiapan untuk men-survey suatu
tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian dan pembelajaran,
mengetahui keberadaan suatu hewan atau tumbuhan (peta flora fauna), untuk
keperluan dala melakukan konservasi keanekaragaman hayati, dan untuk keperluan
AMDAL/ANDAL. Adapun secara umum, kegunaan peta adalah memperlihatkan
posisi suatu tempat di permukaan bumi, mengukur luas dan jarak suatu daerah di
permukaan bumi berdasarkan skala dan ukuran peta, memperlihatkan bentuk suatu
daerah yang sesungguhnya dengan skala tertentu, dan menghimpun suatu daerah
yang disajikan dalam bentuk peta (Eddy prahasta, 2005).
Dalam praktikum ini, akan dipraktikkan mengenai unsur-unsur didalam peta,
mencari titik koordinat suatu tempat, dam menghitung luas wilayah dalam peta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu peta?
2. Apa kegunaan peta khususnya di bidang biologi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari peta.
2. Mengetahui kegunaan peta dalam bidang biologi.

1
 BAB II
METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dengan judul materi Peta dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21
september 2017 pada jam 15.00-16.30 WIB di Laboratorium Pendidikan IV,
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum dengan judul materi Peta adalah peta
Lubuk Sikaping dengan skala 1: 250.000, penggaris, dan alat tulis seperti pensil.

2.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum dengan judul materi adalah: setiap kelompok
diberi satu lembar peta yang berbeda-beda, kemudian setiap kelompok
menentukan nama dari peta tersebut, skala peta, jenis peta, legenda (diperintah
untuk menunjukkan lima legenda), tahun peta, dan luas dari wilayah dalam peta
tersebut. Setelah itu, setiap kelompok di suruh untuk mencari koordinat suatu
tempat (untuk kelompok VI A mencari koordinat dari gunung Karang Putih).

2
 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Metode Kerja

a. Menentukan nama peta, skala peta, tahun peta, dan jenis peta

Dalam peta disamping, kita dapat mengetahui

bahwa:

Nama atau judul peta : Lubuk Sikaping

Skala : 1 : 250.000
Tahun : 1986
Jenis peta : Peta Rupa Bumi

(Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

b. Menentukan koordinat dari gunung Karang Putih

Dalam menentukan koordinat suatu tempat harus mencari terlebih dahulu
penyusun format koordinat yaitu Derajat Menit BT dan Derajat Menit LU (00° 00’
BT dan 00°00’ LU).

Gunung Karang Putih dalam peta (Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

3
 Mencari koordinat di timur (BT) gunung Karang Putih

(Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

Derajat dari BT= 99

Derajat ini bisa kita lihat pada sudut kiri bawah pada peta. Setiap 60 menit
derajat peta akan bertambah satu angka. Begitu juga untuk derajat LU.

(Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

Menit = Mendekati 50

Gunung Karang Putih berada di lingkaran hitam tebal. Menit dianggap 50,
maka koordinat di BT adalah 99°50’ BT.

4
 Menentukan koordinat di utara (LU) dari gunung Karang Putih

(Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

Derajat LU = 00

(Sumber: www.bakosurtanal.go.id)

Menit diantara 10 dan 20, dianggap 15

5
 Gunung Karang Putih berada di lingkara hitam tebal. Menit dianggap 15,
Maka koordinat LU = 00°15’ LU.

 Menentukan koordinat gunung Karang Putih

Koordinat dari gunung Karang Putih adalah 00°15’ LU dan 99°50’ BT.

c. Menghitung luas wilayah dalam peta

Untuk menghitung luas wilayah dalam peta, kita harus menghitung panjang
dan lebar dari wilayah dalam peta (bukan ukuran kertas peta). Dan setelah
pengukuran, didapati bahwa panjang dan lebar dari peta dalam adalah 72 cm
dan 48 cm. Setelah itu dikalikan dengan angka yang ada di skala peta yaitu
250.000, maka kita dapati luas wilayah total peta adalah 72 x 48 x 250.000 =
864,000,000 cm² atau 8640 km².

6
 BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
1. Peta adalah gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang
berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu (PP Nomor 10 Tahun 2000).
2. Dalam bidang biologi, peta berguna untuk persiapan untuk men-survey suatu
tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian dan pembelajaran,
mengetahui keberadaan suatu hewan atau tumbuhan (peta flora fauna), untuk
keperluan dala melakukan konservasi keanekaragaman hayati, dan untuk
keperluan AMDAL/ANDAL.

4.2 Saran
1. Teliti dalam praktikum agar mendapatkan hasil yang akurat.
2. Tertib dalam melakukan praktikum agar menimbulkan Kenyamanan selama
praktikum.

7
 DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat

Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah.
Juhaidi. Liesnoor, Dewi. 2011. Desain dan Komputasi Tematik. BP2SIG UNNES.
Semarang.
Prihandito,Aryono. 1989, Kartografi. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika