Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISIS SENSITIVITAS
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. SANTIKA DEWI (A021171008)
2. THALIA RULI PUTRI (A021171309)
3. A. SULTAN BOLKIA YUSRI T. (A021171323)
4. MUHAMAD AFRIZAL (A021171330)
5. ULFA NAWAWI (A021171501)
6. MUH. ZULFIKAR NUR ASRIN (A021171524)
7. MUH. WAHYU PERDANA K. (A021171539)
Penyusun
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... ....... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ .... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ ...... 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Analisis Sensitivitas........................................................................ 2
2.2 Perubahan Pada Koefisien Tujuan.................................................................... 4
2.3 Perubahan Pada Pembatas Kanan Kendala...................................................... 11
2.4 Penambahan Variabel Keputusan yang Baru ………….................................. 12
2.5 Penambahan Kendala Baru ………….............................................................. 13
BAB III
PENUTUP..................................................................................................... ......... 15
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 15
3.2 Saran.................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah ditemukan penyelesaian yang optimal dari suatu masalah linear
Programming (LP), kadang-kadang dirasa perlu menelaah lebih jauh kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan pada koefisien-
koefisien di dalam model, pada saat tabel optimal telah diselesaikan. Secara
spontan, apabila hal itu terjadi, seseorang dapat saja memutuskan untuk menghitung
kembali dari awal, dengan masalah baru (karena perubahan koefisien-koefisien
tersebut). Tentu saja, bila cara ini dilakukan akan memakan waktu yang lama
karena ia harus menghitung segala sesuatunya kembali. Untuk menghindari hal
tersebut lalu lazim dipakai suatu cara yang dinamakan analisa sensitivitas, yang
pada dasarnya memanfaatkan kaidah-kaidah primal dual metode simpleks
semaksimal mungkin. Karena analisa dilakukan setelah dilakukan setelah
dicapainya penyelesaian optimal, maka analisa ini sering disebut pula : Post-
Optimality Analysis. Analisis sensitivitas ini adalah untuk mengurangi perhitungan-
perhitungan dan menghindari perhitungan ulang, bila terjadi perubahan-perubahan
satu atau beberapa koefisien model LP pada saat penyelesaian optimal telah
dicapai.
1
BAB II
PEMBAHASAN
5A + 4B + 3C ≤ 350
6B + 5C ≤ 500
A, B, C ≥ 0
Lengkapilah tabel simpleks di bawah ini.
Variabel Zj 800 400 600 0 0 0
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3
S1 1 -0,4 0,04
A 0 0,2 -0,12
C 0 0 0,2
- Cj
- Cj-Zj
2
Mengisi kolom A = matriks kunci X koefisien kendala untuk variabel A.
1 −0,4 0,04 2 0
Kolom A = [0 0,2 −0,12] [5] = [1]
0 0 0,2 0 0
Mengisi kolom B = matriks kunci X koefisien kendala untuk variabel B.
1 −0,4 0,04 2 0,64
Kolom B = [0 0,2 −0,12] [4] = [0,08]
0 0 0,2 6 1,2
Mengisi kolom C = matriks kunci X koefisien kendala untuk variabel C.
1 −0,4 0,04 1 0
Kolom C = [0 0,2 −0,12] [3] = [0]
0 0 0,2 5 1
Mengisi nilai variabel = matriks kunci X vektor kolom pembatas
1 −0,4 0,04 250 130
Nilai variabel = [0 0,2 −0,12] [350] = [ 10 ]
0 0 0,2 500 100
Mengisi nilai variabel dual pada baris Cj atau Cj – Zj = vektor baris X matriks
kunci
1 −0,4 0,04
Variabel dual = [𝑆1 𝐴 𝐶] [0 0,2 −0,12]
0 0 0,2
1 −0,4 0,04
Variabel dual = [0 800 600] [0 0,2 −0,12] = [0 160 24]
0 0 0,2
Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam tabel simpleks optimal seperti dibawah
ini:
Variabel Zj 800 400 600 0 0 0
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3
0 S1 130 0 0,64 0 1 -0,4 0,04
800 A 10 1 0,08 0 0 0,2 -0,12
600 C 100 0 1,2 1 0 0 0,2
- Cj 68.000 800 784 600 0 160 24
- Cj-Zj 68.000 0 384 0 0 160 24
3
2.2 Perubahan Pada Koefisien Tujuan
1. Perubahan pada koefisien tujuan pada variabel dasar (basis)
Pada tabel simpleks optimal di atas, yang menjadi variabel dasar (basis)
adalah variabel A dan C, sedangkan yang bukan merupakan variabel dasar
(basis) adalah B, S1, S2, dan S3. Besarnya koefisien tujuan untuk variabel basis
adalah 800 dan 600. Apabila besarnya koefisien A (C1) dan C (C3) dinaikkan
atau diturunkan dalam jumlah tetentu maka ada kemungkinan A atau C tidak
menguntungkan untuk diproduksi. Untuk itu pada bagian ini dianalisis
seberapa besar kenaikan atau penurunan yang masih dapat ditolerir sehingga
produk A dan C tetap diproduksi. Urutan dalam variabel dasar pada tabel
simpleks di atas adalah Si, A, dan C. Dengan demikian urutan itu menjadi
dasar perhitungan untuk mencari besarnya perubahan pada koefisien tujuan.
Koefisien A:
Perkalian matriks dilakukan dengan mengalikan vektor baris dengan
vektor kolom pada variabel non-basis, hasil perkalian tersebut dikurangkan
dengan koefisien non-basis tersebut.
0,64
B = [0 𝐶1 600] [0,08] - 400
1,2
= 0,08 𝐶1 + 720 – 400
= 0,08 𝐶1 + 320
Syarat tabel optimum adalah B ≥ 0, sehingga 0,08 𝐶1 + 320 ≥ 0 atau 𝐶1 ≤
1000
1 −0,4
S1 = [0 𝐶1 600] [0] - 0 S2 = [0 𝐶1 600] [ 0,2 ] - 0
0 0
=0 = 0,2 𝐶1 - 0
= 0,2 𝐶1 ≥ 0
= 𝐶1 ≥ 0
4
0,04
S3 = [0 𝐶1 600] [−0,12] - 0
0,2
= -0,12 𝐶1 + 120
= -0,12 𝐶1 + 120 ≥ 0
= -0,12 𝐶1 - 120 ≤ 0
= 𝐶1 ≤ 1000
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tabel akan
tetap optimum jika koefisien C1 berada dalam interval 0 ≤ C1 ≤ 1.000. tabel
akan tetap optimum apabila koefisien C1 dinaikkan menjadi 1.000
(dinaikkan 200) atau diturunkan menjadi 0 (diturunkan 800), akan tetapi
tabel tidak lagi akan menjadi optimum apabila koefisien C1 dinaikkan
melebihi 1.000.
Contoh:
1) Koefisien C1 naik dari 800 menjadi 900
0,64
B = [0 900 600] [0,08] – 400 = 392
1,2
1
S1 = [0 900 600 [0] – 0 = 0
]
0
−0,4
S2 = [0 900 600] [ 0,2 ] – 0 = 180
0
0,04
S3 = [0 900 600 ] [ −0,12 ] – 0 = 12
0,2
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan variabel non-basis seluruhnya menghasilkan
angka positif atau ≥ 0, berarti tabel optimum tidak berubah (tetap).
Dengan demikian besarnya nilai A = 10 dan C = 100 tidak berubah.
Perubahan terjadi pada Z sebagai akibat perubahan koefisien C1 dari 800
ke 900. Nilai Z yang baru adalah:
5
Z = 900A + 400B + 600C
Z = 900(10) + 400(0) + 600(100)
Z = 69.000
0,64
B = [0 1100 600] [0,08] – 400 = 408
1,2
1
S1 = [0 1100 600] [0] –0 = 0
0
−0,4
S2 = [0 1100 600] [ 0,2 ] –0 = 220
0
0,04
S3 = [0 1100 600 ] [ −0,12 ] –0 = -12
0,2
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan variable non-basis, pada variabel S3 didapatkan
nilai negatif, dengan demikian tabel sudah tidak optimal lagi oleh karena
itu perlu dilakukan eksekusi pada kolam S3 tersebut. Besarnya variabel
semula, yaitu A = 10 dan C = 100 juga mengalami perubahan.
Tabel simpleks optimum yang baru:
Variabel Zj 1.100 400 600 0 0 0
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3
0 S1 110 0 0,4 -0,2 1 -0,4 0
1.100 A 70 1 0,8 0,6 0 0,2 0
0 S3 500 0 6 5 0 0 1
- Cj 77.000 1.100 880 660 0 220 0
- Cj-Zj 77.000 0 480 60 0 220 0
6
Koefisien C:
Perkalian matriks dilakukan dengan mengalikan vektor dengan
variable non-basis, hasil perkalian tersebut dikurangkan dengan koefisien
non-basis tersebut.
0,64
B = [0 800 𝐶3 ] [0,08] - 400
1,2
= 64 + 1,2𝐶3 – 400
= -336 + 1,2𝐶3 ≥ 0
= 𝐶3 ≥ 0
1 −0,4
S1= [0 800 𝐶3 ] [0] – 0 = 0 S2 = [0 800 𝐶3 ] [ 0,2 ] –0 = 160
0 0
0,04
S3 = [0 800 𝐶3 ] [−0,12] - 0
0,2
= -96 + 0,2𝐶3
= -96 + 0,2𝐶3 ≥ 0
= 𝐶3 ≥ 480
Contoh:
7
0,64
B = [0 800 500] [0,08] – 400 = 264
1,2
1
S1 = [0 800 500] [0] –0 = 0
0
−0,4
S2 = [0 800 500 [ 0,2 ] –0 = 160
]
0
0,04
S3 = [0 800 500 ] [ −0,12] –0 = 4
0,2
Kesimpulan:
Dari basil perhitungan variabel non-basis seluruhnya menghasilkan
angka positif berarti tabel optimal tidak berubah (tetap) dengan demikian
besarnya nilai A = 10 dan C = 100 tidak berubah. Perubahan terjadi pada
nilai sebagai akibat perubahan koefisien C3 dari 600 ke 500. Nilai Z yang
baru adalah:
Z = 59.000
0,64
B = [0 800 450] [0,08] – 400 = 204
1,2
1
S1 = [0 800 450] [0] –0 = 0
0
−0,4
S2 = [0 800 450] [ 0,2 ] –0 = 160
0
8
0,04
S3 = [0 800 450] [−0,12] –0 = -6
0,2
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan variabel non-basis, pada variabel S3 terdapat nilai
negatif dengan demikian tabel sudah tidak optimum lagi oleh karena itu
perlu dilakukan eksekusi pada kolom S3 tersebut. Besarnya variabel
semula, yaitu A = 10 dan C = 100 juga mengalami perubahan.
2. Perubahan pada koefisien tujuan pada bukan variabel dasar (non basis)
Pada tabel sebelumnya yang menjadi variabel non-basis adalah variabel
B, hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh dari memproduksi B tidak
ekonomis. Apabila koefisien dari B (C2) dinaikkan dalam jumlah tertentu maka
ada kemungkinan variabel B akan diproduksi.
0,4
Variabel B = [0 800 600] [0,8] – C2
6
= 4.240 – C2
= 4.240 - C2 ≥ 0
= C2 ≤ 4.240
9
Keterangan : Variabel B digunakan untuk membedakan dengan C2
Dari hasil perhitungan di atas diketahui apabila variabel B dinaikkan
sampai dengan 4.240 belum ekonomis untuk diproduksi, tetapi apabila
dinaikkan di atas 4.240 maka variabel ini akan ekonomis untuk diproduksi.
Contoh:
Koefisien B dinaikkan menjadi 4.300, maka Variabel B = 4.300 - 4.240 = - 60
(bernilai negatif berarti tabel tidak lagi optimal)
Tabel simpleks optimal yang baru:
Variabel Zj 800 4.300 600 0 0 0
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3
0 S1 76,67 0 0 -0,53 1 -0,4 -0,07
800 A 3,33 1 0 -0,07 0 0,2 -0,13
4.300 B 83,33 0 1 0,83 0 0 0,17
- Cj 360,983 800 4.300 3.513 0 160 627
- Cj-Zj 360,983 0 0 2.913 0 160 627
10
Semula:
1 −0,4 0,04
Nilai variabel dual = [0 800 600] [0 0,2 −0,12] = [0 160 24]
0 0 0,2
Nilai variabel dual semula Y1 = 0, Y2 = 160, dan Y3 = 24
Menjadi:
1 −0,4 0,04
Nilai variabel dual = [0 900 500] [0 0,2 −0,12] = [0 180 −8]
0 0 0,2
Nilai variabel dual menjadi Y1 = 0, Y2 = 180, dan Y3 = -8
11
2. Perubahan pada koefisien kendala
Apabila terdapat perubahan pada koefisien kendala, misalnya pada
variabel B yang semula memiliki koefisien 2, 4, dan 6 berubah menjadi 3, 5, dan
4. Langkah awal yang dapat dilakukan untuk memastikan apakah perubahan
pada koefisien kendala tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil optimum
adalah dengan mengubahnya ke bentuk dual. Dengan demikian apabila
perubahan tersebut dinyatakan dalam bentuk dual menjadi 3Y1 + 5Y2 + 4Y3 -
400. Dengan mensubstitusikan nilai dual ke dalam persamaan tersebut maka
menjadi 3(0) + 5(160) + 4(24) - 400 = 496. Karena nilai dual bernilai positif
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan koefisien kendala tidak
berpengaruh terhadap basil optimum. Akan tetapi apabila koefisien kendala
berubah menjadi 3, 1, dan 9, maka nilai dual menjadi 3(0) + 1(160) + 9(24) -
400 = -24. Berarti perubahan koefisien tujuan merubah tabel optimal.
12
nilai ekonomis, apabila keuntungan perusahan dari memproduksi produk D di
bawah 392 maka lebih baik tidak ada penambahan produk baru.
Dari tabel simpleks di atas yang menjadi variabel dasar (basis) adalah
variabel A dan C, sehingga pada baris S4, kolom A dan C harus dijadikan angka 0.
13
290 0 0,92 3 0 -0,2 0,12 1
300 0 3,6 3 0 0 0,6 0
-10 0 -2,68 0 0 -0,2 -0,48 1
Kesimpulan:
Walaupun dari hasil Cj - Zj diperoleh keseluruhan nilai positif, akan tetapi pada
pembatas yang baru ada yang bernilai negatif sebesar 10, dengan demikian harus
dieksekusi ulang dengan memilih kolom kunci pada positif terbesar di Cj – Zj
dengan mengikuti langkah yang telah ada dalam pengerjaan metode simpleks.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisa sensitivitas merupakan metode yang dilakukan untuk mengurangi
perhitungan-perhitungan dan menghindari perhitungan ulang, bila terjadi
perubahan-perubahan satu atau beberapa koefisien model LP pada saat
penyelesaian optimal telah dicapai. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi
misalnya perubahan pada pembatas (kapasitas) kendala, koefisien pada kendala,
koefisien fungsi tujuan, penambahan variabel baru, dan penambahan kendala baru.
Semua perubahan tersebut tentunya berpengaruh terhadap hasil solusi optimum
yang telah ada.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami sadar masih terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen
dan teman–teman sekalian agar dapat memacu kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16