Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORITIS
2.2.Konsep Stroke
a. Definisi Stroke
Stroke merupakan gangguan suplai darah di otak, biasanya terjadi karena
pecahnya pembuluh darah atau sumbatan oleh gumpalan darah. Hal ini
menyebabkan gangguan sediaan oksigen dan nutrisi di otak yang
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak. Efek dari stroke
tergantung pada bagian otak mana yang terluka dan tingkat keparahan.
Stroke yang sangat parah dapat menyebabkan kematian mendadak (WHO,
2019).
Stroke adalah penyakit yang berhubungan dengan arteri yang menuju
kedalam otak. Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke otak meledak, pecah atau tersumbat oleh suatu
gumpalan. Akibatnya, otak tidak bisa mendapatkan darah dan oksigen
yang dibutuhkan sehingga sebagian dari potongan otak mati (American
Stroke Association, 2016).
Stroke adalah sebuah "serangan otak” yang terjadi ketika aliran darah ke
area otak terputus. Ketika ini terjadi, sel-sel otak kekurangan oksigen dan
mulai mati. Seseorang yang mengalami stroke kecil mungkin hanya
memiliki masalah kecil seperti kelemahan sementara pada lengan atau
kaki. Orang yang memiliki stroke yang lebih besar mungkin lumpuh
secara permanen di satu sisi tubuh mereka atau kehilangan kemampuan
mereka untuk berbicara. Beberapa orang pulih sepenuhnya dari stroke,
tetapi lebih dari 2/3 orang yang selamat akan mengalami beberapa jenis
kecacatan (NSA, 2018).
b. Jenis-jenis Stroke
Menurut National Stroke Association (2018) terdapat 2 jenis stroke yaitu :
1. Hemoragik
Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak
ataupun kebocoran pembuluh darah yang memicu perdarahan di sekitar
organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang.
Darah yang tumpah di sekitar otak akan menciptakan pembengkakan
dan tekanan, sehingga merusak sel-sel dan jaringan di otak.
Gambar 2.2 Stroke Hemoragik
Sumber : (NSA), 2018)
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling penting untuk jenis
stroke ini. Prevalensi terjadinya stroke iskemik sekitar 87% dari
semua stroke. Stroke iskemik dapat terjadi dalam dua cara.
a). Stroke emboli
Pada stroke emboli, gumpalan darah atau fragmen plak terbentuk
di suatu tempat di dalam tubuh (biasanya jantung) dan menyebar
ke otak. Begitu berada di otak, bekuan itu bergerak ke pembuluh
darah yang cukup kecil untuk menghalangi jalannya. Gumpalan
itu bersarang di sana, menghalangi pembuluh darah dan
menyebabkan stroke (embolus). Sekitar 15% dari stroke emboli
terjadi pada orang dengan fibrilasi atrium (Afib).
b). Stroke Thrombotik
Stroke trombotik disebabkan oleh gumpalan darah yang
terbentuk di dalam salah satu arteri yang memasok darah ke otak.
Jenis stroke ini biasanya terlihat pada orang dengan kadar
kolesterol tinggi dan aterosklerosis. Bahasa medis untuk
gumpalan yang terbentuk pada deposit pembuluh darah adalah
trombus.
Dua jenis gumpalan darah dapat menyebabkan stroke trombotik :
c. Gejala stroke
Mengetahui tanda dan gejala stroke adalah langkah pertama untuk
memastikan bantuan medis diterima segera. Untuk setiap menit, stroke
tidak diobati dan aliran darah ke otak terus tersumbat, seseorang
kehilangan sekitar 1,9 juta neuron. Hal ini dapat menyebabkan seseorang
mengalami gangguan pada alat gerak, ingatan, dan banyak lagi yang dapat
terpengaruh. Gejala stroke meliputi:
1. Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan atau kaki,
terutama pada satu sisi tubuh.
2. Tiba-tiba kebingungan, kesulitan berbicara, atau pemahaman.
3. Tiba-tiba kesulitan melihat di satu atau kedua mata.
4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau
koordinasi.
5. Tiba-tiba sakit kepala parah tanpa sebab yang diketahui (American
StrokeAssociation, 2019).
Setelah mengetahui gejala stroke diatas maka langkah yang dilakukan
untuk mengidentifikasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah
seseorang itu terkena stroke atau tidak, sehingga mendapatkan
pelayanan yang cepat adalah dengan pemeriksaan F.A.S.T yakni :
1. Face (wajah), minta orang itu tersenyum. Apakah satu sisi wajah
terkulai?
2. Arm (Lengan), minta orang itu mengangkat kedua lengan.
Apakah satu lengan melayang ke bawah?
3. Speech (berbicara), mintalah orang itu untuk mengulangi
ungkapan sederhana. Apakah ucapan mereka tidak jelas atau
aneh?
4. Time (waktu), jika Anda mengamati salah satu dari tanda-tanda
ini, segera hubungi 911 atau rumah sakit terdekat.
Catatkah waktu gejala awal muncul. Informasi ini penting dan dapat
memengaruhi keputusan perawatan (National Stroke Association,
2018).
e. Dampak stroke
Dampak yang didapatkan dari seseorang yang sroke adalah tergantung
lokasi dari bagi otak ataupun lobus yang terjadi kerusakan akibat dari
serangan stroke itu sendiri.
Gambar 2.5 Lobus-Lobus Otak Yang Berkaitan Dengan Lokasi
Kerusakan Karena Stroke
Sumber : (ASA,2018)
g. Pemeriksaan stroke
Tes diagnostik berguna untuk memeriksa bagaimana otak terlihat, bekerja
dan mendapatkan suplai darahnya, serta dapat mengidentifikasi area otak
yang terjadi kerusakan. Tes diagnostik yang mungkin akan dilakukan
masuk ke dalam tiga kategori :
1. Imaging test, memberi seperti gambaran otak dengan bantuan Sinar-X
(CT scan atau MRI).
2. Electrical test, untuk melihat catatan uji impuls listrik di otak.
3. Blood flew test menunjukkan masalah yang mungkin menyebabkan
perubahan aliran darah yang mengalir ke otak.
Ketika seseorang memiliki gejala stroke atau TIA, dokter akan
mengumpulkan informasi dan membuat diagnosis. Mereka akan meninjau
peristiwa yang telah terjadi seperti:
1. Melihat riwayat medis
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis
3. Melakukan tes laboratorium (darah) tertentu
4. Memerintahkan pemeriksaan diagnostik
5. Pelajari hasil tes diagnostik lain yang mungkin diperlukan
(NSA, 2018)
h. Penanganan Stroke
Saat seseorang terserang stroke, orang tersebut harus segera mendapatkan
perhatian medis guna meminimalkan efek jangka panjang dari stroke dan
bahkan mencegah kematian. Penanganannya berupa :
1. Penanganan stroke iskemik
Pengobatan untuk stroke iskemik adalah pengangkatan gumpalan
dengan Alteplase IV r-tPA. alteplase (tPA) diberikan melalui infus
(jalur intravena). Ia bekerja dengan melarutkan gumpalan sehingga
darah bisa mengalir lagi. Aletplase diberikan dalam waktu tiga jam
dari awal gejala stroke (hingga 4,5 jam untuk beberapa pasien yang
memenuhi syarat). Untuk menghilangkan gumpalan melibatkan
prosedur yang disebut trombektomi mekanik. Dokter menggunakan
alat sangkar kawat yang disebut stent retriever untuk mengeluarkan
bekuan darah yang besar. Mereka memasang kateter melalui arteri di
selangkangan hingga ke arteri yang tersumbat di otak. Stent membuka
dan mengambil gumpalan, memungkinkan dokter untuk melepaskan
stent dengan gumpalan yang terperangkap. Tabung hisap khusus juga
dapat digunakan untuk mengeluarkan bekuan darah.
Prosedur:
Harus dilakukan dalam waktu enam jam sejak timbulnya gejala stroke
akut.
Dapat bermanfaat bagi pasien dalam kondisi tertentu jika dilakukan
bahkan dalam 24 jam setelah onset.
Harus menyertakan pengobatan Alteplase IV r-tPA pada pasien yang
memenuhi syarat