Вы находитесь на странице: 1из 29

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN VISIONER
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Manajemen Keperawatan :
Duwi Basuki S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. Wahyulan Masruroh (201601076)


2. Sintia Nova L (201601057)
3. Mustika Umatul Q (201601065)
4. Dyah Eka L (201601047)
5. M.Ilham Nur D (201601041)
6. Dzurorin Khumairoh (201601062)
7. Riska Cahyanti (201601071)
8. Ogis Yoga E (201601063)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat salam kita haturkan kepangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW atas berkat dan rahmat dan hidayahNya kami bisa menyusun makalah
ini Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang telah membimbing kami sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Serta terimakasih pula kepada rekan-rekan yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah bejudul “Pola Kepemimpinan Visioner” ini, kami susun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan.
Kami sadar bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat mendekati
sempurna.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ..................................................................................................................................... 3
2.1 Definisi.......................................................................................................................................... 3
2.2 Kompetensi Pemimpin Visioner ................................................................................................... 3
2.3 Peran Pemimpin Visioner ............................................................................................................. 5
2.4 Kepemimpinan Visioner Dalam Tindakan ................................................................................... 6
2.5 Karakter Pemimpin Visioner ........................................................................................................ 8
2.6 Strategi Tindakan Kepemimpinan ................................................................................................ 9
2.7 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership ....................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 13
TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG ........................................................................................... 13
3.1 Trigger Case ................................................................................................................................ 13
3.2 Jurnal Pendukung ........................................................................................................................ 14
BAB IV ................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .............................................................................................................................................. 24
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam
mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi
bahkan menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat
pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering. Selalu saja saja ada perkembangan
dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu.
Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain:
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan situasional,
kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner.
Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli.
Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan
otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin
sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’. A.B. Susanto (2007 : 5)
mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu
mengutarakan visi dan misinya.
Dalam era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempe-ngaruhi
perkembangan organisasi menajdi begitu sangat besar pengaruhnya, kepemimpinan yang
mampu berfikir jauh ke depan, mampu mengantisipasi segala perubahan dan perkembangan
zaman, di era yang sangat kompetitif dan tuntutan kebutuhan yang semakin beragam, rinci
dan spesifik menjadi sangat relevan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu
mengembangkan organisasi-nya dengan baik sampai jauh ke depan, melampaui usia
zamannya. Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan syarat mutlak bagi
organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Pengertian Kepemimpinan dan Kepemimpinan Visioner ?
2. Apa yang menjadi karakteristik Kepemimpinan Visioner?
3. Apa saja Strategi Tindakan Kepemimpinan Visioner ?
4. Apa saja Peran Pemimpin Visioner ?
5. Apa Saja Kompetensi Pemimpin Visioner ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memperlajari dan
mengetahui tentang Model Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung Tercapainya Tujuan
Organisasi. Selain itu juga tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Manajemen Strategik agar terlaksana tujuan pendidikan yang diterapkan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk


memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota
organisasi, perusahaan, atau masyarakat sebuah negara dengan cara memberi arahan dan
makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara,
2003).

2.2 Kompetensi Pemimpin Visioner

Kepemimpinan visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner


setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt
Nanus (1992), yaitu:
1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan
pemimpin untuk menghasilkan guidance, encouragement, and motivation.
2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki
kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk,
yang plaing penting, dapat relate skillfully dengan orang-orang kunci di luar
organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan
pelanggan).
3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin
dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan
mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan
memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).
4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan ‘ceruk’ untuk
mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan sebuah bentuk imajinatif, yang
berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan
konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur
sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan

3
kebutuhan dan perubahan ini. Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus
dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
1. Visualizing
Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai
dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2. Futuristic Thinking
Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi
lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3. Showing Foresight
Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam
membuat rencana tidak hanya mempertimbangkanapa yang ingin dilakukan, tetapi
mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin
dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive Planning
Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai
sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan
rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi
rintangan itu
5. Creative Thinking
Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan
keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin
visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
6. Taking Risk
Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai
peluang bukan kemunduran.
7. Process alignment
Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya
dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan
setiap departemen pada seluruh organisasi.
8. Coalition building
Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus
menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia
aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu,
departemen dan golongan tertentu.

4
9. Continuous Learning
Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan
dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga
mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk
bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas
pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10. Embracing Change
Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting
bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak
diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan
yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.

2.3 Peran Pemimpin Visioner

Burt Nanus (1992) mengungkapkan, ada empat peran yang harus dimainkan oleh
pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1. Peran penentu arah (direction setter).
Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi,
meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa
depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi
dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu
arah, seorang pemimpin menyampaikan
visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang
bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi
pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
2. Agen perubahan (agent of change)
Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner.
Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial,
teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung
secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan
pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para
stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan
terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang

5
dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi
atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan
yang paling penting masa depan.
Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting
lingkungan yang berubah.
3. Juru bicara (spokesperson)
Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu
bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin
efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk
komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan
membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara
untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar
melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal.
Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan
tentang masa depan organisasi.”
4. Pelatih (coach
Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti
bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai
visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh
“pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah
“pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin,
sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan
pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang
penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal
tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagaipelatih, lebih tepat untuk ditunjuk
sebagai ‘player-coach.’

2.4 Kepemimpinan Visioner Dalam Tindakan

Harper (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan menghadapi suatu era perubahan


pesat atau ‘accelerating’ perubahan. Karenanya, waktu merupakan faktor penting untuk
menjadikan seorang pemimpin visioner. Guna menghadapi perubahan pesat ini dengan baik,
pemimpin harus memiliki serangkaian kompetensi yang pokok seperti kemampuan antisipasi,
kecepatan, agility, dan persepsi.

6
2.4.1 Antisipasi
berarti bahwa kepemimpinan visioner harus secara pro aktif mengamati lingkungan
guna menemukan perubahan yang secara negatif maupun positif mempengaruhi organisasi.
Pemimpin harus secara aktif mendukung pekerja untuk bersiap setiap saat menghadapi
perubahan pesat lingkungan, dan untuk mempertahankan pemimpin dan para manajer selalu
menaruh perhatian atas hal tersebut Menjadi “perceptive, nimble dan innovative”dalam
lingkungan yang berubah pesat akan memberikan manfaat bagi organisasi. Sebagai
tambahan, praktek menggunakan skenario ‘what if’ menguntungkan bagi para pemimpin.
Secara rutin, mempertimbangkan dan mendiskusikan kemungkinan seluruh skenario yang
mungkin dapat terjadi pada masa depan, menjaga pemimpin visioner untuk memfokuskan
dan menyiapkan beragam kemungkinan. Penciptaan rencana-rencana darurat dapat berguna
untuk beberapa skenario Harper (2001), dan para pengarang buku lain tentang kepemimpinan
dan manajemen percaya bahwa speed merupakan faktor penting untuk mempertahankan
posisi kompetitif, merespon secara kompetitif terhadap kebutuhan pelangan dan menghemat
uang. (Grant and Gnyawali, 1995; McKenna, 1997; LeBoeuf, 1993; Reinhardt, 1997;
Carnevale, 1990). Para ahli setuju bahwa perdagangan dan bisnis pada
hari ini mencakup sektor jasa juga. Bergerak cepat dalam merespon kebutuhan konsumen di
bidang jasa. Pemimpin visioner melihat kecepatan sebagai sebuah kemampuan yang harus
dikuasai guna memuaskan konsumen yang menginginkan pelayanan atau pemenuhan
kebutuhan seketika. Pelayanan yang cepat, bersahabat dan efisien merupakan contoh dari apa
yang diinginkan oleh pelanggan terhadap pelayanan pemerintah. Teknologi in formasi,
pelayanan on-line melalui internet merupakan prasyarat bagi pemerintah
dalam membentuk highest quality service. Hal ini menandakan, kecepatan pelayanan
membantu pemerintah dalam meraih simpati dan kerja sama warga.

2.4.2 Agility atau Kecerdikan


merupakan istilah lain yang secara perlahan berhubungan dengan
kepemimpinan visioner. The National Baldrige Program mendefinisikan hal kecerdikan ‘a
capacity for rapid change and flexibility.’ Harper (2001)
mengatakan bahwa ‘agility is the ability to turn on a dime’” Kecerdikan merupakan
kemampuan seorang pemimpin untuk melihat ke depan dalam kaitan dengan faktor apa yang
terletak di depan bagi sebuah organisasi (perceptiveness). Hal ini juga termasuk kapasitas
untuk mempersiapkan dan juga menjadi fleksibel, guna membuat perubahan atau penyesuian
untuk menghilangkan ancaman dan mengambil

7
keuntungan dari oportunitas. Agility memiliki beberapa komponen integral:

1. The ability to develop and make available new and desirable products and services.
2. The ability to enter new markets or connect with new constituencies.
3. The ability to adjust and respond to changing customer needs.
4. The ability to adjust swiftly from one organizational process or procedur to another.
5. The ability to compress time in the delivery of goods and services.

2.4.3 Persepsi atau Perceptiveness


merupakan kapasitas penting lain dari kepemimpinan visioner. Pemimpin harus
waspada terhadap segala bentuk intrik dan perubahan di lingkungan eksternal. Kewaspadaan
ini harus segera ditindaklanjuti guna merespon secara cepat dan tepat, dan mengambil
langkah-langkah yang tepat. Pada kasus dimana peluang dirasa ada, pemimpin harus segara
bertindak. Lead-time juga penting bagi kesuksesan organisasi; karenanya, pemimpin visioner
harus memiliki radar screens yang selalu menyala setiap saat. Pemimpin harus
mengidentifikasi peluang yang muncul dan potensial, mempersiapkan serangkaian strategi
dan memadukan seluruh sumber daya yang dibutuhkan, dan melayani serta memproduksi at
opportune times guna memaksimalkan kesuksesan atau prestasi.

2.5 Karakter Pemimpin Visioner

Kepemimpinan visioner memiliki ciri yang menggambarkan segala sikap dan


perilaku yang berorientasi kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan
terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko. Di antara ciri utama kepemimpinan
visioner adalah:

1. the best performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan


konkrit yang sistematis.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu danselalu siap
menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner jugamenunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya,terutama
sumberdaya manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikanperhatian
dan perlindungan yang baik terhadap mereka

8
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam
menggapaitujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan
nilainilaikepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai
kerjakeras dan prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah,
mengelola‘mimpi’ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak
ke ‘new place’. Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih
kreatifdan bekerja lebih keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visikepada
orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut.
6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki
integritaskepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang
membarauntuk selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual.
Menjadiorang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur,
sebagimanayang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi: “I must first be the change I
want to seein my world.”
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaandan respek.
Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lainsebagai asset
berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka denganbaik dan ‘hangat’
layaknya keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhanorang lain dan
membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukanjalan masa
depan mereka
8. Innovative dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’. Membantu mengubahdari
cara berfikir yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yang
dinamis.Melaklukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. (‘out
box thinking’). Lebih bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah
perubahan,ketimbang sekedar reaktif terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat
mungkinmenggunakan pendekatan ‘win-win’ ketimbang ‘win-lose’.

2.6 Strategi Tindakan Kepemimpinan

Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi


pemimpin yang visioner. Menurutnya ada lima langkah yang seharusnya dilakukan di
antaranya :
2.6.1 Strategi 1 - Fokus kepada Tujuan Organisasi

9
Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata mata
upaya pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari segala
kecenderungan dan ‘godaan’ penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal
kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua rencana aksi focus
kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan pemeliharaan hubungan antara
pimpinan dan seluruh staff/karyawan.
2.6.2 Strategi 2 - Membuat Rencana Jangka Panjang
Perumusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10
tahun ke depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggungjawab dalam
pencapaian tujuan tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu
bagimana disain pengembangan kepemimpinannya? Untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan
langkah-langkah strategis pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara
lain: melakukan rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan
penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2.6.3 Strategi 3 – Mengembangkan Visi bagi Masa Depan Organisasi


Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan
bermimpi akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari? Begitu
rumusan visi telah dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi seluruh
aktivitas organisasi, baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam menghadapi segala
tantangan dan peluang, dalam arena kerja. Begitu visi telah dirumuskan, maka saat itu pula,
visi disampaikan ke seluruh pihak terkait di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang publik
di luar organisasi.
2.6.4 Strategi 4 – Selalu Berada dalam Kondisi Siap dan Dinamis untuk Perubahan
Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan
informasiinformasi mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang
berpotensi berdampak kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota
orgasnisasi untuk membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal
yang terkait dengan kejadian-kejadian dan berita yang relevan dengan tuntutan perubahan.
Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan yang menantang: sejauhmana organisasi mampu
secara efektif merespon perubahan dan kecenderungankecenderungan tersebut? Bagaimana

10
pula organisasi lain yang sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan
ini? Pertanyaan-pertanyaan iti seyogyanya
akan dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan memposisikan diri
mereka untuk siap berubah.
2.6.5 Strategi 5 – Selalu Mengetahui Perubahan Kebutuhan Konstituen/Pelanggan
Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena
itu, seharusnya organisasi menyediakan informasi-infromasi aktual yang terkait dengan hal
ini. Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan layanan
’customer care’, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui
harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap
untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan pelanggan.

2.7 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership

Visi harus disegarkan sehingga tetap sesuai dan sepadan dengan perubahanperubahan
yang terjadi di lingkungan. Karena itu visi dalam konteks ini merupakan atribut utama
seorang pemimpin. Adalah tugas dan tanggungjawab pimpinan untuk melahirkan,
memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki
kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat
terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi. Jelaslah bahwa visi
itu ternyata berproses, dapat direkayasa dan ditumbuhkembangkan.

Penciptaan Visi
Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan
pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan
pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang
ingin diwujudkan bersama .

Perumusan Visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya
visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam
mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan
peribadi dipadukan dengan citacita/ gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang
intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam

11
statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase
kegiatan sebagai beirkut:

a. Pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan


b. Merumuskan strategi secara konsensus
c. Membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan
visi ini menjadi suatu kenyataan.

Transformasi Visi
Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif
sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperolehsense of belonging dan
sense of ownership .
Implementasi Visi
Implementasi visi merupakan Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan
menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner.
Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara
komprehensif. Kepemimpinan yang bervisi bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan
Nanus (2001), yaitu:
a. Penentu Arah
b. Agen Perubahan
c. Juru Bicara
d. Pelatih
e. Komunikator

12
BAB III
TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG

3.1 Trigger Case

Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group yang sudah terbukti mampu membawa

berbagai perusahaan yang ada di bawah kendalinya bukan saja maju pesat, tetapi

juga berkali-kali berhasil keluar dari situasi krisis yang menekan mereka. Ketika krisis

ekonomi melanda bangsa Indonesia, dan salah satunya ditandai dengan kenaikan

harga kertas yang luar biasa tinggi, apa yang dilakukan Dahlan Iskan benar-benar

menakjubkan. Ia bukan saja mempelopori gerakan penghematan di internal perusahaannya

dengan cara memangkas gajinya sendiri dan berjanji tidak akan berganti

kacamata (yang sudah patah salah satu gagangnya) hingga Jawa Pos maju lagi, tetapi

yang menakjubkan ia justru memanfaatkan dan menyiasati kenaikan harga kertas

dengan tindakan yang cerdas, yakni memotong lebar halaman korannya menjadi

lebih kecil, tetapi hal itu kemudian dipromosikan sebagai ukuran koran yang lebih

seksi bagi pembacanya. Langkah yang dipilihnya terbukti berhasil karena Jawa Pos

dapat menghemat ongkos produksi meski harga kertas naik, dan di saat yang sama

merebut hati pembaca barunya dengan tampilan baru yang serba menarik.

Sampai saat ini, motto Jawa Pos yang kemudian menjadi ikon dan budaya kerja

yang menjadi acuan seluruh kinerja wartawan dan jajaran redaksinya adalah ”Selalu

Ada yang Baru”. Jawa Pos bukan saja menjadi satu-satunya koran nasional yang

tetap terbit meski tanggalan berwarna merah atau hari libur nasional, tetapi Jawa

Pos juga menjadi koran pertama yang memiliki cabang di berbagai daerah (Radar)

yang isinya mengkombinasikan berita di tingkat nasional dan berita di tingkat lokal

secara proporsional sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.

13
Hal terbaru yang sekaligus makin membuktikan reputasi Dahlan Iskan memang

patut disebut sebagai pemimpin visioner adalah tatkala ia menulis artikel berseri

tentang pengalamannya melakukan operasi Ganti Hati di Tiongkok, yang kemudian

juga dibukukan, dan dicetak hingga puluhan ribu eksemplar. Ketika kebanyakan

orang tatkala sakit dan melakukan operasi lebih banyak menghabiskan waktu

untuk berisirahat dan berdoa, sembari khawatir tentang keselamatannya, Dahlan

Iskan justru menuangkan pengalamannya dalam serial tulisan yang luar biasa, dan

mampu menjadi ilham bagi banyak orang agar tetap tegar menghadapi berbagai

masalah, meski sepahit apapun persoalan yang dihadapi.

3.2 Jurnal Pendukung

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER TERHADAP KINERJA


PEGAWAI DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ADMINISTRASI

14
(Studi Kasus di Kantor Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu
Kota Batu)

Elmi, Sugeng Rusmiwari, Roro Merry Chornelia W


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tribhuwana TunggaDewi Malang
E_mail: elmyamoy73@gmail.com

Abstract : A visionary leader has an important role in improving the


performance and behavior of employees to realize the success of the
organization, especially government agencies in providing better
administrative service to the community.Visionary Leadrship is expected
to provide benefits for the organization to continue to live and grow.
This study aimed to determine how bid was the influence of visionary
leadership on the performance of employees in providing administrative
service. Quantitative descriptive research with the steps: population
data collection and sampling techniques purposive sampling, instrument
include: questionnaires, observation, documentation, the validity of the
test data analysis, reliabelitas, simple regression, correlation and t-test,
the coefficient of determination. The result of research proved that
visionary leadership style had positive influence on employee’s
performance in providing administrative services with t count (4,024)
and there was an improvement of employee’s performance in providing
administrative services as much as 62,4%.Based on that, then in
improving the perfomance of employees,leadership played an important
role to create employees behavior to provide good service to the
community through visionary leadership.

Keyword: Visionary Leadership, Employee Performance

Abtraksi : Seorang pimpinan mempunyai peran penting dalam


meningkatkan kinerja maupun perilaku pegawai untuk mewujudkan
keberhasilan organisasi terutama lembaga pemerintahan dalam
memberikan pelayanan administrasi yang lebih baik kepada masyarakat.

15
Kepemimpinan Visioner diharapkan dapat memberikan keunggulan-
keunggulan bagi organisasi agar terus hidup dan berkembang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan
visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Jenis
penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan langkah-
langkah: pengumpulan data populasi serta teknik pengambilan sampel
Purposive Sampling, instrument meliputi: kuesioner, observasi,
dokumentasi, dengan analisi data uji validitas , reliabelita, regresi
sederhana, kolerasi dan uji t, koefisien determinasi. Hasil penelitian
membuktikan bahwa gaya kepemimpinan visioner memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan
nilai thitung (4,024) dan terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi sebanyak
62,4%. Berdasarkan hal tersebut maka dalam meningkatkan kinerja
pegawai maka pimpinan berperan penting untuk menciptakan perilaku
pegawai untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat
melalui kepemimpinan visioner.

Kata Kunci :Kepemimpinan Visioner, Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi memiliki kedudukan yang penting pada
pelaksanaan proses kerja organisasi dalam pencapaian tujuan. Manusia dalam organisasi
menjadi elemen utama dibandingkan dengan sumber daya yang lain.

Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi organisasi seperti mesin-mesin


modern, modal yang kuat, teknologi dan sistem yang canggih, tetapi tanpa
adanya manusia yang menangani dan mengelolanya tidak akan berarti bagi
perkembangan organisasi. Sumber daya manusia yang merancang dan
merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Keahlian atau kompetensi

16
untuk mencapai tujuannya. salah satunya kepemimpinan merupakan sikap dari
seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju
suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama. Kepeminpinan menyangkut
proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang
lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah kelompok atau
organsiasi.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dari
keberhasilan atau kegagalan organisasi. Sehingga isu mengenai pemimpin
menjadi faktor yang menarik perhatian . Hal ini akan membawa konsistensi
bahwa setiap pemimpin berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-
sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan
dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada
tujuan. Ketika pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang baik, para karyawan
akan berkesempatan untuk mempelajari perilaku yang tepat untuk berhadapan
dengan pekerjaan mereka. Berhasil atau tidaknya menjalankan tugas-tugas sangat
ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena kedudukan pemimpin sangat
mendominasi semua aktivitas yang dilakukan, dan merupakan unsur yang tidak
bisa dipisahkan dan menempati posisi yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. dalam pelaksanan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung
tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum diberikan oleh
penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan
kondisi yang sederhana atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit,
akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga
penerima pelayanan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik menjadi patokan yang
harus diperhatikan sebagai acuan dan mampu diterapkan pelaksanannya oleh
penyelenggara pelayanan. Aturan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang sudah dibuat menjadi tolak ukur dan pedoman untuk para birokrat yang
berkecimpung memberikan pelayanan supaya bisa memberikan pelayanan yang
sesuai dengan mekanisme atau prosedur pelayanan. Tetapi pada kenyataan
dilapangan bahwasanya aturan maupun standar pelayanan yang harus diberikan
masih dianggap remeh oleh oknum-oknum tertentu sehingga SOP yang ada hanya

17
dipampang saja tetapi pelaksanaan atau penerapannya masih kurang diperhatikan,
ini merupakan suatu patologi birokrat yang akan menjurus kearah praktik KKN.
Sehingga yang menjadi masalah saat ini yaitu aturan yang sudah dibuat belum
mampu dalam mengimplementasikannya. Pada hakekatnya, penyelenggara
pemerintah ditunjukan kepada terciptanya fungsi pelayanan publik. Pemerintahan
yang baik menuntut para penyelenggara pelayanan harus mampu bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan sikap, perilaku dan kebijakannya kepada
masyarakat selaku penerima pelayanan. Untuk itu diperlukan peran pemimpin
agar mampu menciptakan aparatur yang profesional untuk mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta didukung semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan publik, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.

Kenyataan dilapangan masih banyak terlihat bahwa pelayanan publik yang


diselenggarakan oleh pemerintah sering kali mengabaikan bahkan mengecewakan
masyarakat dalam meminta pelayanan. Terlalu banyak peraturan dan prosedur
pelayanan terlalu kaku, berbelit-belit, biaya dan waktu tidak jelas, tidak ada
SOP/tidak dijalankan, dan ada persyaratan yang tidak menyambung/rasional.
Untuk memperoleh pelayanan sederhana saja masyarakat harus dihadapkan pada
proses yang berbelit-belit. Belum lagi masyarakat berhadapan dengan oknum-
oknum yang ingin mencari peluang korupsi dengan meminta uang pelicin sebagai
bentuk pelayanan yang cepat. Hal ini menjadi suatu masalah, bukan lagi masyarakat
yang harus dilayani akan tetapi masyarakat harus melayani aparatur dengan
memberi uang pelicin.
Kejadian seperti ini sudah menjadi suatu budaya dimasyarakat apabila ingin
mendapatkan pelayanan maka harus ada uang pelicin begitu juga sebaliknya akan
dipersulit apa bila tidak menggunakan uang sebagai senjata ampuh dalam
menerima pelayanan dengan cepat. Sehingga masyarakat menjadi kurang percaya
dan malas mau berurusan dengan kondisi yang seperti ini. Krisis kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah tentunya tidak beralasan. Dalam kepemimpinan
Visioner ataupun profesi memiliki kode etik yang menjadi pedoman menjalankan
tugas. Permasalahan yang timbul di lapangan adalah penegakkannya. Kode etik
hanya dibacakan pada saat sumpah jabatan, besoknya menghilang begitu saja
tanpa ada pengawasan. Sehingga peran pemimpin akan berpengaruh dalam
menciptakan etos kerja yang berkualitas dengan memberikan arahan motivasi dan

18
pembinaan kepada bawahan agar mampu bekerja bersih, melayani dengan
profesional serta berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparatur
pemerintahan. Dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi
maka akan mampu memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan
wajar dalam setiap transaksi.

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Penentuan sampel penelitian mengunakan purposive sampling sehingga
didapatkan 15 responden yang terdiri dari 7 pegawai dan 8 masyarakat yang
datang meminta pelayanan. Teknik pengumpulan data yang lakukan oleh
peneliti adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang di
gunakan yaitu metode deskriptif data dan regresi linear sederhana
menggunakan SPSS.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja
pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi di Desa
Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Hasil uji regresi diketahui
pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Antara Kepemimpinan
Visioner Terhadap Kinerja Pegawai

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Model Coefficients d t Sig.
Coefficients

B Std. Beta

19
Error

(Constant) 29,84 12,362 5,414 0,00


1 7 0
X 1,381 0,482 0,790 4,024 0,00
4
a. Dependent
Variable: Y Sumber : Data
primer diolah, 2016
Dengan melihat tabel 9 dapat dibuat persamaan regresi linear sederhana
sebagai
berikut:
Y = 29,847 + 1,381X

Dari hasil persamaan regresi sederhana di atas dapat dilihat bahwa


dalam keadaan konstan variabel kinerja pegawai (Y) akan naik sebesar
29,847 dari semula. Nilai koefisien untuk variabel sebesar 1,381
menunjukkan bahwa variabel indenpenden gaya kepemimpinan visioner
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai administrasi (Y)
di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu karena nilainya tidak
negatif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel
independen gaya kepemimpinan visioner maka variabel dependen
kinerja pegawai administrasi akan naik sebesar 1,381. Berdasarkan
persamaan regresi disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota
Batu, sehingga menerima H1.

Uji t (Parsial)
Uji t di lakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh
kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu,
adapun besarnya nilai pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat diketahui pada tabel berikut:

20
Tabel 2. Hasil Uji t

Model t t Sig.
hitung tabel

1 (Constant) 5,414 1,75 0,00


3 0
Kepemimpinan (X) 4,024 1,75 0,00
3 4
Sumber :Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel 10, didapatkan gaya kepemimpinan visioner
memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan administrasi sesuai di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu
Kota Batu dengan nilai thitung (4,024) > ttabel (1,753) atau menerima
H1. Sedangkan diketahui juga terdapat pengaruh signifikan antara gaya
kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai nilai sig. (0,004) <
(0,050).

Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui persentase
pengaruh gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam
memberikan pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan
Batu Kota Batu, data disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary

Std. Error of
Model R R Square Adjusted R the
Square Estimate

1 0,79 0,624 0,581 0,24118


0a
a. Predictors: (Constant),
X Sumber :Data primer
diolah, 2016

21
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai R sebesar 0,790 atau 79,0%
yang
menunjukkan hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen kuat.
Sedangkan R Square sebesar 0,624 menunjukkan bahwa besar presentase variasi pengaruh
gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu sebesar 62,4%. Hal ini
dapat dikatakan bahwa variabel independen cukup kuat mempengaruhi variabel dependen,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya kepemimpinan visioner memiliki


pengaruh positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di kantor Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan nilai
thitung (4,024). Diketahui bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan visioner
terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi
sebanyak 62,4%, hal ini diketahui dari pegawai sudah memberi pelayanan tepat
waktu, bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan memiliki etika saat
memberikan pelayanan. Kepemimpinan visioner mampu memengaruhi orang lain
melalui proses komunikasi dan pengarahan-pengarahan yang mengarahkan baik di
dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diingikan
dalam suatu situasi dan kondisi apa pun. Kepemimpinan visioner merefleksikan
suatu proses, dimana kepada Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu
mempengaruhi pegawai, dengan memberikan petunjuk dan memfasilitasi kegiatan-
kegiatan serta hubungan didalam suatu organisasi. Sesuai penjelasan Ali (2013:20),
mengemukakan kepemimpinan visioner merupakan kemampuan seseorang
mempengaruhi orang lain dengan lima strategi yaitu spesivic, measurable,
achievable, relevant dan timed.
Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh positif antara kepemimpinan
visioner terhadap kinerja pegawai yang berarti bahwa semakin baik
kepemimpinan visioner diterapkan oleh seorang pemimpin di instansi
pemerintahan maka semakin baik pula kinerja pegawai yang ada dikantor
tersebut. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan visioner yang diterapkan oleh

22
seorang pemimpin pada suatu organisasi maka semakin buruk pula kinerja
pegawai yang ada instansi pemerintah tersebut. Adapun gaya kepemimpinan
visioner yang diterapkan kepala Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu
yaitu pimpinan mampu menenangkan suasana kerja, memberi dukungan dalam
bekerja, melakukan sikap tenang dalam situasi kritis, bisa melakukan
pengambilan keputusan dengan tepat, melakukan partisipasi atau dorongan untuk
mencapai tujuan dan pimpinan melakukan memberikan motivasi untuk bekerja
lebih baik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Peningkatan pelayanan publik yang baik tidak terlepas dari adanya sosok
pimpinan yang tegas sehingga mampu mengambil keputusan secara tepat untuk
peningkatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Berdasarkan UU RI
Nomor 25 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pelayanan publik sebagai kegiatan atau
rangkaian pemenuhan kebutuhan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga
pelayanan yang diberikan harus memperhatikan kepentingan umum, kesamaan
hak, profesional, partisipatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu,
kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Apabila beberapa aspek tersebut
dirasakan masyarakat yang mendapatkan pelayanan di kantor desa maka tugas
kepemimpinan visioner dinyatakan berhasil dalam menciptakan kinerja pegawai
yang berkualitas terutama di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu.
Berdasarkan penjelasan maka dapat dipahami bahwa prinsip dalam pemberian
pelayanan administrasi diperlukan kesederhaan, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan; kejelasan persyaratan teknis dan administratif, rincian dan tata cara
pembayaran, akurasi dimana pelayanan dapat diterima dengan benar, tepat dan sah;
keamanan dimana proses dan produk memberikan rasa aman dan kepastian hukum:
tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian persoalan;
kelengkapan sarana prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk teknologi telekomunikasi dan informatikan

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Implemtasi kepemimpinan baik sebesar 81,1%, dibuktikan dari kinerja
pegawai meningkat.

23
2. Kinerja pegawai baik sebanyak 74,1%, dibuktikan dari pelayanan tepat waktu
dan merata untuk semua golongan masyarakat.
3. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 62,4%.
4. Hipotesis penelitian H0 yang menyatakan tidak terjadi pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai di tolak karena nilai thitung (4,024) > ttabel (1,753)
sehingga menerima H1

SARAN-SARAN

1. Seorang pemimpinan harus mampu mengembangkan kemampuannya dalam


mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan oraganisasi atau
perusahan. Kepemimpinan visioner pengaruhnya cukup tinggi dalam
meningkatkan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada publik,
sehingga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mampu meningkatkan
kinerja pegawai misalanya dengan memberikan kompensasi, menciptakan
budaya organisasi yang baik dan secara rutin memberikan motivasi ke setiap
pegawai.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini
dengan cara menambah variabel-variabel independen yang kemungkinan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai di suatu perusahaan, dalam penelitian
ini didapatkan masih ada variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai
sebesar 37,6%.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

24
4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk


memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota
organisasi, perusahaan, atau masyarakat sebuah negara dengan cara memberi arahan dan
makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara,
2003).
Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin
visioner, yaitu: Visualizing, Futuristic Thinking, Proactive Planning, Creative Thinking,
Taking Risk, Process alignment, Coalition building, Continuous Learning, Embracing
Change
Peran pemimpin visioner : penentu arah, agen perubahan, juru bicara, pelatih.
Kepemimpinan visioner dalam tindakan meliputi : antisipasi, agility (kecerdikan), perspsi
(perseptiveness).
Strategi tindakan kepemimpinan : fokus pada tujuan organisasi, membuat rencana
jangka panjang, mengembangkan visi bagi masa depan organisasi, selalu berada dalam
kondisi siap dan dinamis untuk perubahan, selalu mengetahui perubahan kebutuhan
konstituen/pelanggan
Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership : penciptaan visi, perumusan visi,
transformasi visi, implementasi visi.

4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami berharap materi dan hasil penelitian dari jurnal
yang kami paparkan dapat bermanfaat sehingga menjadi pandangan ataupun dapat diterapkan
oleh pembaca dalam mengatur suatu organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah. 2005. Kepemimpinan visioner kepala daerah. Jakarta Pusat 10270.

25
Anwar Prabu Mangkunegara . (2014). “Evaluasi Kinerja SDM “. Bandung: Refika
Aditama.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan pengembangan SDM.
Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Creswell, J.W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 2000. Kepemimpinan yang Efektif.

Yogyakarta:Gajah Mada University Pres

26

Вам также может понравиться