Вы находитесь на странице: 1из 12

EVALUASI EFEKTIVITAS PELATIHAN KAMPUNG KB DI

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUATION OF EFFECTIVENESS KAMPUNG KB TRAINING BKKBN


EAST JAVA PROVINCE

Thiara Angisna
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya
Email: thiara.angisna@gmail.com

Abstract: Kampung KB is a government program in which the planning of the formation is needed
training as the basic of field implementers to run the programs in accordancethe government’s efforts to
increase the use of modern KB andpromote development in suburbs. Kampung KB training is expected
to assist coordination of agencies or related sectors of development, so its implementation can be done
according to plan. Purpose of this study is to analyze the characteristics of the Kampung KB training
participants and to analyze the results between pre and post training for the whole participants of
Kampung KB training. This type of research uses descriptive observational research design. Population
of the research is all participants of 7th and 8 th generation Kampung KB training in 2017. Sample in
this research is total population, there are 53 participants. Variable of this research is the effectiveness of
the training that include knowledge of participants about Kampung KB. The instrument of this research is
questionnaire. This research using a univariable analysis which explain the characteristics of knowledge
variable of Kampung KB training. Results of this research are: 1) background or characteristics of
participants can affect the level of understanding in accept the given material. 2) enhancement knoeledge
of participants is more than expected target, that is 33.9%. 3) Most of the training participants are quite
able to answer the training question material that has been given with the increase already more than
84.91% of 45 participants. 4) From this evaluation, discovered some question item that is not understood
by the participant. The conclusion of this research is learning achievement of the training participants
about kampung KB have increased and reach a predetermined target, but more than 25% of the questions
are understood by the participants.

Keywords: evaluation of effectiveness training, kampung KB

Abstrak: Kampung KB merupakan program pemerintah yang dalam perencanaan pembentukannya


diperlukan pelatihan sebagai dasar pelaksana lapangan untuk menjalankan program yang sesuai dengan
upaya Pemerintah untuk menaikkan angka pemakaian KB modern dan memajukan pembangunan pada
daerah pinggiran. Pelatihan Kampung KB diharapkan dapat membantu dalam koordinasi instansi atau
sektor terkait pembangunan, agar dalam pelaksanaan di lapangan dapat dilakukan sesuai rencana dan
sesuai bidangnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik peserta pelatihan Kampung KB
dan menganalisis hasil sebelum serta sesudah pemberian materi pelatihan Kampung KB seluruh peserta.
Jenis penelitian menggunakan desain penelitian observasional deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta pelatihan Kampung KB angkatan 7-8 tahun 2017 sebanyak 53 peserta. Jumlah
sampel pada penelitian ini menggunakan total populasi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
adalah efektivitas pelatihan yaitu pengetahuan tentang Kampung KB. Instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah kuisioner. Penelitian ini menggunakan analisa univariabel yang bertujuan
untuk menjelaskan karakteristik variabel pengetahuan pelatihan Kampung KB. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Latar belakang atau karakteristik peserta dapat mempengaruhi tingkat
pemahaman dalam menerima materi yang disampaikan. 2) Kenaikan pengetahuan peserta melebihi target
yang diharapkan, yaitu sebesar 33,9% pada hasil akhir pengetahuan. 3) Sebagian besar peserta pelatihan
cukup mampu menjawab materi pertanyaan pelatihan yang telah diberikan dengan kenaikan sudah lebih
dari 84,91% sejumlah 45 peserta. 4) Pada evaluasi materi per butir pertanyaan terdapat beberapa materi
pertanyaan yang kurang dipahami peserta, sehingga masih penurunan kesalahan yang tidak memenuhi
target minimal kenaikan pengetahuan. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu secara umum hasil perolehan
hasil belajar para peserta pelatihan sudah meningkat, akan tetapi hasil menunjukkan lebih dari 25%
pertanyaan kurang dapat dipahami peserta.

Kata kunci: evaluasi efektivitas pelatihan, kampung KB

93
94 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

PENDAHULUAN Keluarga terdapat beberapa program untuk


Program Kependudukan Keluarga meningkatkan angka pemakaian KB modern
Berencana dan Pembangunan Keluarga yang didasari oleh Nawa cita ke 3 yaitu
merupakan program kebijakan pemerintah “memulai pembangunan dari pinggiran
untuk menekan laju pertumbuhan Indonesia. dengan memperkuat daerah-daerah dan
Program Keluarga Berencana merupakan desa dalam kerangka negara kesatuan”,
upaya perencanaan kependudukan yang ke 5, yaitu “meningkatkan kualitas hidup
sangat strategis, komprehensif, dan masyarakat Indonesia”, dan menggairahkan
fundamental untuk mewujudkan masyarakat kembali program KB guna menyongsong
Indonesia yang sehat dan sejahtera. Rencana tercapainya bonus demografi yang diprediksi
Pembangunan Jangka Menengah Nasional akan terjadi pada tahun 2010–2030.
(RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Program Kampung KB dikelola
BKKBN tahun 2015–2019 dalam Juknis oleh BKKBN (Kementerian Koordinator
Kampung KB (2016) menetapkan 6 sasaran bidang Pembangunan Manusia dan
strategis program yaitu: Kebudayaan) mulai dilaksanakan tahun
1. Menurunkan rerata laju pertumbuhan 2016. Dalam pelaksanaannya diharapkan
penduduk di tingkat nasional dari 1,38 dapat menyusun suatu kegiatan-kegiatan
persen per tahun pada tahun 2015 yang dapat meningkatkan target atau
menjadi 1,21 persen pada tahun 2019. sasaran dengan cara bersentuhan langsung
2. Menurunnya angka Total Fertility Rate dengan masyarakat sehingga manfaatnya
(TFR) yang semula pada tahun 2015 dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
sebesar 2,37 menjadi 2,28 tahun 2019. Secara umum Kampung KB ditujukan untuk
3. Meningkatnya Contraceptive Prevalence keluarga, kelompok Pasangan Usia Subur
Rate (CPR) semua metoda dari 65,2 (PUS), lansia (lanjut usia), remaja dan juga
persen menjadi 66 persen. keluarga yang mempunyai balita. Untuk
4. Menurunnya angka kebutuhan ber-KB sasaran sektoral Kampung KB ditujukan
tidak terlayani/unmet need dari jumlah kepada sektor terkait seperti Kepala Desa,
pasangan usia subur dari 10,6 persen ketua RW, ketua RT, Penyuluh Keluar
pada tahun 2015 menjadi 9,91 persen Berencana (PKB), petugas lapangan seperti
tahun 2019. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),
5. Menurunnya Age Specific Fertility kader, tokoh agama, tokoh masyarakat,
Rate (ASFR) dari 46 (pada tahun pemuda serta kader pembangunan lainnya.
2015) menjadi 38 per 1.000 perempuan Kriteria wilayah Kampung KB
kelompok umur 15–19 tahun pada tahun dalam memilih atau menentukan wilayah
2019. yang akan dijadikan lokasi Kampung KB
6. Menurunnya persentase kehamilan yang ada tiga kriteria yang dipakai, antara lain:
tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur a. Kriteria utama
dari 7,1 persen pada tahun 2015 menjadi Mencakup dua hal yaitu yang pertama
6,6 persen di tahun 2019. jumlah keluarga pra sejahtera dan KS 1
(miskin) di atas rata-rata pra sejahtera
Menurut laporan survei Rencana dan KS 1 tingkat desa/kelurahan di mana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional kampung tersebut berada, kedua jumlah
(RPJMN) 2016, angka pemakaian KB peserta KB di bawah rata-rata pencapaian
menggunakan semua metode sebesar 60,9 peserta KB tingkat desa/kelurahan di
persen, angka pemakaian kontrasepsi yang mana Kampung KB tersebut berlokasi.
dipakai wanita pasangan usia subur terdiri b. Kriteria wilayah
dari metode tradisional 1,4 persen dan Kriteria ini mencakup 10 kategori
kontrasepsi modern 59,5 persen. Cakupan wilayah yaitu daerah kumuh, pesisir,
penggunaan kontrasepsi modern nasional daerah aliran sungai (DAS), bantaran
2016 masih berada di bawah standart target kereta api, kawasan miskin (termasuk
nasional yaitu sebesar 60,7 persen. Dalam miskin perkotaan), (6) Terpencil,
pelaksanaan program Kependudukan perbatasan, kawasan industri, kawasan
Keluarga Berencana dan Pembangunan wisata, padat penduduk. Selanjutnya
Thiara Angisna, Evaluasi Efektivitas Pelatihan Kampung KB… 95

dalam menentukan kriteria wilayah sektor, seperti Satuan Kerja Perangkat


yang akan dijadikan sebagai lokasi Daerah Keluarga Berencana (SKPD-
pembentukan Kampung KB dapat dipilih KB) kabupaten/kota, Penyuluh Lapangan
satu atau lebih dari sepuluh kriteria yang Keluarga Berencana (PLKB), kecamatan,
ada. RT, RW, kader dan lain sebagainya.
c. Kriteria Khusus Beberapa hal yang dapat dilakukan
Mencakup 5 hal, yaitu: kriteria data di sebagai dasar untuk acuan pembentukan
mana setiap RT/RW memiliki Data dan dan pelaksanaan Kampung KB yaitu
Peta Keluarga, kriteria kependudukan diberikannya pelatihan Kampung KB.
di mana angka partisipasi penduduk Pelatihan Kampung KB merupakan
usia sekolah rendah, kriteria program suatu dasar yang diberikan pada pelaksana
KB di mana peserta KB aktif dan lapangan agar dapat melaksanakan dan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merencanakan suatu kegiatan yang
(MKJP) lebih rendah dari capaian terstruktur dan hasilnya dapat dirasakan
rata-rata tingkat desa/kelurahan serta serta dimanfaatkan oleh masyarakat guna
tingkat unmet need lebih tinggi dari meningkatkan pembangunan dan kualitas
rata-rata tingkat desa/kelurahan, kriteria sumber daya manusia di daerah kampung
program pembangunan keluarga di mana atau pelosok. Pelatihan Kampung KB
partisipasi keluarga dalam pembinaan diberikan kepada pelaksana daerah dalam
ketahanan keluarga, pemberdayaan beberapa jenjang oleh karena itu pelatihan
ekonomi dan partisipasi remaja dalam untuk peserta diberikan materi yang sesuai
kegiatan Pusat Informasi dan Konseling dengan jenjang atau tupoksi yang sesuai
Remaja (PIK-R) masih rendah, dan yang agar pemanfaatan pelatihan dapat dipahami
terakhir kriteria program pembangunan dan dilaksanakan. Pelatihan Kampung
sektor terkait yang mencakup setidaknya KB diharapkan dapat membantu dalam
empat bidang, yakni kesehatan, ekonomi, koordinasi instansi atau sektor terkait
pendidikan, pemukiman dan lingkungan, pembangunan, agar dalam pelaksanaan di
dan masih bisa ditambah dengan program lapangan dapat dilakukan sesuai rencana
lainnya sesuai dengan perkembangan. dan sesuai bidangnya.
Pencapaian keberhasilan suatu program
BKKBN menyatakan bahwa definisi salah satunya dapat dipengaruhi oleh
Kampung KB adalah wilayah setingkat desa keahlian atau kemampuan dari pelaksana
atau yang setingkat yang memiliki kriteria program tersebut. Pelatihan merupakan
tertentu di mana terdapat keterpaduan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
p r o g r a m K e p e n d u d u k a n K e l u a rg a meningkatkan kemampuan atau keahlian
Berencana dan Pembangunan Keluarga dari pelaksana. Rivai dan Sagala (2011)
(KKBPK) dan pembangunan sektor terkait menyebutkan bahwa pelatihan memiliki
yang dilaksanakan secara sistemik dan orientasi saat ini sehingga sesuai dengan
sistematis (Juknis Kampung KB, 2015). keadaan yang dihadapi dan dapat membantu
Setelah diresmikan pada bulan Januari pegawai untuk memperoleh keahlian dan
2016, pelaksanaan program dan kegiatan kemampuan tertentu agar pekerjaan yang
Kampung KB Triwulan I 2017 dilaporkan dilakukan berhasil.
sudah terdapat 633 yang telah dicanangkan. Simmamora (2010:4) menyebutkan
Target pencanangan dan pembentukan bahwa pelatihan meliputi serangkaian
Kampung KB adalah satu Kampung KB di aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
setiap kecamatan. keahlian, pengetahuan, pengalaman dan
Desa atau kampung yang di Indonesia perilaku seseorang (karyawan). Pelaksanaan
yang sudah terdapat Kampung KB tercatat pelatihan oleh suatu instansi dilakukan
sebanyak 1.200, angka ini masih jauh dari berdasarkan keinginan instansi atau
jumlah kecamatan yang ada di Indonesia. organisasi atas adanya perubahan prestasi
Pembentukan Kampung KB diperlukan kerja karyawan sehingga tujuan dari instansi
perencanaan dan kerja sama dari berbagai atau organisasi tersebut dapat tercapai.
pihak pemangku kepentingan atau lintas
96 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

Sedarmayanti (2013) menyebutkan b. Menemukan faktor pendorong dan


bahwa tujuan dari pelaksanaan pelatihan penghambat pelaksanaan pelatihan
adalah mempersiapkan sumber daya c. Menemukan penyimpangan atau
pelaksana tugas agar dapat mengerjakan kekeliruan pelaksanaan pelatihan
pekerjaan yang telah dibebankan dengan d. Memperoleh bahan untuk penyusunan
baik dan terstruktur. Untuk peserta diberikan saran perbaikan, perubahan,
materi yang sesuai dengan tupoksi yang penghentian atau perluasan pelatihan.
sesuai agar materi pelatihan dapat dipahami Keberlangsungan kegiatan pelatihan
dan diimplementasikan dengan baik. dilihat berdasarkan manfaat dari
Pada hakekatnya effektifitas memiliki pelaksanaan pelatihan tersebut, jika
makna yang menitikberatkan pada tingkat memang tidak ada nilai atau manfaat
keberhasilan dan pencapaian tujuan yang yang dihasilkan maka pelatihan bisa
ditetapkan sebelumnya. Richard M. diberhentikan.
Steers (1995) mengungkapkan bahwa
untuk meneliti suatu efektivitas pelatihan Nana Sudjana & Ibrahim (2007)
organisasi ada tiga konsep yang dapat dilihat menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan
untuk mencapai sasaran dan tujuan, yaitu evaluasi terdapat beberapa dimensi evaluasi,
konsep optimisasi tujuan, konsep perspektif antara lain:
sistem, dan tekanan terhadap perilaku. 1. Context, merupakan situasi atau latar
Dalam menilai efektivitas dari pelatihan belakang yang mempengaruhi tujuan dan
yang dilakukan dapat dilakukan suatu strategi yang akan dikembangkan dalam
evaluasi di mana pelatihan yang efektif kegiatan yang dilaksanakan.
dapat dilihat dari manfaat yang dirasakan 2. Input, merupakan sarana, modal, bahan
oleh instansi dan peserta pelatihan. Evaluasi atau rencana strategi yang ditetapkan saat
program dapat dilakukan dengan mengukur pelaksanaan kegiatan yang diperlukan
hasil atau kriteria spesifik untuk menentukan untuk mencapai tujuan dari kegiatan.
keuntungan dari program pelatihan. 3. Process, merupakan pelaksanaan dari
Evaluasi program pelatihan merupakan strategi dan penggunaan sarana, modal
suatu pendekatan penilaian dengan melihat dan bahan yang telah direncanakan
proses dalam pelaksanaan pelatihan serta dalam kegiatan nyata di lapangan.
dampak atau pengaruh yang dihasilkan dari 4. Product, merupakan hasil yang dicapai
pelaksanaan pelatihan terhadap pekerjaan baik selama proses maupun akhir dari
yang ditugaskan. tahap pengembangan kegiatan yang
Menurut Fauzi (2011), fungsi utama dilakukan.
evaluasi adalah memberikan data informasi
yang benar mengenai pelaksanaan suatu Penelitian ini bertujuan untuk
pelatihan sehingga penyelenggaraan menganalisis evaluasi efektivitas pelatihan
pelatihan tersebut dapat mengambil Kampung KB pada angkatan 7–8 di
keputusan yang tepat apakah pelatihan perwakilan BKKBN provinsi Jawa Timur
tersebut akan diteruskan, ditunda atau sama tahun 2017. Evaluasi efektivitas pelatihan
sekali tidak dilaksanakan lagi. Oleh karena berpusat pada evaluasi pengetahuan peserta
itu, evaluasi pelatihan berfungsi sebagai pelatihan.
suatu usaha untuk:
a. M e n e n t u k a n t i n g k a t k e m a j u a n METODE
pelaksanaan pelatihan. Dalam hal
ini juga dapat untuk mengetahui Penelitian ini dilakukan di Perwakilan
bahwa pelaksanaan pelatihan Badan Kependudukan dan Keluarga
dalam meningkatkan pengetahuan, Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur
keterampilan dan perilaku peserta adalah pada bulan September 2017. Jenis penelitian
suatu investasi yang sesuai dengan yang dilakukan adalah observasional
besaran biaya yang dikeluarkan untuk deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan pelatihan. gambaran yang lebih detail mengenai
Thiara Angisna, Evaluasi Efektivitas Pelatihan Kampung KB… 97

suatu gejala atau masalah yang merupakan Data yang diperoleh kemudian diperiksa
bagian tujuan dari penelitian. Sumber data kembali kelengkapannya, kemudian
penelitian ini menggunakan data primer dilakukan pengecekan kembali apakah data
dengan menggunakan instrument penelitian yang telah dimasukkan sudah benar atau
berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian masih ada kesalahan. Setelah semua data
ini adalah seluruh peserta pelatihan dibersihkan, maka data ditabulasikan dan
Kampung KB angkatan 7 dan 8 tahun 2017 kemudian akan dianalisis. Data yang telah
sebanyak 53 peserta. Jumlah sampel pada diperoleh dianalisis menggunakan analisa
penelitian ini menggunakan total populasi, univariabel. analisa univariabel bertujuan
sehinga jumlah sampel penelitian berjumlah untuk menjelaskan karakteristik variabel
53 peserta. pengetahuan pelatihan kampung KB.
Variabel dalam penelitian ini
adalah efektivitas pelatihan yang dinilai
HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan pengetahuan peserta tentang
materi Kampung KB yang telah diberikan. Karakteristik Responden
Variabel ini sesuai dengan tujuan penelitian,
seperti pendapat Nitiseito (2000) yang Setelah penelitian dan pengambilan
mengatakan bahwa tujuan pelatihan dan data selesai, maka akan memperoleh hasil
pendidikan sangat sesuai dengan tujuan data penelitian. Data tersebut yaitu data
pembinaan pegawai yaitu menambah pengetahuan peserta pelatihan Kampung KB
pengetahuan, keterampilan dan merubah dengan menggunakan kuesioner pre & post
sikap pegawai agar penyelenggaraan tugas- test. Responden dalam penelitian ini adalah
tugas dan pembangunan dapat berdaya guna seluruh peserta pelatihan angkatan 7 dan 8
dan berhasil guna. di BKKBN Provinsi Jawa Timur yang telah
Kuesioner yang digunakan sebagai mengikuti pelatihan Kampung KB sebanyak
instrumen penelitian dikembangkan dari 53 orang.
buku Modul Belajar Mandiri Kampung Peserta pelatihan yang menjadi
KB tahun 2017 dan telah diuji reliabilitas responden dibagi menjadi beberapa
dan validitas. Pertanyaan pengetahuan karakteristik, diantaranya jenis kelamin, usia,
yang diberikan terdiri dari 30 pertanyaan pendidikan, dan jabatan. Hal ini digunakan
dalam bentuk pilihan ganda. Proses tabulasi untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
penelitian ini menggunakan scoring, yaitu peserta pelatihan yang menjadi objek dalam
dilakukan dengan memberikan kode untuk penelitian ini. Selain itu dapat digunakan
masing-masing variabel. Proses scoring untuk mengetahui karakteristik mana yang
dilakukan untuk memudahkan dalam proses dapat mempengaruhi peserta pelatihan
tabulasi. Scoring pada variabel pengetahuan dalam memahami dan mempraktekkan
dilakukan dengan memberi nilai 1 untuk materi yang diberikan kepada peserta.
jawaban benar dan memberi nilai 0 untuk Adapun karakteristik responden terdapat
jawaban salah. pada tabel 1.
Analisa data yang digunakan untuk
tingkat pengetahuan peserta dalam
memahami materi yaitu naik bila hasil yang Berdasarkan Tabel.1 diketahui peserta
didapatkan 10,00–100,00, tidak naik bila pelatihan Kampung KB yang menjadi
hasil yang didapatkan kurang dari 9,99. responden dalam penelitian ini sebanyak
Analisa data yang digunakan untuk melihat 78% adalah pria dan 28% adalah wanita.
persentase penurunan jumlah peserta yang Hasil tersebut didapatkan hasil bahwa
menjawab salah yaitu memenuhi bila hasil mayoritas peserta pelatihan adalah laki-laki.
yang didapat lebih dari 25% dan tidak Tumnkaya, 2012 mengatakan bahwa laki-
memenuhi bila hasil yang didapat kurang laki dan perempuan tidak ada perbedaan
dari 25%. Setelah data terkumpul maka dalam proses pembelajaran. Karakteristik
dilakukan pengolahan dengan cara editing, usia responden dalam penelitian ini sebagian
coding, entry data, cleaning, tabulating, dan besar berada pada rentang usia 51-55 tahun
analisa data. dengan persentase sebanyak 49%. Mayoritas
98 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik terkait kondisi masyarakat di daerah. Latar


Peserta belakang dan pengalaman dapat menjadikan
seseorang mempunyai kemampuan dalam
Karakteristik Kategori f (%)
mengambil keputusan (Arlene, 2001).
Laki-laki 38 72
Jenis kelamin
Perempuan 15 28
Latar belakang peserta memungkinkan
menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
26–30 0 0
31–35 0 0
tujuan dari suatu pelatihan. Nana Sudjana
36–40 0 0 & Ibrahim (2007) mengatakan jenis-
Usia 41–45 2 4 jenis tujuan dan strategi pendidikan
46–50 21 40 yang akan dikembangkan dalam sistem
51–55 26 49 dapat dipengaruhi dari situasi atau latar
56–60 4 8 belakangnya. Sedangkan tujuan pelatihan
SMA 12 23 ini adalah memberikan pelatihan yang
Pendidikan S1 34 64 dapat diterima peserta sehingga dapat
S2 7 13
diaplikasikan di lapangan.
Ka. Upt 19 36
Koordinator 8 15
Sebagian besar peserta memiliki jenjang
Penyuluh 21 40 pendidikan S1, Tingkat pendidikan yang
Jabatan tinggi ini memungkinkan peserta dapat lebih
Pelaksana 1 2
Penanggung mudah memahami materi yang diberikan
jawab 4 8 dan dapat menganalisis tingkat pertanyaan
Keterangan: yang diberikan oleh pihak instansi. Secara
Cetak Tebal: Dominan keseluruhan pelatihan Kampung KB atau
materi yang diberikan kepada peserta dapat
dipahami. Hasil ini sependapat dengan yang
usia peserta memungkinkan pegawai lebih
dikemukakan oleh Erfandi (2009) yang
berpengalaman dalam memahami tingkat
menyebutkan bahwa tingkat pendidikan
karakteristik daerah dan masyarakat,
individu mempengaruhi proses belajar yang
serta lebih memahami dalam menyusun
terjadi, semakin tinggi pendidikan seorang
dan melaksanakan kegiatan untuk daerah
maka semakin mudah orang tersebut untuk
Kampung KB. Sebagian besar peserta
menerima informasi yang disampaikan.
pelatihan didominasi oleh peserta dengan
usia 50–55 tahun. Hal ini diharapkan Evaluasi Pelatihan
pelaksana program pada usia tersebut lebih
memiliki kemantapan dalam berpikir dan Pengetahuan
pengambilan keputusan. Ratna (2010) Konsep belajar menurut Kirkpatrick
menyebutkan bahwa pertambahan usia (2005), pembelajaran dapat diartikan
individu akan meningkatkan kemampuan sebagai sejauh mana terjadinya perubahan
dan kematangan berpikir serta menyerap perilaku, peningkatan pengetahuan dan/atau
informasi dengan lebih baik dibandingkan penambahan kemampuan sebagai hasil dari
dengan usia yang di bawahnya. keterlibatannya dalam program.
Pada komponen jabatan, responden Pengetahuan merupakan hasil tahu
didominasi oleh penyuluh KB sebesar 40% setiap individu terhadap objek yang
dan Ka UPT sebesar 36%. Dilihat dari didapatkannya melalui alat indra yang
mayoritas komponen jabatan, peserta dari dimiliki. Dari hasil tersebut, individu dapat
jabatan tersebut diharapkan memiliki skill menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi
dan wawasan yang luas dalam perencanaan oleh seberapa sering individu tersebut
dan pelaksanaan di daerah Kampung KB. memperhatikan suatu objek (Notoatmodjo,
Sebagian besar peserta pelatihan didominasi 2010).
oleh peserta yang memiliki jabatan atau latar Dalam menilai dampak dari
belakang pekerjaan sebagai tenaga penyuluh. pelaksanaan program pelatihan yang diikuti
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan peserta dapat diukur berdasarkan seberapa
kinerja program dengan cara pengambilan jauh terjadinya peningkatan pengetahuan,
keputusan yang tepat dikarenakan telah keahlian, dan perilaku (Satriono,dkk,
memiliki pengalaman yang lebih luas
Thiara Angisna, Evaluasi Efektivitas Pelatihan Kampung KB… 99

2007). Penelitian ini difokuskan pada memahami materi yang diberikan. Selain
seberapa jauh pengetahuan peserta dalam itu latar belakang pekerjaan yang sejalan
memahami isi materi pelatihan Kampung dengan pembentukan Kampung KB dapat
KB, sehingga nantinya dapat digunakan membuat peserta lebih mudah memahami
sebagai bahan perencanaan pelatihan yang dan mengaplikasikan dalam menjawab
akan diselenggarakan selanjutnya. pertanyaan yang diberikan untuk pre dan
Berdasarkan Gambar 1, diketahui post test.
bahwa 53 peserta pelatihan yang diberi Berdasarkan hasil penelitian yang
materi Kampung KB dilihat dari persentasi telah dipaparkan, dapat dilihat bahwa
rata-rata hasil pre-test dan post-test yang tingkat pembelajaran (level learning) atau
menunjukkan bahwa rata-rata pretest pemahaman peserta pelatihan terhadap
untuk seluruh peserta adalah 33,9% dan materi pelatihan kampung memberikan
nilai rata-rata post test untuk seluruh hasil yang positif dengan kategori tingkat
peserta adalah 73,6%. Dengan demikian pembelajaran yang cukup baik sebesar
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan 39,7%, akan tetapi kenaikan rata-rata
pengetahuan peserta tentang aspek-aspek pengetahuan masih di bawah harapan yang
yang berhubungan dengan pemberian materi ditetapkan oleh instansi penyelenggara yaitu
Kampung KB pada pelatihan yaitu sebesar dapat menaikkan rata-rata pengetahuan
39,7%. Kenaikan tersebut dapat dicapai dari peserta sebesar 50%. Dari hasil tersebut
materi yang diberikan pada saat pelatihan di dapat dikatakan bahwa lebih 25% dari total
dalam kelas ataupun di luar kelas, sehingga jumlah peserta pelatihan mampu menjawab
dapat diketahui bahwa materi yang diberikan pertanyaan yang diajukan peneliti dan
oleh narasumber dapat diterima oleh peserta paham mengenai materi pelatihan. Melihat
pelatihan dilihat dari rata-rata naik atau hasil tersebut, pengetahuan peserta dalam
tidaknya hasil persentase setelah materi memahami materi Kampung KB yang
pelatihan diberikan. diberikan oleh instansi diharapkan peserta
akan mampu menjalankan program
Kampung KB di daerah peserta sesuai
dengan tujuan dari program Kampung KB.
Teori behavioris yang diperkenalkan
oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh
Thorndike dan Skinner (Churohman, 2010),
mengatakan pembelajaran merupakan
perubahan tingkah laku seseorang yang
mendapatkan pembelajaran yang akan
mempengaruhi oleh segala perbuatan atau
tingkah laku tetap sama atau ada perubahan
setelah diberikan pembelajaran, dengan
demikian dapat dilihat tingkah laku yang
Gambar 1. Kenaikan pengetahuan sebelum didapat setelah pembelajaran ke arah positif
dan sesudah pelatihan. atau negatif.
Oleh karena itu untuk mengukur
Keterangan:
efektivitas program pelatihan maka aspek
: rata-rata pengetahuan sebelum pengetahuan merupakan hal yang penting
pelatihan untuk diukur. Tanpa adanya peningkatan
: rata-rata pengetahuan sesudah pengetahuan pada peserta pelatihan maka
pelatihan suatu program dapat dikatakan gagal. Pada
evaluasi hasil pelatihan Kampung KB
Peningkatan pengetahuan peserta Kampung ini didapatkan hasil pengetahuan peserta
KB yang secara umum meningkat dapat telah meningkat sehingga dapat dikatakan
dipengaruhi oleh karakteristik peserta pelatihan Kampung KB sudah cukup
yang rata-rata berpendidikan S1. Hal ini efektif.
memungkinkan peserta dapat lebih mudah
100 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

Pemahaman Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Pre test


Evaluasi suatu pelatihan dapat dilihat dan post test Peserta Pelatihan
pemahaman peserta dalam menjawab Hasil Kategori Hasil
Kategori F
pertanyaan yang diberikan yang ada di (%) (%)
hasil pre dan post test. Jumlah peserta yang Naik 84,91 100 1
mendapatkan hasil peningkatan pengetahuan 95 2
dapat dijadikan salah satu cara untuk 90 1
mengevaluasi suatu program pelatihan yang 65 1
diadakan. Evaluasi ini juga dapat melihat
55 3
seberapa jauh tingkat efektivitas pelatihan
45 7
dengan melihat peningkatan pengetahuan
peserta dalam menerima materi yang 40 7
disampaikan. Adapun hasil perolehan dari 35 3
para peserta berikut hasil peningkatan skor 30 8
pre dan post-test adalah sebagai berikut: 25 4
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa 20 6
hasil pre & post test peserta pelatihan
15 2
terdapat beberapa peserta yang pada
Tidak 15,09 5 3
hasil post test tidak terdapat kenaikan
pengetahuan terhadap materi pelatihan Naik 0 2
yang diberikan. Jumlah peserta yang -5 3
Keterangan:
sebagian besar telah mengalami kenaikan
pengetahuan pre dan post test berjumlah 45 F : Jumlah peserta
peserta sehingga dapat disimpulkan bahwa Kategori : Kategori hasil persentase tingkat
sebagian besar responden dapat menangkap kenaikan menjawab hasil pre
materi yang diberikan dengan baik. Delapan dan post test
peserta lain yang tidak mengalami kenaikan
Kategori Hasil : Kategori hasil pembobotan
pengetahuan baik saat pre dan post test angka
dapat terjadi dikarenakan adanya beberapa
faktor yang memengaruhi. Cetak tebal : Jumlah peserta yang tidak
mengalami kenaikan dalam pre
Hasil Tabel 2, menunjukkan bahwa
dan post test lebih dari 10%
persentase kenaikan pengetahuan peserta
terbanyak yaitu pada kategori hasil 30%
dengan jumlah peserta sebanyak 8 peserta.
Pada kenaikan pengetahuan dengan kategori cepat bosan dalam menerima materi yang
hasil 45% dan 40% terdapat masing-masing dilakukan di dalam ruangan, selain itu
7 peserta. Mayoritas kategori hasil peserta waktu saat memberikan materi juga harus
pre dan post test yang kurang dari 50% menjadi pertimbangan yang sangat penting
menjadikan hasil tersebut masih tergolong untuk meningkatkan keefektifan penerimaan
dalam hasil yang cukup dari target yang materi pelatihan oleh peserta. Selain
diharapkan. mengevaluasi persentase tingkat kenaikan
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa pengetahuan peserta juga dapat dilakukan
masih terdapat 8 peserta yang tidak evaluasi yang dilihat per butir pertanyaan
mengalami peningkatan pada hasil post untuk melihat dan mencari pertanyaan yang
test. Hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor kurang dipahami peserta sehingga dapat
yang dapat berpengaruh yaitu usia peserta, menjadi bahan untuk perencanaan ulang
hal tersebut dapat terjadi karena peserta strategi dalam pemberian materi agar dapat
lebih cepat mengalami kebosanan dalam lebih dipahami oleh peserta.
pembelajaran sehingga memungkinkan Jawaban peserta dapat dikelompokkan
peserta kurang memahami materi dan menjadi dua yaitu jumlah peserta yang
menjawab pertanyaan yang diberikan. menjawab benar dan jumlah peserta yang
Mayoritas umur peserta yang lebih dari menjawab salah, hal tersebut dilakukan
50 tahun membuat peserta merasa lebih untuk mengetahui nilai peserta yang
Thiara Angisna, Evaluasi Efektivitas Pelatihan Kampung KB… 101

sebenarnya dan mendapatkan persentase Tabel 3. Distribusi Presentase penurunan


penurunan jumlah peserta yang menjawab jumlah peserta yang menjawab
salah. Untuk melihat materi tersebut salah
sudah memenuhi target yang diharapkan Pre test Post test
dapat dilihat dengan melihat peserta yang P ket
B S B S (%)
menjawab benar dan salah pada tiap
1 33 20 46 7 35 M
pertanyaan yang diajukan. Dalam evaluasi
materi atau pertanyaan yang diberikan tetap 2 13 40 35 18 45 M
dilakukan kepada seluruh peserta pelatihan 3 33 20 40 13 65 M
angkatan 7–8 di BKKBN Jawa Timur 4 6 47 16 37 79 BM
sebanyak 53 orang. 5 24 29 44 9 31 M
Berdasarkan Tabel 3. Diketahui 6 46 7 47 6 86 BM
bahwa tidak adanya frekuensi persentase 7 29 24 47 6 25 M
penurunan jumlah peserta yang menjawab
8 34 19 50 3 16 M
salah dilihat dari pertanyaan terdapat pada
9 18 35 43 10 29 M
nomer 14, pertanyaannya yaitu “salah
satu cara pengendalian program poktan 10 33 20 40 13 65 M
dilakukan melalui” dan pada nomer 21 11 42 11 53 0 0 M
yang mengalami peningkatan kesalahan 12 26 27 29 24 89 BM
yaitu “untuk membangkitkan komitmen 13 28 25 41 12 48 M
pemegang kebijakan terhadap program 14 0 53 0 53 100 BM
KB diperlukan”, hal ini dapat disebabkan
15 22 31 28 25 81 BM
karena peserta belum pernah melakukan
16 43 10 48 5 50 M
implementasi di lapangan terkait dengan
materi pertanyaan yang diberikan sehingga 17 40 13 44 9 69 M
para peserta belum terlalu memahami 18 22 31 38 15 48 M
evaluasi yang harus dilakukan terkait materi 19 15 38 42 11 29 M
yang diberikan. 20 14 39 38 15 38 M
Pada Tabel 3 memperlihatkan hasil 21 23 30 21 32 107 BM
analisis distribusi pertanyaan yang di lihat 22 22 31 32 21 68 M
dari per butir pertanyaan yang diberikan.
23 36 17 49 4 24 M
Hasil analisis diketahui bahwa dari total 30
pertanyaan yang diberikan untuk mengukur 24 13 40 42 11 28 M
tingkat pengetahuan peserta terdapat 22 25 5 48 6 47 98 BM
pertanyaan yang mengalami peningkatan, 26 27 26 44 9 35 M
hal tersebut dapat menyatakan bahwa 27 31 22 45 8 36 M
peserta sudah dapat memahami materi 28 42 11 50 3 27 M
pelatihan yang diberikan dengan baik. Hal 29 9 44 9 44 100 BM
ini membuktikan bahwa dengan adanya
30 32 21 45 8 38 M
penyelenggaraan Pelatihan Kampung KB
Keterangan:
efektif dalam meningkatkan pengetahuan
peserta pelatihan terhadap materi yang F : Frekuensi
diberikan terkait dengan pelaksanaan P : Pertanyaan
Kampung KB. Materi pelatihan yang M : Memenuhi kriteria persentase
dilakukan di lapangan secara langsung penurunan jumlah peserta yang
menjawab salah lebih dari 25%
juga dapat meningkatkan pengetahuan
BM : Belum memenuhi kriteria
peserta tentang pelaksanaan Kampung KB persentase penurunan jumlah
sesuai dengan kondisi daerah. Pelatihan peserta yang menjawab salah
Kampung KB merupakan bentuk pemberian lebih dari 25%
materi dasar, me-review dan menambah Cetak tebal : Belum memenuhi kriteria
pengetahuan serta keterampilan peserta persentase penurunan jumlah
terhadap hal-hal yang harus dilakukan guna peserta yang menjawab salah
lebih dari 25%
102 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

terwujudnya pelaksanaan Kampung KB di peserta dapat memahami materi yang


setiap kecamatan yang ada di Indonesia. diberikan untuk melaksanakan kegiatan
Namun terdapat 8 pertanyaan yang di lapangan, hasil ini dipengaruhi oleh
mengalami kesenjangan atau penurunan pelaksanaan strategi dan penggunaan
dalam menjawab pertanyaan materi sarana atau bahan di dalam kegiatan nyata
pelatihan yang diberikan yang dapat di lapangan pada saat kelas luar.
terlihat dari hasil prestest dan postest Secara umum penilaian dalam
peserta yang masih kurang dari 25% atau pelatihan dilakukan setelah 3 bulan setelah
belum memenuhi standart target minimal pelatihan diberikan. Hal tersebut dilakukan
yang telah ditetapkan dalam peningkatan untuk memberikan kesempatan kepada
menjawab dengan benar. Pertanyaan tersebut peserta agar dapat mengimplementasikan
merupakan beberapa materi yang dapat pembelajaran yang telah didapatkan saat
dilakukan di lapangan atau masyarakat, pelatihan di lapangan. Tingkat keberhasilan
dan terdapat materi tentang gambaran suatu pelatihan dapat dilakukan evaluasi
perencanaan operasional yang nantinya secara menyeluruh berdasarkan beberapa
harus dijalankan. Selain itu beberapa faktor kriteria, antara lain kriteria sukses yang
juga dapat menyebabkan hal tersebut mencakup pendapat atau persepsi peserta,
terjadi, seperti mayoritas umur peserta yang kriteria perubahan yang meliputi penilaian
lebih dari 50 tahun dapat memungkinkan perubahan sikap, perilaku kerja, serta
dasar pengetahuan yang sudah tertancap kriteria sukses yang dinilai berdasarkan
dalam cara berfikir mempengaruhi dalam kinerja peserta pelatihan. Pretest dan
menjawab pertanyaan peserta. post test peserta setelah pelatihan kerja dapat
Evaluasi pelatihan bukan hanya menjadi hal yang mendasar untuk desain
dilakukan dengan melihat efektivitas dan pengembangan pelatihan selanjutnya.
dampak setelah pelaksanaan pelatihan tetapi
juga evaluasi dilakukan terhadap proses
SIMPULAN
sebelum hingga pelatihan dilaksanakan.
Langkah awal yang dilakukan dalam Kesimpulan dalam pelaksanaan evaluasi
melaksanakan pelatihan yaitu merencanakan keefektifan pelatihan Kampung KB antara
kebutuhan pelatihan. Hal ini merupakan lain:
faktor awal yang penting dalam menilai 1. Karakteristik peserta pelatihan
efektivitas pelatihan. (Salas & Cannon- mempunyai latar belakang yang sesuai
Bowers, 2001 dalam Alvarez et al., 2004). untuk diberikan pelatihan.
Evaluasi proses dilakukan dengan 2. Te r j a d i k e n a i k a n p e n g e t a h u a n
melihat kesesuaian metode pelatihan yang berdasarkan hasil pre test dan post test
dipilih apakah telah sesuai dengan pelatihan sebesar 33,9%. Dari total 53 peserta,
yang dibutuhkan, materi pelatihan, peserta, 45 peserta mengalami peningkatan
dan beberapa hal lain yang dapat ditentukan pemahaman materi yang diberikan.
dalam analisis kebutuhan awal program. Peningkatan pengetahuan tentang materi
Evaluasi program pelatihan yang dilakukan pelatihan relatif tinggi, peningkatan
akan diketahui seberapa jauh tujuan dan tersebut hal tersebut di karena sebagian
manfaat pelatihan dapat tercapai bagi peserta belum pernah mendapatkan
individu ataupun instansi. pengetahuan tentang Kampung KB
Dalam pelaksanaan pelatihan sehingga pada saat pretest nilai peserta
Kampung KB, sarana dan rencana strategi relatif rendah. Pengetahuan peserta dapat
yang ditentukan untuk mencapai tujuan meningkat secara signifikan setelah
pelatihan telah sesuai dan terpenuhi, diberikannya pelatihan, yang dapat
kesesuaian tersebut dinilai berdasarkan dilihat dari tingginya nilai individu dan
hasil observasi ketika pelatihan berlangsung. nilai rata-rata post-test dengan grafik
Sarana yang disiapkan telah lengkap dan kenaikan pengetahuan yang menjulang
kegiatan pelaksanaan pelatihan tersusun ke atas.
dengan baik. Berdasarkan hasil tugas 3. Menurut penilaian yang telah dilakukan
kelompok yang dipresentasikan terlihat kepada peserta pelatihan dari hasil
Thiara Angisna, Evaluasi Efektivitas Pelatihan Kampung KB… 103

analisis, sebagian besar peserta Level Evaluasi Pelatihan Kirkpatrick.


pelatihan cukup mampu menjawab Seminar Nasional VIII SDM Teknologi
materi pertanyaan pelatihan yang telah Nuklir Yogyakarta. halaman: 319–325.
diberikan dengan kenaikan sudah lebih Churohman, Miftah. 2010. Teori Prinsip
dari 84,91% sejumlah 45 peserta. dan Konsep Pembelajaran. Avalaible at
4. Pada evaluasi materi per butir pertanyaan http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/
terdapat beberapa materi pertanyaan yang teori-prinsip-dan-konseppembelajaran/
kurang dipahami peserta, sehingga masih (diakses tanggal 20 Oktober2017).
ada materi yang tidak ada atau kurang Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-
penurunan kesalahan. Penyelenggaraan, Faktor Yang Mempengaruhi. [Online].
pelaksana, proses, serta hasil pasca Avalaible at http://forbetterhealth.
pelatihan merupakan sisi suatu pelatihan wordpress.com/2009/04/19/
yang haus dievaluasi secara berkala dan pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-
berkesinambungan, Hal tersebut dapat mempengaruhi. [Accessed 17 Oktober
meminimalisir kurangnya pemahaman 2017].
peserta terhadap materi yang diberikan. Kirkpatrick, D.L. 2005. Kirkpatric’s
training evaluation model. Avalaible
Kesimpulan yang telah disampaikan at http: //www.bussinesballs.com/
ditunjang dengan data yang diperoleh peserta Kirkpatricklearningevaluationmodel.
saat pelatihan berlangsung. Tujuan pelatihan htm, [Accessed 23 september 2015].
adalah untuk meningkatkan pengetahuan Moekijat. 1981. Evaluasi Latihan bagi
dan pemahaman peserta tentang materi Pegawai Negeri. Bandung: Penerbit
pelatihan Kampung KB yang diberikan. Sinar Baru.
Secara umum hasil perolehan hasil belajar Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
para peserta pelatihan sudah meningkat, Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
hanya saja apabila dilihat dari per butir Perwakilan Badan Kependudukan dan
materi atau pertanyaan hasil menunjukkan Keluarga Berencana Nasional Provisi
lebih dari 25% pertanyaan kurang dapat Nusa Tenggara Barat. 2016. Kampung
dipahami peserta. KB sebagai wahana pemberdayaan
masyarakat. Nusa Tenggara Barat.
Perwakilan Badan Kependudukan dan
DAFTAR PUSTAKA
Keluarga Berencana Nasional Provisi
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Nusa Tenggara Barat. [Online]. Avalaible
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi at http://ntb.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/
6. Jakarta: Rineka Cipta. dispform.aspx?List=8c526a768b88-44fe-
Arlene, 2001. Maternity Nursing: An 8f81-2085df5b7dc7&View=69dc083c-
Introduction Text/Arlene Burroughs. a8aa-496a-9eb7-b54836a53e40&ID=695
Gloria leifer-8 th ed. P: Cm Amerika. [Accessed 27 September 2017].
Ayu, Candra Dian Paramita. 2016. Evaluasi Perwakilan Badan Kependudukan dan
Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Keluarga Berencana Nasional Provisi
Kerajinan Tangan. e-Journal Bisma Jawa Tengah. 2016. Pembentukan
Universitas Pendidikan Ganesha. Kampung KB dalam Rangka
Volume 4. Menggemakan kembali Program KB di
Badan Kependudukan dan Keluarga Kecamatan Karanggayam Kabupaten
Berencana Nasional, 2015. Petunjuk Kebumen. Jawa Tengah. Perwakilan
Teknis Kampung KB. Jakarta. Badan Badan Kependudukan dan Keluarga
Kependudukan dan Keluarga Berencana Berencana Nasional Provinsi Jawa
Nasional. [Online]. Avalaible athttp:// Tengah. [Online]. Avalaible at<http://
babel.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/ bpsdmd.jatengprov.go.id/dinovasi/content/
JUKNIS%20KAMPUNG%20KB.pdf pembentukan-kampung-kb-dalam-rangka-
[Accessed 28 September 2017]. menggemakan-kembali-program-kb-di-
Bagiyono. 2012. Evaluasi Pelatihan Teknik kecamatan-karanggayam> [Accessed 27
Mengajar Berdasarkan Model Empat September 2017].
104 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018:93–103

Perwakilan Badan Kependudukan dan Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
Keluarga Berencana Nasional Provisi 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
Jawa Timur. 2017. Modul Belajar untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik.
Mandiri Kampung KB 2017. Jawa Timur. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Perwakilan Badan Kependudukan dan Rae, Leslie. 2005. Using Evaluation
Keluarga Berencana Nasional Provinsi i n Tr a i n i n g a n d D e v e l o p m e n t /
Jawa Timur. Teknik Mengevaluasi Pelatihan dan
Putri, Yuni Eka. 2016. Evaluasi efektivitas Pengembangan, Trans. Moh. Alex
pelatihan marketing skills pada Hadjid. Jakarta: PT Gramedia.
perusahaan asuransi PT XYZ. Skripsi. Satriono, Teguh dan Andree MKP. 2007.
Institut Pertanian Bogor. [Online]. How to Measure 5 Levels of Training
Avalaible at http://repository.ipb.ac.id/ Evaluation. Jakarta: Intellectual Capital
handle/123456789/86744 [ Accessed 26 Publishing.
September 2017]. Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber
Putri, Rani Pratama. 2017. Perbandingan Daya Manusia, Reformasi Birokrasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
penggunaan kontrasepsi intra uterine Bandung: PT. Refika Aditama.
devices (iud) dan implant pada wanita Buku kumpulan artikel:
usia subur di kecamatan sukarame kota Alvarez, Kaye, et al. 2004. An Integrated
bandar lampung. Skripsi. Universitas Model of Training Evaluation and
Lampung. Sumatra Selatan.[Online]. Effectiveness. Human Resource
Avalaible at http://digilib.unila.ac.id/25316/ Development Review, Volume III,
[Accessed 26 September 2017]. pg. 385–416.

Вам также может понравиться