Вы находитесь на странице: 1из 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
a. Latar belakang ................................................................... 1
b. Tujuan .................................................................... 2
c. Manfaat .................................................................... 3

BAB II. Tinjauan Pustaka .................................................................. 2

a. Sistem Rujukan ..................................................................... 1


b. Macam macam rujukan ............................................................ 2
c. Mekanisme rujukan .................................................................. 3
d. Tatacara pelaksanaan sitem rujukan ....................................... 4
e. Manfaat sistem rujukan ........................................................... 5
f. Prosedur standar merujuk pasien ............................................ 6
g. Persiapan rujukan ................................................................... 7

BAB III. CONTOH KASUS DAN

PEMBAHASAN ..................................................................... 3

a. Pengertian gawat janin .............................................................. 1


b. Penyebab .................................................................................. 2
c. Tanda tanda gawat janin ........................................................... 3
d. Alasan merujuk .......................................................................... 4

BAB IV. PENUTUP .............................................................................. 4

a. Kesimpulan ................................................................................ 1
b. Saran ......................................................................................... 2

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 5


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua
dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun
berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan
primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia
menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya,
demikian seterusnya.
Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi)
terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam
akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang
sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan
kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang
seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang sistem rujukan
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian sistem Rujukan.
b) Untuk mengetahui macam-macam sistem rujukan.
c) Untuk mengetahui mekanisme rujukan secara umum.
d) Untuk mengetahui tata laksana sistem rujukan.
e) Untuk mengetahui manfaat sistem rujukan.
f) Untuk mengetahui prosedur standar merujuk pasien.
g) Untuk mengetahui persiapan rujukan.

C. Manfaat
Agar kita bisa mengetahui, mamahami dan mengaplikasikannya saat
bekerja nanti tentang sistem rujukan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Rujukan
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat
untuk memberikan informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan
dengan tegas. Rujukan dapat berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau
kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab secara timbal
balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan. Sistem rujukan
dapat berjalan secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal dalam arti
rujukan dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu. Secara horizontal dalam arti rujukan antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya.

B. Macam-macam rujukan
Menurut Sistem Kesehatan Nasional rujukan dibagi menjadi :
a. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan
pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public
health service). Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni
rujukan teknologi, sarana, dan operasional). Rujukan kesehatan yaitu
hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke
fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, sarana dan opersional
b. Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical service). Sama
halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga
macam yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan
pemeriksaan, rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara
timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara
rasional. Jenis rujukan medik antara lain:
1) Transfer of patient.
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan,
tindakan operatif dan lain –lain.
2) Transfer of specimen
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan setempat.
Menurut azas penyelenggaraan (Kepmenkes No. 128 Tahun 2004)
dibagi menjadi :
a) Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya
menyangkut masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operasional dan lain-lain.
2) Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
klinik yang lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan
atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan
teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut
masalah kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain bantuan laboratorium
dan teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli
untuk penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian
luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada
bencana alam, gangguan kamtibmas, dan lain-lain.
3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin,
pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan
(spesimen) bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum
penduduk, dan sebagainya.

Gambar 1 Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes


No. 128 Tahun 2004

Menurut tata hubungannya sistem rujukan dibagi menjadi:


a) Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring
puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
b) Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat
jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke
rumah sakit umum daerah).
C. Mekanisme Rujukan
a) Menentukan kegawatdaruratan penderita:
1) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih.
2) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu, dan puskesmas.
b) Menentukan tempat rujukan.
c) Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
d) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju:
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita
bila penderita tidak mungkin dikirim.
e) Melakukan persiapan rujukan.
f) Pengiriman penderita.
g) Tindak lanjut penderita:
1) Untuk penderita yang telah dikembalikan dari tempat rujukan.
2) Melakukan kunjungan rumah pada penderita yang memerlukan
tindakan lanjut tetapi memiliki hambatan melapor.

D. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan


Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk
dirujuk. Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah
satu dari:
a) Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
b) Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
ternyata tidak mampu diatasi.
c) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,
tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
d) Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua
pihak yang terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima
rujukan dengan rincian beberapa prosedur sebagai berikut :
a) Prosedur standar merujuk pasien.
b) Prosedur standar menerima rujukan pasien.
c) Prosedur standar memberi rujukan balik pasien.
d) Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.

E. Manfaat Sistem Rujukan


Beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari unsur
pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut :
a) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan
kesehatan (policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain
membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena
terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada
aspek perencanaan.
b) Sudut pandang masyarakat sbgai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa
pelayanan (health consumer), manfaat yang akan diperoleh antara
lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang ulang dan mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui
dengan jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
c) Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider), manfaat
yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga
kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat
kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang
terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena
setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

F. Prosedur Standar Merujuk Pasien


a. Prosedur Klinis:
1) Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2) Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus.
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas
Medis/Paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui
kondisi pasien.
5) Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau
ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di
IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat
pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.
b. Prosedur Administratif:
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
3) Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan).
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2.
5) Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang
bersakutan.
6) Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien
pada buku register rujukan pasien.
7) Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin
komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.
8) Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
G. Persiapan Rujukan
a. Persiapan Tenaga Kesehatan, pastikan pasien dan keluarga
didampingi oleh minimal dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau
perawat) yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk tatalaksana
kegawatdaruratan medis, maternal dan perinatal.
b. Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang
kondisi terakhir pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota
keluarga yang lain harus ikut mengantar pasien ke tempat rujukan.
c. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi
identitas pasien, alasan rujukan, tindakan dan obat–obatan yang telah
diberikan pada pasien.
d. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
e. Persiapan Obat, membawa obat–obatan esensial yang diperlukan
selama perjalanan merujuk.
f. Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang
memungkinkan pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat
mencapai tempat rujukan secepatnya. Kelengkapan ambulance, alat,
dan bahan yang diperlukan:
a) Tas PP (Kit PP)
Tas PP sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air.
a) Alat pelindung diri
b) Sepatu bo
c) Perlengkapan medis
 Alat pemeriksaan
 Emergency kit
d) Airways and breathing set
e) Circulation set
f) Trauma set
g) Alat angkut evakuasi
 Scoope stretcher
 Stretcher beroda
h) Lain-lain
 Infus set
 Bantal, sarung bantal, sprei, selimut
 Kantung muntah
 Box tissue Satu pak gelas
 Satu pak tissue basah
 Empat liter air steril/NaCl
 Empat buah alat pengikat lunak
 Kantung sampah
i) Obat-obatan
j) Alat komunikasi
 Radio medik
 Mobile phone
i. Persiapan Uang, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam
jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang
diperlukan di tempat rujukan.
j. Persiapan Donor Darah, siapkan kantung darah sesuai golongan
darah pasien atau calon pendonor darah dari keluarga untuk berjaga–jaga
dari kemungkinan kasus yang memerlukan donor darah.
BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus dalam rujukan persalinan


Dalam kasus DJJ kurang dari 100 atau lebih 180x/menit pada dua
kali penilaian dengan jarak 5 menit (gawat jalan)
1. Pengertian Gawat janin
Gawat janin terjadi bils jsnin tidsk menerima 02 cukup, sehingga
mengalami hipoksia.
2. Penyebab
a. Persalinan berlangsung lama
b. Induksi persalinan dengan oksitosin’
c. Ada pendarahan dan infeksi
d. Insufisiensi plasenta: posterm, preeklamsi
3. Tanda tanda gawat janin
a. Denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau
lebih dari 180 per menit
b. Air ketuban hijau kental
c. DJJ reguler dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat
kembali setelah beberapa waktu.
d. DJJ lambat (kurang dai 100 per menit)saat tidak his
menunjukkan adanya gawat janin dan DJJ cepat (lebih dari
180 per menit) yang disertai takkiardi ibu bisa karena ibu
demam, efek obat, hipertensi, dll.
4. Alasan merujuk
g. Alasan merujuk pasien dengan DJJ kurang dari 100 atau lebih
dari 180x/menit yaitu:
a. Terhadap janin
b. Beresiko akan menimbulkan kematian
c. Janin terhadap ibu
d. Beresiko menimbulkan
5. Perawatan selama merujuk
a. Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal
sebagai berikut :
1. pasien dibaringkan miring kekiri dan anjurkan untuk
bernafas secara teratur.
2. pemberian oksigen 8-12x/menit. Perubahan posisi dan
pemberian 0,8-12x/menit membantu mengurangi demam
pada material dengan hidrasianti piuretikdan tindakan
pendinginan
3. hentikan infus oksigen (jika sendang diberikan infus
oksitosin) pasang infus menggunakan jarum berdiameter
besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer laktatatau
garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 cc/jam
b. Jika sebab dari ibu diketahui (sperti demam, obat obatan)
mulailah penanganan yang sesuai dengan kondisi ibu :
1. istirahat baring
2. banyak minum
3. kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu
4. ibu dimiringkan kekiri
5. pemantauan DJJ dengan rutin
6. emngantar atau mendampingi pasien untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut, sehingga dapat memberikan
keterangan atau memberikan keterangan tertulis
7. intervensi lainnya tidak perlu dilakukan sebab
kemungkinan akan menambah bahaya ibu maupun janin
dikandungan
8. perubahan posisi lantaran dan pemberian 02-8-12x/menit
membantu mengurangi demam pada material dengan hidrasi
anti piuretik dan tindakan pendinginan
c. Jika sebeb dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin
tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan
pemerikasaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin :
1. jika terdapat pendarahan dengan nyeri yang hilang timbul
atau menetap, pikirkan kemungkinan solusi plasma
2. jika terdapat tanda tanda infeksi (demam, sekret, vagina
berbau tajam ) berikan anti biotik untuk amniomtis
3. jika talu pusat terletak dibawah janin atau dalam vagina
lakukan penanganan prolaps tali pusat
4. jika denyut janin tetap abnormal atau jika terdapat lain
gawat janin ( mekorium kental pada cairan amnion,
rencanakan persalinan dengan kolaborasi merujuk
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab secara
timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan.
Rujukan kesehatan ada 2 macam rujukan kesehetan dan rujukan
medik dan menurut penyelengaraannya ada Rujukan upaya kesehatan
perorangan dan Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Prosedur merujuk pasien: Prosedur standar merujuk
pasien,prosedur standar menerima rujukan pasien,prosedur standar
memberi rujukan balik pasien, prosedur standar menerima rujukan balik
pasien.

B. Saran
Dengan adanya sistem rujukan diharapkan dapat meningkakan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan.2011.Petunjuk Teknis Sisitem Rujukan Pelayanan


Kesehatan.Nusa Tenggara Barat:Dinas Kesehatan
Departemen Kesehatan R1.2009.Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta: Depkes
Http://www.Indonesia-Publichealth.com/
http://buk.depkes.go.id
https://www.academia.edu

Вам также может понравиться

  • Anemia
    Anemia
    Документ27 страниц
    Anemia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Poa Ibu Hamil
    Poa Ibu Hamil
    Документ5 страниц
    Poa Ibu Hamil
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Askep Seks
    Askep Seks
    Документ18 страниц
    Askep Seks
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Seks Kel 3
    Seks Kel 3
    Документ26 страниц
    Seks Kel 3
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ11 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Teori
    Tinjauan Teori
    Документ8 страниц
    Tinjauan Teori
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ8 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ11 страниц
    Dokumen
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Contoh Askep Gerontik
    Contoh Askep Gerontik
    Документ18 страниц
    Contoh Askep Gerontik
    Lutfiana Dwi Arsih
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Документ3 страницы
    Identifikasi Geriatric Depression Scale
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • IMPLENTASI
    IMPLENTASI
    Документ5 страниц
    IMPLENTASI
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Teori
    Tinjauan Teori
    Документ8 страниц
    Tinjauan Teori
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Demensia PDF
    Demensia PDF
    Документ18 страниц
    Demensia PDF
    Raisya Nazila
    Оценок пока нет
  • ANALISA DATA Dan Diagnosa
    ANALISA DATA Dan Diagnosa
    Документ2 страницы
    ANALISA DATA Dan Diagnosa
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    Документ13 страниц
    ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny E DE
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • LEAFLET
    LEAFLET
    Документ2 страницы
    LEAFLET
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dimensia
    Dimensia
    Документ180 страниц
    Dimensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Demensia
    Pendahuluan Demensia
    Документ3 страницы
    Pendahuluan Demensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Rencana Keperawatan
    Rencana Keperawatan
    Документ3 страницы
    Rencana Keperawatan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Dimensia
    Dimensia
    Документ180 страниц
    Dimensia
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ19 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Kuesioner PSQI
    Kuesioner PSQI
    Документ5 страниц
    Kuesioner PSQI
    Mohammad Choirul Shodikin
    81% (16)
  • LEAFLET
    LEAFLET
    Документ2 страницы
    LEAFLET
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Документ4 страницы
    Patofisiologi: Intervensi Yang Dibuat Harus Sesuai Dengan Dignosa Yg Ditegakkan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Документ1 страница
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ19 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Wa0035
    Wa0035
    Документ25 страниц
    Wa0035
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Pengkajian KMB
    Pengkajian KMB
    Документ12 страниц
    Pengkajian KMB
    Lusithania Permadhani
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ13 страниц
    Bab I Pendahuluan
    Lestari N
    Оценок пока нет
  • Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Документ1 страница
    Panitia Hut Dan Tasyakuran Ri Ke - 70: Assalamu'alaikum Wr. WB
    Lestari N
    Оценок пока нет