Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2 :
Widyatama University
Pengetahuan seseorang adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia dan tersimpan
dalam memory otaknya. Pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilaku, tindakan
keputusan seseorang, untuk itu maka betapa pentingnya pengetahuan bagi kehidupan manusia.
Bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan, atau sumber pengetahuan meliputi apa saja.
Rasionalisme
* Scientific Methode
Idealisme *Metode otority Empirisme
Eksistensialisme
Gaya berfikir :
Empirisme: Cara mengungkapkan kebenaran melalui pengamatan empiris dan pengalaman.
Pengalaman dan atau pengamatan empiris sebagai sumber utama pengetahuan. Manusia
memperoleh pengetahuan melalui panca inderanya, melihat dan mendengarkan, merasakan dan
menyentuh, dsb. Bagi kelompok empirisme, “sesuatu tersebut” dapat dipandang sebagai
pengetahuan dan kebenaran jika telah dibuktikan secara empiris.
Bab 2 Hal. 1
Rasionalisme: Cara mengungkapkan kebenaran melalui Penalaran, atau menggunakan akal
sehat logika . Penalaran merupakan sumber utama pengetahuan.
Idealisme. Salah satunya adalah kebenaran karena otoritas atau kewenangannya (knowing
from authority). Pengetahuan atau kebenarana diperoleh dari sumber yang memiliki
otoritas. Otoritas di sini maknanya bisa orang yang memiliki otoritas keilmuan, misalnya
dokter atau otoritas karena kewenangannya. Pasien mempercayai apa yang dikata dokter,
karena dokter adalah expert pada bidang kesehatan. Contoh lain Gubernur BI mengatakan
bahwa tingkat suku bunga umum saat ini 15 %, dan kita mempercayainya karena yang
mengatakan seorang Gubernur BI.
Bab 2 Hal. 2
Ilmu pengetahuan berkembang pesat karena manusia diberi kemampuan untuk dapat berfikir
ilmiah, berkat kemampuan berfikir ilmiah pengetahuan-pengetahuan baru ditemukan. Menurut
John Dewey (Emory, 1996) Proses berfikir ilmiah merupakan gabungan cara berfikir deduktif
dan cara berfikir induktif yang dikenal dengan gaya berfikir reflektif yang dapat diuraikan
sebagai berikut.
Deduksi. Penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme, yaitu cara memperoleh pengetahuan
berdasarkan rasionalisme atau pemikiran adalah sumber kebenaran. Deduksi adalah cara
berfikir dengan menarik sebuah kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang besifat
umum; atau dari umum kekhusus. Kesimpulan umum ini menggambarkan alasan-alasan
(premis) yang dijadikan dasar dalam menarik kesimpulam khusus. Alasan atau premis tersebut
merupakan ilmu atau terori sebelumnya yang sudah diakui kebenarannya. Dalam metode
ilmiah. Berfikir deduktif ini digunakan pada saat penyusunan hipotesis. Hipotesis disusun
secara deduktif dari teori-teori yang disusun secara jelas, logis, dan sistematis sehingga menjadi
kerangka pemikiran. Salah satu cara berfikir deduktif adalah silogisme, yaitu dengan contoh
berikut:
Contoh 1 :
Premis pertama :
Setiap Manusia memiliki perasaan
Premis kedua :
Tn. Achmad adalah Manusia
Kesimpulan :
Jadi Tn. Achmad memiliki memiliki perasaan
Contoh 2 :
Premis pertama :
Orang yang memiliki kompetensi tinggi biasanya memiliki kinerja Tinggi.
Premis kedua :
Tn.Ahmad memiliki kompetensi tinggi
Kesimpulan:
Tn. Akmad memiliki kinerja tinggi.
Bab 2 Hal. 3
Induksi. Induksi merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual; atau dari khusus ke umum. Memang tidak ada
keterkaitan erat antara alasan dan kesimpulan yang kuat seperti dalam deduksi. Penalaran
induktif terkait dengan empirisme, yaitu faham bahwa pengalaman manusia merupakan
sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah berfikir induktif ini digunakan dalam pembuktian
hipotesis. Berdasarkan satu atau lebih fakta atau kejadian yang ditemukan, kita menarik
kesimpulan bahwa fakta atau kejadian tersebut juga berlaku umum.
Contoh 3 : Berdasarkan sample dari beberapa orang, kita menemukan orang yang memiliki
kinerja yang tinggi ternyata memiliki kompetensi tinggi. Dari hasil pengamatan empiris (kasus
ini) tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan umum (generalisasi) bahwa orang yang memiliki
kompetensi tinggi, memiliki kinerja tinggi.
Hypothetico-Deductive Method
(Empirisme)
INDUCTIVE : Berdasarkan kasus (empiris) - menarik kesimpulan umum
(2) Mencari
pemecahan/Jawaban (4) Alternatif
(1) Masalah
yang Rasional Pemecahan/
Jawaban Masalah
(3) Melakukan uji empiris
Bab 2 Hal. 4
Kebutuhan atas pengetahuan ilmiah timbul karena kita menghadapi sesuatu masalah yang harus
dipecahkan. Untuk mendapatkan pengetahuaan ilmiah: langkah pertama, pengetahuan
diturunkan dengan proses berfikir rasional (rasionalisasi), dilakukan secara deduktif. Hasil dari
proses berfikir deduktif akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan sementara berdasarkan
pada: pengalaman empiris masa lalu baik yang dialami sendiri maupun yang dialami orang
lain, kepercayaan terhadap orang lain yang memiliki otoritas, kesimpulan argumentasi sendiri
(logika). Kemudian kesimpulan sementara yang telah dirumuskan secara deduktif ini harus
diuji secara empiris (research, riset), untuk membuktikan bahwa pernyataan secara deduktif
tersebut, realitas empirisnya menunjukkan hal yang sama. Pengujian empiris ini, dilakukan
secara induktif. Jika pengetahuan didukung dengan kebenaran rasional dan didukung oleh hasil
uji empiris, maka pengetahuan tersebut menjadi pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah inilah
akan dijadikan informasi dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah.
Bab 2 Hal. 5
Tahap-Tahap Proses Penelitian Ilmiah
Kesimpulan • Kesimpulan
• Saran/ Rekomendasi
• Keterbatasan Penelitian
Bab 2 Hal. 6
Identifikasi masalah penelitian
Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu situasi kesulitan yang perlu dipecahkan, suatu situasi
dimana terdapat kesenjangan (gap) antara keadaan sesungguhnya dengan keadaan yang
seharusnya atau keadaan yang diharapkan. Setiap penelitian harus berdasarkan masalah
penelitian (research problem). Pada tahapan ini yang lebih ditekankan adalah menemukan
masalah sesungguhnya (real problem) yang dihadapi perusahaan, berdasarkan gejala atau
fenomena yang berhasil ditemukan di lapangan. Sebagai contoh dalam beberapa tahun terakhir
perusahaan mengalami masalah keuntungan perusahaan menurun (rugi), ini fenomena yag
terjadi di perusahaan. Masalah penelitiannya adalah faktor apakah yang menyebabkan
keuntungan perusahaan menurun ?, atau apakah kualitas produk yang mempengaruhi
keuntungan perusahaan ?. Ini membutuhkan penelitian agar kesulitan yang dihadapi
perusahaan (kerugian) dapat terpecahkan. Setelah masalah penelitian berhasil diketemukan,
maka kemudian Masalah tersebut harus dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah peneltian
dapat dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah penelitian berdasarkan karangka teori, yang
harus diuji benar atau tidaknya secara empiris melalui pengumpulan data/fakta. Hipotesis
menjawab pertanyaan penelitian didasrkan atas logika, teori, pengalaman, atau pikiran rasional.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan pendekatan deduktif. Sebagai contoh, setelah melakukan
proses kajian teori dan analisis situasi awal, peneliti memiliki dugaan kuat atau hipotesis bahwa
‘kualitas produk berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan’. Pernyataan (hipotesis)
Bab 2 Hal. 7
tersebut baru dugaan, namun bukan hanya sekedar dugaan karena dugaan tersebut didukung
oleh alasan yang kuat (argumentatif) yang dijelaskan pada kerangka teori atau kerangka
pemikiran, dan dugaan (hipotesis) tersebut akan diuji secara empiris.
Desain Penelitian
Setelah hipotesis penelitian berhasil dirumuskan, maka langkah penelitian selajutnya adalah
melakukan uji empiris, maka untuk itu perlu disiapkan desain penelitian yang baik agar
kegiatan penelitian dapat tercapai. Desain penelitian merupakan garis besar rencana, struktur,
dan strategi penelitian secara komprehensive dari mulai tahap awal perumusan masalah
penelitian sampai dengan tahap akhir analisis data, dengan tujuan agar masalah penelitian dapat
terjawab. Desain penelitian merupakan cetak biru/blue print bagi peneliti tentang prosedur dan
metode yang akan digunakan pada setiap tahapan kegiatan penelitian yaitu prosedur:
pengumpulan data; pengukuran variabel penelitian; dan analisis data. Desain penelitian
merupakan rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar masalah
penelitian dapat terpecahkan.
Desain penelitian mencakup berbagai hal metode dan prosedur yang dipilih dalam penelitian
yang bersangkutan, desain penelitian mencakup :
Bab 2 Hal. 8
Tahap persiapan mencakup editing dan coding. Editing dimaksudkan untuk memeriksa
kelengkapan data, konsistensi dalam klasifikasi. Mengkode jawaban adalah menaruh angka
pada setiap jawaban. Pemberian kode ini akan memudahkan dalam proses analisis data,
terutama jika analisis data menggunakan analisis statistik, maka dalam proses analisis data,
semua model statistik hanya mengenal angka.
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan metode analisis
tertentu yang relevance dengan masalah penelitinnya. Metode analisis data yang digunakan
tergantung dari tipe masalah penelitiannya dapat berupa : masalah deskriptif, masalah
komparatif, eksplanatory (uji hubungan), dan prediktif. Analsis data dan pengujian hipotesis
mencakup :
Laporan penelitian secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil
penelitiannya kepada para pembaca dan penyandang dana penelitian. Oleh karena itu, laporan
penelitian harus disusun secara epektif, komunikatif, dan komprehensif. Pada kegiatan
penelitian fundamental yang dilaksanakan oleh Mahasiswa di Perguruan Tinggi berupa :
Skripsi, thesis, dan disertasi, laporan penelitian umumnya terdiri atas lima bagian (bab) yaitu
: Pendahuluan (Bab I), Tinjauan pustaka (Bab II), Metode penelitian (Bab III), Hasil penelitian
dan pembahasan (Bab IV), dan Kesimpulan (Bab V).
Referensi
Bab 2 Hal. 9
Emory
Uma Sekaran
Dermawan Wibisono
Bab 2 Hal. 10