Вы находитесь на странице: 1из 11

ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT SYSTEM PADA


LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI
PENERBANGAN INDONESIA

THE IMPLEMENTATION OF SAFETY MANAGEMENT


SYSTEM AT THE AIRNAV INDONESIA

Adin Eka Fiyanzar Dewi Nusraningrum Osman Arofat


STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti

stmt @indosat.net.id stmt @indosat.net.id stmt @indosat.net.id

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of the implementation of Safety Management
System (SMS) and the use of information system on the Flight Safety in the Indonesian
Air Navigation Services Organization both partially and simultaneously. The research
uses quantitative methods, and the data are analyzed using linear regression, simple
correlation both partially and simultaneously and path analysis. The result shows;
implementation of Safety Management System (X1) as measured by the Flight Safety (Y)
has a positive and signiicant contribution on the level of Flight Safety. The amount of
the application contribution of Safety Management System that directly contributes to the
Flight Safety is 35.4%, so the research hypothesis which states that the Safety Management
System application directly impacts signiicantly on Aviation Safety is accepted; the use
of Information Systems (X2) as measured by the Flight Safety (Y) has a positive and
signiicant contribution on the level of Flight Safety. The use of information systems
contributions that directly contributes to aviation safety is 38.4%, so the hypothesis which
states that the use of information system directly affects signiicantly the light safety is
acceptable; the total effect of simultaneous application of Safety Management System
(X1) and the use of Information Systems (X2) contribute signiicantly to the Flight Safety
(Y) as much as 66.3%. The remaining 33.7% is the inluence of the other factors such
as refresher and development training for air navigation personnel, aviation navigation
equipment renewal and observation light.

Keywords: safety management, information, light safety.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 205
Adin Eka Fiyanzar, Dewi Nusraningrum, Osman Arofat ISSN 2355-4721

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penerapan Safety Management System


(SMS) dan Penggunaan Sistem Informasi terhadap Keselamatan Penerbangan pada
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Jakarta
baik secara parsial maupun simultan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dan
data dianalisis menggunakan regresi linear, korelasi sederhana, parsial maupun jamak
dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan; penerapan SMS (X1) yang diukur
oleh Keselamatan Penerbangan (Y) memiliki kontribusi positif dan signiikan terhadap
tinggi rendahnya Keselamatan Penerbangan. Besarnya kontribusi Penerapan SMS
yang secara langsung berkontribusi terhadap Keselamatan Penerbangan sebesar 35,4%
sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan Penerapan SMS berpengaruh langsung
secara signiikan terhadap Keselamatan Penerbangan dapat diterima; penggunaan Sistem
Informasi (X2) yang diukur oleh Keselamatan Penerbangan (Y) memiliki kontribusi
positif dan signiikan terhadap tinggi rendahnya Keselamatan Penerbangan. Kontribusi
penggunaan sistem informasi yang secara langsung berkontribusi terhadap keselamatan
penerbangan sebesar 38,4%, sehingga hipotesis yang menyatakan penggunaan sistem
informasi berpengaruh langsung secara signiikan terhadap keselamatan penerbangan
dapat diterima; pengaruh total secara simultan Penerapan SMS (X1) dan Penggunaan
Sistem Informasi (X2) berkontribusi secara signiikan terhadap Keselamatan Penerbangan
(Y) sebesar 66,3%. Sisanya sebesar 33,7% merupakan pengaruh yang datang dari
faktor - faktor lain misalnya pelatihan refresher dan development pada personil navigasi
penerbangan, pembaharuan peralatan navigasi penerbangan dan pengamatan penerbangan.

Kata Kunci : manajemen keselamatan, informasi, keselamatan penerbangan.

206 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

PENDAHULUAN Misalnya beban kerja pemandu lalu lintas.


Di sisi fasilitas navigasi penerbangan,
Keselamatan penerbangan adalah
peralatan navigasi penerbangan yang
suatu keadaan terpenuhinya persyaratan
terdapat ada unit penyelenggara navigasi
keselamatan dalam pemanfaatan wilayah
penerbangan banyak yang sudah berumur
udara, pesawat udara, bandar udara,
dan lewat masa kalibrasinya. Hal ini
angkutan udara, navigasi penerbangan,
berpotensi menimbulkan pendaratan
serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum
yang tidak presisi. Berdasarkan KM No.
lainnya (Undang- Undang No. 1 Tahun
14 Tahun 2009 Sub Part 170. H - Air
2009). Namun pada kenyataannya masih
Trafic Services Incident Reporting and
banyak kendala pemenuhan keselamatan
Investigation, insiden pelayanan lalu
dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat
lintas penerbangan wajib untuk dilaporkan
udara, bandar udara, angkutan udara,
pada pemerintah (dalam hal ini Direktorat
navigasi penerbangan ataupun fasilitas
Jenderal Perhubungan Udara) dan
lainnya. Hal ini ditandai dengan masih
dilakukan investigasi.
adanya kecelakaan ataupun insiden di
bidang penerbangan. Insiden penerbangan Pelaporan dan investigasi ini
dapat berupa Break of Separation (BOS) bertujuan untuk menganalisis kejadian dan
ataupun Break of Coordination (BOC) memberikan rekomendasi keselamatan.
(Gambar 1). Dengan demikian, diharapkan adanya
peningkatan terhadap keselamatan
Dalam penggunaan ruang udara,
penerbangan. Dalam upaya mengurangi
terdapat wilayah udara dengan jalur lalu
insiden penerbangan, ICAO telah
lintas yang sangat padat pada waktu
menerbitkan International Standard and
tertentu. Hal ini dapat menjadi hazard
Recomended Practices Annex 19 Safety
dalam pelayanan lalu lintas penerbangan.

Sumber: Direktorat Navigasi Penerbangan, Kemenhub RI


Gambar 1 BOS & BOC 2003 - 2014

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 207
Adin Eka Fiyanzar, Dewi Nusraningrum, Osman Arofat ISSN 2355-4721

Manajement. Safety Management System Pada penelitian “Implementasi


(SMS) berarti suatu pendekatan sistematis Sistem Manajemen Keselamatan Sebagai
untuk mengelola keselamatan, termasuk Standar Keselamatan Pelayanan Lalu
struktur organisasi yang diperlukan, Lintas Udara” oleh Sisilia pada 2009
kewajiban, kebijakan dan prosedur (KM ditemukan bahwa kendala penerapan SMS
No. 20 Tahun 2009). Dengan adanya SMS, yang pertama adalah safety culture. Pada
penyedia layanan bandar udara, angkutan upaya penerapan SMS melalui pelaksanaan
udara, ataupun navigasi penerbangan sepuluh tahapan diperlukan sebuah kondisi
diharapkan dapat menerapkan kegiatan dengan seluruh elemen dalam organisasi
operasionalnya sebagai upaya pemenuhan mengerti, paham, dan aware terhadap
keselamatan penerbangan. safety itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa
kesuksesan penerapan dari strategi yang
SMS telah dipersyaratkan dalam
dibuat suatu organisasi tergantung dari
penyelenggaraan pelayanan lalu lintas
iklim dan kondisi internal organisasi
penerbangan, tercantum dalam Peraturan
tersebut. Oleh karena itu, penerapan SMS
Menteri Perhubungan No. 49 Tahun
dalam sebuah organisasi harus berakar
2011 tentang Peraturan keselamatan
dari safety culture yang melekat pada
Penerbangan Sipil, bagian 172 tentang
organisasi tersebut. Hal ini dapat dilihat
Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas
dari komitmen pada visi dan misi serta
Penerbangan (Air Trafic Service Provider)
SOP untuk menciptakan sebuah pelayanan
butir 172.145 SMS yang menyatakan
lalu lintas udara yang mengutamakan
bahwa penyelenggara pelayanan lalu
keselamatan.
lintas penerbangan harus memiliki dan
mengimplementasikan SMS. Hal ini Beberapa permasalahan keselamatan
dilakukan dengan cara menyertakan SMS penerbangan, di antaranya: 1) kendala
dalam prosedur operasi lokal penyelenggara dalam pemenuhan keselamatan dalam
pelayanan lalu lintas penerbangan tersebut. pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
Penyelenggara pelayanan lalu lintas bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan juga diwajibkan melakukan penerbangan ataupun fasilitas lainnya;
peninjauan kembali dan melakukan 2) wilayah udara dengan jalur lalu lintas
perbaikan yang memungkinkan untuk yang sangat padat ada waktu tertentu; 3)
memastikan sistem berjalan dengan baik. indikasi kurangnya pemeriksaan secara
Sistem Manajemen Keselamatan atau SMS berkala dan pemeliharaan runway di
operasi bandar udara merupakan salah bandar udara; 4) kurangnya pemeliharaan
satu sarana untuk menjaga pemenuhan terhadap pesawat udara; 5) peralatan
ketentuan peraturan dan standar, karena navigasi penerbangan yang sudah berumur
sebagian dari persyaratan pengawasan dan lewat masa kalibrasinya; 6) belum
operasi bandar udara akan menjadi bagian optimalnya penggunaan sistem informasi
dari SMS tersebut (Peraturan Direktur pelaporan insiden lalu lintas penerbangan,
Jenderal Perhubungan Udara, 2009).

208 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

dan 7) penyelenggara pelayanan lalu lintas Dalam Annex 19 tentang Safety


penerbangan yang belum menerapkan Management, framework SMS terdiri dari
SMS. 4 unsur yaitu Safety policy and objectives
(kebijakan keselamatan) berupa komitmen
SMS berfokus pada pendekatan
manajemen dan tanggung jawab,
sistematis untuk mengidentiikasi dan
manajemen risiko keselamatan (Safety risk
menghadapi resiko dalam usaha untuk
management) berupa identiikasi hazard dan
meminimalkan kehilangan atas nyawa
mitigasinya, jaminan keselamatan (safety
manusia (human life), kerusakan properti
assurance) berupa pengawasan kinerja
penerbangan (property damage) dan
keselamatan, dan promosi keselamatan
pencabutan izin terbang, mengefektifkan
(safety promotion) berupa pelatihan dan
pengeluaran dana, mengurangi timbulnya
edukasi. Dari berbagai sumber yang telah
dampak buruk terhadap masyarakat dan
dipaparkan, maka dapat disimpulkan
kerusakan lingkungan (Sisilia, 2009).
deinisi SMS adalah suatu pendekatan
SMS mengenalkan prinsip-prinsip
proaktif dan sistematis yang dilakukan oleh
baru manajemen resiko keselamatan
organisasi dengan tujuan mengidentiikasi
secara holistik. SMS menjadi alat yang
hazard, mengendalikan risiko, memitigasi
penting untuk menentukan antara biaya
kejadian, menentukan biaya keselamatan
penerapan keselamatan dibandingkan
dan mengutamakan pengendalian proses.
yang tidak (Ntampakis, D & Biermann,
2014) Manajemen Keselamatan dapat Roelen (2012) mendeinisikan
digambarkan sebagai aplikasi sistematis keselamatan sebagai kebebasan dari
dari kemampuan teknis dan manajerial risiko yang tidak dapat diterima, risiko
yang spesiik untuk mengidentiikasi dan merupakan kombinasi dari probabilitas
mengendalikan hazard dan resiko terkait. terjadinya bahaya dan tingkat keparahan
(Mihailovici, 2013). Ludwig et al. (2007) bahaya. Harm adalah cedera isik atau
mengartikan SMS sebagai pendekatan kerusakan pada kesehatan orang baik
proaktif untuk mengelola keselamatan yang secara langsung atau tidak langsung
terkonsentrasi ada pengendalian proses dari sebagai akibat dari kerusakan properti atau
pada hanya mengandalkan pemeriksaan lingkungan. Sehingga deinisi keselamatan
dan tindakan perbaikan pada produk akhir adalah subjektif, karena apa yang diterima
(Gambar 2). satu kelompok orang mungkin tidak
dapat diterima untuk kelompok lain
orang. Keselamatan juga memiliki aspek
probabilistik, dan ini adalah salah satu
alasan mengapa keselamatan subjek sulit
untuk diukur, karena tidak adanya bahaya
Sumber: Ludwig et al. ( 2007) tidak selalu menunjukkan adanya risiko.
Gambar 2 Lapisan SMS

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 209
Adin Eka Fiyanzar, Dewi Nusraningrum, Osman Arofat ISSN 2355-4721

Dalam kasus keselamatan HASIL DAN PEMBAHASAN


penerbangan, tingkat keparahan kerusakan
1. Uji Korelasi Sederhana dan
dideinisi sebagai terjadinya mengakibatkan
Berganda
korban jiwa, luka-luka serius atau
kerusakan parah pada pesawat. Kita dapat Berdasarkan Tabel 1 hasil korelasi,
mendeinisikan keselamatan penerbangan bahwa besarnya hubungan Penerapan SMS
adalah tidak adanya probabilitas kecelakaan (X1) dengan Keselamatan Penerbangan (Y)
tidak dapat diterima. Ada tiga unsur yang yang dihitung dengan koeisien korelasi
memberikan kontribusi pada keselamatan (r) adalah 0,727. Hal ini menunjukkan
penerbangan. Pertama, pesawat terbang itu hubungan yang kuat dan positif antara
sendiri, bagaimana pesawat itu didesain, penerapan SMS dengan keselamatan
dibuat, dan dirawat. Kedua, sistem penerbangan. Kontribusi penerapan SMS
penerbangan negara, airport, jalur lalu dengan keselamatan penerbangan adalah
lintas udara, dan air trafic controls. Ketiga, sebesar KP = r2 x 100 % = 0,528 x 100
airlines light operations yang berkaitan % = 52,8 %. Artinya kontribusi 52,8 %
dengan pengendalian dan pengoperasian dari variabel Keselamatan Penerbangan
pesawat di airlines (Laksono, 2011). didapatkan dari variabel Penerapan SMS.
Berdasarkan beberapa sumber tersebut,
maka disintesiskan deinisi keselamatan Berdasarkan Tabel 1 hasil korelasi
penerbangan sebagai kondisi tanpa bahaya bahwa besarnya hubungan Penggunaan
yang diperoleh melalui pemenuhan Sistem Informasi (X2) dengan Keselamatan
persyaratan, pencegahan bahaya, Penerbangan (Y) yang dihitung dengan
budaya keselamatan dan pengawasan koeisien korelasi (r) adalah 0,795. Hal
berkelanjutan. ini menunjukkan hubungan yang kuat dan

Tabel 1 Hasil Analisis Korelasi (r)

210 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

positif antara Penggunaan Sistem Informasi = 0,000, oleh karena nilai Sig ˂ 0,05,
dengan Keselamatan Penerbangan. maka keputusannya adalah H0 ditolak dan
Kontribusi Penggunaan Sistem Informasi H1 diterima. Hasil perhitungan regresi
dengan Keselamatan Penerbangan adalah sederhana dan berganda dapat dilihat pada
sebesar KP = r2 x 100 % = 0,63 x 100 % = tabel 2.
63 %. Artinya kontribusi 63 % dari variabel
Penerapan SMS Berpengaruh
Keselamatan Penerbangan didapatkan dari
Secara Signiikan dengan Keselamatan
variabel Penggunaan Sistem Informasi.
Penerbangan Penggunaan Sistem Informasi
Berdasarkan Tabel 1 Hasil Korelasi (X2) Berpengaruh Secara Signiikan dengan
bahwa besarnya hubungan Penerapan SMS Keselamatan Penerbangan. Konstanta
(X1) dengan Penggunaan Sistem Informasi sebesar 15,451 menyatakan bahwa jika
(X2) yang dihitung dengan koeisien korelasi tidak ada kenaikan nilai dari variabel
(r) adalah 0,776 . Hal ini menunjukkan Penggunaan Sistem Informasi (X2), maka
hubungan yang kuat dan positif antara nilai Keselamatan Penerbangan (Y) adalah
Penerapan SMS dengan Penggunaan 15,451. Koeisien regresi sebesar 0,62
Sistem Informasi. Kontribusi Penerapan menyatakan bahwa setiap penambahan
SMS dengan Keselamatan Penerbangan (karena bernilai positif) satu skor atau
adalah sebesar KP = r2 x 100 % = 0,602 x nilai Penggunaan Sistem Informasi akan
100 % = 60,2 %. Artinya kontribusi 60,2 memberikan skor sebesar 0,62.
% dari variabel Keselamatan Penerbangan
Hasil analisis regresi berganda
didapatkan dari variabel Penerapan SMS.
menunjukkan; konstanta sebesar 7,575
Koeisien korelasi (r) Penerapan menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan
SMS (X1) dan Penggunaan Sistem nilai dari variabel Penerapan SMS (X1)
Informasi (X2) terhadap Keselamatan dan Penggunaan Sistem Informasi (X2),
Penerbangan (Y) adalah 0,814, sehingga maka nilai Keselamatan Penerbangan (Y)
didapatkan nilai R2 sebesar 0,66. Hal adalah 7,575. Koeisien regresi ganda
ini menunjukkan hubungan yang kuat sebesar 0,452 dan 0,227 menyatakan
dan positif antara Penerapan SMS dan bahwa setiap penambahan (karena bernilai
Penggunaan Sistem Informasi terhadap positif) satu skor atau nilai Penerapan SMS
Keselamatan Penerbangan. R2 disebut dan Penggunaan Sistem Informasi akan
koeisien determinasi, senilai 66 %. memberikan skor sebesar 0,452 dan 0,227.
Artinya kontribusi 66 % dari variabel Dengan df1=3-1=2, df2=n-k=58-3=55 dan
Keselamatan Penerbangan didapatkan dari α=0,05, maka nilai Ftabel didapatkan 3,16.
variabel Penerapan SMS dan Penggunaan Sehingga Fhitung (54.029) > Ftabel(3,16)
Sistem Informasi. Pada Tabel 1 diperoleh maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
nilai probabilitas (Sig korelasi Penerapan menunjukkan bahwa model regresi variabel
SMS terhadap keselamatan penerbangan Penerapan SMS dan Penggunaan Sistem
Informasi signiikan dengan variabel

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 211
Adin Eka Fiyanzar, Dewi Nusraningrum, Osman Arofat ISSN 2355-4721

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi

Y = yx1 X1 + yx2 X2 + y


Variabel X Variabel Y

Penerapan SMS
yx1 y
(X1)

Keselamatan Penerbangan
r12 (Y)

Penggunaan Sistem
yx2
Informasi
(X2)

Gambar 3. Hubungan Struktur X1, X2 dan Y

Keselamatan Penerbangan. Penerapan SMS Berpengaruh Secara


Signiikan terhadap Keselamatan
2. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Penerbangan
Diagram jalur pada penelitian ini
Nilai koeisien jalur ρyx1 = 0,595.
dapat dibuat melalui persamaan struktur
Kaidah pengujian signiikasi analisis
sebagai berikut.
jalur dengan membandingkan antara nilai
Mencari Ftabel pada Tabel F dengan probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas
diketahui nilai pembilang (dk = k) = 2 dan Sig sebagai berikut:
nilai penyebut (dk = n - k - 1) = 58 – 2 – 1=
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil
55 dengan α=0,05. Sehingga Ftabel = 3,16.
dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 ˂ Sig
Jadi Fhitung (54,109) ≥ Ftabel (3,16), maka H0
), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
ditolak dan H1 diterima, artinya signiikan
tidak signiikan. Jika nilai probabilitas
dan pengujian secara individual dapat
0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
dilakukan.

212 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

Gambar 4. Diagram jalur Hubungan struktur X1, X2 dan Y

Tabel 3 Hasil Koeisien Jalur

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig ), maka H0 rendahnya Keselamatan Penerbangan.


ditolak dan H1 diterima, artinya signiikan. Dengan demikian tinggi rendahnya
Nilai sig.untuk variabel penggunaan Keselamatan Penerbangan dapat dijelaskan
SMS adalah 0,03, sehingga 0,05 ≥ Sig oleh Penerapan SMS. Besarnya kontribusi
(0,03), maka H0 ditolak dan H1 diterima, Penerapan SMS yang secara langsung
artinya koeisien analisis jalur signiikan, berkontribusi terhadap Keselamatan
sehingga penerapan SMS berpengaruh Penerbangan sebesar (0,595) atau 35,4 %.
secara signiikan terhadap keselamatan
Penggunaan Sistem Informasi (X2)
penerbangan.
yang diukur oleh Keselamatan Penerbangan
Penggunaan sistem informasi (Y) memiliki kontribusi yang positif dan
berpengaruh secara signiikan terhadap signiikan terhadap tinggi rendahnya
keselamatan penerbangan. Berdasarkan Keselamatan Penerbangan. Dengan
Tabel 3, maka hasil temuan penelitian demikian tinggi rendahnya Keselamatan
secara objektif bahwa Penerapan SMS Penerbangan dapat dijelaskan oleh
(X1) yang diukur oleh Keselamatan Penggunaan Sistem Informasi. Besarnya
Penerbangan (Y) memiliki kontribusi kontribusi Penggunaan Sistem Informasi
yang positif dan signiikan terhadap tinggi yang secara langsung berkontribusi

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 213
Adin Eka Fiyanzar, Dewi Nusraningrum, Osman Arofat ISSN 2355-4721

terhadap Keselamatan Penerbangan sebesar secara langsung berkontribusi terhadap


(0,62)2 = 0,384 atau 38,4 %. Besarnya Keselamatan Penerbangan sebesar 38,4
pengaruh total kontribusi Penerapan SMS %. Berdasarkan temuan penelitian ini
(X1) dan Penggunaan Sistem Informasi (X2) dapat disimpulkan bahwa hipotesis
berpengaruh secara simultan dan signiikan penelitian yang menyatakan Penggunaan
terhadap Keselamatan Penerbangan (Y) Sistem Informasi berpengaruh langsung
sebesar 0,663 atau 66,3 %. Kontribusinya secara signiikan terhadap Keselamatan
sebesar 33,7 % merupakan pengaruh yang Penerbangan dapat diterima.
datang dari faktor-faktor lain.
Pengaruh total Secara simultan
SIMPULAN penerapan SMS (X1) dan Penggunaan
Sistem Informasi (X2) berkontribusi
Penerapan SMS (X1) yang diukur oleh
secara signiikan terhadap Keselamatan
Keselamatan Penerbangan (Y) memiliki
Penerbangan (Y) sebesar 66,3 %
kontribusi yang positif dan signiikan
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat
terhadap tinggi rendahnya Keselamatan
diketahui bahwa pengaruh langsung
Penerbangan. Dengan demikian tinggi
penerapan SMS terhadap keselamatan
rendahnya Keselamatan Penerbangan
di LPPNPI sebesar 35,4 %, sedangkan
dijelaskan oleh Penerapan SMS (X1).
pengaruh penggunaan sistem informasi
Besarnya kontribusi Penerapan SMS yang
terhadap keselamatan penerbangan sebesar
secara langsung berkontribusi terhadap
38,4 %. Dengan demikian, berdasarkan
Keselamatan Penerbangan sebesar 35,4 %.
penelitian ini secara langsung penggunaan
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat
sistem informasi lebih berpengaruh
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
dibandingkan penerapan SMS pada
yang menyatakan Penerapan SMS
LPPNPI. Pengaruh total secara simultan
berpengaruh langsung secara signiikan
Penerapan SMS dan Penggunaan Sistem
terhadap Keselamatan Penerbangan dapat
Informasi berkontribusi secara signiikan
diterima.
terhadap Keselamatan Penerbangan pada
Penggunaan Sistem Informasi (X2) LPPNPI sebesar 66,3 %. Dengan besaran
yang diukur oleh Keselamatan Penerbangan kontribusi tersebut, penerapan SMS dan
(Y) memiliki kontribusi yang positif dan penggunaan Sistem Informasi merupakan
signiikan terhadap tinggi rendahnya salah satu bagian yang sebaiknya
Keselamatan Penerbangan. Dengan mendapatkan perhatian organisasi untuk
demikian tinggi rendahnya Keselamatan mencapai keselamatan penerbangan di
Penerbangan dijelaskan oleh Penggunaan LPPNPI.
Sistem Informasi (X2). Besarnya kontribusi
Penggunaan Sistem Informasi yang

214 Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No.2, Juli 2016
ISSN 2355-4721 Penerapan Safety Management System pada Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Ntampakis, D & Biermann, T. 2014.


Applying SMS and sustainability
Annex 19 First Edition 2013. Safety
principles to airport wildlife hazard
Management. ICAO.
management, Revista Conexão
[Kemenhub RI]. Keputusan Menteri Sipaer, Vol. 5 (11).
Perhubungan Republik Indonesia.
[Permenhub RI]. Peraturan Menteri
2009. Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia.
Perhubungan Republik Indonesia
2011. Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 14 Tahun 2009 tentang
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
Peraturan Keselamatan Penerangan
2011 tentang Peraturan Keselamatan
Sipil bagian 170, Air Trafic Rules.
Penerangan Sipil bagian 172, Sistem
Jakarta: Kepmenhub RI.
Manajemen Keselamatan. Jakarta:
[Kemenhub RI]. Keputusan Menteri Permenhub RI.
Perhubungan Republik Indonesia.
Roelen, A.L.C & M.B. Klompstra. 2012.
2009. Keputusan Menteri
The Challenges in deining aviation
Perhubungan Republik Indonesia
safety performance indicator.
Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Helsinki, Finland. PSAM 11 &
Peraturan Keselamatan Penerbangan
ESREL.
Sipil, Sistem Manajemen
Keselamatan. Jakarta: Kemenhub RI. Sisilia, Yuanna. 2009. Implementasi Sistem
Manajemen Keselamatan Sebagai
Laksono, Hary. 2011. Keselamatan
Standar Keselamatan Pelayanan
Penerbangan di Indonesia. http://
Lalu Lintas Udara. Jurnal Ilmu
pkn. Informasi bandara. org/. Diakses
Administrasi dan Organisasi.Vol .16
02 Maret 2014.
(3).
Ludwig, Duane A. , Cheryl R. Andrews,
[UU RI] Undang – Undang Republik
Nienke R. Jesterten Veen & Charlotte
Indonesia. 2009. Undang – Undang
Laqui. 2007. Safety Management
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
Systems for Airport. Washington DC:
2009 tentang Penerbangan. Jakarta:
Transportation Research Board.
UU RI.
Mihailovici, Cristina Steliana. 2013.
The Role of The Human Factor in
Relation to Safety Management
System. Constanta.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTranslog) - Vol. 03 No. 2, Juli 2016 215

Вам также может понравиться