Вы находитесь на странице: 1из 30

CASE STUDY I

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN


KONSEP DIRI

Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes


Disusun Oleh:
Kelompok II

Nurfiqri Ilham Zulfikar 1610913110012

Surya Anggi Pratama 1610913110016

Muhammad Hasan 1610913310024

Rika Divianty 1610913220017

Rismayanti Maimunah 1610913220018

Laila Rahmaniah 1610913120007

Ni Luh Eviana Charenina 1610913120009

Shanisa Mairestika 1610913320037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pengampu : Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes

Kelompok : II (Dua)

Nama Anggota : Nurfiqri Ilham Zulfikar 1610913110012

Surya Anggi Pratama 1610913110016

Muhammad Hasan 1610913310024

Rika Divianty 1610913220017

Rismayanti Maimunah 1610913220018

Laila Rahmaniah 1610913120007

Ni Luh Eviana Charenina 1610913120009

Shanisa Mairestika 1610913320037

Banjarbaru, 19 Februari 2018

Endang Pertiwiwati, Ns., M.Kes


BAB I
KASUS
Case Study
Topik : Konsep Diri
Andri, 20 tahun, mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di
Banjarmasin mengalami kecelakaan lalu lintas 3 hari yang lalu. Akibat kecelakaan
tersebut Andri harus menjalani amputasi pada kaki kirinya. Ibu Andri terus
menemaninya selama berada di rumah sakit dan selalu memberikan dukungan .
Ayah Andri jarang berada di rumah sakit karena belum percaya dengan kejadian
yang menimpa putranya. Andri adalah seorang mahasiswa yang berprestasi, ia
adalah kapten tim basket di Fakultasnya dan bulan depan Andri dijadwalkan
untuk mengikuti kompetisi basket tingkat nasional yang selama ini ia impikan.
Kondisi Andri saat ini sudah mulai stabil dan ia direncanakan menjalani
program rehabilitasi. Dokter juga merencanakan akan memasang kaki prostetik
pada Andri. Anda adalah seorang perawat yang merawat Andri dan hari ini Anda
melakukan tindakan perawatan luka amputasi. Selama tindakan, Andri tidak mau
melihat bagian kakinya yang terluka dan menolak untuk mendiskusikan program
rehabilitasi yang akan ia jalani. Ibu Andri juga mengatakan kepada Anda bahwa
putranya menjadi pemurung dan tidak banyak bicara.
Diskusikan mengenai :
1. Pengertian konsep diri
2. Komponen konsep diri dan berdasarkan kasus komponen konsep dii mana
yang terganggu pada Andri?
3. Perkembangan konsep diri
4. Faktor yang memengaruhi konsep diri. Berdasarkan kasus faktor mana yang
menjadikan Andri mengalami perubahan pada konsep dirinya.
5. Proses keperawatan dan konsep diri yang meliputi :
a. Pengkajian, yaitu :
1) Aspek penting yang harus dikaji oleh perawat
2) Hal-hal yang harus diperhatikan perawat pada saat melakukan
pengakajian konsep diri klien
3) Cara perawat membina hubungan saling percaya ketika melakukan
pegkajian dan tindakan keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan untuk meningkatkan konsep diri
d. Implementasi
e. Evaluasi
BAB II
LAPORAN HASIL STUDI KASUS
1. Pengertian Konsep Diri
Berpikir mengenai dirinya sendiri adalah aktivitas manusia yang tidak apat
dihindari. Pada umunya, secara harfiah orang akan berpusat pada dirinya sendiri.
Sehingga self (diri) adalah pusat dari dunia sosial setiap orang. Dengan
mengamati diri, yang sampailah pada gambaran dan penilaian diri, ini disebut
konsep diri. Konsep diri merupakan suatu penelitian terhadap identitas pada masa
remaja, khususnya perhatian terhadap cara individu dalam memersepsikan
dirinya. Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
significant others atau orangorang yang dianggap penting oleh individu (Novia
Dwi Rahmaningsih, 2014)
Para ahli lain berpendapat bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta
keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan
bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik
fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual (Stuart dan Sudeen, 1998).
Setelah dijabarkan beberapa defenisi oleh beberpa ahli, konsep diri pada
diri andre mempunyai dua persepsi tentang dirinya. Persepsi yang pertama adalah
sebelum dia mengalami kecelakaan dan yang kedua adalah persepsi diri setelah
kecelakaan. Andri akan memikirkan bagaimana bentuk tubuhnya sekarang yang
mengalami perubahan setelah kecelakaan. Hal ini akan membuat perbandingan
sehinggu menimbulkan gangguan konsep diri andre. Akibat yang ditimbulkan
adalah perasaan yang tidak percaya diri, murung, dan menolak untuk berinteraksi
sosial.
2. Komponen konsep diri dan berdasarkan kasus komponen konsep diri
mana yang terganggu pada Andri?
Komponen Konsep Diri
Terdapat lima komponen konsep diri menurut Stuart dan Sundeen (1991)
yaitu gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem),
peran diri (self role), dan identitas diri (self identity).
a. Gambaran diri/ citra tubuh (body image)
Stuart dan Sundeen (1991) menyatakan bahwa gambaran diri
merupakan sikap individu terhadap tubuhnya mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh saat
ini, masa lalu, dan masa mendatang secara berkelanjutan dan dipengaruhi
dengan pengalaman baru individu. Gambaran diri merupakan persepsi,
perasaan, sikap, dan pengalaman tentang tubuh individu termasuk pandangan
tentang maskulinitas, dan feminimitas, kegagahan fisik, daya tahan, dan
kapabilitas. Gambaran diri merupakan hal pokok dan dinamis karena tubuh
individu sering berubah seiring dengan usia, persepsi, dan pengalaman-
pengalaman baru yang diterima oleh individu dan dapat berubah dalam
beberapa jam, hari, minggu, atau bulan, bergantung pada stimulus eksternal
pada tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, struktur, dan fungsi
(Potter dan Perry, 2005).
Tanda dan Gejala Gangguan Citra Tubuh :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Preakupasi dengan bagain tubuh yang hilang
5. Persepsi negatif terhadap tubuh
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
Permasalahan yang dihadapi oleh Andre pada komponen ini adalah
perubahan bentuk tubuh pada bagian ektremitas bagian bawah. Hal ini akan
membuat perubahan yang sangat berbeda untuk gambaran atau citra tubuh
andre. Gangguan gambaran atau citra tubuh andre akan mempengaruhi dari
konsep diri Andri sendiri. Seperti yang dijelaskan ada beberapa tanda
gangguan gambaran diri atau citra tubuh yang terlihat pada diri Andri yaitu
pertama menolak untuk melihat dan membecirakan seputar bagian tubuh yang
berubah, yang kedua menolak penjelasan mengenai mengapa terjadi
perubahan, dan yang terakhir adalah murung berfokus memikirkan bagian
tubuh yang berubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran diri menurut Potter dan
Perry (2005), yaitu :
1. Faktor internal
Pandangan pribadi tentang karakteristik mengenai kemampuan
fisik, pertumbuhan kognitif, perkembangan hormonal, dan usia.

2. Faktor eksternal
Pandangan dan persepsi orang lain terhadap individu serta
nilai kultural dan sosial. Perubahan gambaran diri juga dipengaruhi
oleh stresor yang dialami individu. Stresor yang mempengaruhi
gambaran diri menurut Potter dan Perry (2005), yaitu:
1. Perubahan penampilan, struktur, atau fungsi bagian tubuh
Amputasi, perubahan penampilan wajah karena kecelakaan,
mastektomi, kolostomi, ileostomi, hemiplegia, paraplegia,
kelumpuhan, operasi plastik dan lain-lain dapat mengakibatkan
stresor pada gambaran diri.
2. Penyakit kronis
Penyakit jantung, stroke, ginjal, kanker, dan lain-lain yang
mencakup perubahan fungsi yang mengakibatkan tubuh tidak
lagi pada tingkat yang optimal dan mengakibatkan efek yang
signifikan pada gambaran diri individu.
3. Perubahan hormonal dan perkembangan fisik
Kehamilan, penuaan, dan menopause merupakan hal yang
normal dialami individu. Namun, hal ini dapat mengakibatkan
perubahan pada gambaran diri individu yang bergantung pada
penerimaan individu.
4. Efek pengobatan dan terapi
Kemoterapi, terapi radiasi, dan hemodialisa yang pada
umumnya menyebabkan perubahan pada penampilan seperti
mengalami kerontokan rambut, kulit kusam, dan timbul bintik
kehitaman dikulit mejadi stresor bagi gambaran diri individu.
Stuart dan Sundeen (1991) menjelaskan gambaran diri positif
menunjukkan sikap bersyukur dengan perubahan fisik yang
terjadi, tetap menyukai, dan tidak menyalahkan Tuhan atas
kondisi yang dialami. Individu dengan gambaran diri negatif
menunjukkan penolakan untuk menyentuh bagian tubuh yang
berubah, ketidak nyamanan yang terus menerus dirasakan akibat
perubahan fisik yang terjadi, merasa tidak menarik akibat
perubahan tubuh, sering mengeluh dan mengkritik diri sendiri,
memiliki pandangan negatif, depersonalisasi, serta menolak
menerima penjelasan perubahan tubuh.

Faktor-faktor yang telah dijelasakan, faktor yang mempengaruhi


gambaran atau citra tubuh Andri adalah faktor eksternal. Hal ini dikaitkan
dengan perubahan penampilan, struktur, atau fungsi bagian tubuh yaitu
amputasi kaki kiri diakibatkan kecelakaan.

b. Ideal diri (self ideal)


Stuart dan Sundeen (1991) menjelaskan ideal diri merupakan
persepsi individu tentang perilaku individu berdasarkan standar, aspirasi,
tujuan, atau nilai personal tertentu yang dipengaruhi oleh norma,
kebudayaan, keluarga, dan ambisi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ideal diri antara lain faktor spiritualitas, kecenderungan individu dalam
menetapkan ideal pada batas kemampuannya, faktor sosial, kultural, dan
budaya yang mempengaruhi, ambisi dan keinginan yang kuat untuk bisa
lebih dan mencapai keberhasilan yang menyangkut harga diri individu,
serta perasaan cemas, kebutuhan yang realistis, dan keinginan untuk
menghindari kegagalan.
Ideal diri mempermudah individu dan berperan sebagai pengatur
internal dan membantu individu saat mengahadapi konflik atau kondisi
yang mengancam sehingga, tercapailah keseimbangan fisik dan mental.
Ciri-ciri individu yang mempunyai ideal diri yang realistis menurut Stuart
dan Sundeen (1991), antara lain:
1) Semangat untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan sehingga mengakibatkan individu memiliki perasaan
berharga.
2) Tidak ingin bergantung terhadap orang lain dan tidak menyalahkan
orang lain maupun Tuhan terhadap perubahan yang terjadi walaupun
tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3) Giat dalam bekerja dan berusaha, serta tidak mudah menyerah.
Penetapan ideal diri sebaiknya harus cukup tinggi tetapi realistis agar
memacu individu untuk menggapainya. Namun, individu yang tidak
dapat memenuhi ideal diri sesuai standar dan kriteria yang ditetapkan
(tidak realistis) mengakibatkan harga diri rendah, merasa lebih buruk
dari yang lain, dan menyebabkan individu tidak berdaya (Keliat,
2000).

Pada ideal diri seorang Andri mengalami gangguan, hal ini


dikarenakan hilanganya angota tubuh yang diamputasi. Andri sebelumnya
percaya diri terhadap tubuh yang dimilikinya sehingga menimbulkan
kontrol diri yang baik. Sekarang setelah hilangnya angggota tubuh, Andri
mengalami gangguan terhadap ideal dirinya, dia mempunyai persepsi
negative terhadap dirinya. Hal ini diakibatkan kurang kontrol atau ideal
diriya.

c. Harga diri (self esteem),


Stuart dan Sundeen (1991) menjelaskan bahwa harga diri adalah
bentuk penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan
mempertimbangkan dan menganalisa seberapa jauh perilaku individu
sesuai dengan ideal diri. Apabila ideal diri berupa cita-cita harapan
keinginan tercapai, akan langsung menghasilkan perasaan berharga
didalam diri. Jika individu berhasil maka memiliki harga diri yang tinggi,
namun apabila individu selalu gagal mengakibatkan individu memiliki
harga diri yang rendah. Harga diri adalah penilaian individu terhadap
hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku
individu tersebut sesuai dengan ideal diri (Sunaryo, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri menurut Poter dan Perry
(2005) yaitu:
1. Harga diri dipengaruhi oleh ideal diri.
Ideal diri yang dibentuk dari aspirasi, tujuan, nilai-nilai, dan
budaya serta standar perilaku individu. Individu yang hampir
memenuhi ideal diri mempunyai harga diri yang tinggi, sementara
individu yang mempunyai variasi yang luas terhadap ideal diri dan
sulit untuk dicapai individu menyebabkan harga diri yang rendah.
2. Evaluasi diri.
Evaluasi diri pribadi maupun evaluasi dari orang lain
mempengaruhi harga diri individu. Evaluasi diri yang baik
mengakibatkan peningkatan harga diri dan individu akan
mempertahankannya, namun evaluasi diri yang buruk menyebabkan
penurunan harga diri.
3. Harga diri dipengaruhi oleh sejumlah kontrol yang mereka miliki
terhadap tujuan dan keberhasilan dalam hidup.
Banyak stresor yang mempengaruhi harga diri, yaitu
ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang tua atau orang
dicintai, kritik yang tajam, hukuman yang tidak konsisten,
persaingan antar saudara, kekalahan berulang, ketidak berhasilan
dalam pekerjaan, kegagalan dama berhubungan, penyakit,
pembedahan, kecelakaan, perubahan lain dalam kesehatan
mempengaruhi harga diri individu. Semakin besar kejadian yang
menganggu individu semakin besar pula penurunan harga diri yang
terjadi (Potter dan Perry, 2005).
Stuart dan Sundeen (1991) menjelakan beberapa perilaku
individu dengan harga diri rendah, yaitu mengkritik diri sendiri dan
orang lain, putus asa, kecewa, malu, menarik diri dari interaksi
sosial, tertekan dan merasa tidak berguna, penurunan produktivitas,
gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, merasa
bersalah, mudah tersinggung, pandangan yang pesimis, dan memiliki
rasa khawatir berlebihan. Individu dengan harga diri tinggi
mempunyai keyakinan yang tinggi, berserah pada Tuhan, dan timbul
kepercayaan diri yang kuat.
Harga diri dari seorang Andri terbilang rendah, hal
dikarenkan ideal diri Andri mengalami gangguan. Stresor yang
mempengaruhi harga diri Andri adalah ketidakmampuan untuk
mengikuti lomba basket yang sudah dijadwalkan dikarenakan
hilangnya kaki kiri yang diamputasi. Stresor yang besar atas kejadian
ini membuat harga diri Andri mengalami penurunan harga diri yang
cukup besar.
d. Peran diri (Self role)
Menurut Stuart dan Sundeen (1991) peran diri merupakan
serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran
dibagi menjadi 2 yaitu peran yang telah ditetapkan dan peran yang
diterima. Peran yang ditetapkan seperti peran menjadi orangtua, anak,
ibu, ayah dan lain-lain, sementara itu, peran yang diterima (dipilih
individu) seperti peran menjadi pelajar, peran menjadi pekerja swasta,
atau pekerja negeri, dan lain-lain.
Potter dan Perry (2005) menjelaskan Peran diri yaitu mencakup
harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga,
komunitas, dan kebiasaan yang didasarkan pada pola yang ditetapkan
melalui sosialisasi. Peran diri merupakan label individu yang mempunyai
berbagai peranan didalam kehidupan yang terintegrasi dalam pola fungsi
individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam
menyesuaikan diri dengan peran yang dilakukan menurut Stuart dan
Sundeen (1991) yaitu:
1) Kejelasan perilaku dan penghargaan yang sesuai dengan peran.
2) Respon yang tetap dan konsisten terhadap peran yang dilakukan.
3) Kesesuaian dan keseimbangan antar semua peran.
4) Keselarasan budaya dan harapa terhadap peran.
5) Dukungan orang terdekat terhadap peran yang dilakukan.
6) Pemisahan situasi yang menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran.
Setiap individu memiliki lebih dari satu peran dan memungkinkan
untuk mengalami gangguan peran diri. Gangguan peran diri atau stres
peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak
sesuai dengan nilai dan keinginan individu, dan peran berlebih. Perilaku
individu dengan gangguan peran atau peran yang tidak memuaskan
menunjukkan ketidakpuasan individu terhadap peran yang sedang
dilakukannya, mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran,
kegagalan menjalankan peran yang baru, ketegangan menjalankan peran
yang baru (Potter dan Perry, 2005).

Stuart dan Sundeen (1991) menambahkan perilaku yang timbul


apabila individu mengalami peran diri yang tidak memuaskan seperti
perasaan tidak mampu, gagal, putus asa, apatis, dan kurang bertanggung
jawab. Sementara itu, individu yang dapat beradaptasi dengan berbagai
peran dan puas terhadap peran yang dilakukan akan lebih meningkatkan
perasaan berharga, dihormati, mempunyai ambisi, semangat yang kuat,
dan ingin terus meningkatkan kualitas dalam peran yang sedang
dilakukan.
Peran Andri yang sebagai kapten Basket di fakultasnya, membuat
Andri merasa gagal membawa timnya untuk mengikuti lomba yang
sudah dijadwakan. Hal ini membuat terganggunya peran diri dari seorang
Andri.
e. Identitas diri (self identity)
Identitas diri merupakan perasaan internal mengenai
individualitas keutuhan, dan konsistensi dari individu sepanjang waktu
dan dalam berbagai hal, yang menunjukkan individu berbeda dan
terpisah dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik (Potter
dan Perry, 2005). Rasa identitas terjadi secara kontinu timbul dan
dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Individu dengan rasa identitas
yang kuat akan merasa terintegrasi bukan terbelah. Menurut Sunaryo
(2004) Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber
dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri
dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Stuart dan Sundeen (1991) menjelaskan bahwa individu dengan
identitas diri yang jelas dilihat dari perilaku dan karakteristik seperti
individu mengenal dirinya secara terpisah dan berbeda dengan orang lain,
dan menyadari keunikan masing masing, tetap bangga menjadi diri
sendiri, mengenali dan menyadari jenis seksualnya, sadar akan
hubungannya masa lalu, saat ini, dan masa mendatang, tetap berkarya,
mempunyai tujuan yang dapat dicapaidan direalisasikan, mengaku dan
menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan lingkungan
sosialnya, menghargai, mengakui, dan tetap percaya diri terhadap
berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai, dan perilaku secara
harmonis.
Identitas diri dipengaruhi oleh stresor sepanjang hidup, stresor
tersebut adalah stresor kultural, stresor sosial, dan stresor personal.
Individu yang tidak dapat mengatasi dan tidak mampu beradaptasi
dengan stresor yang terjadi akan membuat individu mengalami gangguan
identitas diri. Gangguan identitas diri atau individu yang memiliki
identitas diri yang tidak jelas ditunjukkan dengan perilaku ketidakpastian
memandang diri sendiri, penuh keraguan, menunjukkan individu tidak
mampu untuk mengambil keputusan, perilaku tidak percaya diri,
menganggap diri tidak sempurna, ketergantungan, kepribadian yang
bertentangan, masalah interpersonal, mempunyai perasaan yang hampa
(mengambang), kerancuan gender, tingkat ansietas yang tinggi, dan
ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain (Stuart dan Sundeen,
1991).
Komponen Konsep Diri yang Terganggu pada Andri
Komponen konsep diri yang terganggu pada Andri adalah body
image/citra tubuh, dimana tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh adalah
menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah. Seperti yang terlihat
pada kasus bahwa saat perawat melakukan perawatan luka ia enggan melihat
bagian kakinya yang terluka dan menolak mendiskusikan program rehabilitasi
yang akan dijalaninya. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Potter and Perry
(2005), dimana dijelaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap citra tubuh seseorang adalah perubahan penampilan, struktur, atau fungsi
bagian tubuh termasuk di dalamnya amputasi (kasus yang terjadi pada Andri).
Adapun komponen lain yang menurut kami terganggu pada Andri adalah peran
diri/self role yang perupakan suatu peran atau harapan dari individu itu sendiri.
Seperti terlihat pada kasus, Andri merupakan kapten dari tim basket di
Fakultasnya, dan dijadwalkan untuk mengikuti kompetisi basket tingkat nasional
namun karena kondisinya saat ini ia terancam tidak dapat mengikuti kompetisi
tersebut. Ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara peran yang Andri
harapkan dari dirinya dengan realita yang saat ini ia jalani.

3. Perkembangan Konsep Diri


Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang
positif. Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari
perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif, yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual
dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari
hubungan individu dan sosial yang terganggu.

Perkembangan konsep diri :


Usia Tugas Perkembangan
0 – 3 bulan 1. Dapat mengenal ASI
2. Dapat memasukkan tangan ke mulut
3. Meminum ASI secara eksklusif lebih kurang 6 bulan
3 – 6 bulan 1. Mulai mengenal makanan pendamping ASI dengan satu rasa
2. Menarik makanan dari sendok dengan lidah
3. Pada saat kenyang akan menutup mulut jika disodori makanan
4. Dapat pemberian makanan seimbang yang
lunak (MP-ASI) dengan jadwal yang teratur

6 – 9 bulan 1. Belajar mengunyah makanan lunak (nasi tim)


2. Dapat makan biskuit sendiri
3. Dapat mengunyah dan menelan makanan lunak
4. Dapat minum dari botol minuman bertelinga
dengan bantuan orang dewasa
9 – 12 bulan 1. Mengunyah dan menelan makanan padat
2. Minum dari botol yang ada pegangannya
3. Mulai untuk mempercayai.
4. Membedakan diri dari lingkungan
1 – 3 tahun 1. Mempunyai kontrol terhadap beberapa bahasa
2. Mulai menjadi otonom dalam pikiran dan tindakan
3. Menyukai tubuhnya
4. Menyukai dirinya
5. Dapat mengambil gelas dari meja
6. Dapat minum dari gelas yang dipegangnya sendiri
7. Dapat menggunakan sendok untuk menyendok makanan
8. Dapat menggunakan sedotan
9. Dapat menggunakan garpu untuk makan
10. Dapat makana dengan sendok tanpa tumpah
11. Dapat melepas berbagai jenis pakaian dengan bantuan
12. Dapat melepas celana atau rok dengan cara menarik ke bawah

3 – 6 tahun 1. Mengambil inisiatif


2. Mengidentifikasi gender
3. Meningkatkan kewaspadaan diri
4. Keterampilan berbahsa meningkat
5. Dapat menggunakan serbet
6. Dapat menggunakan rok
7. Dapat mengenakan pakaian yang ditarik ke atas
8. Dapat mengenakan celana atu rok yang menggunakan karet
pinggang
9. Dapat memegang garpu dengan jari-jari
10. Dapat menggunakan pisau untuk mengoles
11. Dapat membuka retsleting
12. Dapat mengikat taki sepatu
13. Dapat mandi sendiri tanpa pengawasan
14. Dapat menggunakan pisau untuk memotong
15. Dapat menutup mulut dan hidung kalu bersin atau batuk
16. Dapat berpakaian sendiri dengan lengkap

6 – 12 tahun 1. Dapat mengatur diri sendiri


2. Berinteraksi dengan teman sebaya
3. Harga diri meningkat dengan penguasaaan keterampilan baru
4. Menyadari kekuatan dan keterbatasan
12 – 20 tahun 1. Menerima perubahan tubuh
2. Menggali tujuan untuk masa depan
3. Merasakan positif tentang diri
4. Berinteraksi dengan orang yang mereka anggap menarik secara
seksual
Pertengahan 20 1. Mempunyai hubungan intim dengan keluarga dan teman dekat.
tahunan – 2. Menpunyai perasaan stabil, positif tentang diri
pertengahan 40
tahunan
Pertengahan 40 1. Dapat menerima perubahan dalam penampilan dan ketahanan
tahunan – 2. Mengkaji kembali tujuan hidup
pertengahan 60 3. Menunjukan perhatian dengan penuaan
tahunan
Akhir usia 60 tahun 1. Merasa positif tentang kehidupan dan maknanya
2. Tertarik dalam memberikan legalitas bagi generasi berikutnya

4. Faktor yang memengaruhi konsep diri. Berdasarkan kasus faktor mana


yang menjadikan Andri mengalami perubahan pada konsep dirinya.
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan
Self Perception (persepsi diri sendiri).
a. Teori Perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara
bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan
orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang
terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama
panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan
pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta
aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
b. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat) Dimana
konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan
diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak
sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain
yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting
sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
c. Self Perception ( persepsi diri sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep
diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif.
Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari
hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan
Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang
rentang respon konsep diri yaitu:
5. Proses keperawatan dan konsep diri yang meliputi :
a. Pengkajian, yaitu :
1) Aspek penting yang harus dikaji oleh perawat
a) Citra diri tanyakan tentang persepsi klien terhadap tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri, tanyakan tentang status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan klien thd status dan posisinya (sekolah,
tempat kerja, kelompok), kepuasan klien sbg laki-laki/
perempuan.
c) Peran diri, tanyakan tentang peran/ tugas yang diemban dalam
keluarga/ kelompok/ masyarakat, kemampuan klien dalam
melaksanakan tugas/ peran tersebut.

d) Ideal diri, tanyakan tentang harapan terhadap tubuh, posisi,


status, tugas/ peran.harapan klien terhadap lingkungan
(keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat).
e) Harga diri, tanyakan tentang hubungan klien dengan orang lain
sesuai dengan kondisi citra diri, identitas diri, ideal diri, peran
diri serta penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupannya.
Perawat juga harus mengkaji keadaan psikologis pasien dan menilai
apakah pasien menerima keadaannya sekarang atau tidak, jika pasien
tidak dapat menerima keadaannya maka tugas perawat yang utama
harus melakukan pendekatan dan mendengarkan ,namun
mendengarkan yang dimaksud adalah tidak ikut terjerumus dalam
perasaan pasien. Sehingga dengan adanya pendekatan dan
mendengarkan, seseorang yang terganggu psikologisnya akan
merasa dihargai dan dapat menumbuhkan tingkat percaya dirinya.

2) Hal-hal yang harus diperhatikan perawat pada saat melakukan


pengakajian konsep diri klien

 Perawat harus mengumpulkan data objektif dan subjektif yang


berfokus pada stresor konsep diri baik yang aktual maupun
potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan perubahan
konsep diriMendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila
perlu.
 Perawat harus menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh
klien
 Perawat harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh klien

 Perawat dapat memberikan entuhan teraputik, bila diperlukan


dan memungkina
 Perawat harus memperhatikan respon verbal dan nonverbal
pasiendankeluarga
3) Cara perawat membina hubungan saling percaya ketika
melakukan pegkajian dan tindakan keperawatan
 Bersikap empati yaitu suatu kecenderungan yang dirasakan
seseorang untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain
andaikan ia berada dalam situasi orang lain.
 Melakukan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Sedangkan menurut Stuart & Sundeen (1995) komunikasi
terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang
terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran
perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi
orang lain. Komunikasi terapeutik juga dapat dipersepsikan
sebagai proses interaksi antara klien dan perawat yang
membantu klien mengatasi stress sementara untuk hidup
harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang
tidak dapat diubah dan mengatasi hambatan psikologis yang
menghalangi realisasi diri (Kozier et.al, 2000)

d. Diagnosa keperawatan
1. Harga diri rendah situasional (00!20) berhubngan dengan gangguan
2. citra tubuh (perubahan fungsi tubuh/amputasi)
DO :
 Pasien terlihat tidak mau melihat bagian tubuh yang sakit
(menghindari melihat tubuh)
 Pasien menolak mendiskusikan program rehabilitasi yang akan
dijalani
DS :
3. Hambatan interaksi sosial (00052) berhubungan dengan gangguan
konsep diri
DO :
 Pasien menolak mendiskusikan program rehabilitasi yang akan
dijalani

DS :
 Ibu Andri mengatakan bahwa putranya menjadi pemurung dan
tidak banyak bicara
4. Gangguan proses keluarga (00060) berhubungan dengan pergeseran
pada status kesehatan anggota keluarga
DO :
 Ayah Andri jarang berada di rumah sakit karena belum percaya
dengan kejadian yang menimpa putranya
5. Kesiapan meningkatkan konsep diri (00121)
DO :
 Kondisi Andri saat ini sudah mulai stabil dan ia direncanakan
menjalani program rehabilitasi
6. Ansietas
DO : Pasien terlihat tidak mau melihat bagian tubuh yang sakit
DS : Ibu Andri mengatakan bahwa putranya menjadi pemurung dan
tidak banyak bicara
e. Intervensi keperawatan untuk meningkatkan konsep diri
1. NDx : Harga diri rendah situasional (00!20) berhubngan dengan
gangguan citra tubuh (perubahan fungsi tubuh/amputasi)
Label NOC : Harga diri
Kriteria hasil :
a. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
penerimaan terhadap keterbatasan diri yang semula tidak pernah
positif menjadi sering positif
b. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
komunikasi pasien menjadi lebih terbuka dari yang semuala
jarang positif menjadi sering positif
Label NIC : Peningkatan citra tubuh dan peningkatan harga diri
Intervensi keperawatan :
a. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (bagian
tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan dengan
cara yang tepat.
b. Bantu pasien menetukan keberlanjutan dari perubahan-perubahan
aktual dari tubuh.
2. NDx : Hambatan interaksi sosial (00052) berhubungan dengan
gangguan konsep diri
Label NOC : Keterampilan interaksi sosial
Kriteria hasil :
a. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
pasien dapat menunjukkan penerimaan dari yang semula tidak
pernah menunjukkan menjadi kadang-kadang menunjukkan
b. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
pasien dapat menunjukkan sensitivitas kepada orang lain dari
yang semula jarang menjadi sering menunjukkan
Label NIC : Modifikasi perilaku : Keterampilan-keterampilan
sosial
Intervensi Keperawatan :
a. Dukung pasien untuk verbalisasi perasaannya berkaitan dengan
masalah interpersonal.
b. Bantu pasien untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dirinya dan
menguatkannya.
3. NDx : Gangguan proses keluarga (00060) berhubungan dengan
pergeseran pada status kesehatan anggota keluarga
Label NOC : Fungsi keluarga
Kriteria hasil :
a. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
anggota keluarga khususnya ayah bisa saling mendukung
(mendukung pasien) dari yang semula jarang menunjukkan
menjadi sering menunjukkan
b. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan
tercipta lingkungan dimana keluarga dapat saling terbuka
mengungkapkan perasaan
Label NIC : Dukungan keluarga
Intervensi Keperawatan :
a. Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap kondisi pasien
b. Dengarkan kekhawatiran, perasaan dan pernyataan dari keluarga
c. Fasilitasi komunikasi akan kekhawatiran atau perasaan antara
pasien dan keluarga
d. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
4. NDx : Kesiapan meningkatkan konsep diri (00121)
Label NOC: Citra Tubuh
Kriteria Hasil:
a. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan sikap
terhadap menyentuh atau melihat bagian tubuh yang terkena
(dampak) dari yang semula jarang menunjukkan menjadi sering
b. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan sikap
terhadap penggunaan strategi untuk meningkatkan penampilan
dari yang semula jarang menunjukkan menjadi sering
c. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan dapat
menyesuaikan terhadap perubahan tampilan fisik
Label NIC : Peningkatan Citra Tubuh
Intervensi Keperawatan :
a. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (bagian
tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan dengan
cara yang tepat.
5. NDx: Ansietas
Label NOC: Adaptasi terhadap desabilitas fisik
Kriteria Hasil:
a. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan dapat
menyampaikan secara lisan kemampuan untuk menyseuaikan
terhadap desabilitas dari yang semula jarang dilakukan
menunjukkan menjadi sering dilakukan
b. Setelah dilakukan intervensi berkesinambungan diharapkan dapat
beradaptasi terhadap keterbatasan secara fungsional yang semula
jarang dilakukan menunjukkan menjadi sering dilakukan
Label NIC : Pengurangan kecemasan dan Peningkatan koping
Intervensi Keperawatan :
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
b. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
tepat
c. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang
konstruktif dan antu pasien mengidentifikasi yang dia paling
tertarik untuk didapatkan
d. Implementasi
1) Harga diri rendah situasional (00!20) berhubngan dengan gangguan
citra tubuh (perubahan fungsi tubuh/amputasi)
a. Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan
(bagian tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan
dengan cara yang tepat.
Mendiskusikan terkait perubahan pada bagian tubuh pasien (kaki
yang diamputasi)
b. Membantu pasien menetukan keberlanjutan dari perubahan-
perubahan aktual dari tubuh (mendiskusikan terkait kelanjutan
dari rehabilitasi dan rencana pemasangan kaki prostetik.
2) Hambatan interaksi sosial (00052) berhubungan dengan gangguan
konsep diri
a. Mendukung pasien untuk verbalisasi perasaannya berkaitan
dengan masalah interpersonal.
b. Membantu pasien untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dirinya
dan menguatkannya.
3) Gangguan proses keluarga (00060) berhubungan dengan pergeseran
pada status kesehatan anggota keluarga
a. Melakukan penilaian terhadap reaksi emosi keluarga terhadap
kondisi pasien
b. Mendengarkan kekhawatiran, perasaan dan pernyataan dari
keluarga
c. Memfasilitasi komunikasi akan kekhawatiran atau perasaan antara
pasien dan keluarga
d. Meningkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
4) Kesiapan meningkatkan konsep diri (00121)
a. Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan
(bagian tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan
dengan cara yang tepat

5) Ansietas
a. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
b. Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara
yang tepat
c. Membantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara
yang konstruktif
d. Membantu pasien mengidentifikasi yang dia paling tertarik
untuk didapatkan
e. Evaluasi
Dalam jurnal yang berjudul “Respondan Koping Pasien DM Post Amputasi”
di tulis oleh Candra Kusuma N, Yati Afianti, dan Yuliani Budiarti dijelaskan
partisipan yang mengalami amputasi merupakan babak baru di dalam hidupnya,
berbagai proses tahapan yang dilaluinya sampai dapat menerima kondisi barunya.
Di dalam tahapan tersebut terdapat proses atau cara yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalahnya yaitu :
1. Lebih banyak beribadah kepada tuhan. Beberapa partisipan berikut ini
mengungkapkan respon banyak berdoa kepada tuhan atas kejadian yang
menimpanya. Menjalankan ibadah ditunjukan dengan perilaku seperti
waktu untuk berdoa lebih banyak, mencari petunjuk mengenai kebenaran
dan mendekatkan diri pada tuhan menjadi lebih intensif dibandingkan
dengan sebelum mereka amputasi. Hal ini diungkapkan melalui peryataan
‘Salah satunya dengan mendekatkan diri kepada Allah kepercayaan diri
saya semakin hari semakain bertambah… (P1). …Berdoa aja (saja) yang
terbaik, minta yang terbaik jarku (kata saya) kaya itu nah
(sepertiitu)…(P2).
2. Menerima keadaan. Berbagai tahapan proses yang dilalui partisipan
sampai dengan tahap penerimaan kondisi barunya tidaklah mudah.
Memperoleh banyak dukungan dan menerima simpati dari orang lain
merupakan salah satu bentuk proses penerimaaan menghadapi kondisi
barunya. Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan melalui pernyataan
berikut ini:…Pas kekantor, disemangatikawan, pas kemarian dirawat di
RS banyak yang dating maelangi, mudahan lakas baik jer…( Saat di
kantor, disemangati teman, pas kemarin di rawat di RS banyak yang
dating membesuk, mudahan cepat sembuh katanya) (P2).
3. Motivasi yang kuat. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang
adaptif ataupun maladaptif untuk dapat beradaptasi. Motivasi untuk
sembuh dan motivasi kembali ke kondisi normal merupakan beberapa
bentuk motivasi yang diungkapkan beberapa partisipan berikut ini
:Penyakit ada obatnya mudah-mudahan sembuh kaya itu, sudahai, kadaai,
sampai sekarang… (Penyakit ada obatnya mudahan cepat sembuh, ya
sampai sekarang) (P2). Partisipan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan yang baru, menunjukan respon yang
baik dengan mengungkapkan harapan yang realistis terhadap keadaanya
dengan bentuk harapan kembali ke kondisi normal.
4. Mencari dukungan social. Selain kebutuhan untuk merasa aman, pasien
yang mengalami amputasi mengidentifikasikan kebutuhan akan informasi
sebagai prioritas yang tinggi. Kebutuhan akan apa langkah proses yang
akan dijalani kedepannya pada saat itu. Mereka juga perlu mengetahui
bagaimana proses kedepannya. Hal tersebut diungkapkan partisipan
melalui ungkapan sebagai berikut ini: …Semangat lawan tanya-tanya
lawan kekawanan… (Semangat dan bertanya-tanya kepada teman-
teman)(P2).

Hal ini menunjukkan bahwa dalam peningkatan koping atau harga diri
pasien yang mengalami amputasi baik itu diakibatkan oleh kecelakaan ataupun
penyakit tertentu akan sangat membutuhkan dukungan yang sangat besar baik itu
dari keluarga ataupun dari teman-teman pasien. Seperti yang disebutkan dalam
jurnal di atas keluarga dan lingungan sekitar yang memberikan motivasi dan
dukungan yang kuatakan mampu meningkatkan mekanisme koping pasien
sehingga pasien dapat mengurangi tingkat kecemasan dan mampu menerima
keadaan. Respon menerima kondisi amputasi akan dialami pada pasien yang
sudah melewat tahapan amputasi, sebagai proses yang dilalui seperti kemampuan
menyesuaikan/ adaptasi diri terhadap kondisi yang baru dan dukungan yang
diterima. Proses yang dialaminya sangat mempengaruhi hasil terhadap
penerimaan kondisi barunya, hal ini juga menentukan koping yang terbentuk pada
pasien tersebut, apakah koping adaptif atau maladaptif.
Pada jurnal ini kaitannya seseorang yang kehilangan atau diamputasi pada
bagian tubuh, akan mempengaruhi kondisi fisiknya seperti kelemahan tubuh dan
juga mempengaruhi aktifitas atau daily activity seseorang, sehingga perlu
dukungan dari keluarga atau terdekat korban untuk membantu dalam beraktifitas
dan meningkatkan kepercayaaan diri pasien. Setiap orang berbeda-beda dalam
menerima kenyataan terkait amputasi sehingga kaitannya dengan kasus Andri
diatas, peran keluarga harus ditingkatkan dan peran keluarga inilah yang nantinya
membawa pengaruh postif padaAndri yang mengalami masalah terkait
psikologisnya dan kondisi fisiknya. Dengan adanya dukugan atau dorongan dari
keluarga, akan memberikan pengaruh positif dalam melakukan aktifitas nantinya
sehinga rasa percaya diri pada andri akan tumbuh. Perasaan sedihpun akan
muncul pada parsitipan, karena partisipan merupakan tulang punggung
keluargannya dan otomatis tidak dapat mencari nafkah untuk keluarganya, sama
halnya dengan kasus Andri, ia adalah seorang Tim basket dan harus mengalami
amputasi, akan sulit bagian dari untuk menerima keadaannya karena ada perasaan
khawatirakan kondisinya. Sehingga perlu adanya koping yang adaftif atau
maladaptive untuk dapat beradaptasi ,dan perlu waktu untuk menyesuaikan diri
terhadap keadaan yang baru.
Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi


Keempat. Jakarta: Balaipustaka

Kusuma N, Candra., Yati Afianti., Yuliani Budiarti. 2017. Respon dan Koping
Pasien DM post Amputasi Vol 1 no 2. Caring Nursing Journal

Novia Dwi Rahmaningsih, Wisjnu Martani. Dinamika Konsep Diri Pada Remaja
Perempuan Pembaca Teenlit. Jurnal Psikologi Volume 41, No. 2,
Desember 2014: 179 – 189

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, Dkk. Jakarta :
EGC.2005

Stuart And Sundeen, 1991. Principles And Practice Of Psychiatric Nursing Ed 4.


St Louis : The CV Mosby Year Book.

Stuart Dan Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 Alih Bahasa
Achir Yani. S. Jakarta: EGC.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Вам также может понравиться

  • Cara Mengatasi Konflik dan Mendamaikan Teman
    Cara Mengatasi Konflik dan Mendamaikan Teman
    Документ2 страницы
    Cara Mengatasi Konflik dan Mendamaikan Teman
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • CIRI ANAK PRA SEKOLAH
    CIRI ANAK PRA SEKOLAH
    Документ3 страницы
    CIRI ANAK PRA SEKOLAH
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ2 страницы
    Bab 1
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • AMEL
    AMEL
    Документ1 страница
    AMEL
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Komunitas
    Komunitas
    Документ5 страниц
    Komunitas
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Kasus Mater
    Kasus Mater
    Документ1 страница
    Kasus Mater
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Документ1 страница
    Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • CS Hellp Kel 4
    CS Hellp Kel 4
    Документ21 страница
    CS Hellp Kel 4
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Istirahat dan Tidur
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Istirahat dan Tidur
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Istirahat dan Tidur
    Surya Pratama
    25% (4)
  • Perawatan Pasien Stroke oleh Keluarga
    Perawatan Pasien Stroke oleh Keluarga
    Документ36 страниц
    Perawatan Pasien Stroke oleh Keluarga
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Tutor
    Tutor
    Документ5 страниц
    Tutor
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Документ1 страница
    Surat Pengantar Etik Ikhsan
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • CS Hellp Kel 4
    CS Hellp Kel 4
    Документ21 страница
    CS Hellp Kel 4
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Emd166 Slide Tension Pneumothorax
    Emd166 Slide Tension Pneumothorax
    Документ15 страниц
    Emd166 Slide Tension Pneumothorax
    syifa
    Оценок пока нет
  • Pengkajian + DX Gagal Jantung
    Pengkajian + DX Gagal Jantung
    Документ6 страниц
    Pengkajian + DX Gagal Jantung
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Gagal Ginjal
    Diagnosa Gagal Ginjal
    Документ3 страницы
    Diagnosa Gagal Ginjal
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Gagal Nafas
    Gagal Nafas
    Документ32 страницы
    Gagal Nafas
    hendri6780
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar Komunikasi
    Konsep Dasar Komunikasi
    Документ19 страниц
    Konsep Dasar Komunikasi
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Gagal Ginjal
    Diagnosa Gagal Ginjal
    Документ3 страницы
    Diagnosa Gagal Ginjal
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Anjullll KMB Alpa
    Anjullll KMB Alpa
    Документ13 страниц
    Anjullll KMB Alpa
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Time Line
    Time Line
    Документ1 страница
    Time Line
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Surat Undangan
    Surat Undangan
    Документ2 страницы
    Surat Undangan
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Anjullll KMB Alpa
    Anjullll KMB Alpa
    Документ13 страниц
    Anjullll KMB Alpa
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Jawaban Tutor CMV
    Jawaban Tutor CMV
    Документ2 страницы
    Jawaban Tutor CMV
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Anjul Fix Alpa
    Anjul Fix Alpa
    Документ15 страниц
    Anjul Fix Alpa
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Buku Proses 2008
    Buku Proses 2008
    Документ35 страниц
    Buku Proses 2008
    Sucie Sutawiratmaja
    Оценок пока нет
  • Anjul Fix Alpa
    Anjul Fix Alpa
    Документ15 страниц
    Anjul Fix Alpa
    Surya Pratama
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ19 страниц
    Bab 2
    Annis Laella Megassari
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ2 страницы
    Cover
    Surya Pratama
    Оценок пока нет