Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendekatan kontingensi yang digunakan dalam akuntansi manajemen didasarkan pada

suatu premis bahwa tidak terdapat sistem akuntansi yang sesuai untuk semua organisasi

dalam semua situasi (Otley, 1980). Dalam penelitian sistem akuntansi manajemen,

pendekatan kontingensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor kondisional yang

menyebabkan sistem akuntansi menajemen menjadi lebih efektif.

Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem informasi yang dirancang untuk

menyediakan informasi bagi manajer (simons, 1987, bowens dan Alberthy, 2000).

Perencanaan sistem akuntansi manajemen yang merupakan bagian dari sistem

pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, sehingga dapat diharapkan akan

memberikan kontribusi posisif terhadap sistem pengendalian manajemen. Sistem akuntansi

manajemen dapat membantu manajemen dalam mengendalikan aktivitas dan mengurangi

ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian

tujuan.

Manajer yang yang menghadapi tipe lingkungan yang berbeda memerlukan informasi

yang berbeda, sehingga manajer yang menghadapi lingkungan yang lebih tidak terkontrol

memerlukan informasi yang lebih cepat, dan diharapkan diperoleh dari sumber eksternal

yang relevan, dan lebih berorientasi pada yang akan datang. Chenhall dan Morris (1986)

menemukan bahwa terdapat hubungan yang posistif antara ketidakpastian lingkungan dan

kebutuhan akan informasi. Jika pembuat keputusan merasa adannya ketidakpastian

lingkungan yang lebih besar mereka akan cenderung mencari informasi nonkeuangan dan

informasi yang beriorientasi yang akan datang sebagai tambahan dari jenis informasi lainnya
(Gordon dan Narayanan, 1984). Kesesuaian antara ketidakpastian lingkungan dengan

informasi yang dihasilkan oleh SAM tersebut dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Pamler (1992) menyatakan bahwa kebutuhan untuk merancang sistem akuntansi

manajemen harus konsisten dengan kebutuhan pengendalian strategik organisasi, dimana

strategi akan berbeda sesuai dengan tingkat ketidakpastian. Perusahaan dengan strategi

tipe prospector mengeksploitasi kesempatan pasar dan produk melalui monitoring berbagai

kondisi dan kejadian lingkunan, dan produk yang dihasilkan selalu berkembang karena

teknologi yang digunakan selalu fleksibel yang memungkinkan dapat bereaksi dengan cepat

terhadap perubahan permintaan pasar. Sebagai akibatnya, informasi eksternal,

nonkeuangan, dan berorientasi yang akan datang dapat sesuai dengan kebutuhan manajer.

Oleh kerana itu, informasi SAM lingkup luar akan bermanfaat bagi pengambilan keputusan

yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Adapun purusahaan tipe defender

beroperasi dalam pasar yang lebih kecil dan stabil, sehingga lebih menekankan pada

efisiensi dari dari pada inovasi. Oleh karena itu infomasi yang lingkup nya kecil akan sesuai

bagi manajer dari perusahaan defender dalam pengambilan keputusan sehingga dapat

meningkatkan kinerja.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk menjelaskan bagaimana hubungan teori kontingensi

dalam penilaian kinerja manajerial.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Kontingensi

Pendekatan teori kontingensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian

organisasi dibawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan teori kontingensi

pada sistem akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem

akuntansi secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi

hal ini bergantung pada faktor kondisi atau situasi yang ada dalam organisasi. Menurut Otley

(1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontingensi guna menganalisis dan

mendesain sistem kontrol, khususnya dibidang akuntansi manajemen.

Menurut brownell (1982) variabel kontingensi diklasifikasikan menjadi empat yaitu: (1)

budaya (budaya, legal, agama/ras), (2) Organisasional (stabilitas lingkungan, teknologi,

ketidakpastian tugas, struktur organisasi), (3) Interpersonal (gaya kepemimpinan,

karakteristik tugas, karakteristik kelompok, tekanan tugas, ukuran kelompok, kesesuaian

antara individu dengan tugas), (4) Individual (locus of control, autoritarian). Govindarajan

(1986) hnya mengklasifikasikan variabel kontingensi menjadi dua atribut, yaitu artribut

psikologi dan kontekstual organisasi. Pada dasarnya kedua pengklasifikasian tersebut tidak

ada perbedaan karena variabel organisasional dan budaya merupakan faktor kontekstual

organisasi, sedangkan variabel individu dan interpersonal merupakan artribut psikologi

individu.

Fisher (1998) mengklasifikasikan variabel kontingensi yang mempengaruhi sistem

pengendalian manajemen menjadi lima, yaitu (a) ketidakpastian (tugas dan lingkungan), (b)

teknologi dan interdependensi, (c) industri, (d) strategi, (e) observability fuctors.
2.2 Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan

manajerial yang meliputi perencanaa, investigasi, koodinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan

staff, negosiasi dan representasi. Berikut adalah beberapa pendapat tentang kegiatan

manajerial yang telah disajikan oleh Heidjrachman (1996):

1. Koontz dan O’Dennell: perencanaan, pengorganisasian. Penyusunan staff,

pengarahan dan pengendalian.

2. Stoner: perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan

3. Newman: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian

4. Gulich : perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando,pengkoordinasian

pembuatan laporan dan pengendalian

Peran manajer yang terpenting yaitu mengelola dan menyelenggarakan berbagai aktivitas

pekerjaan dalam organisasi untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Salah satu parameter

atau indikator yang sering digunakan suatu organisasi untuk melakukan penilaian terhadap

kinerja manajer adalah pendekatan kuangan. Mahoney et.al (1963) mendefinisikan kinerja

manajer berdasarkan fungsi manajemen pada teroi manajemen klasik. Sehingga kinerja

manajer diartikan dengan seberapa jauh manajer mamapu melaksanakan fungsi-fungsi

menajemen.

Kinerja manajer dapat dihubungan juga dengan tingkat efisiensi dan efektifitas organisasi

dalam melakukan suatu aktivitas. Sehingga pengukurana tau penilaian kinerja manajer

diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa suatu organisasi yang dikelola oleh manajer

telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien.

2.3.1 Teori Kontingensi Dalam Penilaian Kinerja Manajerial

Beberapa varaibel kontingensi yang dibahas pada makalah ini mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Muslichah dengan judul “Pengaruh Variabel Kontingensi Terhadap

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerian”. Populasi penelitian ini
adalah manejer fungsioanal (manajer tingkat menengah). Sampel penelitian yang digunakan

yaitu manajer produksi dan pemasaran dari perusahaan manufaktu besar yang memproduksi

produk konsumen yang berlokasi di Jawa Timur.

Kerangka Konseptual

Teknologi Informasi

Strategi Sistem Akuntansi Kinerja Manajerial


Manajemen

Ketidakpastian
Lingkungan

Pengaruh Tidak Langsung Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Manajerial Melalui

Sistem Akuntansi Manajemen

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi informasi yang digunakan

semakin memungkinkan sistem informasi manajemen untuk menyediakan informasi yang

lebih luas, lebih tepat waktu, lebih teragregasi, lebih terintegrasi. Ketersediaan informasi

tersebut akan membantu manajer dalam menjalankan tugasnya, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerjanya.

Semakin meningkatnya penerapan teknologi informasi, semakin meningkat pula

ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen yang lebih luas. Hal tersebut akan

memberikan banyak alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan oleh manajer dalam

pengambilan keputusan sehingga kinerja manajerial dapat ditingkatkan. Teknologi yang

digunakan oleh manajer memudahkan untuk memperoleh informasi yang lebih relevan
dengan pemasok, pelanggan, atau informasi internal yang berkaitan dengan departemennya

masing-masing.

Mia dan Chenhall (1994) meneliti peran dari informasi lingkup luas yang disediakan oleh

SAM dalam meningkatkan kinerja manajerial. Kedua peneliti tersebut menyatakan bahwa

perberdaan aktivitas ke dalam bidang seperti pemasaran dan produksi adalh suatu respon

organisasional untuk mengelola ketidakpastian. Perbedaan aktivitas seperti itu menengahi

asosiasi antara tingkat dimana manajer menggunakan informasi SAM lingkup luas dan

kinerja.

Pengaruh Tidak Langsung Strategi Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Sistem Akuntansi

Manajemen

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi tidak mempunyai pengaruh tidak langsung

terhadap kinerja manajerial melalui sistem akuntansi manajemen. Penelitian ini tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Abernerhy dan Guthrie (1994)

Chong (1997), yang menyatakan bahwa strategi tipe prospector yang menenkankan pada

inovasi, selalu melakukan pengamatan terhadap lingkungan, karena nya strategi tipe ini akan

menghadapi ketidakpastian yang lebih itnggi dibanding tipe defender.

Abernethy dan Guthrie (1994) hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas unit

usaha tergantung pada kesesuaian antara rancangan sistem informasi dan strategi

perusahaan. Sistem informasi yang mempunyai karakteristik sistem ruang lingkup luas

ditemukan lebih efektif pada perusahaan yang menggunakan strategi produk

kontinu/pengembangan pasar dan inovasi (prospectors) daripada perusahaan yang

melindungi pasar produk stabil dan sempit secara komparatif (defenders).

Terdapat beberapa alasan yang digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian ini.

Pertama, manajer tidak mengetahui strategi yang digunakan oleh perusahaan kerana para

manajer tersebut tidak dilibatkan dalam penyusunan strategi. Fakta empiris yang telah

ditemukan menunjukan bahwa keterlibatan manajer tingkat menengah dalam perumusan


strategi yang ditetapkan akan meningkatkan pemahaman para manajer atas strategi bisnis

yang ditetapkan olehperusahaan, sehingga diterimanya strategi perusahaan akan

meningkatkan kinerja perusahaan. Misalnya, Frez dan Early (1987) menemukan bahwa

strategi partisipan mengingkatkan goal acceptance dan kinerja.

(Bruce, 1997, Towers, 1996), penelitian yang dilakukan pada 19 organisasi di Canada,

Inggris, Jepang, dan Amerika, menunjukan bahwa keterlibatan manajer tingkat menengah

dalam perumusahn strategi dapat menguntungkan organisasi dalam lima hal, yaitu (1)

strategi manajemen menjadi lebih teringtegrasi ke dalam perencanaan dan penganggaran

dan ke dalam pengambilan keputusan harian, (2) keterlibatan manajer dalam perumusan

strategi akan mempertajam strategi yang dikembangkan oleh top manajemen, (3)

mempertebal rasa sebagai satu tim kerja, (4) keterlibatan manajer menengah dalam

keputusan strategis merupakan ajang latihan dan persiapan untuk tanggung jawab yang

lebih besar pada masa yang akan datang, (5) meningkatkan rasa komitmen bersama

terhadap tujuan organisasi.

Kedua, strategi yang telah dirumuskan tidak sama dengan strategi yang dijalankan, dan

perubahan terhadap strategi tidak pernah dikomunikasikan kepada manajer. Fakta empiris

menunjukan bahwa 90% strategi tidak berjalan sebagaimana dengan yang direncanakan

(Mitzherg et al.1995).

Pengaruh Tidak Langsung Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial

Melalui Sistem Akuntansi Manajemen

Hasil penelitian menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh tidak

langsung terdapat kinerja manajerial memalui sistem akuntansi manajemen dalam lingkup

luas dan tepat waktu. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya (Gul dan Chia, 1994; Mia dan Clarke, 1996). Penjelasan dari temuan ini

didasarkan pada argumen bahwa informasi sistem akuntansi manajemen dapat membantu

manajer untuk memahami situasi yang tidak pasti. Semakin tinggi ketidakpastian lingkungan,
akan semakin sulit bagi manajer untuk membuat prediksi yang akurat, oleh karena itu

manajer memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.

Informasi sistem akuntansi manajemen lingkup luas akan membantu manajer untuk

mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengambilan keputusan, sehingga dapat

meningkatkan kinerja manajerial.

Gul (1991) yang telah melakukan penelitian antara SAM dan ketidakpastian lingkungan

yang dirasakan pada kinerja usaha kecil. Sampel penelitian ini adalah 42 manajer/pemilik

usaha kecil dengan karyawan 10-100 karyawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pengaruh SAM pada kinerja tergantung pada ketidakpastian lingkunang. Dibawah tingkat

ketidakpastian yang tinggi SAM yang kompleks mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kinerja, sebaliknya bahwa tingkat ketidakpastian yang rendah denga SAM yang kompleks

mempunyai pengaruh negatif.

Robbins (1990) menawarkan dua pendekatan lain yang dapat digunakan untuk mengelola

ketidakpastian lingkungan, yaitu (1) strategi internal misalnya merekrut eksekutif dan

spesialis teksnis yang mempunyai hubungan dengan lingkungan, penyebaran geografis, (2)

strategi eksternal, misalnya melakukan kontrak dengan pemasok atau pelanggan, coalescing

dengan organisasi.

Teori Kontingensi Dalam Penilain Kinerja Manajerial

Teknologi informasi, strategi dan ketidakpastian lingkungan merupakan beberapa

variabel kontingensi dalam perancangan sistem akuntansi manajemen yang dapat

memberikan dampak pada peningkatan kinerja manajerial. Variabel-variabel kontingensi

yang memiliki pengaruh penting tentang bagaimana suatu organisasi tersebut harus

dijalankan dengan mempertimbangkan variabel tersebut guna untuk meningkatkan kinerja

manajerial. Teori kontingensi diperlukan untuk merancang sistem pengendalian, karena

sistem akuntansi manajemen itu sendiri merupakan bagian dari mekanisme pengendalian

yang sangat penting dalam struktur organisasi.


Teori kontingensi pada sistem akuntansi manajemen menunjukan suatu upaya dalam

penentuan sistem yang paling memungkinkan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang

ada pada suatu organisasi yang akan digunakan oleh organisasi dalam untuk mengelola

informasi yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga informasi tersebut berguna dalam

pengambilan keputusan.

Dalam teori kontingensi, kondisi internal atau eksternal yang harus diperhatikan dalam

merancang sistem akuntansi manajemen yang dapat memberikan dampak pada

peningkatan kinerja manajerial. Dengan demikian, teknologi informasi, ketidakpastian

lingkungan, dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan untuk merancang sistem

akuntansi manajemen yang efektif dan efisien.

Dengan memperhatikan antara kecocokan teknologi informasi yang digunakan dengan

kondisi bisnis perusahaan, akan dapat meningkatkan ketersediaan informasi yang sesuai

dengan karakteristik sistem akuntansi manajemen yaitu dengan ruang lingkup yang luas,

tepat waktu, agregasi dan juga berintergarsi, yang berdapak pada kinerja manajerial.

Dengan memantau kondisi lingkungan eksternal perusahaan dapat memperoleh informasi

yang dibutuhkan oleh manajer yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang tidak dapat

dikendalikan oleh perusahaan, dengan adanya informasi tersebut manajer dapat mengurangi

tingkat kesulitan atau tugas-tugas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian yang

dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perusahaan.


BAB III

KESIMPULAN

Teori kontingensi dipelopori oleh Burn dan Stalker (1961), yang melakukan penelitian

tentang lingkungan tugas. Teori ini kemudian bahas secara jelas oleh Otley (1980) dalam

satu artikel yang menyatakan bahwa pendekatan kontingensi didasarkan pada premis bahwa

tidak ada sistem akuntansi yang secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan dala

setiap keadaan. Pernyataan Otley ini telah banyak ditindaklanjuti dengan berbagai penelitian

dalam bidang SAM dengan masukan berbagai variabel congtingensi. Informasi akuntansi

manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan

penting dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif

tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas manajemen, sehingga kinerja

manajemen dapat dilakukan secara optimal.

Studi empiris dilakukan sebelumnya telah dapat membuktikan kebenaran teori

kontingensi, yaitu bahwa sistem akuntansi manajemen tidak berlaku universal untuk segala

situasi. Dengan kata lain, situasi yang berdeda-beda yang dihadapi oleh perusahaan

membutuhkan sistem akuntansi yang berbeda pula.


DAFTAR PUSTAKA

Chenhall, Rober H., & Deigan Morris, 1996. The Impact of Structure, Environment, and Interdependence
on the Perceived Usefulness of Management Accounting System, The Accounting Review, No.
1,pp 16-35.

Otley, David.T, 1980. The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis,
Accounting Organization And Society, Vol.5, pp.413-428.

Pamler, R.J, 1992. Strategic Goals and Objectives And the Design of Strategic Management Accounting
Systems, Advances in Management Accounting, pp.178-204.

Simon, R, 1987. Accounting Control Systems and Business Strategy: An Empirical Analysis, Accounting
Organization and Society, pp.357-375.

Bouwens, Jan, & Margatet A. Abernethy, 2000. The Consequences of Customization on Management
Accounting System Design, Accounting Organization and Society, pp.221-241.

Brownell, P, 1992. Participation in The Budgeting process: When it works and When it Doesn’t, Journal of
Accounting Literature, Spring, pp.124-153.

Burns, Tom, & G.M, Stalker, 1961. The Management of Innovation, London.

Gordon, L.A, & V.K. Narayanan, 2984. Management Accounting System. Percieved Environmental
Uncertainly and Organization Structure: An Emoirical Investigation, Accounting, Organizations and
Society, Vol.9, pp.33-47.

Govindarajan, Vijay, 1988. A Contingency Approach to Strategy Implementation at the Business Unit
Level. Integration Administrative Mechanism with Strategy, Academy Management Journal, Vol.31,
No.4, oo.828-853.

Fisher, Cathy, 1996. The Impact of Perceived Environmental Uncertainly and Individual Differences on
Management Information Requierements: A research Note. Accounting Organization and Society.
Vol.21, No.4, pp.361-369.

Mia, Lokman, & Robert H. Chenhall, 1994. The Usefulness of Management Accounting Systems,
Functional Differentiation and Managetial Effectiveness, Accounting Organization and Soceity,
Vol.19, No.1, pp.1-13.

Abernethy, M.A & Cameron H. Guthrie, 1994. An Empirical Assessment of the “Fit” between Strategy and
Management Information System Design, Accounting and Finance, November, pp.49-66.
Robbins, S.P, 1990. Organization Theory, Third Editon, Prentice Hall International Inc.

Mithzberg, H, James B. Quinn, & John Voyer, 1995. The Strategic Process, Prentice Hall International;
New Jersey.

Gul, F.A & Yew M, Chia, 1994. The Effects of Management Accounting Systems, Perceived Environment
Uncetainly and Decentralization on Managerial Performance, Accounting Organizations and
Society, Vol.19, pp.413-426.

Gul,F.A, 1991. The Effects of Management Accounting Systems and Environmental Uncertaintly on Small
Budiness Managers’ performance, Accounting and Business Research, Vol.22, No.85, pp.57-61

Вам также может понравиться