Вы находитесь на странице: 1из 3

Tema: Persahabatan

Keluhan masyarakat tentang susahnya mencari uang membawa elda dan kawan-kawan harus
merantau di luar pulau hanya untuk mendapatkan pekerjaan dan uang. Di pulau Kalimantan
mereka mengadu nasib menjadi seorang karyawan pabrik kelapa sawit. Mereka menemukan dunia
baru yang kumuh dibandingkan di desanya.

Naskah Drama

Pemberangkatan di bandara Surabaya, meyakinkan elda dan kawan-kawan bahwa sebentar lagi
mereka mendapatkan pekerjaan yang layak.
Danis : Semoga perjalanan kita selamat.
Elda : Amin. Jangan sampai lupa untuk selalu berdoa.
Ilsa : pasti itu da.
Triwal : Sebentar lagi aku akan kaya.
Rahmat : Haha … Aku mau nikah sama Yanti. Tunggu sayang!.
Elda : Kita berdoa saja semoga sukses di pulau Kalimantan.
Danis , Aldith, Rahmat ,Triwal,Mona,Ilsa,Tasya,Diah : Aminnnn….

Selang satu jam, perjalanan menuju Kalimantan telah sampai. Penjemputan bus perusahaan telah
menanti kedatangan 9 orang sahabat ini. Mereka melihat suasana tanah Kalimantan yang berbeda
dibandingkan di desanya. Perjalanannya membuat mereka kaget karena tidak sebanding dengan
apa yang dibayangkan.

Aldith : ini mau di kemana?


Tasya : Kayaknya ini mau ke kebun sawit. Melihat pemandangan sekitar hanya hutan.
Mona : Lalu?
Diah : Kita beekrja di kebun kelapa sawit?
Triwal : Katanya di perusahaan besar, kok begini jadinya.
Ilsa : Sudah terlanjur kita masuk di sini. Mau pulang tidak punya uang. Ya kan?
Danis : benar juga.

Setiba di lokasi, mereka kaget atas suasana kumuh dengan berjejer gubuk yang terbuat dari kayu.
Pemandangan orang-orang yang disibukkan dengn pekerjaannya sebagai petani kelapa sawit. Hal
ini membuat mereka kecewa harus menjalani kehidupan lebih parah dibandingkan di rumah.

Triwal : Kalau pekerjaannya kayak begini mending aku di rumah saja bantu orang tua! (kesalnya).
Rahmat : Mau bagaimana lagi, kita terima saja.
Diah : Jangan mengeluh, pasti ada jalan lewat pekerjaan ini.

Sore ini mereka diberikan waktu istirahat yang panjang untuk mengisi energi agar besok bisa
bekerja secara maksimal sebagai petani kelapa sawit.
Keesokan harinya …

Tasya : Ya Allah, semoga kau lapangkan diri ini untuk menjalani pekerjaan di dunia baru
(batinnya).
Danis : Aduh, apakah harus berpakaian seperti pemulung begini!
Aldith : Aku sepertinya tidak kuat bekerja di sini!.
Elda : Sudah, tidak usah banyak mengeluh, nanti kamu dimarahin mandornya.
Diah : Sudah, kerjakan pekerjaan masing-masing.

Mereka menyebar di lain tempat untuk menjalani pekerjaannya sebagai petani sawit. Mereka
mendapatkan banyak teman brau yang bisa diajak sharing mengenai masalah dan sistem pekerjaan
di sini.
Tiba-tiba …

Danis: Aku bertemu seorang wanita cantik, katanya dia masih single mat.
Rahmat : Di mana nis?
Danis : Di wilayah pekerjaanku tadi. Dia meminta aku untuk bertamu di rumahnya sebelah seletan
sana (sambil menunjukkan arah rumah perempuan tersebut).
Rahmat : Mau ngapain?
Danis : Tidak tahu, mungkin … (Sambil membayangkan hal-hal negatif).
Rahmat : Aku ikut nanti malam.
Danisi : ini privasi mat.

Elda , Ilsa ,Triwal, Tasya,Mona,dan Diah mendapatkan banyak kenalan ibu-ibu yang memberikan
motivasi untuk giat bekerja disini agar bisa naik jabatan. Kerana mereka masih muda.

Diah : Tidak dipungkiri,kalau sebagaian besar dari mereka bekerja di sini hanya untuk
keluarganya.
Elda : Ya , bahkan mereka rela tidak pulang demi mensejahterakan keluarganya di kampung.
Mona : Hal seperti inilah yang patut kita contoh. Jangan berfikiran negatif tentag jenis pekerjaan.
Mungkin Tuhan sudah menakdirkan kita di sini.
Triwal : Iya ya …

Mereka mengangguk-angguk sambil memahami apa yang selama ini terjadi.


Malam ini Danis berpakaian rapi dan modis. Tapi dia diam-diam keluar rumah sendiri dan
ketahuan Aldith.

Rahmat : Danis mau kemana ya, aku ikutan aja. Takutnya ada apa-apa.
Aldith : Mau ke mana kamu mat?
Rahmat : mau mengikuti Danis.

Segera Rahmat dan Aldith pergi mengikuti Danis. Ternyata di sana ada satu tempat para wanita
nakal dan Danis memasukinya. Segera Rahmat dan Aldith mencegahnya namun Danis masih
bersikeras untuk masuk. Dengan sentakan dan hantaman dari Rahmat dan Aldith , Danis baru
sadar.

Aldith : Kamu gial ya, mausk di sini. Ayo pulang!.

Setiba di rumah kayu bersama 7 orang temannya, Rahmat dan Aldith menceritakan apa yang tadi
sedang terjadi.

Ilsa : Sebenarnay semua pekerjaan itu sulit dikerjakan. Tergantung kita bisa menyikapinya.
Diah : Mulai dari sekarang jangan sampai diantara kita ada yang nikung atau berbuat yang tidak
sepatutnya. Kita di sini mencari uang untuk keluarga bukan untuk bersenang-senang (sambil
meliirk Danis dengan wajah kejam).
Mona : Betul itu, saling membantu satu sama lain.
Triwal: Kita sudah lama berkawan dan jangan sampai putus hanya gara-gara sesuatu hal yang
sepele.

9 orang sahabat ini memahami apa yang selama ini sedang terjadi. Mereka menyadari diri bahwa
mencari uang di dunia baru itu butuh kerja keras dan sabar agar mendapatkan apa yang kita
inginkan.

Вам также может понравиться