Вы находитесь на странице: 1из 7

Acanthite/argentite (Ag2S), Actinolite (Ca2(Mg, Fe)5Si8O22(OH)2), Aegirine

(NaFeSi2O6), Artinite (Mg2CO3(OH)2 - 3H2O), Augite ((Ca, Na)(Mg, Fe, Al)(Al,


Si)2 O6), Biotite (K (FE, Mg)3 AlSi3 O10 (F, OH)2), Chlorite ((Fe, Mg,
Al)6(Si,Al)4O10(OH)8), Diopside (CaMgSi2O6), Epidote(Ca2(Al,
Fe)3(SiO4)3(OH)), Glaucophane (Na2 (Mg, Fe)3Al2Si8O22(OH)2), Gypsum
(CaSO4-2(H2O)), Hornblede Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2,, Hydroboracite
(CaMgB6O11 - 6H2O), Jadeite (Na(Al, Fe)Si2O6), Malachite (Cu2(CO3)(OH)2),
Montmorillonite ((Na, Ca)(Al, Mg) 6(Si4O10)3(OH)6 - nH2O), Muscovite
(KAl2(AlSi3O10)(F, OH)2), Orthoclase (KAlSi3O8), Phlogopite (K
Mg3AlSi3O10(OH)2), Psilomelane (No fixed formula, but sometimes Ba(Mn+2)
(Mn+4)8O16(OH)4 is used, Barium Manganese Oxide Hydroxide), Sanidine
(KAlSi3O8), Sphene (CaTiSiO5, Calcium Titanium Silicate), Talc
(Mg3Si4O10(OH)2), Tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Calcium Magnesium
Silicate Hydroxide), Tridymite (SiO2).

Hornblede Ca2(Mg, Fe, Al)5 (Al, Si)8O22(OH)2

19
Jadeite (Na(Al, Fe)Si2O6)

Orthoclase (KAlSi3O8)

7. Sistem Triklin (anorthic, asymmetric, clinorhombohedral)


Sumbu a ≠ b ≠ c; Sudut α ≠ β ≠ ≠ 90°; Sumbu a,b,c saling berpotongan
dan membuat sudut miring tidak sama besar ; Sb a disebut Sb Brachy; Sb b

20
Na(50-30%) (Al, Si)AlSi2 O8), Microclin (KAlSi3 O8), Oligoclase (Na(90-70%)
Ca(10-30%) (Al, Si)AlSi2 O8), Rhodonite ((Mn, Fe, Mg, Ca)5(SiO3)5),
Turqouise (CuAl6(PO4)4(OH)8*5(H2O), Hydrated Copper Aluminum
Phosphate).

Turqouise (CuAl6(PO4)4(OH)8*5(H2O)

Kyanite (Al2 SiO5)

22
2. Simbol Weiss dan Miller

Indeks Miller dan Weiss adalah salah satu indeks yang sangat penting,
karena indeks ini digunakan pada semua ilmu matematika dan struktur
kristalografi. Indeks Miller dan Weiss pada kristalografi menunjukkan adanya
perpotongan sumbu-sumbu utama oleh bidang-bidang atau sisi-sisi sebuah
kristal. Nilai-nilai pada indeks ini dapat ditentukan dengan menentukan salah
satu bidang atau sisi kristal dan memperhatikan apakah sisi atau bidang
tersebut memotong sumbu-sumbu utama (a, b dan c) pada kristal tersebut.
Selanjutnya setelah mendapatkan nilai perpotongan tersebut, langkah yang
harus dilakukan selanjutnya adalah menentukan nilai dari indeks Miller dan
Weiss itu sendiri. Penilaian dilakukan dengan mengamati berapa nilai dari
perpotongan sumbu yang dilalui oleh sisi atau bidang tersebut. Tergantung
dari titik dimana sisi atau bidang tersebut memotong sumbu-sumbu kristal.
Pada dasarnya, indeks Miller dan Weiss tidak jauh berbeda. Karena apa
yang dijelaskan dan cara penjelasannya sama, yaitu tentang perpotongan
sisi atau bidang dengan sumbu simetri kristal. Yang berbeda hanyalah pada
penentuan nilai indeks. Bila pada Miller nilai perpotongan yang telah didapat
sebelumnya dijadikan penyebut, dengan dengan nilai pembilang sama

23
· Jika sumbu c bernilai 4 dinotasikan dengan huruf O
(octaeder), karena contoh bentuk kristal yang paling
ideal untuk sumbu c bernilai 4 adalah bentuk kristal
Octahedron.
· Jika sumbu c bernilai 2 dinotasikan denga huruf T
(tetraeder), karena contoh bentuk kristal yang paling
ideal untuk sumbu c bernilai 2 adalah bentuk kristal
Tetrahedron.
Bagian kedua:Menerangkan kandungan bidang simetrinya, apabila kristal
tersebut mempunyai:
- Bidang simetri horisontal (h)
- Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h
- Bidang simetri diagonal
(d) Jika mimiliki:
- Bidang simetri horisontal (h)
- Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h

Jika memiliki:
- Bidang simetri diagonal (d)
Dinotasikan dengan v
- Bidang simetri vertikal (v)
Jika memiliki:
- Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d

SISTEM TETRAGONAL, KEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIC,


MONOKLIN, DAN TRINKLIN

Bagian petama: Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu
sumbu lateral (sumbu a, b, d) atau sumbu intermediet. Ada
2 kemungkinan:

30

Вам также может понравиться