Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari laut atau lautan. Objek yang
dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang,
kedalaman, serta pasang naik dan pasang surut. Samudra adalah bentangan air
asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan laut merupakan bagian
dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air samudra meliputi sekitar
70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi utara dan selatan.
(Harijono,2008).
oseanografi. Oleh karena itu, informasi yang lengkap dan akurat tentang karakter
daya perairan secara berkelanjutan. Distribusi suhu dan salinitas antara periode
muson tenggara dan barat laut menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini,
berpengaruh terhadap distribusi sumber daya ikan di Laut Jawa sebagaimana telah
terjadi intrusi massa air oseanik dengan salinitas tinggi juga diikuti oleh penetrasi
ikan-ikan oseanik ke Laut Jawa seperti jenis ikan layang, sebaliknya terjadi pada
keberadaan suatu spesies ikan yaitu suhu permukaan laut. Keberadaan ikan sangat
dipengaruhi oleh faktor faktor oseanografi, salah satunya yaitu suhu permukaan
laut. Konsentrasi suhu permukaan laut pada daerah penangkapan ikan pada saat
2
4.7. Penyebaran SPL disajikan dalam bentuk citra, selanjutnya dianalisis dengan
program SeaDAS untuk memperoleh SPL, SPL dominan, SPL rata-rata di setiap
dengan laut atau lautan baik tentang kehidupan organisme yang ada di dalamnya
biota laut tersebut. Parameter yang biasa diamati yaitu mengenai suhu, salinitas,
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana sistem dan prinsip kerja
alat-alat pengukur cuaca dan iklim serta pengaruh terhadap sektor perikanan.
bahwa adar cuaca merupakan pengembangan dari system radar PSR dengan
untuk partikel yang lebih kecil tetapi sinyal lebih cepat dilemahkan
(Prawirowardoyo, 1996).
Radar sendiri terdiri dari beberapa jenis. Menurut Tjasjono (1999), radar
kecepatan angin, tornado, angin topan. Gerak menuju radar Doppler dinyatakan
dalam nilai negatif yang digambarkan dengan warna hijau dan Motion jauh dari
radar Doppler dinyatakan dalam nilai-nilai positif yang digambarkan dalam warna
Selain itu, ada juga radar cuaca, menurut Beukema (2005), radar cuaca
mengemisikan beam pada beberapa elevasi. Jadi setelah radar selesai melakukan
scanning sebesar 360⁰ maka elevasinya akan naik hingga mencapai elevasi
atmosfernya. Nilai dari Beam yang dipancarkan akan memiliki perbedaan ukuran
saat dia berada di dekat radar dan jauh dari radar. Nilai beam akan meningkat
seberapa besar pancaran energi radar yang dipantulkan kembali oleh butir-butiran
air di dalam awan yang digambarkan dengan produk Reflectivity yang mmiliki
besaran satuan dBZ (decibel). Makin besar energi pantul yang diterima radar,
maka nilai dBZ juga akan besar, dan semakin besar nilai reflectivity menunjukkan
Sebagian gelombang akan kembali diterima radar setelah menabrak benda yang
ada di atmosfir, yang dikenal sebagai echo replyberupa IQ data kemudian diterima
oleh receiver lalu diproses oleh signal processing guna menghasilkan data dasar
dalam bentuk rawdata format bergantung jenis radar yang digunakan dan jenis
data yang diinginkan pengguna untuk menghasilkan produk citra radar cuaca
Dalam proses scanning pada radar cuaca, ada beberapa informasi yang
didapatkan saat radar melakukan scanning, yaitu Azimuth Angle, Elevation Angle,
setelah selesai melakukan scaning pada satu elevasi. Setelah selesai untuk elevasi
pertama, elevasi radar akan naik dan melakukan scanning kembali hingga selesai,
kemudian elevasi akan naik lagi dan begitu seterusnya hingga elevasi maksimum
bawah, yang mana gejala cuaca dan iklim terjadi (Prawirowardoyo, 1996).
ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam
Sistem cuaca laut kawasan Indonesia berkaitan erat dengan sistem cuaca
umumnya. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan system cuaca tersebut
peredaran dasar. sel Hadley Utara diungguli oleh peran monsun Asia, sel Hadley
struktur dan orientasi kepulauan menjadi sel-sel golakan dalam skala meso. Pias
Pumpun Antartropis yang aslinya sebagai daerah pumpunan antara angin pasat
6
dari peredaran antisiklonal utara dan selatan berubah sifat menjadi pertemuan
antara massa udara dari belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
penyinaran dan suhu udara sangat mempengaruhi kondisi suhu perairan dan
perairan dan tingkat pertumbuhan dari biota yang dibudidayakan. Data iklim telah
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2
sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran
dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda ,
dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena
pemanasan global adalah perubahan iklim yang terjadi pada jangka waktu yang
panjang misalnya satu dekade ataupun lebih panjang lagi, dan dapat teridentifikasi
diakibatkan oleh variasi kondisi alam atau aktivitas manusia. IPCC dalam buku
sampai pada akhir abad 21 (2009-2099), perubahan yang terjadi berkisar antara
7
1,8oC (estimasi untuk prediksi terendah-B1) sampai 4oC (estimasi untuk prediksi
cuaca, dan ketersediaan pasokan air (kualitas dan kuantitas). Dampak dari
yang pada akhirnya dapat berdampak pada variasi waktu dan keberhasilan pola
migrasi, pemijahan, dan kelimpahan (Walther et al., 2002; Beukema & Dekker,
bahan pangan.
Kondisi iklim akan selalu bervariasi berdasarkan waktu dan tempat. Sangat
jelas perbedaannya antara perubahan iklim dan variasi iklim. Perubahan iklim
adalah tren (fluktuasi) iklim selama kurun waktu yang cukup panjang, paling
sedikit sekitar 20 tahun, sedangkan variasi iklim mengacu kepada fluktuasi iklim
terjadi, masih adanya ketidakpastian mengenai berapa besar, seberapa cepat dan di
mana saja iklim akan berubah secara signifikan. Untuk melihat perubahan iklim
yang terjadi, para ahli telah melakukan berbagai cara untuk mengkarakterisasi
perubahan yang terjadi baik regional maupun global. Satu pendekatan yang umum
digunakan adalah melalui zone indek. El Niño Southern Oscillation (ENSO) indek
merupakan satu zone indeks yang sangat populer di wilayah Pasifik tropis, yang
menggunakan zone indeks ini secara umum sangat bermanfaat untuk melihat
8
indek ini mengintegrasikan berbagai variable iklim (misalnya suhu, curah hujan,
dan tutupan awan) dan memungkinkan melihat variasinya secara tahunan untuk
iklim regional.
2018 pukul 08.00 – 11.00 WITA dan bertempat di Stasiun Meteorologi Maritim
Kendar Jl. Jend Sudirman No.158, Kelurahan Kendari Kecamatan Kendari , Kota
B. Objek Praktek
Objek pada praktek Oseanografi Terapan kali ini merupakan alat-alat yang
digunakan dalam mengukur prakiraan cuaca atau iklim. Adapun alat-alat tersebut
antara lain :
curah hujan
2. Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat
3. Sangkar meteo merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu
Fungsi dari alat ini digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin.
6. Panci Penguapan (Pan Evaporasi) berfungsi ungsi alat ini yaitu Untuk
khususnya alat radar. Pengamatan yang kami lakukan dibimbing langsung oleh
informasi mengenai kegunaan dan prinsip kerja alat kami dapatkan dengan sangat
baik.
11
geofisika.
besar yang tersebar di Indonesia, antara lain ; balai besar wilayah I di Medan,
balai besar wilayah II di Ciputat, balai besar wilayah III di Denpasar, balai besar
masing balai besar membawahi sejumlah stasiun BMKG. Stasiun tersebut terbagi
Stasiun BMKG yang ada di Kota Kendari dibawahi oleh balai besar BMKG
yang bertempat di Jl. Jend Sudirman No.158, Kampung Salo, Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara.
12
Adapun data dan informasi yang didapat dari hasil pengamatan yang telah
1. Penakar hujan jenis hellman yang meruakan alat penakar hujan berjenis
recording atau dapat mencatat sendiri dan penakar hujan ini termasuk jenis
suatu Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk
2. Sangkar meteo merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu
bola basah.
4. Cup counter yaitu salah satu jenis anemometer dengan tinggi 50 centimeter.
Alat ini memberikan informasi dan data mengenai kecepatan angin rata-rata
C. Pembahasan
Berdasarkan data dan informasi yang telah kami dapatkan, maka dapat
diketahui bahwa alat-alat yang digunakan dalam mengukur cuaca antara lain;
penakar hujan jenis hellman, penakar hujan tipping bucket, sangkar meteo, dan
anemometer.
mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat
penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Pengamatan dengan
menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca
dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang
terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini
mendapatkan data jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat
tertentu. Jenis penakar hujan ini berbentuk silinder dengan tingi 115 cm serta luas
permukaan corong 200 cm² serta berat alat ini ± 14 Kg. Seluruh bagian luar alat ini
dicat warna hijau muda atau abu-abu. Pada bagian depan alat ini terdapat sebuah
pintu dalam keadaan tertutup. Apabila pintu dalam keadaan terbuka, maka bagian-
2. Lebar corong
14
4. Tangki pelampung
6. Tangki pena
8. Pelampung
kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan
pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang
dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh
(dapat dilihat pada lengkungan selang gelas), pena akan mencapai tempat teratas
pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas,
maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung
akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan
keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias
merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih terus-menerus turun, maka
15
pelampung akan naik kembali seperti diatas. Dengan demikian jumlah curah
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak
Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan
corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas. Jika air
dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember
tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik.
Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda
bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda
berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang
3. Sangkar Meteo
basah. Sangkar meteo berventilasi dobel jalusi, yang gunanya mengalirkan udara
masuk dan keluar, Sangkar meteo juga dicat putih agar memantulkan cahaya yang
sangkar meteo posisinya harus dipasang utara - selatan. Dibawah sangkar meteo
ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola
dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum; sebagai alat ukur
suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya
berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu
turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka
benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu
pengamatan.
Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola basah
adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan
yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunnya suhu. Perbedaan
suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel
hasil yang dilihat, kemudian dibagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu
(bagian atas kertas) dan pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan
menggunakan sebuah sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena
sensor tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar, dimana mengalami pemuaian
gelas terdapat skala yang menyatakan volume air dalam cm3 atau
persepuluhannya.
4. Anemometer 10 meter
Fungsi dari alat ini digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Adapun
tersebut.
Cara kerja alat ini yaitu, angin yang bertiup akan membuat anemometer
berputar dan kecepatan angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada
18
penghasil arus listrik. Apa bila angin bertiup baling-baling akan berputar dan
centimeter. Alat ini berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama
periode tertentu.
yang terdiri dari: Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 Cm;
thermometer apung untuk mengukur suhu air; Hook Gauge stell well untuk
mengukur tinggi air dalam panic; kayu penopang untuk penyangga panci sehingga
tidak bersentuhan dengan tanah karena tanah menngandung panas yang akan
Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WIB. Selisih tinggi air sekarang
dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap
dengan kondisi: suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung,
19
kecepatan angin rata-rata di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter
Anemometer.
Cara kerja alat nya yaitu panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga
tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya,
maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air
tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar
sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung pengaman. Skrup
atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala
turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup
pengontrol. Adapun skala yang tertera pada skala adalah angka (1) sampai (100).
sehingga mempunyai perahu, pada kedua termometer ini baik maksimum maupun
sebagai alat pengukur suhu atau temmperatur minimum air panci. Sedangkan
termometer maksimum besar berguna untuk mengukur suhu max air dalam panci.
A. Kesimpulan
ada di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari antara lain Sangkar meteo berfungsi
digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin, Cup counter untuk
mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Pan Evaporasi untuk
B. Saran
perbolehkan untuk mengamati alat pengukur cuaca lebih banyak lagi, agar
DAFTAR PUSTAKA
Beukema, J.J. & Dekker, R. 2005. Decline of recruitment success in cockles and
other bivalve in the Wadden Sea: possible role of climate change, predation
on postlarvae and fisheries. Marine Ecology Progress Series, 287: 149-167.
Blenckner, T. 2005. A cenceptual model of climate-related effects on lake
ecosystems. Hydrobioilogia, 533: 1-14.
Gaol. J. L., Bambang. S. 2007. Karakteristik Dan Variabilitas Parameter-
Parameter Oseanografi Laut Jawa Hubungannya Dengan Distribusi Hasil
Tangkapan Ikan. Jurnal Lit Perikanan Indonesia, Vol. 13 No. 3.
Harijono, Sri Woro B. 2008. Analisis Dinamika Atmosfer Di Bagian Utara
Ekuator Sumatera Pada Saat Peristiwa El-Nino Dan Dipole Mode Positif
Terjadi Bersamaan. Jurnal Sains Dirgantara Vol. 5.
IPCC. 2007. Summary for policymakers. In: Climate change 2007: the physical
science basis. Contribution of working group I to the fourth assessment
report of the intergovernmental panel of climate change [Solomon, S., D.
Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor and H.L.
Miller (eds.)]. Cambridge University Press Cambridge, United Kingkom
and New York, NY, USA.
Kapetsky, J.M. 2000. Present applications and future needs of meteorology and
climatology data in inland fisheries and aquaculture. Agricultural.
Limbong, Mario. 2008. Pengaruh Suhu Permukaan Laut Terhadap Jumlah Dan
Ukuran Hasil Tangkapan Ikan Cakalang Di Perairan Teluk Palabuhanratu
Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Noor, Djauhari, 2005. Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Petterssen S., 1958, Introduction to Meteorology, New York, McGraw-Hill Book
Company.
Prawirowardoyo S., 1996, Meteorologi, Bandung, Penerbit ITB.
Saitoh, S-I., Mugo, R., Radiarta, I N., Asaga, S., Takahashi, F.,Hirawake, T.,
Ishikawa, Y., Awaji, T., & Shima, S. 2011. Some operational uses of
satellite remote sensing and marine GIS for sustainable fisheries and
aquaculture. ICES Journal of Marine Science, 68: 687-695.
Tjasjono B., 1999, Klimatologi Umum, Bandung, Penerbit ITB.
Walther, G-R., Post, E., Convey, P., Menzel, A., Parmesan, C., Beebee, T.J.C.,
Fromentin, JM., Hoegh-Guldberg, O., & Barlein, F. 2002. Kondisi
meteorologi, klimatologi, dan perikanan ..... (I Nyoman Radiarta)
Ecological responses to recent climate change, Nature, 416: 389-395.
22
LAMPIRAN