Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROJECT REPORT
5. Imelda (13015063)
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... 3
1 Definisi Masalah (Problem Definiton) .................................................................................... 4
2 Deskripsi Proyek (Knowledge Base) ....................................................................................... 5
3 Decision Tree (Workflow) ..................................................................................................... 14
4 Interface ................................................................................................................................. 16
5 Kesimpulan ............................................................................................................................ 29
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 30
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR TABEL
3
1 Definisi Masalah (Problem Definiton)
Dunia perminyakan sudah tidak asing dengan istilah reservoir. Pada bidang reservoir
terdapat banyak tinjauan untuk mengetahui dan menganalisis kelakuan reservoir. Aspek
yang ditinjau mulai dari bentuk geologi, tekanan, batuan, dan fluida. Dari aspek geologi,
reservoir harus memiliki bentuk, konfigurasi, dan semacam segel yang dapat membentuk
sistem perangkap sehingga minyak dapat terakumulasi dan terperangkap. Dari aspek batuan,
reservoir harus tersusun oleh batuan yang besar, porous, dan permeabel sehingga batuan
dapat menyalurkan minyak ke lubang sumur. Dari aspek tekanan, reservoir memiliki tekanan
normal, tekanan abnormal, dan tekanan datum. Tekanan ini dihasilkan oleh fluida dan batuan
yang berada di sekitar ataupun penyusun reservoir. Aspek terakhir, ditinjau dari fluidanya,
reservoir disusun dan diisi oleh fluida minyak, air, dan gas (Introduction of Petroleum
Reservoir Engineering, 2016).
Minyak dan gas sebagai fluida yang terkandung di reservoir sangat beragam seperti heavy
oil, volatile oil, retrograde gas, wet gas, dan dry gas. Kelima tipe fluida reservoir ini
didefinisikan karena perbedaan kebutuhan pendekatan dari reservoir engineers dan
production engineers. Petroleum engineers harus menentukan tipe fluida reservoir pada
awal ditemukannya reservoir. Jenis fluida reservoir dapat dikonfirmasi hanya dengan
melakukan observasi di laboratorium dengan meninjau properties yang tersedia yaitu initial
producing gas-oil ratio, stock tank liquid gravity, dan color of the stock-tank liquid.
Properties di atas harus memenuhi rule of thumb dan apabila tidak maka harus dilakukan
observasi ulang di laboratorium untuk menentukan jenis fluida reservoirnya. (The Properties
of Petroleum Fluids, 2nd Edition, 1990).
Berdasarkan tinjauan di atas, kami mencoba untuk membuat sebuah kalkulator yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis fluida reservoir berdasarkan properties fluidanya.
Dalam penentuannya, kami menggunakan berbagai macam korelasi sehingga diperlukan
juga tool untuk mengevaluasi dan menentukan korelasi yang tepat untuk digunakan sehingga
hasil yang diperoleh lebih valid dan dapat diterima. Untuk membuat kalkulator dan tool
tersebut, kami membangun knowledge base terlebih dahulu untuk memberikan hasil
perhitungan dan pilihan metode bagi pengguna kalkulator kami.
4
2 Deskripsi Proyek (Knowledge Base)
Project ini bertujuan untuk mengetahui properties dari fluida reservoir (oil, gas, dan brine)
beserta satuannya. Beberapa korelasi digunakan untuk menentukan properties dari setiap
jenis fluida reservoir. Hasil dari project ini berupa coding dalam visual basic (macro excel)
yang menampilkan hasil, grafik, dan tabel yang mencakup setiap properties dari fluida
reservoir pada beberapa nilai tekanan. Beberapa properties yang akan ditentukan untuk tipe
fluida reservoir bertipe gas, fluida reservoir bertipe oil, dan fluida reservoir bertipe brine
berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2.1., Tabel 2.2., dan Tabel 2.3.
5
Tabel 2.1. Properties fluida reservoir bertipe gas
6
Tabel 2.2. Properties fluida reservoir bertipe oil
7
Tabel 2.2. Properties fluida reservoir bertipe oil (lanjutan)
8
Tabel 2.3. Properties fluida reservoir bertipe brine
Penentuan properties untuk setiap jenis fluida reservoir memerlukan parameter input yang
berbeda-beda. Parameter input untuk setiap jenis fluida reservoir dapat dilihat pada Tabel
2.4.
Tabel 2.4. Parameter input setiap jenis fluida reservoir
9
Tabel 2.4. Parameter input setiap jenis fluida reservoir (lanjutan)
Jenis fluida Parameter input
Separator pressure (Psep) dalam psia
Separator temperature (Tsep) dalam °F
Oil API gravity (API) dalam °API
Initial reservoir pressure (Pi) dalam psia
Pressure of interest (P) dalam psia
Oil Temperature of system dalam °F
Bubble point pressure (Pb) dalam psia
Gas solubility at bubble point (Rsb) dalam
Mscf/stb
Gas specific gravity (SG) dengan referensi
SG udara=1
Initial reservoir pressure (Pi) dalam psia
Pressure of interest (P) dalam psia
Brine Reservoir temperature (T) °F
Total dissolved solids (TDS) dalam
%weighted
Selain penentuan properties fluida, tipe fluida reservoir juga ditentukan dengan parameter
input API gravity dan GOR (gas oil ratio). Rentang API gravity dan GOR untuk setiap jenis
fluida reservoir dapat dilihat pada Tabel 2.5.
10
Black oil terdiri dari rantai hidrokarbon yang besar, berat dan tidak mudah menguap. Hal ini
dapat dilihat dari diagram fasanya, pada diagram fasa tersebut dapat dilihat bahwa
temperatur kritis (Tc) lebih besar daripada temperatur reservoir (Tr). Pada saat tekanan
reservoir (Pr) lebih tinggi dari tekanan gelembung (Pb), fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat mengandung banyak gas. Ketika
tekanan reservoir (Pr) turun dan dibawah tekanan gelembung (Pb) maka fluida akan
melepaskan gas yang dikandungnya dalam reservoir, hanya saja pada separator jumlah
cairan yang dihasilkan masih lebih besar.
Volatile Oil terdiri dari rantai hidrokarbon ringan dan intermediate sehingga mudah
menguap. temperatur kritis (Tc) lebih kecil daripada black oil bahkan hampir sama dengan
temperatur reservoirnya (Tr). Rentang harga temperatur cakupannya lebih kecil
dibandingkan black oil. Penurunan sedikit tekanan selama masa produksi akan
mengakibatkan pelepasan gas cukup besar di reservoir sehingga disebut sebagai High
Shrinkage Oil. Jumlah liquid yang dihasilkan pada separator lebih sedikit dibandingkan
black oil. Pada Gambar menunjukan sifat dari fluida jenis Volatile Oil (minyak yang mudah
menguap).
11
Gambar 2.2. Diagram fasa volatile oil
Pada kondisi awal, fluida reservoir berbentuk fasa gas, dengan seiring penurunan tekanan
reservoir maka gas akan mengalami pengembunan dan terbentuklah cairan di
reservoir. Ketika tekanan terus turun cairan akan kembali menguap. Fenomena inilah yang
disebut sebagai retrograde (mencair kemudian menguap kembali). Diagram fasa dari
retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoir dan
cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir. Cairan yang diproduksi inilah
yang disebut dengan gas kondensat.
Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan tekanan
reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam lengkungan fasa. Maka dari itu,
tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian, kondisi separator
berada pada lengkungan fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan
12
(disebut kondensat). Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi
permukaan. Seperti pada dry gas, kandungan utama wet gas adalah metana.
Komponen yang terkandung di dalam dry gas yang paling utama merupakan metana dengan
sejumlah intermediates carbon. Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa campuran
hidrokarbon semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi separator di permukaan yang
normal berada di luar lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk cairan di permukaan.
Hidrokarbon selalu dalam fasa gas karena tidak mempunyai cukup banyak hidrokarbon berat
yang dibutuhkan untuk pembentukan cairan di permukaan (tekanan rendah). Walaupun
demikian, sejumlah air terkondensasi di permukaan (gas kering bukan berarti gas yang tidak
ada cairannya). Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.
13
3 Decision Tree (Workflow)
14
Gambar 3.2. Decision tree dari fluid types
15
4 Interface
Berikut adalah tampilan awal dari program yang telah dibuat:
Pengguna perlu memilih diantara menu fluid property atau fluid type. Berikut adalah
tampilan untuk menu fluid properties:
16
Gambar 4.4. Input bubble-poin properties
Bubble-Point Properties : Corelation :
Bubble-Point Pressure The Standing
(Pb) The Vasquez-
Gas Solubity at Bubble- Beggs
Point (Rsb)
Gas Conditions :
Natural Gas
Systems
Gas Condensate Gambar 4.7. Hasil pseudocritical properties
Systems
Effect of Non-
Hydrocarbon
Components
17
Selanjutnya pengguna akan memilih proses yang akan dilakukan oleh program dengan
memilih salah satu dari ketiga menu (calculator, table, chart).
a. Jika memilih menu Calculator, maka akan keluar tampilan sebagai berikut
18
b. Jika memilih menu Table, maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
c. Jika memilih menu Chart, maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
19
Gambar 4.13. Grafik gas deviation factor terhadap tekanan
20
Gambar 4.15. Grafik gas formation volume factor terhadap tekanan
21
Gambar 4.17. Grafik gas solubility terhadap tekanan
22
Gambar 4.19. Grafik oil density terhadap tekanan
23
Gambar 4.21. Grafik brine density terhadap tekanan
24
Gambar 4.23. Grafik gas viscosity terhadap tekanan
25
Gambar 4.25. Grafik oil isothermal compressibility terhadap tekanan
26
Gambar 4.27. Grafik brine isothermal compressibility terhadap tekanan
27
Gambar 4.29. Hasil output fluid types
28
5 Kesimpulan
29
Daftar Pustaka
Ahmed, Tarek H., 1946. Hydrocarbon Phase Behavior. Texas: Gulf Publishing Company
McCain, William D. Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition. Oklahoma:
Penn Well Publishing Co. Hal : 148-149
Permadi, Asep Kurnia. 2016. Introduction of Petroleum Reservoir Engineering. Bandung.
Penerbit ITB. Hal : 7-18
Siagian, Ucok., 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung: Departemen Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
Slide Kuliah Expert System
30