Вы находитесь на странице: 1из 5

KISI-KISI CHAPTER 14 – 17

BUKU ARENS BAHASA INDONESIA

EDISI KE LIMABELAS JILID 2

1. Halaman 10-12, aktivitas pengendalian kunci untuk penjualan apa saja


1. Pemisahan tugas yang memadai
2. Otorisasi yang tepat
3. Dokumen dan catatan yang memadai
4. Dokumen yang telah dipranomori
5. Laporan bulanan
6. Prosedur Verifikasi Internal
2. Halaman 5, aspek penting dari penagihan piutang
- Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)
- Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (Keterjadian=occurrence)
- Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan= accuracy)
3. Halaman 7, pengertian remittance advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada
pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.
4. Halaman 10, empat langkah penting dalam menilai risiko pengendalian yang direncanakan
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
penjualan
3. Setelah melakukan langkah 2, auditor lalu mengkaitkannya dengan tujuan
4. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan. (langkah ini sangat penting bagi
auditor dalam mengambil keputusan mengenai pengujian substantive atau pengujian
pengendalian)
5. Halaman 11, otorisasi yang tepat, otorisasi terhadap persetujuan kredit sebelum penjualan
dilakukan mempunyai tujuan untuk mencegah hilangnya aktiva perusahaan akibat dikirim
ke pelanggan fiktif atau pelanggan tidak bisa membayar barang yang dibelinya.
6. Halaman 11, otorisasi yang tepat, otorisasi yang harus dilakukan karena merupakan
pengendalian internal yang penting dalam siklus penjualan …
7. Halaman 12, menentukan luas pengujian pengendalian pada perusahaan publik dan perusahaan
non public
a. Untuk audit perusahaan publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang ekstentif
atas pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahannya terhadap laporan
auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
b. Untuk audit perusahaan nonpublic, tergantung pada kefektifan pengendalian dan
sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi
risijo pengendalian.
8. Halaman 16, penjualan dicatat lebih dari satu kali, untuk menemukan apakah penjualan dicatat
lebih dari satu kali, auditor dapat melakukan hal berikut
a. Dengan mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk
melihat apakah ada nomor yang sama atau duplikat.
b. Auditor dapat menguji pembatalan dokumen perngiriman yang tepat.
9. Halaman 16, prosedur audit yang dilakukan auditor untuk menemukan salah saji karena adanya
pengiriman barang ke pelanggan fiktif adalah auditor dapat menelusuri informasi tentang
pelanggan pada faktur penjualan ke file induk pelanggan.
10. Halaman 16, tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi
1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan
11. Halaman 4, tabel 14-1, dokumen dan catatan pada fungsi bisnis penagihan pelanggan dan
pencatatan penjualan
- Faktur penjualan
- File transaksi penjualan
- Jurnal penjualan atau listing
- File induk piutang usaha
- Neraca saldo piutang usaha
- Laporan bulanan
12. Halaman 18, arah pengujian, perbedaan antara tracing (menelusuri dari dokumen sumber ke
jurnal) dengan vouching (menelusuri dari jurnal ke dokumen sumber)
1. Vouching adalah pengujian untuk transaksi yang tidak ada (tujuan keterjadian).
Untuk mengujinya auditor dapat mengawali dengan memilih sampel nomor faktur
daari jurnal dan memvouchingnya ke Salinan faktur penjualan, dokumen pengiriman,
dan pesanan pelanggan.
2. Tracing adalah pengujian untuk transaksi yang dihilangkan (tujuan kelengkapan).
Untuk mengujinya biasanya auditor memulai dengan memilih sampel dokumen
pengiriman dan menelusurinya ke Salinan faktur penjualan serta jurnal penjualan
sebagai pegujian penghilangan.
13. Halaman 18, pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal berikut :
- Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
- Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
- Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi
14. Halaman 20, untuk memeriksa apakah penjualan telah dicatat pada tanggal yang benar, prosedur
pengujian substantif yang bisa dilakukan oleh auditor adalah dengan membandingkan tanggal
pada bill of lading tertentu atau dokumen pengiriman lainnya dengan tanggal pada
Salinan faktur penjualan terkait, jurnal penjualan, dan file induk piutang usaha.
15. Halaman 25, pengertian lapping adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha
untuk menutupi kekurangan kas yang yang ada.
16. Halaman 25, pengertian proof of cash receipts (bukti penerimaan kas) adalah prosedur audit
yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah
disetorkan dalam akun atau rekening bank.
17. Halaman 46, pengertian risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan
yang salah karena sampel populasi tidak representatif.
18. Halaman 46, pengertian sampel representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir
sama dengan yang dimiliki oleh populasi.
19. Halaman 46, risiko sampling terjadi akibat menguji lebih sedikit dari populasi secara
keseluruhan.
20. Halaman 47, cara untuk mengendalikan risiko sampling
1. Menyesuaikan ukuran sampel
2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi
21. Halaman 47, penyebab risiko non sampling
1. Kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian
2. Prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif
22. Halaman 48, metode pemilihan sampel probabilistik terdiri dari
1. Pemilihan sampel acak sederhana
2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran sampel
23. Halaman 48, pengertian sampling non statistic adalah auditor tidak menkuantifikasi risiko
sampling.
24. Halaman 48, perbedaan sampling statistik dan non statistic
Di sampling statistik auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur) risiko sampling dalam
merencanakan sampel sedangkan sampling non statistik auditor tidak menkuantifikasi
risiko sampling.
25. Halaman 49, metode pemilihan sampel non probabilistik terdiri dari
1. Pemilihan sampel sembarangan
2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampel terarah
26. Halaman 50, pengertian pemilihan sampel sistematis yaitu auditor menghitung suatu interval
dan kemudian memilih item-item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran
interval tersebut.
27. Halaman 58, pengertian TER (tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi/Tolerable Exception
Rate) yaitu tingkat pengecualian tertinggi yang akan diizinkan auditor dalam
pengendalian yang sedang diuji dan masih bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian
telah berjalan efektif (dan atau tingkat salah saji moneter dalam transaksi masih dapat
diterima)
28. Halaman 59, hubungan TER dengan ukuran sampel
TER yang rendah akan memerlukan ukuran sampel yang lebih besar ketimbang TER
yang tinggi.
29. Halaman 61, pengertian EPER, hubungannya dengan ukuran sampel dan estimasi yang tepat
Auditor harus terlebih dulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk
merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika EPER rendah, ukuran sampel yang
relative kecil akan mempengaruhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER)
auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat.
30. Halaman 62, empat faktor yang menentukan ukuran sample adalah ukuran populasi, TER,
ARO (acceptable risk of overreliance), dan EPER (tingkat pengecualian
populasi/estimated population exception rate)
31. Halaman 64, cara perhitungan SER dari hasil sampel aktual yaitu jumlah aktual
pengecualian dibagi dengan ukuran sampel aktual.
32. Halaman 66, empat tindakan jika SER melampaui TER
1. Merevisi TER atau ARO
2. Memperluas ukuran sampel
3. Merevisi penilaian risiko pengendalian
4. Mengkomunikasikan kepada komite audit dan manajemen
33. Halaman 72, pengertian distribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel
berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu.

34. Halaman 96, tiga aspek pengendalian internal :


1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2. Pengendalian terhadap pisah batas
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak tertagih
35. Halaman 103, pengertian pisah batas piutang dan penjualan yang benar adalah apabila
transaksi periode berjalan dicatat dalam periode selanjutnya atau sebaliknya.
36. Halaman 108, menurut standar audit, auditor harus menggunakan konfirmasi piutang usaha
untuk piutang usaha yang material.
37. Halaman 109, pengertian konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya diamna
setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara
keseluruhan.
38. Halaman 110, pengertian konfirmasi negatif .. konfirmasi negative ditujukan kepada debitor
tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang
dinyatakan.
39. Halaman 112, faktor utama yang mempengaruhi keputusan sampling untuk mengkonfirmasi
piutang
1. Materialitas kinerja
2. Risiko inheren
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantive lainnya
5. Jenis konfirmasi (negative yang biasanya memerlukan ukuran sampel yang lebih
besar)
40. Halaman 112, Konfirmasi piutang dapat dilakukan pada periode interim jika .. pengendalian
internal sudah memadai dan dapat menyediakan kepastian yang layak bahwa penjualan,
penerimaan kas, dan kredit lainnya telah dicatat dengan benar antara tanggal konfirmasi
dan akhir periode akuntansi.
41. Halaman 113, jika konfirmasi piutang tidak dikembalikan, auditor dapat memeriksa dokumen
berikut…..
1. Penerimaan kas selanjutnya
2. Salinan faktur penjualan
3. Dokumen pengiriman
4. Korespondensi dengan klien
42. Halaman 114, Perbedaan saldo piutang antara laporan keuangan perusahaan dengan hasil
konfirmasi dapat terjadi karena
Dalam banyak kasus perbedaan banyak disebabkan oleh perbedaan waktu antara catatan
klien dan pelanggan. Jenis perbedaan:
- Pembayaran telah dilakukan
- Barang belum diterima
- Barang telah dikembalikan
- Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan
43. Halaman 136, jenis pengendalian, pengujian substantif dan apa yang diukurnya
- Keefektifan operasi pengendalian internal
- Kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntansi
44. Halaman 139, pengertian sampling berstratifikasi yaitu auditor memisahkan populasi
kedalam dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Setiap
subpopulasi disebut strata.
45. Halaman 141, cara auditor membuat estimasi salah saji dalam populasi adalah dengan
berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien dan menilai risiko inheren, dengan
mempertimmbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantive atas transaksi
dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.
46. Halaman 145, tindakan yang diambil jika populasi ditolak
1. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit audit lainnya telah
selesai
2. Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu
3. Meningkatkan ukuran sampel
4. Menyesuaikan saldo akun
5. Meminta klien untuk mengoreksi populasi
6. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
47. Halaman 159, pengertian inferensi statistic adalah pengetahuan mengenai distribusi sampling
akan memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan statistic (inferensi statistic)
48. Halaman 161, pengertian ARIR adalah risiko statistic bahwa auditor telah menyimpulkan
suatu populasi mengandung salah saji yang material padahal sebenarnya tidak .

~GUTLUCK EVERYONE~
With love AST

Вам также может понравиться