Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB III

GAMBARAN UMUM & KARAKTERISTIK LOKASI

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Provinsi Gorontalo


Gorontalo secara resmi menjadi provinsi sejak tanggal 16 Februari 2001,
mempunyai wilayah di sebagian wilayah utara Pulau Sulawesi. Oleh karenanya
gambaran kehidupan masyarakat Gorontalo tidak banyak berbeda dengan provinsi
disekitarnya. Walaupun demikian, untuk lebih memahami, berikut ini secara rinci
akan diberikan ulasan singkat mengenai gambaran umum wilayah dan
penduduknya.
A. Keadaan Geografis
Secara geografis Provinsi Gorontalo dengan ibu kota Gorontalo terletak
antara 0,190 – 1,150 Lintang Utara dan 121,230 – 123,430 Bujur Timur. Letak
Gorontalo diapit oleh Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah
di sebelah Timur dan Barat, sedangkan di sebelah Utara dan Selatan diapit oleh
Laut Sulawesi dan Teluk Tomini.

Gambar 3.1 Peta Provinsi Gorontalo


(sumber : Google.com, 2018)

97
Secara umum, suhu udara di Propinsi Gorontalo rata-rata pada siang hari
31,70 Celcius, sedangkan suhu udara rata-rata pada malam hari 23,60 Celcius,
kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 82,8 persen. Letak geografis
yang berbeda-beda yaitu dataran, pantai dan danau serta sungai menyebabkan
potensi desa/kelurahan, mata pencaharian, maupun perilaku penduduk juga
berbeda. Misalkan di desa pantai, sebagian besar mata pencaharian penduduk
adalah nelayan. Sementara itu penduduk di desa dataran maupun perbukitan
banyak yang menjadi petani, yaitu petani sawah dan berkebun.
Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 12.435km2.
Dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, luas Provinsi Gorontalo hanya
sebesar 0.63 persen. Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1
(satu) kota yaitu Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota
Gorontalo. Sedangkan kecamatan sebanyak 77, kelurahan sebanyak 72 dan
desa 661 yang tersebar di Provinsi Gorontalo sebagaimana terlihat dalam tabel
3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1 Jumlah Kab/Kota, Kecamatan, Kelurahan, dan Desa Provinsi
Gorontalo Tahun 2016
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Jumlah
(Km2)
Kecamatan Kelurahan Desa

1 Kab. Boalemo 1.736,61 7 - 86

2 Kab. Gorontalo 2.143,48 9 14 191

3 Kab. Puhuwato 4.455,60 13 3 101

4 Kab. Bone Bolango 1.891,49 18 5 160

5 Kab. Gorontalo Utara 2.141,86 11 - 123

6 Kota Gorontalo 65,96 9 50 -

Provinsi Gorontalo 12.435,00 77 72 661

Sumber : Gorontalo Dalam Angka, 2016

98
B. Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Seperti halnya
wilayah lain di Indonesia, Provinsi Gorontalo memiliki iklim tropis. Dengan
kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya dekat garis khatulistiwa,
menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup panas.
Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara yang relative tinggi,
kelembaban pada tahun 2015 berkisar antara 61,90 – 84,77 persen. Sedangkan
untuk curah hujan tertinggi terdapat di bulan Juni yaitu 176,5 mm dan jumlah
hari hujan terbanyak ada pada bulan Juni yaitu sebanyak 19 hari.
Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2015 yang tercatat di stasiun
meteorologi umumnya merata untuk setiap bulannya, yaitu berkisar antara 2,65
– 5,99 knot.
C. Topografi
Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai topografi yang sebagian besar
merupakan daerah dataran, perbukitan, dan pegunungan. Berikut kondisi
topografi kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo :
a. Wilayah Kota Gorontalo merupakan wilayah yang terletak pada elevasi
yang paling rendah, dari 0 – 500 meter di atas permukaan laut.
b. Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada
pada elevasi bervariasi dari 0 – 2.065 meter dari permukaan laut.
c. Kabupaten Boalemo terdiri dari wilayah dengan topografi datar sampai
bergunung yang terletak pada ketinggian dengan variasi dari 0 – 2100 meter
dari permukaan laut.
d. Kabupaten Pohuwato terletak pada elevasi 0 -1920 yang ditemukan di
daerah perbatasan dengan Sulawesi Tengah.
e. Kabupaten Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi antara 0 –
1954
f. Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan ketinggian yang
berbeda-beda dengan variasi ketinggian antara 0 – 1970 meter dari
permukaan laut.

99
D. Geologi
Secara regional, berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri,
dkk, 1993) menyatakan bahwa Daerah Provinsi Gorontalo merupakan bagian
dari lengan utara Sulawesi yang sebagian besar batuannya ditempati oleh
batuan gunung api tersier. Di wilayah tengah bagian timur dijumpai dataran
rendah yang berbentuk memanjang, terbentang dari Danau Limboto ke
Lembah Paguyaman yang diduga semula danau.

Gambar 3.2 Peta Geologi Lembar Tilamuta


(sumber : Google.com, 2018)

3.1.2 Gambaran Umum

Gambar 3.3 Peta Wilayah Kabupaten Gorontalo


(Sumber : Google.com, 2018)

100
Kabupaten Gorontalo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo. Ibu
Kota kabupaten ini terletak di Limboto. Kabupaten Gorontalo memiliki luas
wilayah 1.750,83 km² dengan jumlah penduduk 392.679 tahun 2017.
A. Letak Geografis Kabupaten Gorontalo
Letak Kabupaten Gorontalo terletak pada posisi di antara 00.24" - 10.02
Lintang Utara (LU) dan 121².59" - 123o.32 Bujur Timur (BT) dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
 Utara Kabupaten Gorontalo Utara
 Selatan Teluk Tomini
 Barat Kabupaten Boalemo
 Timur Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo
Luas seluruh daratan Kabupaten Gorontalo sebesar 3466,99 Km2 atau
28.30yo dari luas Propinsi Gorontalo , merupakan kabupaten terluas di Propinsi
Gorontalo. Jika dilihat dari batas-batas wilayah administrasinya, Kabupaten
Gorontalo mempunyai posisi penting karena menghubung dua propinsi yang
cukup besar yaitu Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara yang sedang
berkembang dengan pesat. Kedekatan Kabupaten Gorontalo dengan Kota
Gorontalo sebagai lbu Kota Propinsi Gorontalo merupakan keuntungan
geografis tersendiri.
Keunturgan lain dari Kabupaten Gorontalo adalah memiliki dua garis
pantai, di Utara yaitu langsung menghadap ke Laut Sulawesi yang merupakan
laut lepas sehingga memungkin akses langsung ke mancanegara maupun
wilayah-wilayah lain di Indonesia, dan disebelah Selatan, menghadap langsung
ke Teluk Tomini yang tenang dengan kedalaman cukup, yang memungkinkan
terbukanya akses langsung ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara
ataupun ke wilayah lain di Nusantara ini, disamping berpotensi untuk penghasil
ikan, hasil laut dan budi daya laut lainnya serta pengembangan pariwisata.
B. Morfologi dan Geologi
Ketinggian Kabupaten Gorontalo berkisar antara 0 - 1000 meter diatas
permukaan laut, akan tetapi yang paling dominan ketinggian berkisar antara
100-500 meter diatas permukaan laut yang mencapai 42,52oA dari luas

101
Kab.Gorontalo. Dibagian selatan dan sebagian utara kondisinya cukup
bervariasi, umumnya cukup terjal dengan kemiringan antara l5-400 atau 45 -
46%dengan jenis tanah berpotensi menimbulkan gerakan tektonik, yang
menyebabkan rawan bencana alam seperti gempa bumi, gerakan tanah, erosi,
abrasi, gelombang pasang, pendangkalan dan banjir. Dengan demikian secara
Topografis, Kabupaten Gorontalo sebagian besar relatif datar, berbukit rendah
dan di beberapa tempatnya rawan bencana alam.
Geologi Kabupaten Gorontalo terdiri dari Granosdisrite, Rhiolite,
Andesit, Basalt, Aluvium, Recent, Isuatinemarine dan fandeposite, dangan
jenis tanah dominan terdiri atas dua (2) jenis yaitu podsolik dan latosol.
Penyebaran jenis podsolik membentang dari Timur ke Barat, sedangkan jenis
Latosol menyebar di sebagian kecil wilayah. Jenis tanah ini berpotensi sebagai
lahan pertanian yang subur.
C. Hidrologi dan Klimatologi
Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Gorontalo berjumlah 50 buah
sungai besar dan sungai kecil. Sungai besar di Kabupaten Gorontalo seperti
Sungai Bionga dan Sungai Tamalate. Jika dikelompokan maka Kabupaten
Gorontalo meliputi 2 DAS, yairu DAS Paguyaman yang melewati Kecamatan
Tibawa dan DAS Bolango - Bone yang meliputi Kecamatan Limboto. Kondisi
hidrologis ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan lahan konservasi,
ironisnya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih keperluan penduduk
Kabupaten Gorontalo sebagian besar masih menggunakan air tanah dangkal
dan surnur, sumber air permukaan belum banyak dimanfaatkan.
Curah Hujan di Kabupaten Gorontalo berkisar antara 1500 mm/tahun,
sehingga masuk ke dalam type C (menurut Schmit dan Ferguson). Suhu rata-
rata di Kabupaten Gorontalo 31,90○C, sedangkan temperatur maksimum terjadi
pada Bulan Mei dan tempertur terndah pada Bulan Agustus yaitu 22,8○C.
D. Musim
Daerah Kabupaten Gorontalo secara umum mengenal dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus
angin yang bertiup di wilayah Kabupaten Gorontalo, Pada bulan Oktober

102
sampai April arus angin berasal dari Barat/Barat Laut yang banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim hujan. Sedangkan bulan
Juni sampai September arus angin berasal dari Timur yang tidak mengandung
uap air. Keadaan tersebut berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa
peralihan pada bulan Mei dan Oktober.
E. Kondisi Curah Hujan
Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan
iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Tingkat curah
hujan di Gorontalo dan sekitarnya cukup tinggi sekitar 2500 mm sampai 3000
mm pertahun serta beriklim tropis lembab. Pengaturan jalur sirkulasi air dalam
site perlu diperhatikan dalam hal memperbesar dimensi sehingga overload air
pada saat curah hujan tertinggi dapat diatasi dan tidak membajiri tapak.
F. Suhu dan Kelembaban
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilyah tersebut
terhadap permukaan laut jaraknya dari pantai. Secara umum, suhu udara
Gorontalo rata-rata siang hari 32,1 derajat celcius. Sedangkan suhu rata-rata
pada malam hari 23,5 derajat celcius, Gorontalo mempunyai kelembaban udara
yang tinggi rata-rata 79,9 %.
G. Penggunaan Lahan Kabupaten Gorontalo
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha
beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Lahan adalah tanah garapan.
Artinya, Lahan adalah permukaan daratan dengan segala potensinya yang
terkandung di dalamnya. Tanah merupakan bagian dari lahan yang tersususn
oleh bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan. Tata guna lahan
adalah pengaturan penggunaan lahan untuk berbagai bentuk pemanfaatannya.
Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat lain berbeda. Berdasarkan
karakteristik fisik maupun sosialnya, pola penggunaan lahan di pedesaan
sangat berbeda jika dibandingkan dengan di perkotaan. Pola penggunaan lahan
di daerah perkotaan disertai dengan perencanaaan yang matang. Perencanaan
pola tata ruang kota diwujudkan dalam bentuk ”Rencana Umum Tata Ruang
Kota”. Sedangkan pola penggunaan lahan di pedesaan pada umumnya masih

103
didominasi oleh pertanian, perkebunan dan perladangan. Penggunaan lahan
adalah wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagian fisik
permukaan bumi. Penggunaan lahan di Kabupaten Gorontalo diatur dalam
Rencana Pola Ruang Wilayah yang meliputi Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya. Kebijakan pengembangan pola ruang bertujuan untuk mewujudkan
pola penggunaan ruang yang seimbang antara daya lindung kawasan lindung
dengan kapasitas produksi dan pemanfaatan kawasan budidaya.
Dalam skala lingkungan mikro terutama di daerah perdesaan diarahkan
tumbuh berkembangnya tatanan desa mandiri pangan dan energi yang
didukung alam yang asri dan lestari. Sebagian besar dari kegiatan masyarakat
perdesaan di Kabupaten Gorontalo adalah di bidang pertanian, melalui
pengusahaan tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, maupun kehutanan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan lahan pola tata guna lahan
yaitu jumlah dan kepadatan penduduk, kualitas kesuburan tanah,
kecenderungan dominasi mata pencarian utama penduduk, tingkat kesulitan
atau kemudahan lahan tersebut untuk dieksploitasi. Penggunaan lahan di
Kabupaten Gorontalo pada umumnya di kelompokkan menjadi lahan sawah
dan lahan bukan sawah.
H. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo terus mengalami peningkatan
dengan adanya beberapa kali pemekaran. Walaupun jumlah penduduk terus
mengalami peningkatan, namun tingkat kepadatan penduduk mengalami
penurunan dikarenakan adanya pengurangan jumlah rumah tangga melalui
program transmigrasi. Pengurangan luas wilayah Kabupaten Gorontalo yang
tidak diimbangi dengan pengurangan jumlah penduduk secara alamiah,
tentunya harus diimbangi oleh pemerintah daerah melalui strategi migrasi
untuk menjaga angka kepadatan penduduk.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, Jumlah penduduk
Kabupaten Gorontalo adalah 355.988 jiwa dan pada tahun 2017 bertambah
menjadi sebesar 392,673. Jumlah penduduk Kecamatan Limboto 2000-2010
adalah wilayah dengan penduduk terbanyak yaitu berjumlah 45.625 jiwa

104
(12,54%) sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Biluhu
yaitu 7.601 jiwa (2,08%), dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Gorontalo sampai akhir bulan Desember 2010 sebesar 1,40%. Perbandingan
jumlah laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kabupaten Gorontalo relatif
sama.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus Penduduk, 2000-2010

(Sumber : Badan Sensus Penduduk, 2018)


Berdasarkan sensus penduduk Kabupaten Gorontalo, dijelaskan bahwa
laju perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo dari tahun 2000-
2010 adalah 1,40%. Dari 18 kecamatan yang ada, Kecamatan Limboto yang
laju pertumbuhan peduduknya dari tahun 2000-2010 yaitu 45.625 atau 2,54%
lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Kabupaten Gorontalo.

105
3.2 Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi digunakan untuk menganalisa kondisi eksisting,
kelayakan pemilihan lokasi site serta sarana dan prasana yang ada pada lokasi
lahan perancangan.

Gambar 3.4 Lokasi Site


(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, Google.com, 2018)

106
A. Latar Belakang Pemilihan Site
Lokasi site berada di Jl. Kasmat Lahay, Kel. Tonggulo, Kec. Limboto
Barat, Kab. Gorontalo, Prov. Gorontalo. Beberapa factor dari pemilihan
site antara lain :
1. Lokasi yang dipilih merupakan area persawahan dengan kondisi
topografi yang relatif datar.
2. Lokasi site berada dekat dengan Jl. Trans Sulawesi di sebelah utara.
3. Lokasi sering dilewati masyarakat dari setiap kabupaten yang akan
menuju Kota Gorontalo maupun sebaliknya.
4. Lokasi mudah di jangkau dari Bandara Jalaludin Gorontalo maupun
dari Kota Gorontalo
5. Lokasi site berjarak 20 km dari pusat Kota Gorontalo dan 13 km dari
Bandara Jalaludin Gorontalo
B. Batas-batas Site
Batas-batas site dari empat penjuru mata angin yaitu :
1. Utara : Jl. Trans Sulawesi dan Permukiman Warga
2. Timur : Area Persawahan
3. Selatan : Area Persawahan
4. Barat : Area Persawahan dan Permukiman Warga
C. Pencapaian menuju lokasi site
Pencapaian menuju lokasi site tergolong mudah karena berada dekat
dengan Jl. Trans Sulawesi di sebelah utara yang sering dilewati masyarakat
dari berbagai Kabupaten di Provinsi Gorontalo yang akan menuju Kota
Gorontalo maupun sebaliknya. Selain itu masyarakat dari luar provinsi
yang akan menuju lokasi site melalui udara juga dimudahkan karena lokasi
bandara yang tidak begitu jauh dari lokasi site berada.
D. Studi Kelayakan Mengenai Lokasi Tapak (Feasibility Study)
Studi kelayakan pada lokasi perancangan dilakukan dengan pendekatan
strategi analisa SWOT, yaitu Strengths (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman). Analisa

107
ini digunakan untuk mendapatkan hasil apakah lokasi memang layak jika
dibangun sirkuit di masa mendatang.
Tabel 3.4 Analisa SWOT terhadap lokasi site
STRENGTHS 1. Luas lahan yang lebih dari 120 hektar
sehingga sangat memadahi untuk
dibangun sirkuit balap beserta fasilitas-
fasilitasnya.
2. Kondisi tanah yang tidak berkontur
sehingga sangat ideal untuk lintasan
sirkuit balap.
WEAKNESSES 1. Kondisi lahan yang berupa area
persawahan membutuhkan biaya tambah-
an terkait pengerjaan pengerukan lahan
maupun struktur bangunan.
2. Kondisi jalan raya di Gorontalo yang rata-
rata masih relatif sempit dapat menyebab-
kan kemacetan ketika dilewati truk
kontainer dari tiap Tim balap menuju
lokasi sirkuit.
3. Berkurangnya lahan pertanian yang
mengakibatkan merosotnya pendapatan
hasil pertanian dari Kabupaten Gorontalo.
OPPORTUNITIES 1. Lokasi lahan yang mudah dijangkau.
2. Lokasi lahan yang berada dekat Jl. Trans
Sulawesi sering dilewati berbagai sarana
transportasi.
3. Lokasi lahan yang berada tidak terlalu
jauh dari Bandara Jalaludin Gorontalo.

108
4. Menjadi lokasi pertama di Gorontalo yang
digunakan untuk pembangunan sirkuit
balap.
THREATS 1. Diperkirakan perizinan dari pembangunan
tersebut akan menemui kendala,
dikarenakan pembangunan tersebut akan
mengurangi lahan pertanian di Kabupaten
Gorontalo.
2. Protes dari masyarakat sekitar
dikarenakan kegaduhan yang dihasilkan,
baik saat proses pembangunan maupun
aktivitas dari dalam sirkuit tersebut.
(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, 2018)
Tabel 3.5 Penerapan Strategi SWOT Terhadap Lokasi Site
Strategi 1. Ukuran lahan yang luas dapat digunakan
STRENGTHS & untuk meningkatkan kapasitas gedung
WEAKNESSES sehingga semua aktivitas dari pengguna
dapat tertampung.
2. Ukuran lahan yang luas dapat dipakai
sebagai tempat parkir agar tidak memakan
sisi jalan untuk parkir.
Strategi 1. Lokasi lahan yang strategis berada
OPPORTUNITIES ditengah-tengah antara pusat Kota
& THREATS Gorontalo dan Bandara Jalaludin
Gorontalo
2. Lokasi lahan dapat dicapai dengan mudah
karena Jl. Trans Sulawesi merupakan
akses utama menuju pusat Kota dari
berbagai Kabupaten di Provinsi Gorontalo
maupun sebaliknya sekaligus juga

109
merupakan akses utama dari Bandara
Jalaludin Gorontalo.
(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, 2018)

Gambar 3.5 Ukuran Site


(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, Google.com, 2018)
E. Data Hasil Pengamatan
 Kepadatan dan kebisingan hanya terasa di sebelah utara lokasi site
karena banyaknya intensitas kendaraan yang lewat serta adanya pasar,
perkantoran, dan permukiman warga.
 Jaringan utilitas berupa listrik berada di sebelah utara serta barat pada
lokasi site.
 Sebelah barat daya, dari lokasi site terdapat perkampungan warga.
 Selokan terdapat di sebelah barat, selatan, dan timur lokasi site,
sedangkan di bagian dalam lokasi site terdapat jalur irigasi dan sebuah
sungai kecil.
 Lokasi site pada umumnya adalah daerah dengan kategori tanah rawa.
 Jalanan beraspal hanya terdapat di sebelah utara dan barat pada site,
sedangkat selatan dan timur merupakan jalanan berkerikil. Selain itu
jalanan sebelah timur berukuran kecil dan hanya bisa dilalui satu unit
mobil kecil.

110
UTARA

TIMUR

BARAT

SELATAN

Gambar 3.6 Batas-batas Site


(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, Google.com, 2018)

Data Hasil Dokumentasi

111
Gambar 3.7 Hasil Dokumen
(Sumber : Hasil Analisa Perancangan, 2018)

112

Вам также может понравиться