Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Idryan Nopriady Ridwansyah 1761201075
Susilawati Sitohang 1761201117
Dea Nanda Br Tumeang 1761201106
Rina wati Simarmata 1761201047
Budiman Sitorus 1761201251
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Managemen keuangan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang bentuk organisasi
keuangan syariah, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang managemen
keuangan. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Sedang lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, dimana
kegiatannya baik hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau keduanya.
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi 3 kegiatan utama yaitu :
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana
3. Memberikan jasa lainnya
Dalam perbankan konvensional, keuntungan diperoleh dari bunga serta biaya-biaya administrasi
dan jasa yang ditawarkan. Sedangkan pada perbankan syariah tidak beroperasi dengan
mengandalkan pada bunga. Bank syariah sendiri adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam.
Menurut Syafi’I Antonio dan Karnaen Perwataatmadja, membedakan antara bank Islam dan
bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam yaitu :
Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Alquran dan Hadits
Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang operasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah Islam. Khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara
Islam.
Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang
sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah. Praktek-
praktek seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan bisnis, serta
melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan ketika itu. Rasulullah sendiri pernah dititipi
harta oleh orang-orang Qurays pada waktu itu. Sehingga diberi gelar Al Amin karena terpercaya
memegang amanah.
Sedang dalam perkembangannya di zaman Bani Abbasiyah, orang yang mempunyai keahlian
untuk menyimpan, menyalurkan dan mentransfer uang disebut Jihbiz.
Berikut ini adalah bagan evolusi kegiatan perbankan dalam masyarakat Islam :
Perbankan syariah mulai dikenal pada dekade 1960-an dengan nama Mit Ghamr Bank. Bank
tersebut beroperasi sebagai rural-social bank (semacam lembaga keuangan unit desa di
Indonesia) di sepanjang delta sungai Nil. Lembaga ini dibina oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar dan
masih berskala kecil di Mesir. Namun institusi tersebut menjadi perintis perkembangan sistem
finansial dan ekonomi Islam.
Saat sidang Menteri Luar Negeri Negara – Negara Organisasi Konferensi Islam di Karachi,
Pakistan, Desember 1970. Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah.
Proposal yang disebut studi tentang pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan
dan Pembangunan (International Islamic Bank for Trade and Development) dan proposal
pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic Banks) dikaji para ahli dari 18 negara
Islam.
Pada intinya sidang tersebut mengusulkan bahwa sistem keuangan berdasarkan bunga harus
digantikan dengan sistem kerjasama dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugiannya.
Setelah melaksanakan sidang beberapa kali akhirnya pada sidang Menteri Keuangan OKI di
Jeddah 1975 menyetujui berdirinya Islamic Development Bank (IDB). Dan semua anggota OKI
menjadi anggota IDB
Berdirinya IDB mengilhami pendirian bank-bank syariah di negara – negara Islam. Bank-bank
yang termasuk kategori awal dalam pendiriannya adalah :
Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam
mulai dilakukan. Namun lebih spesifik kajian tersebut dilakukan pada tahun 1990. Pada
lokakarya MUI 18-20 Agustus 1990 dengan tema Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua,
Bogor. ditindak lanjuti dengan membentuk Tim Perbankan MUI pada amanat Munas IV MUI.
Akhirnya pada 1 November 1991 ditandatangani Akta Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia.
Namun di awal perjalannya, bank syariah ini kurang mendapatkan respon. Hal tersebut dapat
dilihat pada UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Hanya dicantumkan di pasal 6 (m) yang
menyatakan bahwa: ”menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.”
Sampai Maret 2005 telah ada 3 bank umum yang beroperasi berdasarkan syariah yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Ditambah
dengan 16 bank umum konvensional yang membuka unit usaha syariah seperti Bank IFI, Bank
Danamon, BRI, dan lain-lain. Serta 89 BPR Syariah juga ratusan BMT.
Dalam menjalankan usahanya, bank syariah harus tetap berpedoman pada nilai-nilai
syariah. Prinsip itu berpedoman pada Alquran dan Hadits. Prinsip yang diterapkan bank syariah
meliputi:
Prinsip ini tercermin dari praktek pengelolaan dana nasabah. Dana yang berasal dari nasabah
penyimpan harus jelas asal usulnya. Sedangkan penyalurannya harus dalam usaha-usaha yang
tidak bertentangan dengan syari.
Prinsip keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan sistem bagi hasil dan pengambilan keuntungan berdasarkan
hasil kesepakatan dua belah pihak.
Prinsip Kesamaan
Prinsip ini tercermin dengan menempatkan posisi nasabah serta bank pada posisi yang sederajat.
Kesamaan ini terwujud dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang berimbang di antara
nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank.
Beberapa hal yang menjadi ciri sekaligus yang membedakannya dengan bank
konvensional adalah : Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus dimanfaatkan untuk hal-
hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktifitas ekonomi dalam
masyarakat. Tidak setiap orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga perantara yang
menghubungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana (pengelola
dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan, keadilan,
transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip
syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan
karakteristik antara lain sebagai berikut :
1) Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
2) Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
3) Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
4) Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
5) Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
6) Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syariah tidak menggunakan
bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas
penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Tidak secara
tegas membedakan sektor moneter dan sektor riil sehingga dalam usahanya dapat melakukan
transaksi-transaksi sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Dapat memperoleh imbalan
untuk jasa tertentu yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Melakukan kegiatan sesuai syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila
telah memenuhi seluruh syarat berikut ini :
1) Manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad
mudharabah atau sebagai agen investasi.
2) Investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah
dan membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana.
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank non syariah sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
4) Pengemban fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infaq, shadaqah serta pinjaman
kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam penghimpunan dana, bank syariah menggunakan prinsip wadiah, mudharabah dan prinsip
lain yang sesuai dengan syariah. Sedangkan penyaluran dana menggunakan :
q Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan
kewajibannya. Laporan ini meliputi :
Neraca
Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh
bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen
investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat.
Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana
kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah yang dilaporkan dalam :
Catatan atas laporan keuangan yang merupakan penjelasan dari data -data yang tersaji di
laporan keuangan tersebut.
Potensi itu dapat dilihat dari dua sisi. Yaitu untuk kepentingan mobilisasi dana / simpanan dan
untuk kepentingan penyaluran/ pembiayaan. Kekuatan bank syariah sebenarnya terletak pada :
Hal itu terlihat dari beberapa elemen masyarakat. Seperti yang telah dilakukan MUI dengan
mencanangkan Gerakan Ekonomi Syariah Nasional. Jumlah umat Islam Indonesia merupakan
potensi yang sangat besar bagi perbankan syariah.
Hal itu dapat dilihat dari regulasi yang dilahirkan. Di mulai dari UU No.7 Tahun 1992 serta UU
No.10 Tahun 1998. Dalam beberapa hal, konsep regulasi bank syariah memiliki persamaan
dengan regulasi bank konvensional. Rasionalisasi bagi implementasi regulasi dalam bidang
perbankan antara lain :
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau
benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian
harga atas barang yang dijual. Produk yang ditawarkan adalah :
a. Murabahah
Sering juga disebut al Bai bitsaman ajil. Yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat
dilakukan berdasarkan pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan bank melakukan
pembelian barang setelah ada pesanan dari nasabah. Dalam perbankan, murabahah selalu
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.
b. Salam
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman
oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Dalam transaksi ini kualitas,
kuantitas harga dan waktu penyerahan barang ditentukan secara pasti sehingga tidak seperti jual
ijon.
c. Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli antara al mustashni (pembeli) dan as shani (produsen yang juga
bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka,
cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
Transaksi ini dilandasi adanya perpindahan manfaat. Ijarah adalah akad sewa – menyewa antara
pemilik ma’jur (objek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang disewakannya.
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut :
a. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal
mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun
yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah
disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank. Pembiayaan dapat diberikan dalam
bentuk kas, setara kas atau aktiva non kas termasuk aktiva tidak berwujud.
b. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana)
danmudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka. Jika usaha
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika
ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana seperti penyelewengan, kecurangan
dan penyalah gunaan dana.
Mudharabah terdiri dari dua bentuk yaitu Mudharabah Mutlaqah (investasi tidak terikat )
dan Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat).
4. Akad Pelengkap
Jasa Perbankan
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediator antara deficit unit dengan surplus unit, bank
syariah juga melakukan pelayanan jasa perbankan dengan memperoleh imbalan seperti sharf dan
ijarah.
Sharf adalah akad jual beli suatu valuta lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah (diluar
jual bank notes) hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging) dan tidak
dibenarkan untuk tujuan spekulatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi bisnis islam adalah keseluruhan koordinasi antara subsistem yang saling
berhubungan dalam rangka mencapai tujuan usaha yang didasari aturan syari’ah.Tipe-tipe utama
organisasi bisnis menurut islam ada tiga, yaitu: kepemilikan tunggal, kemitraan,
dan Mudharabah. Organisasi memainkan peranan yang sanggat berarti dan dianggap sebagai
faktor produksi yang paling penting dan dengan adanya organisasi dapat memudahkan
implementasi nilai-nilai islam didalamnya. Perilaku perusahaan sebagai hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan redaksi, pemegang saham, dan pihak lain yang berkepentingan
dan perilaku tersebut cenderung untuk meningkatkan keuntungan dengan konsep keandalan.
Bentuk Organisasi Dalam Perekonomian Syariah dibagi menjadi 3 bagian yakni: kepemilikan
tunggal, kemitraan (syirkah), dan Mudharabah.
a. kepemilikan tunggal adalah format organisasi bisnis yang paling sederhana yang hampir ada
dalam setiap sistem ekonomi non- sosialis.
b. kemitraan (syirkah) merupakan suatu akad antara dua orang atau lebih, yang bersepakat
untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
c. Mudharabah adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak
menyediakan modal (investor) kepada pihak lain yang berkedudukan sebagai pengelola untuk
menjalankan suatu bisnis (mudharib) dengan kesepakatan untuk mendapatkan tingkat
keuntungan tertentu. Dalam organisasi bisnis tersebut terdapat bebberapa jenis akad pada setiap
organisasinya. Misalnya saja dalam Musytarokah terdapat jemis jenis akad seperti:
a. Musytarokah ‘amlak dibagi menjadi dua jenis yaitu jibary dan ikhtiyari.
b. Musytarokah ‘uqud terdiri dari 5 jenis yaitu ‘inan, hmudarabah, wujuh,’abdan, dan
mufawadhah.