Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”;
zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti
“merangsang”. Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi
substans untuk digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan
substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan bahan kimia yang disintesa oleh kelenjar dibawah
kontrol genetic dan kemudian disekresikan menuju darah. Sistem endokrin
mempunyai sel-sel target spesifik di dalam tubuh dan mengontrol bermacam-macam
fungsi fisiologis. Perubahan pada fungsi kelenjar endokrin, hormon-hormon, atau
aktifitas sel target, biasanya mempunyai pengaruh yang cukup lama. Banyak
penyakit endokrin yang prosesnya lambat dan tidak ketahuan gejala-gejalanya,
banyak fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem endokrin merupakan sistem yang
vital, disfungsi sistem ini akan menimbulkan keadaan yang serius dan fatal.
Hormon dalam tubuh ada yang bekerja sepanjang hidup dan ada yang
bekerja pada waktu tertentu. Hormon yang mengatur metabolisme aktif selama
manusia itu hidup. Namun,hormon pertumbuhan hilang setelah manusia berumur
20-25 tahun. Melalui darah,homon-hormon itu kemudian secara umum
mempengaruhi jaringan-jaringan, berbagai organ maupun sistem organ
lain.beberapa hormon juga hanya memiliki pengaruh lokal ditempat yang
menghasilkannya. Dalam hubungan dengan susunan saraf, hormon sampai batas
tertentu berfungsi menjaga keseimbangan regulasi dan bekerjanya berbagai bagian
dalam tubuh. Hormon-hormon saling mempengaruhi daya kerja masing-masing.
Sebagian hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian lagi melalui
mekanisme pembalikan hipotalamus dan hipofisis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu anatomi fisiologi sistem endokrin?


2. Apa saja fungsi sitem endokrin?
3. Apa saja karakteristik sistem endokrin?
4. Apa saja gangguan yang terjadi pada sistem endokrin?
5. Apa saja klasifikasi hormon?
6. Apa saja gangguan yang terjadi pada hormon?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui anatomi fisiologi sistem endokrin.


2. Mengetahui fungsi sistem endokrin.
3. Mengetahui karakteristik sistem endokrin.
4. Mengetahui Patofisiologi Sistem Endokrin
5. Mengetahui klasifikasi Hormon
6. Mengetahui patofisiologi Hormon
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan
sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem
sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.

Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa melewati


duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di samping
itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda,
misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.

Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus, hipofisis, tiroid , paratiroid,
adrenal, pineal body, dan organ reproduksi (ovarium dan testis).Pankreas juga
merupakan bagian dari sistem ini; memiliki peran dalam produksi hormon serta
dalam pencernaan.

Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah pengikat sel
epitel yang telah berploriferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh
dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya di sebut hormon,
dialirkan langsung ke dalam darah. Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai
pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk
menjaga keseimbangan dalam organ yang berada di bawah pengaruhnnya,
mekanisme pengaturan ini di sebut sistem umpan balik negatif.

Sistem endokrin diatur oleh umpan balik dalam banyak cara yang sama bahwa
termostat mengatur suhu di kamar. Untuk hormon yang diatur oleh kelenjar hipofisis,
sinyal yang dikirimkan dari hipotalamus ke kelenjar pituitari dalam bentuk "releasing
hormone," yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan sebuah "stimulating
hormone" ke dalam sirkulasi.Hormon merangsang kemudian sinyal kelenjar target
untuk mengeluarkan hormon tersebut. Sebagai tingkat hormon ini meningkat dalam
sirkulasi, hipotalamus dan kelenjar hipofisis menutup sekresi hormon melepaskan
dan hormon merangsang, yang pada gilirannya memperlambat sekresi oleh kelenjar
sasaran. Sistem ini menghasilkan konsentrasi darah yang stabil dari hormon yang
diatur oleh kelenjar hipofisis.
2.1.1 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
1. Hipotalamus.

Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari otak yang
penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu tubuh. Selain itu, ia
mengeluarkan hormon yang merangsang atau menekan pelepasan hormon di
kelenjar pituitari. Banyak dari hormon ini melepaskan hormon yang disekresikan ke
dalam arteri (sistem portal hypophyseal) yang membawa mereka langsung ke
kelenjar pituitari. Dalam kelenjar hipofisis, hormon-hormon melepaskan sinyal
sekresi hormon-hormon. Hipotalamus juga mengeluarkan hormon yang disebut
somatostatin, yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk menghentikan pelepasan
hormon pertumbuhan.

Fungsi utama hipotalamus 'adalah homeostasis, yaitu bermanfaat untuk


menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi konstan. Karena berapa
hipotalamus juga terhubung ke beberapa daerah dari sistem saraf pusat dan otak
depan limbik, maka harus menyesuaikan sesuai dengan sinyal yang berbeda baik
internal maupun yang eksternal. Rangsangan yang berasal dari penciuman sering
mempengaruhi hormon endokrin. Sementara glucorticoids dan steroid
mempengaruhi tanggapan seperti nafsu makan atau rasa haus. Paparan sinar
matahari merupakan sebuah sinyal yang jelas dan hal ini akan membantu mengatur
siklus tidur dan bangun tidur.

Daerah anterior hipotalamus berada di depan dan memiliki tanggung jawab


untuk beberapa fungsi. Hal ini merupakan bagian penting dari termoregulasi yang
bertugas mengatur suhu tubuh. Termoregulasi dikendalikan melalui proses
berkeringat dan saat Anda terengah-engah, selain itu tidur serta siklus sirkadian juga
diatur oleh daerah anterior.
Di tengah hipotalamus bertanggung jawab pada rasa haus dan lapar. Wilayah
tuberal juga memiliki tugas mengontrol tekanan darah dan denyut jantung. Pada
bagian belakang hipotalamus merupakan daerah posterior. Bagian ini juga akan
mengontrol peningkatan tekanan darah, rasa menggigil, serta pelebaran pupil.
Fungsi memori juga akan dipengaruhi juga oleh daerah ini.

Hormon Hipotalamus

 Crticotropibn Releasing Hormon (CRH)


 Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
 Thyrotrpin Releasing Hormon (TRH)
 Grrowth Hormon Inhibiliting Hormon (GHIH)
 Plolachtin Releasing Fachtor (PRF)
 Prolactin Inhibitory Factor (PIF)
 Vasopresin (ADH)
 Oxitosin

Hipotalamus dan kelenjer hipofise/ pituitary membentuk satu kesatuan unit yang
mengatur fungsi dari bebeerapa kelenjar endokrin : kelenjar tiroid , adrenal, gonad
dan berbagai aktivitas fisiologis lainnya.

2. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar


pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar yanga seukuran
kacang polong dan berat 0,5 gram (0.018 oz) pada manusia. Ini adalah penonjolan
dari bagian bawah hipotalamus di dasar otak, terletak di dasar tengkorak yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua semua organ-organ
endokrin. Dapat di katakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang
dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.

a) Hipofisis Anterior

Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar :

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan
gangguannya

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Hormon Somatotropin (STH), Hormon Merangsang sintesis protein dan
pertumbuhan (Growth Hormone / GH) metabolisme lemak, serta merangsang
pertumbuhan tulang (terutama tulang
pipa) dan otot. kekurangan hormon ini
pada anak-anak-anak menyebabkan
pertumbuhannya terhambat /kerdil
(kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada
saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun
tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan
Stimulating Hormone (TSH perkembangan kelenjar gondok atau
tiroid serta merangsang sekresi tiroksi
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) Mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan
merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon
yang dihasilkan untuk metabolisme
karbohidrat)
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic hormone Membantu kelahiran dan memelihara
(LTH) sekresi susu oleh kelenjar susu
Hormon gonadotropin pada wanita :
1. Follicle Stimulating Hormone (FSH) Merangsang pematangan folikel dalam
ovarium dan menghasilkan estrogen

2. Luteinizing Hormone (LH) Mempengaruhi pematangan folikel dalam


ovarium dan menghasilkan progestron
Hormone gonadotropin pada pria :

1. FSH Merangsang terjadinya spermatogenesis


(proses pematangan sperma)

Merangsang sel-sel interstitial testis


2. Interstitial Cell Stimulating Hormone untuk memproduksi testosteron dan
(ICSH) androgen

b) Hipofisis Pars Media

Jenis Hormon serta fungsi Hipofisis pars media:

Hormon Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Hormon) Mempengaruhi warna kulit individu,
dengan cara menyebarkan butir melanin,
apabila hormon ini banyak dihasilkan
maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c) Hipofisis Posterior

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar :

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior

Hormon Fungsi
Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada
rahim wanita selama proses melahirkan
Hormon ADH Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga
darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian
kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena
cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.

3. Kelenjar Tiroid

Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea,
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofise lobus anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme
dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang
dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaaringan ikat. Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung
zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan
dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftamalik goiter. Sekresi tiroid diatur oleh
sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun fungsi kelenjar
tiroid yaitu sebagai berikut :

1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi


2) Mengatur penggunan oksidasi
3) Mengatur pengeluaran karbon dioksida
4) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5) Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental

Kelenjer tiroid mempunyai keunikan dibandingkan kelenjer endokrin lain karena :

1. Kelenjer tiroid mempunyai kemampuan untuk menyimpan hormon tiroid


dalam jumlah besar sekitar 23 minggu.
2. Untuk sintesa horon tiroid dibutuhkan iodium. Hormon tiroid T3 dan T4
memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan serta proses
meetabolisme hampir semua jaringan dan organ didalam tubuh

Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :

Hormon Fungsi
Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan
system saraf
Triiodontironin (T3) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan
sistem saraf
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang
3. Kelenjar Paratiroid

 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan
kalsium dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke
dalam darah
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada
ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga
fungsinya menurunkan kalsium darah.

Fungsi kelenjar Pratiroid :

a) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.


b) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
c) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin.
d) Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah.
e) Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.
5. Kelenjar Timus

Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya


dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam thorax
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi.
Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber
hormon timus mempersiapkan poliferasi dan maturasi sel-sel yang memepunyai
kemampuan potensial imunologisdalam jaringan lain sehingga pertumbuhan
meningkat masa bayi sampai remaja. Setelah dewasa pertumbuhan akan kurang
sehingga mengurangi aktivitas kelamin.

Fungsi hormon kelenjar timus :

a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.


b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
6. Kelenjar Adrenal

Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar


suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal
(ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal").
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi
anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Padamanusia, kelenjar adrenal terletak sejajar
dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dariarteri
adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram. Kelenjar ini berpasangan, masing-
masing menempel di atas ginjal sebagai topi. Secara histologis, terbagi atas dua
bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks berbobot sekitar 90% massa
kelenjar.
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di
dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu.
Fungsi adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang
kepada kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak
pucat, kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang
menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur
pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau
kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius
yaitu Penyakit Addison.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
dalam hal
berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula
darah

7. Kelenjar Pankreas

 Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,


sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
 Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel.
 Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.
 Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis)
dan pembentukan lemak (lipogenesis).
 Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita
makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena
tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh
mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja
secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen
menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita
berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa,
maka tubuh mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan
glukosa tersebut.
 Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar
gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam
darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen.
Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

8. Kelenjar Pienalis

Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis,


conarium atau "Mata ketiga") adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak vertebrata.
Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin, sebuah hormon yang
mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi musiman. Bentuknya mirip
dengan sebuah buah pohon cemara mungil (namanya karenanya), dan dia terletak
dekat dengan pusat otak, di antara dua belahan, terselip di sebuah alur di mana dua
badan thalamus bulat bergabung.

Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir


beras (5–8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengansuperior
colliculus dan dibelakang dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral
badan thalamus. Dia adalah bagian dari epithalamus.
Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon cemara ,
dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering klasifikasi. Kelenjar ini
menghasilkan sekresi interna dalm membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
9. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) adalah kelenjar endokrin yang


memproduksi dan mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan
mengendalikan karakteristik seksual sekunder. Gonad adalah organ yang
memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya adalah testes, dan pada wanita
gonadnya adalah ovarium. Secara umum, kelanjar kelamin (kelenjar gonad) pada
laki-laki dan perempuan sangat berbeda baik dari segi struktur fisiologis, kandungan
dan jumlah hormon yang dikandungnya.

Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) terbentuk pada minggu-minggu pertama


gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur
kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ketujuh dan ke delapan gestasi.
Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya
sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisisteroid.

Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) wanita

Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad wanita adalah sebagai berikut:


1. Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Fungsinya merangsang pertumbuhan
cirri-ciri kelamin sekunder pada wanita.
2. Progesterone dihasilkan oleh korpus luteum, perkembangan, dan
pertumbuhan kelenjar air susu.

Kelenjar gonad wanita dihasilkan dari ovarium. Ovarium berbentuk memanjang,


terletak dibawah atau disamping gelembung gas yang terkadang berjumlah
sepasang. Ovarium bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaran
cheovaria. Ukuran dan perkembangannya dalam tubuh manusia bervariasi sesuai
dengan tingkat kematangannya. Warnanya pun berbeda-beda.Sebagian besar
berwarna keputih-putihan pada waktu lebih muda dan berubah menjadi kekuning-
kuningan pada waktu matang. Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai
organ endokrin dan organ reproduksi.

Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) laki-laki

Kelenjar kelamin pria, menghasilkan hormon testosterone yang dihasilkan


dari testis (gonad jantan) yang berfungsi merangsang pertumbuhan cirri-ciri kelamin
sekunder pada pria dan perilaku seksual.
Laki-laki mempunyai sepasang testis yang terdapat dalam skrotum. Testis
(gonad jantan) berbentuk memanjang dan menggantung pada bagian atas rongga
tubuh dengan perantaraan mesorkium. Pada Chonduricthyes testis yang satu lebih
besar dari testis yang lain. Testis tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa
berkembang. Ukuran gonad dapat mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya.
Kebanyakan testis berwarna dan halus pada sikuroisea testisnya tegak.
Testis terdiri atas ribuan saluran (tubulus) sperma. Dinding tubuh tubulus
spermater tersebut dilapisi oleh sel gersmital primitif yang mengalami kekhususan
disebut spermatogonium. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x3 x 2,5 cm,
dengan volume 15 ± 25 ml berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh
jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat
tunika vagainalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dortos.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sedangkan FSH diperlukan
untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap FSH
sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH.
Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.
Efektestosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke
arah pria.

Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-


tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik,
akan merangsang pertumbuhandan penutupan epifise tulang.

Proses Pembentukan Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad)

Proses pembentukan gonad pada laki-laki

Di dalam testis terdapat banyak tubulus yang berisi cyste-cyste seminiferous


yangdikelilingi oleh sel-sel cretoli. Kemudian, cyste ini akan berdiferensiasi menjadi
spermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis
menjadispermatozoa. Menurut Herper dan Prugirin (1982) dalam Rustidja (1998)
menyatakan terdapat dua hal yang berkaitan dengan diferensiasi kelamin yaitu:

1. Jenis kelamin terbentuk pada standia akhir perkembangan larva yaitu pada
sekitar 3sampai 4 minggu setelah menetas.
2. Jenis kelamin larva setelah penetasan kondisinya sangat labil sehingga dapat
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Proses pembentukan gonad pada wanita

Gonad pada wanita (ovarium) merupakan semacam kantong dan mempunyai


lamella yang mengandung sel-sel fold yang berdiferensiasi menjadi ougonium.
Selanjutnya ougoniumakan mengalami proses ovogenesis menjadi ovum yang
dibungkus folikel dan folikel ini terletak di dalam lamella yang mempengaruhi ruang
ovarium.
Menurut Rustidja (2000), pertumbuhan ousit dalam ovarium dapat di bagi menjadi
dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertumbuhan primer (privitell ogenesis) yang ditandai dengan


peningkatan ukuran.
2. Tahap pertumbuhan sekunder(oxogenenous vitellegenesis) yang ditandai
dengan terjadinya pembentukan visikel padabagian parifer sitoplasma dan
meluas ke arah inti sel. Oasit berkembang mulai terjadiakumulasi protein
kuning telur dari alam (endogenous vitellogenesis) dan mengaturdengan
derivate kuning telur hasil sintensa dari hasil laxogenous vetellogenesis yang
dibawah melalui aliran darah.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

2.3 Karekteristik Sistem Hormon


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi
dalam salah satu dari tiga pola berikut:

a) Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan menurun pada malam hari.
b) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
c) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular.

Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-


sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari
satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon
secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh
ginjal.

2.4 Gangguan pada Sistem Endokrin


Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin
yang paling umum didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya
meliputi:

1. Dwarfisme
Gejala hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak yang
menyebabkan cebol.

2. Gigantisme (acromegaly)
Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormonesebelum
pubertas. Pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan
berlebihan pada masa anak-anak dan remaja (sebelum pubertas).
Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang
anak dan bagian tubuh dapat tumbuh tidak normal cepat. Jika kadar hormon
pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak bisa berhenti tumbuh di ketinggian.

3. Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)


Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas,impaired glucose
tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang berakibat pada
berlebihnya rasio serum hormon kortisol.
Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon
androgen serta aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi pada
orang, terutama anak-anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid.
Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg diproduksi oleh kelejar
hipofisis (80% kasus).

4. Goiter (gondok)
Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.
5. Hiperparatiroidisme
Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH), hormon asam
amino polipeptida. Perubahan patologis yang terjadi akibat hiperparatiroidisme
adalah: tulang mudah patah.

6. Hypothyroidisme
Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi
hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan
depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada
anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat lahir. Kelainan akibat
hipotiroidisme adalah Kretinisme

7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan penurunan
berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup. Penyebab paling
umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu gangguan autoimun yang disebut
penyakit Grave.

8. Hiperpituitarisme
Merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon hipifisis anterior yang terjadi
akibat adanya tumor.

9. Hypopituitarisme
Adalah hilangnya fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama pada bagian
anterior. Kelenjar pituitari melepaskan hormon sedikit atau tidak ada. Ini mungkin
disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini
mungkin berhenti mendapatkan menstruasi.
Beberapa neoplasia endokrin I dan II (MEN I dan II MEN). Ini, kondisi genetik langka
yang diturunkan melalui keluarga. Mereka menyebabkan tumor paratiroid, adrenal,
dan kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan produksi hormon.

10. Adrenal insufisiensi


Kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol dan kadang-kadang,
aldosteron. Gejala termasuk kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit.
Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.

11. Tiroiditis
Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti
HFV dan virus beguk pada tiroiditis subakut.

12. Tumor tiroid


Adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan
metastasispada organ yang jauh dari lokasi primer.
13. Tiroidektomi
Adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian
dari kelenjar tiroid.

14. Hipoparatiroid
Adalah penurunan produksi hormon oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar
kalsium dalam darah rendah.

15. Addison
Adalah kerusakan kelenjar adrenal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon
korteks adrenal.

16. Aldosteronisme primer


Adalah merupakan keadaan klinis yang sebabkan oleh produksi aldosteron “suatu
hormon steroid mineralokortikoid korteks adrenal “ secara berlebih.

17. Tumor hipofisis


Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.

18. Hipofisektomi
Merupakan suatu tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan.

19. Pangkreatitis
Adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan enzim pencernaan
dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan
glukagon.

20. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)


Kelebihan produksi androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan
mereka dari indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.
Dewasa sebelum waktunya pubertas.
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memerintahkan tubuh untuk
mengeluarkan hormon seks terlalu cepat dalam hidup.

21. Diabetes Insipidus


Adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena kurangnya
hormon antidiuretik (hormon vasopresin).

22. Diabetes Militus (DM)


Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (meningkatnya kadar gula
dalam darah) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya.
Ada 3 (tiga) jenis DM yang dikenal, yaitu :

1. DM Tipe I : Bergantung insulin.


Biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun, meskipan bisa pada umur
berapapun.
2. DM Tipe II : Tidak bergantung insulin. Terjadi pada usia 40 tahun.
Resistensi insulin yang disertai defek sekresi insulin dengan derajat
bervariasi. Terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin.

3. DM Gestasional (DM Kehamilan) : Muncul saat kehamilan


Penyebab :
 Hereditas (faktor keturunan)
 Lingkungan (infeksi, makanan, toksin, stres)
 Perubahan gaya hidup pada orang yang secara genetik rentan.
 Kehamilan

2.5 Klasifikasi Hormon


1. Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormonpengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

2.6 Hormon Utama


Hormon Yang menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan
garam & air dengan cara
menahan garam & air
serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa Menyebabkan ginjal
menahan air Bersama
dengan aldosteron,
membantu mengendalikan
tekanan
Darah
Kartikosteroid Kelenjar adrenal memiliki Anti peradangan
efek yang Mempertahankan kadar
luas gula darah,tekanan darah
diseluruh tubuh & kekuatan otot
Membantu mengendalikan
tekanan darah
Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan
pembentukan &
pelepasan hormon oleh
korteks
adrenal
Eritropoietin

Ginjal
Merangsang pembentukan
sel darah merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan
perkembangan ciri seksual
& sistem reproduksi
wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan adar gula
darah
Hormon pertumbuhan Kelnjar hipofisa Mengendalikan
pertumbuhan &
perkembangan
Meningkatkan
pembentukan protein
Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula
darah
Mempengaruhi
metabolisme
glukosa,protein & lemak di
seluruh tubuh
LH (Luteinizing Hormone) Kelenjar hipofisa Mengendalikan fungsi
reproduksi (pembentukan
FSH (Follicle Stimulating sperma &
Hormone) smentum,pematangan sel
telur,siklus menstruasi)
Mengendalikan ciri
seksual pria & wanita
(penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur
& ketebalan kulit, suara &
bahkan mungkin sifat
kepribadian
Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi
otot rahim
& saluran susu di
payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan
pembentukan
tulang
Mengendalikan pelepasan
kalsium & fosfat
progesteron indung telur
Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman
sel telur yang telah dibuahi
Mempersiapkan kelenjar
susu
untuk menghasilkan susu

Polaktin Kelenjar Hiposa Memulai &


mempertahankan
pembentukan susu di
kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan
darah
Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan & kecepatan
metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan
Hormone) & pelepasan kelenjar tiroid

2.7 Gangguan pada Hormon


Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya
bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.
Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri
(autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ
lain melalui darah (endokrin). Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan
memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal
selular.Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya
menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus
pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan
balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan
aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan
digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya.
Beberapa rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada
kelenjar penghasil hormon. Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh
gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan
transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi
hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel penghasil hormon tidak cukup sensitive
dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya
tidak cukup (hipoplasia, aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu cepat
atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan
protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang
berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada sisi
lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.

Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat


kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek
enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi
karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor
hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari
sel atau organ target .

Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama


peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak
jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga
disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi
diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).

Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau
diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati).
Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma,
tetapi bagian yang terikat dengan protein.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan
sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem
sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem endokrin
memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membantu mensekresikan
hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan
dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin seperti Dwarfisme, Gigantisme


(acromegaly) , Penyakit Cushing (Sindrom Cushing), Goiter (gondok), Diabetes
Insipidus, Tumor tiroid, dan lain-lain.

3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan,
baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.
DAFTARPUSTAKA

Anonim. Pengertian dan Fungsi Hipotalamus. http://macamx.com/


Anonim. 2014. Kelenjar Pineal. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_pineal
Anonim. 2015. Pituatari Gland. http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland
Anonim.2010. Kelenjar Kelamin http://humanhormone.blogspot.com/p/kelenjar-
kelamin.html
Anonim.2014. Patologi Sistem Endokrin.
https://kabelankunia.wordpress.com/2014/02/15/patologi-sistem-endokrin/
Anonim. 2012.
http://www.pustakasekolah.com/wpcontent/uploads/2012/08/kelenjar-tiroid.png
Anonim.https://ameliarahmawati3.files.wordpress.com/2014/06/parathyroid_glands.j
pg
Anonim. 2008 .https://anatomytopics.files.wordpress.com/2008/12/inside-of-testis.jpg
Anonim.2010. Kelenjar Pankreas. http://biodewi.webs.com/kelenjarpankreas.htm
Anonim. 2010. Kelenjar Hipofisis. http://humanhormone.blogspot.com/p/kelenjar-
hipofisis.html
Anonim. 2015. Pituitari Gland. http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland
Anonim.2011. http://tgskepmedikalbedah3.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
Arifin, Herlyana Putri. 2013. Makalah Anatomi Fisiologi Manusia “Sistem Endokrin”.
https://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/makalah-sistem-endokrin.pdf
Baskoro Bintang . 2013. Kelenjar Adrenelar.
http://binbask.blogspot.com/2013/04/makalah-kelenjar-adrenal.html
Kemp, Stephen .2015. Anatomi sistem Endokrin.
http://www.emedicinehealth.com/anatomy_of_the_endocrine_system/page2_em.htm
#hypothalamus
Sargis , Robert M. 2015. An Overview of the Testes.
http://www.endocrineweb.com/endocrinology/overview-testes
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta : EGC
Kamus Saku Kedokteran Dorland. 1998. Jakarta : EGC
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN


2.1.1 KELENJAR ENDOKRIN DAN HORMON YANG DIHASILKAN
2.2 FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
2.3 KARAKTERISTIK SISTEM ENDOKRIN
2.4 GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN
2.5 KLASIFIKASI HORMON
2.6 HORMON UTAMA
2.7 GANGGUAN PADA HORMON

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться