Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Sel Mikroba
Waktu Fermentasi (Jam) Sel Mikroba (Gram)
1 0,23
2 0,25
3 0,27
4 0,35
5 0,38
Tabel 4.2 Uji Larutan Standar
Konsentrasi Glukosa Absorbansi
0 0
0.2 0.21
0.3 0.240
0.4 0.270
0.56 0.301
Persamaan : y = 0.5216x + 0.0529

Tabel 4.3 Laju Konsumsi Glukosa


Waktu Fermentasi Konsentrasi Glukosa
Absorbansi
(Jam) (M)
1 0.32 0.512078
2 0.302 0.477569
3 0.285 0.444977
4 0.273 0.421971
5 0.253 0.383627
Tabel 4.4 Growth Yield
Waktu Percobaan (Jam) Growth Yield
1 0.029389
2 0.017809
3 0.013565
4 0.014555
5 0.012279

4.2 Pembahasan
4.2.1 Persiapan Nutrisi, Media, dan Inokulum
Percobaan dilakukan dengan mengfermentasikan glukosa menggunakan sel
ragi. Langkah awal dari percobaan fermentasi ini ialah persiapan inokulum.
Glukosa sebanyak 200 gr dilarutkan dalam 1 Liter air. Penggunaan glukosa sebagai

14
substrat utama ialah struktur model glukosa yang sederhana sehingga mudah
digunakan oleh mikroba. Glukosa digunakan sebagai sumber energi dan sumber
karbon yang digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru. Glukosa
disebut juga reducing sugar sehingga pemanfaatannya oleh Saccharomycess
cereviceae dilakukan dengan mengoksidasi glukosa yaitu dengan cara pemutusan
ikatan rangkap pada gugus karbonil glukosa. Lalu ke dalam larutan glukosa
ditambahkan 0,2 gram urea dan 0,2 NPK. Dalam pertumbuhannya, Saccharomyces
cerevisiae memerlukan nutrisi yang berfungsi menyediakan energi, nitrogen,
mineral dan vitamin. Salah satu sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae adalah sumber nitrogen. Dimana sumber nitrogen ini
dapat diperoleh dengan penambahan urea dan NPK yang berguna bagi
pembentukan asam nukleat dan asam-asam amino. Urea merupakan salah satu
sumber nutrisi yang mempunyai kadar nitrogen yang besar yaitu sekitar 46%
(Palimbani, 2007).
Lalu ragi dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer dan dilarutkan dengan
larutan nutrisi dan substrat yang diambil pada fermentor sebanyak 150 ml. Tujuan
dibiakkannya ragi dalam starter adalah mengadaptasikan sel terhadap media
fermentasi. Dengan adanya adaptasi pada starter ini diharapkan lag phase sebagai
tahap awal fermentasi dilewati. Biakan diusahakan tepat berada pada akhir fasa
logaritmik. Dengan demikian pertumbuhan sel ragi akan maksimum dalam waktu
yang relatif singkat. Setelah dimasukkan dalam medium, inokulum tersebut
diletakkan dalam alat shaker selama, paling cepat, 16 jam. Fungsi shaker adalah
mempermudah difusi oksigen ke dalam medium sehingga kontak antara dan
inokulum makin banyak dan homogen. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga
kondisi biakan tetap aerobik. Jika difusi oksigen dalam medium lancar, kadar DO
(oksigen terlarut) dalam medium akan cukup mendukung pertumbuhan sel secara
aerobik. Jika sel hidup secara aerobik, biomassa baru akan lebih banyak terbentuk
daripada etanol. Dengan demikian pada akhir masa inkubasi shaker ini diharapkan
juga sel sudah berada pada akhir fasa logaritmik.

4.2.2 Pelaksaan Fermentasi

Tahap ini dimulai saat inokulum yang telah beradaptasi dalam medium
dimasukkan dalam medium di fermentor. Lalu dilakukan pengambilan sampel

15
dalam rentang waktu 1 jam sebanyak 5 sampel. Selanjutnya pada sampel diuji kadar
sel mikroba dan juga kadar glukosa. Massa sel dihitung dengan metode
penimbangan menggunakan kertas saring. Berdasarkan hasil yang didapat, jumlah
sel mikroba meningkat seiring waktu fermentasi. Pertumbuhan sel mikroba dapat
dilihat pada grafik 4.1 berikut

Laju Pertumbuhan Sel Mikroba


0.39
0.37
Konsentrasi Sel (Gram)

0.35
0.33
0.31
0.29
0.27
0.25
0.23
0.21
0.19
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)

Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan Sel Mikroba

Dari grafik tampak waktu optimal dalam pertumbuhan sel ialah dalam
rentang waktu 3-4 jam. Peningkatan massa dari sampel 1 ke sampel 2 hanya 0.02
gr, sampel 2 ke 3 yaitu 0.02 gr, dan peningkatan tertinggi yakni sampel 3 ke 4 yaitu
0.08 gr, dan peningkatan massa pada sampel 4 ke sampel 5 yakni 0.03 gr. Dari data
pertumbuhan sel maka didapatkan perhitungan gowth Yield dimana perolehan
biomassa yang menunjukkan produktivitas proses fermentasi.
Selanjutnya dilakukan uji kadar glukosa. Hal ini menunjukkan seberapa
banyak substrat yang terkonsumsi dari proses fermentasi ini. Diambil 2 ml larutan
dari masing-masing sampel lalu diuji menggunakan kromatografi. Selanjutnya
ditentukan konsentrasi melalui absorban yang terbaca menggunakan persaman dari
larutan standar yang telah diuji sebelumnya. Kurva larutan standar dapat dilihat
pada grafik 4.2 berikut.

16
Kurva Larutan Standar
0.4
0.35 y = 0.5216x + 0.0529
Absorbansi 0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Konsentrasi

Gambar 4.2 Kurva Larutan Standar

Untuk satu jam pertama konsentrasi glukosa pada sampel masih tinggi yakni
0.6654 M. Namun terjadi penurunan pada jam-jam berikutnya yakni 0.64, 0.62,
0.59, dan 0.56 M. Hal ini menunjukkan perkembangan mikroba berjalan dengan
baik ditandai dengan glukosa yang terkonsumsi. Glukosa sebagai medium
difermentasi oleh ragi menjadi alkohol sambil membebaskan gas CO2. Reaksi
Overall dapat ditulis:
C6H12O6 ZC2H5OH + 2CO2
Laju konsumsi glukosa pada proses fermentasi ini dapat dilihat pada grafik
berikut ini:

Laju Konsumsi Glukosa


0.6

0.5
Konsentrasi (M)

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu Fermentasi (Jam)

Gambar 4.3 Laju Konsumsi Glukosa

17

Вам также может понравиться