Вы находитесь на странице: 1из 10

MEMBANGUN INTERAKSI IDEAL BERSAMA AL-QUR’AN

MAKALAH
Diaujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Oleh
Kelompok 5
Ma’rup Ali Qomaini 18041184055
Iman Nawang
Landung Setya Wahyu Aji
Bagaskoro Yuwandita

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN ILMU SOSIAL
PRODI ILMU KOMUNIKASI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. kami panjatkan, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah Membangun Interaksi Ideal
Bersama Al-Qur’an, sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Materi yang disajikan adalah mengenai langkah untuk mencapai interaksi
ideal bersama Al-Qur’an yang dijelaskan dengan rapi, teratur, dan mudah
dimengerti, serta menggunakan referensi yang terpercaya, sehingga diharapkan
pembaca dapat lebih mudah memahami makna yang terkandung dalam makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini sangat
kami harapkan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Drs. H.M.
Husni Abdullah, M.Pd.I, dan pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
bantuan serta saran baik berupa materi maupun pikirannya.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan
manfaat sebesar-besarnya bagi para pembaca.

Surabaya, 20 Maret 2019


Penulis

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................... 5
1. Bagaimana sejarah turunnya al-Qur’an? ....................................................................... 5
2. Apa yang dimaksud interaksi ideal bersama al-Qur’an? ............................................ 5
3. Bagaimana langkah untuk mewujudkan interaksi ideal bersama al-Qur’an? ......... 5
C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................... 5
D. MANFAAT PENULISAN ................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
A. Sejarah Turunnya Al-Qur’an ........................................................................................... 6
B. Interaksi Ideal Bersama Al-Qur’an ............................. Error! Bookmark not defined.
Iqra’ .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Mewujudkan Bentuk Interaksi Ideal Bersama Al-Qur’an ........................................... 6
a) Membaca Al-Qur’an (at-Tilawaah) .............................................................................. 6
b) Menyimak Bacaan al-Qur’an (al-Istimaa’)................................................................. 7
c) Memahami dan merenungi kandungan al-Qur’an (at-Tadabbur)........................... 7
d) Menghafal al-Qur’an (al-Hifdhu) ................................................................................. 8
e) Mengajarkan al-Qur’an (at-Ta’liim) ........................................................................... 9
f) Mengamalkan al-Qur’an (at-Tathbiiq) ....................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................... 9
KESIMPULAN................................................................................................................ 10

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur-an adalah kitab suci teragung yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad Saw. untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi umatnya,
untuk keselamtan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Menurut
Ibnu Khaldun bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat dari rasul-rasul
sebelumnya. hal tersebut diantaranya karena Al-Qur’an bersifat taqliyah
(rasional dan keilmuan) yang abadi, berbeda dengan mukjizat lainnya
yang bersifat hissiyah (materi), seperti tongkat Nabi Musa yang dapat
menjadi ukar, atau kemampuan Nabi Isa menyembuhkan penyakit, yang
kesemuanya bersifat temporer. Jadi, semakin Al-Qur’an dikaji, maka akan
semakin banyak keajaiban dan Mutiara ilmu yang akan terungkap
(Hendri, 2005: 13 dan 62). Sasaran mukjizat Al-Qur’an, dengan segala
pengetahuan serta berita masa lalu dan mendatang yang dikandungnya,
adalah akal manusia, yang mereka tidak sanggup meniru dan
menandinginya, setinggi apapun peradaban akal manusia (Al-Qattham,
2013:322).
Sebegitu agungnya Al-Qur’an ini, sehingga siapapun yang dekat
dengannya akan menjadi mulia. Nabi Muhammad menjadi rasul yang
paling utama salah satunya karena Al-Qur’an diturunkan kepadanya.
Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai manusia teladan dengan
kualitas akhlak yang agung, karena budi pekerti beliau adalah budi pekerti
yang Qur’ani. Makkah dan Madinah dijadikan Allah sebagai dua kota suci,
karena di dua tempat itulah Al-Qur’an diturunkan. Bulan Ramadhan
menjadi bulan yang mulia, karena di bulan inilah Al-Qur’an diturunkan.
Sebagaimana lailatul qadr menjadi malam mulia, karena pada malam
malam tersebut pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Para sahabat menjadi
generasi yang paling mulia, karena mereka adalah generasi yang paling
sungguh-sungguh mencintai Al-Qur’an dan mengamalkan petunjuknya.
Pendek kata siapapun dan apapun yang dekat dengan Al-Qur’an akan
memperoleh kemuliaan.
Kita mengetahui bahwa Al-Qur’an yang ada di tangan kita hari ini sama
persis dengan Al-Qur’an yang dibaca Nabi Muhammad dan para
sahabatnya. Seharusnya, kita pun bisa menjadi umat yang maju seperti
umat Nabi Muhammad Saw. pada zaman itu. Tapi harus diakui, kondisi
umat Islam saat ini belum bisa menjadi umat yang maju dan berwibawa,
karena tidak melakukan interaksi yang ideal dengan Al-Qur’an itu
sebagaimana yang dituntun olehnya. Oleh karena itu, perlu dipahami dan
dihayati lagi bagaimana seharusnya umat Islam berinteraksi dengan Kitab
Sucinya secara benar, sehingga ia menjadi pedoman hidup yang membawa
kepada kebangkitan dan kemenangan.

4|Page
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah turunnya al-Qur’an?
2. Apa yang dimaksud interaksi ideal bersama al-Qur’an?
3. Bagaimana langkah untuk mewujudkan interaksi ideal bersama al-
Qur’an?
C. TUJUAN PENULISAN

D. MANFAAT PENULISAN

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari
sebuah surat atau sebuah surat yang pendek secara lengkap. Dan penyampaian
Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13
tahun
waktu nabi masih tingggal di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu
nabi hijrah ke madinah.
Sedangkan permulaan turunya Al-Qur‟an adalah pada malam lailatul
qadar, tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun
bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang berkhalwat
(meditasi ) di dalam gua hira‟ di atas Jabal Nur. Ayat yang pertama kali turun
adalah 1-5 surah al-alaq.
Sedangkan wahyu yang terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW
adalah surat Al-Maidah: 3, pada waktu nabi sedang berwukuf di Arafah
melaukan Haji Wada‟pada tanggal 9 Dzul hijjah 10 H, yaitu ayat:
“pada hari ini telah ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah ku-cukupkan
nikmat-ku kepadamu, serta ku-ridhai bagimu Islam sebagai agamamu”

B. Mewujudkan Bentuk Interaksi Ideal Bersama Al-Qur’an


a) Membaca Al-Qur’an (at-Tilawaah)
Al-Qur’an memiliki arti “Kitab yang dibaca” tentunya bukan suatu kebetulan
jika Allah menamakannya demikian, karena dibalik penamaan tersebut pasti ada
makna tersirat. Al-qur’an diturunkan pertama kali di bumi melalui Nabi
Muhammad SAW , ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan adalah perintah
untuk membaca (Iqra’). Ayat tersebut semakin memperkuat perintah Allah SWT
kepada para pemeluk agama islam untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan
pertama dan utama dalam hidupnya. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa
membaca Al-Qur’an adalah langkah pertama dan aktifitas yang harus terus
menerus dilakukan untuk mewujudkan interaksi yang ideal bersama Al-Qur’an.

6|Page
Oleh karena itu, sangat irons apabila ada seorang muslim yang malas atau
menganggap tidak penting membaca Al-Qur’an, padahal Kitab Sucinya itu
bermakna kitab yang dibaca(Al-Qur’an) dan ayat yang pertama kali turun adalah
ayat yang memerintahkan untuk membaca.
Dalam membaca Al-Qur’an tidaklah sama dengan membaca buku-buku dan
kitab-kitab lainnya, sebab Al-Qur’an adalah kalaam (firman) Allah SWT, sehingga
terdapat aturan bacaan dan etika orang membaca yang pasti harus dipenuhi.
Mengenai yang pertama, maka Al-Qur’an harus dibaca dengan tartil, sesuai
dengan kaidah ilmu tajuwid, pengucapan huruf yang benar, mengikuti salah satu
qiraa’at yang diakui, serta tidak tergesa-gesa dalam membacanya. Terkait aspek
yang kedua, sebagian ulama menganjurkan beberapa hal dalam membaca Al-
Qur’an antar lain; bersiwak, membaca isti’aadzah, menghadap kiblat, memilih
empat suci, serta bersuci dan hadats (al-Maliki, 2001:68-71).
Sehendaknya sebagai umat islam bukan saja menjaga Al-Qur’an, tetapi juga
hendaknya membaca, meneliti, memahami, dan melaksanakan kandungan Al-
Qur’an lalu kemudian berpindah ke ayat yang selanjutnya. Jadi, dalam membaca
Al-Qur’an tidak boleh hanya sekedar berorientasi memperbanyak jumlah ayat
yang dibaca, apalagi sampai meninggalkan kaidah membacanya, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana tetap membaca dengan tartil sambil menghayati
maknanya.
b) Menyimak Bacaan al-Qur’an (al-Istimaa’)
Menyimak bacaan Al-Qur’an adalah perintah Allah dalam Surat Al-A’raf ayat
204. Allah berfirman yang artinya “ dan apabila Al-Qur’an dibacakan, maka
dengarkanlah baik baik dan perhatikan dengan tenang agar kalian
mendapatkan rahmat.”
c) Memahami dan merenungi kandungan al-Qur’an (at-Tadabbur)
Perintah untuk melakukan tadabbur terdapat dalam surat Shaad ayat 29

7|Page
Yang artinya,
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Pengertian tadabbur adalah aktifitas memahamimakna ayat al-Qur’an,


merenungi kandungannya, mengambil pelajaran darinya, dan berusaha
mengamalkannya (as-Sunaidi, 2008: 6-10). Ringkasnya, sekaligus aspe
pemahaman, penghayatan, serta kehendak kuat untuk mengamalkan.
Salah satu metode tadabbur yang praktis adalah, disampaikan imam nawawi
dalam kitab at-Tibyaan Fii Adaabi Hamalatil Qur’an, yaitu agar orang yang membaca
al-Qur’an dianjurkan untuk mengulang-ulang ayat yang dibaca untuk
mendabburinya.
Jika seseorang bersungguh-sungguh dan tulus dalam aktifitas tadabbur ini,
maka pengaruhnya tidak kecil, dimana ia akan memperoleh hikmah, petunjuk,
dan pelajaran yang luar biasa dari al-Qur’an. Bahkan jika itu dilakukan oleh non
muslim sekalipun, tetap akan berefek besar.
d) Menghafal al-Qur’an (al-Hifdhu)
Salah satu keistimewaan yang dimili al-Qur’an adalah mudah dipelajari dan
dihafalkan, hal ini sudah diterangkan Allah dalam Surat al-Qamar ayat, 17, 22, 32
dan 40. Firman Allah, “Dan Sesungguhnya Kami memudahkan al-Qur’an untuk
diingati, maka adakah orang mahu mengambil pelajaran.” Fakta nya sudah banyak
orang dari berbagai kalangan bahkan tak terhitung yang sudah menghafal al-
Qur’an sejak jaman nabi Muhammad. Sebaliknya, sampai sekarang belum
diketahui orang non muslim yang dapat menghafal kitab sucinya. Maka
seharusnya kita sadar bahwa jaminan Allah tentang al-Qur’an yang mudah
dihafal ini merupakan suatu sentakan bagi kita gar berusaha menghafal al-Qur’an
terlepas berapun yang dapat kita hafal.
Adapun manfaat yang diperoleh dari menghafal al-Qur’an adalah sebgai
berikut :
1. Bisa menjadikan hafalan tersebut sebagai dzikir yang bisa dibaca berulang-
ulang, sehingga hati, jiwa dan kehidupan kita tidak akan kosong dari
cahaya nuansa al-Qur’an.
2. Dicintai oleh Allah, Rasulullah menyatakan bahwa Allah memiliki
‘keluarga’ dari kalangan manusia. Saat para sahabat menanyakan tentang

8|Page
siapa mereka, nabi menjelaskan bahwa mereka adalah para ahli al-Qur’an
orang-orang yang mempelajari, menghafal, membaca al-Qur’an dan
senantiasa berdzikir dengannya (Salim, 2013 ; 15)
3. Menghafal al-Qur’an termasuk metode agung untuk memperoleh
kesuksesan hidup. Dan pada dasarnya, semua ilmu membutuhkan hafalan.
Dan menghafal al-Qur’an bukan hanya menghafalkan lafadz-lafadznya,
melainkan juga memahami maknanya dan sungguh-sungguh
mengamalkannya. Itulah yang disebut hafalan yang mutqin, yang
menggabungkan tiga unsur; hafalan lafadz, hafalan makna, dan hafalan
amal (al-Laahim, 2014: 20-61)
e) Mengajarkan al-Qur’an (at-Ta’liim)
Dalam shahih Bukari, Nabi menjelaskan bahwa sebaik baik kita adalah yang
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Mengajarkan Al-Qur’an jika
dilakukan dengan tulus dan penuh kesungguhan adalah bagian dari aktifitas
dakwah yang sangat dianjurkan dan dipuji oleh Allah Ta’ala. Apalagi ia
merupakan sumber ilmu yang tiada keraguan didalamnya. Bahkan Imam
Syafi’I pernah mengatakan, semua ilmu itu hanya kesibukan yang tidak
berguna kecuali yang berdasarkan pada Al-Qur’an. Seperti dalam firman Allah
Swt. QS. Ali Imran : 164.
f) Mengamalkan al-Qur’an (at-Tathbiiq)
Ada beberapa fungsi dan tujuan diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad dan ummatnya. Hal tersebut sudah tercermin pada nama-nama
yang diberikan oleh Allah kepada kita suci ini. Tapi dari sekian banyak fungsi
dan tujuan tersbut, tujuan utamanya diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Seperti dalam firman Allah Swt.
Dalam QS Al-Baqarah : 2.

9|Page
BAB III
KESIMPULAN

Al Quran turun dengan kemuliaan yang ikut bersamanya. Orang yang dekat
Al Quran akan mendapatkan kemuliaan. Maka setiap orang yang dekat dengan
Al-Quran dan melakukan interaksi ideal dengan Al-Quran akan memperoleh
kemuliaan. Untuk mewujudkan bentuk interaksi ideal bersama al-quran dapat
dilakukan dengan beberapa hal. Seperti membaca Al-Quran, ayat Al-Quran yang
pertama diturunkan adalah perintah untuk membaca. ayat tersebut semakin
memperkuat perintah Allah SWT kepada para pemeluk agama Islam untuk
menjadikan Alquran sebagai bacaan pertama dan utama dalam hidupnya. Yang
kedua menyimak bacaan Al-Quran, merupakan suatu hal yang utama itulah
dalam surat Al-A'raf ayat 204 Imam As Syaukani berkata mengenai Ayat
tersebut bahwa Allah memerintahkan hambanya agar mendengarkan Al-Quran
dengan baik dan memperhatikan nya dengan tenang supaya memperoleh manfaat
dari Nya serta merenungkan hikmah dan kebaikannya. Yang ketiga memahami
dan merenungi kandungan Al_Quran yaitu aktivitas memahami makna ayat al-
Quran merenungi kandungannya, mengambil pelajaran darinya, dan berusaha
mengamalkannya. Yang keempat menghafal Alquran salah satu keistimewaan
yang dimiliki Alquran adalah mudah dipelajari dan dihafalkan. Yang kelima
mengajarkan al-quran, dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dijelaskan bahwa
sebaik-baiknya manusia adalah yang membaca al-quran dan mengajarkannya
mengajarkan al-quran dengan tulus merupakan bagian dari aktivitas dakwah dan
mengajarkan ilmu. Yang terakhir mengamalkan Alquran, sebagai imam yang
menuntun dan mengatur kehidupan sehingga penting untuk ditanam kesadaran
bahwa inti dari semua proses interaksi yang sebelumnya adalah untuk
mengamalkan kandungan Alquran.

10 | P a g e

Вам также может понравиться