Вы находитесь на странице: 1из 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mikroteknik

Dosen pengampu Dra. Ely Rudyatmi,M.Si

Disusun oleh

Elita Anggraini Setyobudi

4401412054

Rombel 1 Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
Pembuatan Preparat Squash Akar Bawang Merah dan Bawang Putih

A. Tujuan
1. Membuat preparat akar bawang merah dan bawang putih menggunakan
metode squash dengan pewarnaan acetocarmin.
2. Menganalisis hasil pembuatan akar bawang merah dan bawang putih
menggunakan metode squash dengan pewarnaan acetocarmin.

B. Landasan Teori

Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan


preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau
kaca preparat dengan menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan
untuk melihat proses mitosis pada akar Allium cepa (Budipramana,1992).

Langkah pertama dalam menyiapkan materi segar untuk pengamatan


mikroskopis adalah fiksasi. Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting
dalam membuat sediaan utuh maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah
menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan,
mengawetkan komponen-komponen sitologis dan histologis, mengawetkan
keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek sehingga akan
terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma,
jaringan dapat diwarnai sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah
dikenali. Secara ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan
dan menetapkan (Gunarso 1986).

Suatu fiksatif dikatakan baik jika mempunyai kemampuan untuk


mengendapkan kromatin, mempunyai kemampuan untuk mematikan dengan
segera, mempunyai kemampuan untuk mangautolisis protein, mencegah
terjadinya dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri, dan dapat menciptakan
keadaan pH yang sesuai untuk jaringan yang telah difiksasi (Arisworo, 2000).

Secara konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap: profase (prophase),


prometafase (prometaphase), metaphase (metaphase), anaphase (anaphase), dan
telofase (telophase). Sitokinesis yang bertumpang tindih dengan tahap akhir
mitosis, menyelesaikan fase mitotic (Campbell, 2010)
1. Profase. Kromatin berkondensasi dan nucleolus mulai lenyap. Walaupun
belum terlihat pada mikrograf, gelendong mitotic mulai terbentuk.
2. Prometafase. Kromosom diskert kini terlihat; masing-masing terdiri atas dua
kromatid saudara yang identik dan berjejer. Nantinya dalam prometafase,
selaput nucleus akan terfragmentasi.
3. Metafase. Gelendong telah lengkap, dan semua kromosom, yang melekat di
bagian mikrotubulus di bagian kinetokornya, berada pada lempeng
metaphase.
4. Anafase. Kromatid dari masing-masing kromosom telah terpisah, dan
kromosom anakan bergerak ke ujung-ujung sel saat mikrotubulus kinetokor
memendek.
5. Telofase. Nukleus anakan terbentuk. Sementara itu sitokinesis mulai:
Lempeng sel , yang akan membelah sitoplasma menjadi dua, tumbuh ke arah
tepi sel induk (Campbell, 2010).

C. Cara Kerja
Bawang merah dan bawang putih ditumbuhkan akarnya selama 7 hari . Akar
bawang yang sudah tumbuh dipotong sepanjang 5 mm dari ujung akar, diambil
pada pukul 04.00 WIB, selanjutnya irisan-irisan ujung akar difiksasi dalam botol
flakon berisi larutan asam asetat glasial 45% pada suhu 40C selama 15 menit,
kemudian dicuci dengan cara larutan fiksatif diganti dengan aquadest sebanyak
dua kali dengan bantuan spuit. Proses selanjutnya akar bawang dihidrolisis
menggunakan HCL 1 N suhu 60oC dalam pemanas selama 5 menit atau sampai
akar menjadi transparan. Selanjurnya akar bawang dicuci dengan cara mengganti
larutan HCL 1 N dengan aquadest sebanyak dua kali menggunakan bantuan spuit.
Tahap selanjutnya akar bawang diwarnai menggunakan acetocarmin selama 2 jam
di dalam botol flakon. Afixing, sediaan akar bawang diambil dari botol flakon
dengan kuas, selanjutnya diletakkan diatas gelas benda dan dipotong
menggunakan silet tajam sepanjang 2 mm dari pangkal akar untuk dibuang (yang
warnanya lebih terang). Mounting yaitu akar bawang diberi sedikit gliserin
selanjutnya memencetnya ditutup deck glass lalu disquash caranya adalah
mendorong deckglass dengan jari telunjuk, kemudian deskglass disegel dengan
kutek transparan lalu diamati dibawah mikroskop dan dianalisis hasilnya.

D. Hasil Pengamatan

Preparat squash akar bawang putih (Allium sativum)


3

Preparat squash akar bawang merah (Allium cepa)


Keterangan :
1. Nukleus (terdapat kromosom)
2. Sitoplasma
3. Dinding sel
4. Sel interfase

Perbesaran 40x10=400 kali

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam membuat preparat pejetan


untuk mengamati proses pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Alium
cepa) dan bawang putih (Allium sativum) pada preparat jam 04.00 tidak terjadi
fase pembelahan. Sel masih dalam keadaan interfase.

E. Pembahasan

Akar bawang merah dipotong sepanjang 3 mm, akar bawang tersebut


dimasukan kedalam botol flacon yang berisi larutan asam asetat 45 %, hal ini
dilakukan untuk menfiksasi akar bawang merah (mematikan sel atau jaringan
tanpa merusak sel atau jaringan tersebut ). Setelah itu, mengambil larutan asam
asetat lalu mencuci akar bawang merah (Alium cepa) dengan air selama 3 kali.
Hal ini dilakukan untuk membersihkan akar bawang merah (Alium cepa) dari
larutan asam asetat.
Fungsi bahan-bahan yang digunakan :
1. Acetocarmin fungsinya untuk memberi warna pada spesimen yang diamati
2. HCl fungsinya untuk menghidrolisis dan menghilangkan sisa-sisa zat kimia
yang sebelumnya.
3. Asam asetat glacial digunakan sebagai fiksatif yang mengeraskan kromosom
dan mencegah pengerasan jaringan. Daya penetrasinya cepat sehingga dapat
mengakibatkan pembengkakan jaringan.
Preparat pejetan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan
preparat yang dibuat dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau
kaca preparat dengan menggunakan ibu jari. Preparat pejetan biasanya digunakan
untuk melihat proses mitosis pada akar alium cepa.
Ketika ingin mempelajari bentuk kromosom suatu sel, maka saat yang tepat
adalah pada waktu sel sedang membelah baik secara mitosis maupun meiosis.
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh yang menghasilkan sel yang sama
dengan sel sebelumnya dan bersifat diploid, sementara pembelahan meiosis terjadi
pada sel gamet yang menghasilkan sel yang bersifat haploid.
Prinsip mitosis terletak pada tingkah laku kromosom selama berkembang
biak. Kromosom adalah benda-benda dalam inti sel yang hanya dapat terlihat pada
waktu sel membelah diri karena dapat mengikuti zat warna tertentu. Kromosom
ini mempunyai kemampuan menduplikasikan diri yaitu membentuk kromosom-
kromosom baru yang serupa dengan kromosom semula, selanjutnya kromosom-
kromosom ini akan di berikan kepada sel anak. Jaringan yang mudah untuk
ditelah mitosis ialah mensistem pada titik tumbuhan akar bawang mewarnainya
dengan zat pewarna yang sesuai akan tampak kromosom-kromosom dalam sel-sel
yang membelah dari.Semua mahluk hidup di susun oleh sel akan tetapi jumlah
dan ukuran sel yang dimiliki oleh setiap jenis mahluk hidup sudah tentu memiliki
pebedaan-perbadaan adanya perbedaan ini kita dapatkan makluk hidup yang
besar, kecil bahkan mikroskopis seperti jamur dan protozoa.Pertumbuhan dan
perkembangan setiap organisme tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel yang di milikinya secara terus menerus dalam proses pembelahan sel
biasanya kita melihat adanya benang-benang.Pada mitosis bahkan inti sal terbagi
sedemikian rupa sehingga suatu sel dihasilkan dan dua buah sel anaknya yang
masing-masing memiliki sifat genetik sama, mitosis berlangsung pada semua sel,
kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin.
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan
sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari
beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis
adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
a. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda – beda pada
tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian
materi inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom, membran
inti, mikro tubulus dan sentriol. Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
1) Profase
a) Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
b) Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
c) Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan.
d) Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara
kedua kutub pembelahan.
2) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel
dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada
serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
3) Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing –
masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya
dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai
pada kutub masing – masing.
4) Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
a) Kromatida yang berada pada kutub berubah menjadi benang–benang
kromatin kembali.
b) Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
c) Serat – serat gelendong menghilang.
d) Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya
terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama
dengan kromosom induknya.

F. Kesimpulan
1. Preparat akar bawang merah dan bawang putih dapat dibuat menggunakan
metode squash dengan pewarnaan acetocarmin.
2. Acetocarmine dapat mewarnai preparat akar bawang merah dan bawang putih
dengan baik.
3. Pada pukul 04.00 WIB tidak terjadi fase pembelahan.

G. Saran
1. Dalam pembuatan preparat harus memperhatikan waktunya untuk hidrolisis
dan pewarnaan.
2. Sebaiknya hidrolisis dilakukan sampai akar bawang benar-benar transparan.
3. Dalam squashing harus ditekan, agar sel-selnya terpisah-pisah dan dapat
diamati fase-fasenya.
H. Daftar Pustaka

Rudyatmi, Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi


FMIPA UNNES.

Campbell, Neil A. & Jane B. Reece. 2010. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Arisworo D. 2000. General Zoologi. Jakarta: PT grafindo media pratama

Budipramana, Lukas. 1992. Mikroteknik dan Pembuatan Peraga Biologi.


Surabaya : UNESA Press.

Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada
Pembuatan Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik
Parafin. Bogor: IPB Press

Вам также может понравиться