Вы находитесь на странице: 1из 41

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan bank selain menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk

simpanan giro, tabungan dan deposito yaitu menyalurkan kembali dana tersebut

kepada masyarakat yang membutuhkannya. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa

keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah selisih antara bunga yang diterima

dari alokasi dana tertentu.

Pemberian kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian

kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum

antara keduanya. Seringkali yang ditemui di lapangan perjanjian kredit dibuat

oleh pihak kreditur atau dalam hal ini adalah bank, sedangkan debitur hanya

mempelajari dan memahaminya dengan baik. Namun demikian perjanjian kredit

ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua belah pihak dikarenakan

perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian,

pengelolaan dan penatalaksanaan kredit tersebut dalam kesepakatan yang

dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila debitur menandatangani

perjanjian kredit yang dianggap mengikat kedua belah pihak dan berlaku sebagai

undang-undang bagi keduanya.

Bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat termasuk

resiko yang harus dihadapi atas pengembalian kredit. Keyakinan diperoleh

sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama

terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur. Agunan

1
merupakan salah satu unsur jaminan kredit agar Bank dapat memperoleh

tambahan keyakinan atas kemampuan debitur untuk mengembalikan utangnya.

Bank juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dan aspek penilaian yang ada

dalam prosedur memberikan kredit kepada debitur.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat

membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-

data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, tetapi masalah

diberikan. Kemudian jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan

yang sebenarnya tidak layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias

macet.

Jenis-Jenis kredit yang disediakan oleh bank pasti memiliki ragam syarat

dan ketentuan yang berlaku. Setiap kredit dengan ketentuan dan syarat yang

berlaku memiliki perhitungan yang saling menguntungkan kepada kreditur yaitu

bank serta debitur. Syarat dan ketentuan tersebut pastinya mengacu terhadap

peratura-peraturan atau ketentuan-ketentuan Bank Indonesia, kegiatan

perekonomian, serta arus uang yang beredar. Hal ini melatarbelakangi penulis

dalam membandingkan dengan salah satu jenis kredit untuk mengetahui

kesesuaian antara ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank dan teori-

teori pekreditan serta ketentuan dari Bank Indonesia (BI). Terdapat tiga macam

perhitungan kredit, yaitu flat rate, sliding rate dan anuitas. Ketiga cara

perhitungan kredit tersebut memiliki total angsuran yang berbeda-beda untuk

tingkat suku bunga yang sama, sehingga konsumen harus mengetahui cara

perhitungan kredit manakah yang paling baik dan menguntungkan yang harus

2
diambil konsumen dalam hal mengajukan kredit ke bank. Salah satu bank yang

menyediakan Kredit Agunan Rumah adalah Bank BTN dengan beberapa

persyaratan tertentu dan besaran suku bunga kredit yang telah ditentukan. Hal

tersebut membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Bank

BTN terutama dalam perhitungan kredit yang dilakukan untuk Kredit Agunan

Rumah.

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis kredit yang diberikan oleh Bank BTN.

2. Mengetahui persyaratan pengajuan kredit pada Bank BTN.

3. Mengetahui prosedur pengajuan kredit pada Bank BTN.

4. Mengetahui tatacara pengembalian kredit pada Bank BTN.

5. Mengetahui dan memahami perhitungan kredit dengan perhitungan bunga flat

rate, sliding rate dan anuitas.

C. Manfaat

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui jenis kredit yang diberikan oleh

Bank BTN.

2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui syarat, prosedur, tatacara

pengembalian dan perhitungan kredit dengan perhitungan bunga flat rate,

sliding rate dan anuitas.

3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara perhitungan kredit yang lebih

menguntungkan yang dapat menjadi informasi bagi konsumen.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebijakan Bank Indonesia

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah

Negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan laju inflasi,

mencapai pekerja penuh agar lebih sejahtera. Kebijakan moneter menurut

Sukirno (2004:26) adalah : “Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah

pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral

adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (merubah) penawaran uang

dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud untuk

mempengaruhi pengeluaran agregat.” Sedangkan menurut Rose & Marquis

(2006:168) kebijakan moneter adalah “Monetary policy may be defined as the

use of various tools by the central bank to control the availability of loanable

funds in an effort to achieve national economics goals, such as full

employment and reasonable price stability”.

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa kebijakan moneter adalah

penggunaan berbagai perangkat Bank Sentral untuk mengendalikan anggaran

yang tersedia dalam mencapai tujuan ekonomi nasional, seperti tidak adanya

pengangguran dan tercapainya kestabilan harga. Jadi kesimpulannya,

kebijakan moneter merupakan kebijakan Bank Sentral atau otoritas moneter

dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk

mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.

4
Kebijakan moneter merupakan upaya dari bank sentral (Bank

Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Peningkatan

jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan peningkatan harga dari yang

diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu laju

pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya, apabila peningkatan

jumlah uang yang beredar di masyarakat sangat rendah maka kelesuan

ekonomi yang terjadi. Jika kedua hal ini dibiarkan di masyarakat maka

tingkat kesejahteraan di masyarakat akan mengalami penurunan. Kondisi

inilah yang melatarbelakangi pemerintah atau otoritas moneter di dalam suatu

negara untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar melalui kebijakan

moneter. Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3

tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah

kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia

menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran

utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut

sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai

tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan.

Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar

untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk

mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. Dalam pelaksanaannya, Bank

5
Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter

melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku

bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan

oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter

tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka

di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto,

penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya

setelah jangka watktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam artian lain

kredit juga dapat diartikan sebagai kepercayaan, dengan maksud percaya bagi

sipemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit

yang disalurkannya akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan

bagi si penerima kredit merupakan kepercayaan sehingga mempunyai

kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan (Kasmir, 2009:96).

6
Adapun tujuan utama pemberian kredit menurut Kasmir (2009:100)

adalah sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari

pemberian kredt tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga

yang diterima sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit.

2. Membantu usaha nasabah, untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang

disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin

banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

Selain itu fasilitas kredit juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

c. Untuk meningkatkan daya guna barang

d. Meningkatkan peredaran barang

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

h. Untuk meningkatkan hubungan nasional.

7
Menurut Kasmir (2009:104), secara umum jenis-jenis kredit bila dilihat

dari segi tujuan kredit dibedakan sebagai berikut:

1. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Misalnya kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian.

2. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit

ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan. Misalnya

untuk kredit perumahan, kendaraan dan lain-lain.

3. Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan biasaya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagang tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau

agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

2.2. Prosedur Kredit

Menurut Subagyo (2014:37), dalam upaya menekan resiko yang

mungkin timbul, calon peminjam minimal harus memenuhi syarat- syarat

sebagai berikut :

1. Anggota dan calon anggota KSP bertempat tingggal di wilayah kerja

jangkauan pelayanaan KSP yang bersangkutan. Anggota dan calon

anggota sebaiknya dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok

anggota/calon anggota peminjam.

8
2. Telah memiliki rekomendasi dari ketua kelompok (bagi KSP yang

menyalurkan pinjaman dengan pola tanggung renteng).

3. Mempunyai usaha/penghasilan tetap.

4. Mempunyai simpanan aktif, baik berupa simpanan sukarela maupun

simpanan berjangka dan telah berjalan minimal 1 (satu) bulan.

5. Tidak memiliki tunggakan (kredit bermasalah) denggan koperasi maupun

pihak lain.

6. Tidak pernah tersangkut masalah pidana.

7. Memiliki karakter dan moral yang baik.

8. Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman.

9. Memperrtimbanggkan jumlah agunan untuk jumlah pinjaman yang

berjumlah besar dan beresiko.

Prosedur merupakan tahapan yang harus dilalui untuk memperoleeh

suatu tujuan tetentu. Menurut Kasmir (2009:115), prosedur pemberian kredit

meliputi:

9
Gambar 1. Prosedur Pemberian Kredit

2.3. Perhitungan Kredit

Bank Indonesia mengeluarkan panduan perhitungan bunga kredit.

Perhitungan bunga kredit yang digunakan bank akan menentukan besar

kecilnya angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar debitur atas kredit

yang diterima dari bank. Pemahaman mengenai berbagai perhitungan bunga

akan membantu debitur dalam membuat keputusan untuk mengambil kredit

yang paling menguntungkan sesuai dengan kemampuan keuangannya.

Beberapa cara yang digunakan oleh bank dalam menghitung bunga antara

lain:

a. Flat Rate

Perhitungan bunga didasarkan pada plafon kredit dan besarnya

bunga yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan

jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan

10
bunga kredit setiap bulan sama besarnya. Biasanya perhitungan bunga flat

diterapkan pada jenis kredit konsumtif, misalnya KPR (Kasmir, 2005).

Total Bunga = Pl × i ×
n
Keterangan:

Pl = plafon kredit

i = suku bunga per tahun

n = jangka waktu kredit (tahun)

Rumus angsuran (A) pokok ditambah bunga:

Rumus angsuran pokok (a) per bulan:

Rumus angsuran bunga (b) per bulan:

Keterangan :

M = plafonkredit

i = tingkat suku bunga

t = jangka waktu kredit (tahun)

n = jumlah bulan angsuran selama kredit

11
b. Sliding Rate (Efektif)

Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran

angsuran. Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir

setiap bulannya (baki debit) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap

bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang

dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil.

Keterangan:

SA = saldo akhir periode

i = suku bunga per tahun

Rumus angsuran pokok:

Keterangan:

a = angsuran pokok M =plafonkredit

n = periode kredit

12
Total pembayaran angsuran per bulan adalah angsuran pokok

ditambah angsuran bunga. (Kasmir, 2005)

c. Annuity Rate (Efektif)

Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama

jangka waktu kredit. Namun demikian, komposisi besarnya angsuran

pokok maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah yang mana

angsuran bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan

semakin membesar.

Keterangan:

Pl =plafonkredit

i = suku bunga per tahun

m = jumlah periode pembayaran

Keterangan:

A = anuitas

M =nilaikredit

I = tingkat suku bunga n = jangka waktu kredit

Rumus angsuran pokok pertama:

13
Selain ketiga jenis perhitungan bunga di atas, menurut Santoso

(2006) terdapat jenis perhitungan bunga lain, yaitu discounted rate yang

digunakan dalam transaksi pembelian surat berharga; dalam hal ini,

sertifikat deposito atau re- purchase agreement.

Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu

kredit apabila bank menetapkan suku bunga mengambang (floating).

Namun demikian, bank dapat menetapkan suku bunga yang bersifat tetap

(fixed) selama jangka waktu kredit atau pada jangka waktu tertentu (jangka

waktu yang diperjanjikan).

2.4. Evaluasi Kredit

Menurut Kasmir (2012:95) ada beberapa prinsip-prinsip evaluasi kredit

yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C yaitu sebagai berikut :

1. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon

debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank,

bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-

benar dapat dipercaya.

2. Capacity (capability)adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah

dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuan mengelola

bisnis serta kemampuan mencari laba.

3. Capital adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan

yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank.

14
4. Collateral merupakam jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit

yang diberikan.

5. Condition yiatu dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi

sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-

masing.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P menurut Kasmir

(2012:96) adalah Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment,

Profitability, dan Protection. Selanjutnya penilaian kredit dengan metode

analisis 3 R menurut Hasibuan (2008:108) adalah sebagai berikut :

1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon

debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup

untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan

usaha calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi, jika

sebaliknya maka kredit jangan diberikan.

2. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka

waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap

berjalan.

3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan

perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan

calon debiturnya risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan

menghadapi risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukturnya, jenis

bidang usaha, dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika risk bearing

15
ability perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila risk

bearing ability perusahaan kecil maka kredit diberikan.

16
III. PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

PT. Bank Tabungan Negara Tbk atau biasa dikenal dengan Bank BTN ini

merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan.

Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ini ditetapkan dengan UU No.

20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968. PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. atau dikenal dengan Bank BTN merupakan salah satu lembaga keuangan

yang juga turut menyalurkan dana dalam bentuk kredit. Bank BTN memiliki

sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah

berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postpaarbank. Di era kemerdekaan,

tepatnya tahun 1950, Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama

Postpaarbank menjadi Bank Tabungan Pos dan kemudian berganti nama lagi

menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963.

Pada tahun 1974, Perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu-satunya

institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi golongan

masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program Pemerintah yang tengah

menggalakkan program perumahan untuk rakyat. Perseroan mencatatkan saham

perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank

pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi

Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Sebagai Bank yang

fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu

masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah

17
idaman, Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam

dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan,

terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun

KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas. Sebagai bank yang fokus pada

pembiayaan perumahan, Perseroan juga sukses meningkatkan posisinya menjadi

peringkat ke-7 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit.

Visi Bank BTN adalah menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan

perumahan.

Misi Bank BTN:

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri

terkait pembiayaan konsumsi dari usaha kecil menengah.

b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,

jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian

dan good corporate governance untuk meningkatkan shareholder value.

B. Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamaan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil

keuntungan (Indra dan Suharjono, 2006). Adapun dalam Undang-Undang

18
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 telah dijelaskan bahwa kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamaan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Pengertian perbankan tersebut menyatakan bahwa bank atau lembaga

keuangan yang menyediakan jasa kredit melayani pinjam meminjam dengan

kesepakatan yang telah ditentukan. Kesepakatan pinjam meminjam antara pihak

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutang

beserta bunganya pada saat jatuh tempo pembayaran. Dalam pemberian kredit

terdapat dua pihak yang berkepentingan yaitu pihak pengusaha sebagai pemberi

kredit dan pihak nasabah sebagai peminjam. Sebelum kredit diberikan, harus ada

kesepakatan antara pihak bank dengan calon nasabah, bahwa mereka sepakat

sesuai dengan perjanjian kredit. Dalam pemberian kredit mencakup hak dan

kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang

ditetapkan bersama dan sanksi yang diberikan apabila debitur ingkar janji.

Kredit sangat dibutuhkan masyarakat guna mendorong dan melancarkan

aktivitas perdagangan, baik dalam bidang memproduksi barang maupun jasa, dan

juga untuk meningkatkan atau memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Karena faktor ini pulalah muncul berbagai macam jenis kredit yang ditawarkan

kepada masyarakat dengan berbagai definisinya masing-masing.

Untung (2005), mengemukakan bahwa fungsi kredit adalah:

1. Meningkatkan daya guna uang.

19
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

3. Meningkatkan daya guna.

4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

5. Meningkatkan kegairahan berusaha.

6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

Bank sebagai lembaga keuangan menerima simpanan dan penyalurannya

kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank meningkatkan daya guna

uang yang selama ini tersimpan secara menganggur dengan menyalurkannya

kepada mereka yang berhak dan mampu mengelolanya, yaitu mengelola uang

tersebut untuk membeli barang dan jasa, sehingga tabungan dan investasi

memiliki keterkaitan kuat. Tingginya angka tabungan di suatu negara mendorong

tingginya angka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Salah satu keuntungan dari pengajuan KTA adalah pihak bank tidak

mengharuskan atau tidak mewajibkan pengaju untuk suatu kebutuhan tertentu.

kata lain, pengaju bisa melakukan hal apa saja dari hasil pencairan KTA. Secara

garis besar, KTA termasuk ke dalam produk kredit konsumtif, yaitu digunakan

untuk salah satu dari kepentingan-kepentingan sebagai berikut:

1) Biaya Merenovasi Rumah

2) Biaya Pernikahan

3) Biaya Pendidikan Anda/anak

4) Biaya Pengobatan

5) Pelunasan/Penutupan Credit Card

6) Modal Usaha/Bisnis

20
7) Kebutuhan finansial lainnya

Produk KTA ini menjadi solusi instan bagi nasabah yang membutuhkan

dana cepat. Selain memiliki proses mudah, produk ini memiliki beberapa

kelebihan seperti memiliki cicilan ringan, syarat mudah, dan memiliki bunga

rendah. Cukup hanya dengan menyerahkan syarat-syarat yang diperlukan, Anda

langsung dapat mengajukan aplikasi untuk pinjaman ini. Berikut beberapa

keuntungan dalam mengajukan KTA:

1) Persyaratan pengajuan kredit yang mudah dan proses yang cepat.

2) Pinjaman diajukan tanpa memerlukan agunan atau tanpa jaminan.

3) Penggunaan pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan.

4) Suku bunga tetap (selama masa kontrak kredit).

5) Periode cicilan kredit disesuaikan dari 12 bulan – 60 bulan.

6) Mendapatkan perlindungan asuransi (untuk beberapa produk KTA dari bank

tertentu.

7) Limit pinjaman yang cukup besar, hingga Rp 300 juta.

C. Kebijakan Bank Indonesia

Bank sentral sebagai bank milik pemerintah, adalah lembaga keuangan yang

tidak bertujuan untuk memaksimumkan profit melainkan untuk mencapai tujuan

tertentu seperti mencegah kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan bank,

kestabilan tingkat harga, kesempatan kerja dan akhirnya pada pertumbuhan

ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral adalah bank yang bertugas melaksanakn

fungsi-fungsi pemerintah atau kepanjangan tangan dari pemerintah. Bank sentral

21
di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab

atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk

menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem

finansial secara keseluruhan.

Bank sentral pada awalnya berkembang dari suatu bank komersial yang

ditugaskan dan bertanggung jawab untuk menerbitkan uang kertas dan bertindak

sebagai agen dan bankir pemerintah atau lebih dikenal sebagai bank sirkulasi.Pada

perkembangan selanjutnya bank sirkulasi tersebut mengalami perubahan dengan

tujuan menjaga kestabilan moneter (diperlihatkan oleh kestabilan nilai uang yang

beredar di masyarakat), yaitu dengan menjalankan fungsi-fungsi lain seperti

mengelola kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank serta bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan sistem pembayaran (Forest, 1994). Berikut

perubahan fungsi dan tujuan bank sentral dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada era modern ini, tidak adal lagi bank sentral yang berfungsi sebagai

bank komersial. Seluruh bank sentral berfungsi sebagai otoritas moneter, dan

sebagian dari bank sentral memiliki fungsi tambahan sebagai pengatur dan

pengawas bank, serta sebagai penanggungjawab terlaksananya sistem

pembayaran.

Menurut Malayu Hasibuan (2001) dalam rangka mencapai tujuannya Bank

Indonesia mempunyai tugas sebagaimana dicantumkan dalam pasal 8 Undang –

undang No.23 Tahun 199. Tugas tersebut terbagi dalam 3 pilar yang merupakan 3

(tiga) bidang utama tugas Bank Indonesia, yaitu (1) menetapkan dan

22
melaksanakan kebijakan moneter; (2) mengatur dan menjaga kelancaran system

pembayaran; (3) mengatur dan mengawasi bank.

1. Tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Dalam pasal Undang – undang No. 23 Tahun 1999, ditegaskan bahwa

dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank

Indonesia berwenang untuk menetapkan sasaran – sasaran moneter dengan

memperhatikan sasaran laju inflasi yang diterapkannya, serta melakukan

pengendalian moneter dengan mempergunakan beberapa cara. Antara lain

operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib

minimum, dan pengaturan kredit pembiayaan.

2. Tugas mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran,

Bank Indonesia berwenang melaksanakan dan memberikan persetujuan atau

izin atas penyelenggaraan jasa system pembayaran, mewajibkan

penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan laporan

kegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat pembayaran. Sesuai dengan

UUD 1945, Bank Indonesia merupakan satu - satunya lembaga yang

berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah, serta

mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran.

3. Tugas mengatur dan mengawasi bank

Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999 menyatakan bahwa salah satu tugas

Bank Indonesia adalah pengaturan dan pengawasan bank. Dalam rangka

melaksanakan tugas ini, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan

23
dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank,

melaksanakan pengawasan bank, serta mengenakan sanksi terhadap bank.

Arsitektur Perbankan Indonesia (disingkat API) adalah kerangka dasar

sistem perbankan Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada

tanggal tanggal 9 Januari 2004.API diluncurkan sebagai salah satu upaya

Pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka membangun kembali

perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai

dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, di mana API menjadi salah satu program

utama dalam buku putih tersebut.

Untuk mempermudah pencapaian API maka Bank Indonesia

menetapkan enam sasaran yang ingin dicapai yang dituangkan ke dalam enam

pilar yang saling terkait satu sama lain, yaitu:

a. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi

nasional yang berkesinambungan.

b. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan

mengacu pada standar internasional.

c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang

tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.

d. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat

kondisi internal perbankan nasional.

e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya

industri perbankan yang sehat.

24
f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

D. Prosedur Pengajuan Kredit

Syarat dan ketentuan untuk mengajukan kredit di Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Cabang Purwokerto adapun sebagai berikut:

1. WNI dengan usia min 21 tahun atau telah menikah, memiliki status karyawan

tetap/wiraswasta/professional

2. Lama bekerja karyawan min 1 tahun, lama usaha/profesi min 1 tahun

3. Usia Pemohon tidak melebihi 65 tahun

4. Pemohon wajib menutup asuransi (jiwa dan kebakaran) dengan syarat banker

clause

5. Pemohon wajib menutup asuransi (jiwa dan kebakaran) dengan syarat banker

clause

6. Pembayaran angsuran secara auto debet dari rekening Pemohon yang

bersangkutan di Bank BTN

Kelengkapan dokumen untuk mengajukan kredit di Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Cabang Purwokerto adapun sebagai berikut:

Tabel 1. Kelengkapan Dokumen.


Dokumen Karyawan Wiraswasta Profesional
Form Aplikasi Kredit   
Fotokopi KTP Pemohon   
Fotokopi KTP   
Suami/Istri
Fotokopi Kartu   
Keluarga
Fotokopi Surat   
Nikah/Cerai
Fotokopi NPWP/ SPT   
tahunan

25
Fotokopi SK 
Pengangkatan Pegawai
Tetap
Asli Slip Gaji satu bulan 
terakhir/Surat
Keterangan Penghasilan
Fotokopi SIUP 
Fotokopi TDP 
Fotokopi Akta 
Pendirian/Perubahan
Fotokopi Akta 
Pengesahan Menteri
Kehakiman
Data Keuangan 
Perusahaan
Fotokopi Izin Praktek 
Fotokopi Rekening   
Koran atau Tabungan 3
bulan terakhir
Pas Foto Pemohon dan   
Pasangan (Apabila telah
menikah)

Cara mendaftar untuk mengajukan kredit di Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Cabang Purwokerto adapun sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan kredit KAR ke Kantor Cabang Bank BTN terdekat

2. Mengisi formulir aplikasi permohonan dengan benar dan lengkap

3. Melengkapi seluruh berkas permohonan kredit KAR BTN dan menyerahkan

kepada Petugas Loan Service yang ada pada Kantor Cabang

4. Apabila telah mendapatkan persetujuan kredit, segera mempersiapkan biaya

pra realisasi kredit pada rekening tabungan pemohon

5. Menandatangani perjanjian kredit dan APHT

Keunggulan yang ditawarkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk Cabang Purwokerto antara lain adalah prosesnya yang cepat, persyaratan

26
mudah, jangka waktu kredit sampai dengan 10 tahun, penggunaan bebas

sepanjang tidak bertentangan dengan hokum yang berlaku, kredit di-cover dengan

Asuransi Kebakaran dan Asuransi Jiwa Kredit.

Sesuai dengan standar operasional prosedur yang digunakan oleh PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto dalam pengajuan kredit,

maka PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto memiliki

proses dan prosedur pengajuan kredit sebagai berikut:

a. Pemberkasan

Pemberkasan merupakan suatu tahap awal dalam pengajuan kredit,

pemberkasan meliputi berkas-berkas/dokumen-dokumen yang dibutuhkan

sebagai syarat dalam pengajuan kredit, pada tahap pemberkasan ini

merupakan tahap awal loan service berkenalan dengan calon debitur,

sehingga pada kesempatan ini loan service bisa saja menyakan beberapa hal

penting pada calon debitur. Kelengkapan syarat-syarat KPR pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto meliputi:

1) Syarat pengajuan kredit KPR untuk Pegawai :

a) Form aplikasi pengajuan KPR

b) Foto kopi bukti diri suami dan istri (KTP, NIP, NRP)

c) Pas foto suami dan istri (3x4)

d) Fotokopi Kartu Kelurga (KK)

e) Fotokopi surat nikah/surat cerai.

f) Fotokopi CPNS, SK I, SK terakhir dan TASPEN (CPNS, SK I, SK

terakhir dan TASPEN asli

27
g) Fotokopi Tabungan BATARA

2) Syarat pengajuan kredit KPR untuk wiraswasta :

a) Form aplikasi pengajuan KPR

b) Foto kopi bukti diri suami dan istri (KTP, NIP, NRP)

c) Pas foto suami dan istri (3x4)

d) Fotokopi Kartu Kelurga (KK)

e) Fotokopi surat nikah/surat cerai

f) Fotokopi surat-surat ijin pendirian usaha (jika ada)

g) Fotokopi Tabungan BATARA

h) Keterangan perincian penghasilan.

i) Kwitansi/Bukti transaksi usaha

j) Surat keterangan dari instansi

b. Wawancara

Wawancara merupakan tahap kedua yang dilakukan dalam proses

pengajuan kredit, wawancara bertujuan untuk mengetahui watak/karakter

calon debitur guna mengenal calon debitur, untuk mangetahui kebenaran data

yang telah di tulis calon debitur didalam form pengajuan kredit, serta

informasi-informasi lain yang sekiranya dibutuhkan. Dalam wawancara

pertanyaan-pertanyaan yang biasa di tanyakan oleh loan service meliputi:

1) Point-point penting yang ada pada form pengajuan kredit, seperti data

pribadi pemohon, data suami/istri pemohon, data tentang pekerjaan, data

penghasilan.

28
2) Menanyakan kebutuhan kredit yang dibutuhkan oleh calon debitur (berapa

jumlah yang dibutuhkan oleh calon debitur, dipergunakan untuk apa kredit

tersebut, serta jangka waktu yang diinginkan calon debitur). Dalam

kesempatan ini loan service memberitahukan kepada calon debitur tabel

setoran yang harus dibayarkan tiap bulan

3) Menanyakan agunan yang akan dijadikan jaminan utang.

4) Menanyakan jumlah tanggungan keluarga (anak, orang tua, ataupun

saudara)

5) Menanyakan kekayaan dan hutang-hutang lain yang dimiliki oleh calon

debitur di bank ataupun lembaga kauangan lainnya.

6) Menanyakan perkembangan usaha calon debitur (jika seorang pengusaha).

c. DUP (Daftar Usulan Pemohon)

DUP (Daftar Usulan Pemohon) merupakan hasil keputusan sementara

dari analisis yang dilakukan berdasarkan data yang ada, di dalam DUP

memuat tentang keterangan tentang calon debitur (nama, alamat, No.

rekening), jenis kredit/plafon kredit, jumlah kredit, serta jangka waktu kredit.

d. SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit)

SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit) merupakan

keputusan final dari hasil analisis data yang telah dilakukan, SP3K di

terbitkan setelah DUP disetujui dan ditandatangani secara syah oleh pejabat

kredit (analis kredit, kepala unit ritel dan kepala cabang pembantu), begitu

juga dengan SP3K yang nantinya disetujui dan ditandatangani oleh pejabat

kredit.

29
e. Pengikatan Kredit

Pengikatan kredit dilakukan dengan penandatangananan perjanjian

kredit antara pihak calon debitur dengan pihak bank yang disaksikan oleh

notaris dan developer rumah yang dibeli calon debitur. Sebelum

menandatangani perjanjian kredit calon debitur diberi penjelasan secara detail

tentang kredit yang calon debitur terima dari bank (seperti: plafon kredit/jenis

kredit, jumlah kredit, angsuran kredit, biaya-biaya yang harus dikeluarkan,

dll), kewajiban calon debitur dalam membayar angsuran kredit, konsekuensi

jika terjadi keterlambatan pembayaran angsuran kredit. Setelah calon debitur

menyetujui semua penjelasan tersebut, maka dilakukan penandatanganan

perjanjian kredit, pada saat itu calon debitur resmi menjadi debitur PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto.

f. Realisasi kredit

Realisasi kredit atau pencairan kredit dilakukan dengan cara peng-

kreditan No. rekening yang telah dibuka oleh debitur, realisasi dilakukan

setelah penandatanganan surat pengikatan kredit selesai.

30
Gambar 2. Alur dan Prosedur Pengajuan Kredit.

E. Perhitungan Kredit

Contoh Soal:

Abel mendapat pinjaman KTA untuk kredit agunan rumah dari Bank BTN

sebesar Rp 100.000.000 dengan bunga yang dikenakan sebesar 12% per tahun .

Abel memilih untuk melunasinya dalam jangka 1 tahun. Abel akan menghitung

menggunakan 3 jenis perhitungan bunga yaitu flat rate, sliding rate, dan anuitas.

1. Flat Rate

Tabel 2. Perhitungan Flat Rate.


Angsuran/
Bulan Saldo Akhir Bulan Bunga Total Angsuran
1 100.000.000 8.333.333 1.000.000 9.333.333
2 91.666.667 8.333.333 1.000.000 9.333.333
3 83.333.334 8.333.333 1.000.000 9.333.333
4 75.000.001 8.333.333 1.000.000 9.333.333
5 66.666.668 8.333.333 1.000.000 9.333.333
6 58.333.335 8.333.333 1.000.000 9.333.333

31
7 50.000.002 8.333.333 1.000.000 9.333.333
8 41.666.669 8.333.333 1.000.000 9.333.333
9 33.333.336 8.333.333 1.000.000 9.333.333
10 25.000.003 8.333.333 1.000.000 9.333.333
11 16.666.670 8.333.333 1.000.000 9.333.333
12 8.333.337 8.333.333 1.000.000 9.333.333
Jumlah 99.999.996 12.000.000 111.999.996

2. Sliding Rate

Tabel 3. Perhitungan Sliding Rate.


Angsuran/
Bulan Saldo Akhir Bulan Bunga Total Angsuran
1 100.000.000 8.333.333 1.000.000 9.333.333
2 91.666.667 8.333.333 916.666,67 9.249.999,67
3 83.333.334 8.333.333 833.333,34 9.166.666,34
4 75.000.001 8.333.333 750.000,01 9.083.333,01
5 66.666.668 8.333.333 666.666,68 8.999.999,68
6 58.333.335 8.333.333 583.333,35 8.916.666,35
7 50.000.002 8.333.333 500.000,02 8.833.333,02
8 41.666.669 8.333.333 416.666,69 8.749.999,69
9 33.333.336 8.333.333 333.333,36 8.666.666,36
10 25.000.003 8.333.333 250.000,03 8.583.333,03
11 16.666.670 8.333.333 166.666,7 8.499.999,7
12 8.333.337 8.333.333 83.333,37 8.416.666,37
Jumlah 99.999.996 6.500.000,22 106.499.996,2

3. Anuitas

Tabel 4. Perhitungan Anuitas.


Total
Bulan Saldo Akhir Angsuran/ Bulan Bunga Angsuran
1 100.000.000 7.840.000 1000000 8.840.000
2 92.160.000 7.918.400 921600 8.840.000
3 84.241.600 7.997.584 842416 8.840.000
4 76.244.016 8.077.559,84 762440.16 8.840.000
5 68166.456,16 8.158.335,438 681664.562 8.840.000
6 60.008.120,72 8.239.918,793 600081.207 8.840.000
7 51.768.201,93 8.322.317,981 517682.019 8.840.000
8 43.445.883,95 8.405.541,161 434458.839 8.840.000
9 35.040.342,79 8.489.596,572 350403.428 8.840.000
10 26.550.746,22 8.574.492,538 265507.462 8.840.000

32
11 17.976.253,68 8.660.237,463 179762.537 8.840.000
12 9.316.016,214 8.746.839,838 93160.1621 8.840.000
Jumlah 99.430.823.62 6.649.176,38 106.080.000

Dapat disimpulkan metode yang paling menguntungkan adalah dengan

menggunakan metode sliding rate dengan bunga yang paling kecil yaitu Rp.

6.500.000,22. Menurut wawancara kami Bank BTN cabang Purwokerto

menggunakan dua metode yaitu flat rate dan anuitas. Metode flat rate

digunakan di awal dan ketika sudah berjalan kemudian menggunakan metode

anuitas.

F. Evaluasi Kredit

Sesuai dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengharuskan setiap

bank mempunyai pedoman analisis guna menghindari adanya resiko, maka PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto menerapkan pedoman

analisis dasar 5C yang kemudian dituangkan dalam laporan perangkat analisa

kredit, dan laporan perhitungan kelayakan/skoring (credit scoring model).

Evaluasi yang dilakukan oleh loan service yang merupakan analis kredit PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto berdasarkan atas data

informasi yang telah diperoleh melalui berkas-berkas yang telah diajukan oleh

pemohon/calon debitur. Namun terkadang ada beberapa pemohon yang

memalsukan informasi pada berkas-berkas permohonan kredit, maka loan service

yang merupakan analis kredit melakukan pencarian data informasi dengan

beberapa metode lain.

33
Berikut ini beberapa metode lain yang digunakan oleh PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk Cabang Purwokerto dalam memperoleh data informasi :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah calon debitur memasukan dokumen

permohonan kredit kepada Loan Service. Wawancara bertujuan untuk

mengetahui watak/karakter calon debitur guna mengenal calon debitur, untuk

mangetahui kebenaran data yang telah di tulis calon debitur, didalam form

pengajuan kredit, serta informasi-informasi lain yang sekiranya dibutuhkan.

Hasil wawancara akan dituangkan dalam sebuah laporan wawancara.

a. OTS (On The Spot)

OTS (On The Spot) merupakan kegiatan penilaian agunan calon

debitur yang dilakukan oleh petugas Loan Administration/Administrasi

Kredit guna mengetahui kebenaran agunan, legalitas agunan, layak atau

tidaknya barang dijadikan agunan serta mengetahui harga pasaran

agunan/harga taksasi bank. Untuk kredit perumahan (KPR) agunan berupa

sertifikat rumah yang akan dibeli, selama kredit debitur belum lunas

sertifikat tetap ditahan oleh pihak bank.

b. Informasi Bank to Bank

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam mencari Informasi

calon debitur melalui bank to bank dapat dilihat dari SID (Sistem

Informasi Debitur) yang diperoleh dari BI (Bank Indonesia). Didalam SID

bisa dilihat karakter calon debitur, antara orang yang mempunyai karakter

baik dan orang yang mempunyai karakter kurang baik. Dalam pemberian

34
kredit oleh bank, ada dua jenis karakter orang yang perlu diwaspadai dan

dihindari guna mencegah adanya kredit bermasalah.

Setelah dilakukan analisis dasar 5C, hasil analisis dituangkan

kedalam dua laporan guna memudahkan pejabat kredit lain (kepala unit

ritel, kepala cabang pembantu) melihat dan menganalisa permohonan

kredit calon debitur, laporan tersebut meliputi :

1) Perangkat Analisa Kredit

Didalam perangkat analisa kredit terdapat beberapa informasi

mengenai :

a) Data Pemohon

Data pemohon diperoleh berdasarkan informasi dari berkas

permohonan kredit yang kemudian disesuaikan dengan hasil

wawancara dan hasil survey/OTS (on the spot).

b) Permohonan Kredit

Permohonan kredit berisi tentang kebutuhan kredit yang

diperlukan oleh calon debitur, penggunaan kredit tersebut, dan

angsuran kredit. Besarnya permohonan kredit yang dapat

direalisasikan oleh bank disesuaikan dengan besarnya nilai

agunan dan jumlah pendapatan bersih yang diterima.

c) Data Penghasilan

Data penghasilan yang dimaksud yaitu penghasilan yang

diperoleh oleh calon debitur baik penghasilan suami maupun istri,

serta data biaya-biaya hidup (biaya rumah tangga, biaya

35
pendidikan, biaya tanggungan, dll) yang dikeluarkan oleh calon

debitur guna mengetahui pendapatan bersih yang dimiliki oleh

calon debitur. Penghitungan pendapatan bersih bertujuan untuk

mengetahui kemampuan calon debitur dalam membayar angsuran

tiap bulan.

d) Legalitas Agunan

Legalitas agunan merupakan pengakuan secara hukum

kebenaran akan adanya agunan, hal ini bertujuan untuk

memperoleh jaminan kepastian atas agunan, karena agunan

merupakan alat pengaman bagi bank sehingga diperlukan adanya

kepastian.

e) Evaluasi Kredit

Evaluasi kredit dalam hal ini KPR, maka yang dinilai

meliputi: lokasi perumahan, kenyamanan, lokasi agunan, jarak

fasilitas sosial, jenis jalan lingkungan,, kondisi jalan, resiko

banjir, kondisi wilayah agunan, sarana dan prasarana, jumlah

akses jalan keperumahan.

2) Perhitungan Kelayakan/Skoring (Credit Skoring Model)

Didalam perhitungan kelayakan, yang dinilai meliputi :

a) Kemampuan Membayar (Ability To Pay)

Kemampuan membayar calon debitur diukur dengan

mempertimbangkan pendidikan, usia, penghasilan calon debitur.

Pendidikan kaitannya dalam memperoleh pekerjaan guna jaminan

36
memperoleh penghasilan serta kesadaran dalam memenuhi

kewajiban dari calon debitur untuk membayar hutang, usia

kaitanya dengan seberapa lama calon debitur mampu membayar

hutang (jika usia sudah rentan penyakit tidak dibolehkan

memperoleh kredit jangka panjang), penghasilan kaitanya dengan

penghasilan bersih yang diterima oleh calon debitur guna

mengukur seberapa besar kemampuan membayar angsuran.

b) Kemauan Membayar Kembali (Willingness To Repay)

Analisis terhadap kemauan membayar calon debitur diukur

dari jarak tempat kerja dengan kantor Bank BTN, dan jarak antara

tempat kerja dengan agunan, jarak dijadikan ukuran karena

semakin jauh jaraknya semakin memakan waktu untuk

menempuhnya maka dapat menyebabkan rendahnya kemauan

calon debitur untuk membayar angsuran ke bank.

c) Kahandalan Agunan (Collateral)

Kehandalan agunan dinilai secara ekonomis yaitu dapat

dengan mudah dikonversikan dengan uang tunai (marketability)

dan nilai agunan tersebut tidak mudah mengalami penurunan

nilai/penyusutan secara drastis dan dinilai secara yuridis

(legalitas) yaitu pengakuan secara hukum atas agunan, guna

memperoleh kepastian secara hukum.

37
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bank BTN merupakan salah satu bank yang memberikan jasa kredit yang

sangat dibutuhkan masyarakat guna mendorong dan melancarkan aktivitas

perdagangan, baik dalam bidang memproduksi barang maupun jasa, dan juga

untuk meningkatkan atau memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, salah

satunya adalah Kredit Tanpa Agunan.

2. Tata cara dan persyaratan pengajuan kredit pada Bank BTN tidak sulit, calon

kreditur bisa mendapatkan kredit yang diinginkan dengan mendatangi

langsung Bank BTN dengan membawa syarat dan dokumen yang ditentukan

oleh Bank BTN bagi seorang karyawan, wirausaha maupun profesional.

3. Terdapat tiga cara perhitungan kredit dengan perhitungan bunga yaitu flat

rate, sliding rate dan anuitas. Tetapi pada umumnya perhitungan bunga pada

Kredit Tanpa Agunan adalah dengan menggunakan flat rate.

B. Saran

Apabila seorang calon kreditur ingin melakukan kredit, calon kreditur perlu

mengetahui syarat atau dokumen yang harus dipenuhi. Seorang calon kreditur

juga perlu mengetahui bagaimana perhitungan angsuran kreditnya sehingga beban

angsuran untuk kredit tersebut tidak terlalu besar dan sebaiknya calon kreditur

memilih perhitungan angsuran kredit secara sliding rate jika bank yang

38
bersangkutan menggnakan ketiga cara perhitungan kredit flat rate, sliding rate

dan anuitas.

39
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Kasmir, 2009. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.


Jakarta.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Kuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Rose, Colin dan Nicholl, Malcolm J. 2006. Accelerated Learning : Cara Belajar
Cepat Abad XXI. Bandung : Nuansa.

Santoso. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik, Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.

Subagyo. 2014. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam. Jakarta: Mitra Wacana


Media

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

40
LAMPIRAN FOTO

41

Вам также может понравиться