Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
Aris shiomin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), Cet. 2, h.174.
2
Saminanto, Model-model pembelajaran, (Bandung : PT. Refika, 2010), h. 37.
3
Arif Ismail, Model-Model Pembelajaran Mutakhir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 27.
4
Agus Suprijono, Model-Model Pembelajaran. (Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya, 2011), h. 8.
5
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika
Aditama, 2010), h.67.
Hamzah B.Uno menyatakan bahwa metode Snowball Throwing adalah kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan individu untuk berpendapat, kemudian
dipadukan secara berpasangan, berkelompok, dan yang terakhir secara klasikal untuk
mendapatkan pandangan dari seluruh siswa atau siswa di kelas. 6
6
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta:
Bumi aksara, 2011), h.102.
7
Asrori, Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan
Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.3.
dilempar lemparkan kepada murid lain. Murid yang mendapat bola kertas lalu membuka
dan menjawab pertanyaannya. 8
8
Rukmana Devi, Metode Analisis Kualitatif, (Bandung: Pustaka Utama, 2011), h.12.
9
Asrori, Loc.Cit.
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman
kelompoknya.
d. Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk menuliskan
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu murid
ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
f. Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan
kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri
pembelajaran yang diberikan.
h. Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman muridakan
materi pembelajaran.
i. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan moral dan
tugas di rumah.
10
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2009), h. 128.
11
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 110.
c. Masing–masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing–masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
12
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Persada Press, 2010), h. 92.
pertanyaan mereka di depan kelas dan memberi jawabannya. Guru dan siswa yang lain
dapat mengomentari bila perlu.
13
Agus Suprijono, Op.Cit., h. 130.
14
Dian Safitri, Metode Pembelajaran Snowball Throwing, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
h. 19.
b. Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran
yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat penjelasan dari
teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan
penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang
didiskusikan dalam kelompok.
c. Dapat membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pertanyaan
kepada teman lain maupun guru.
d. Melatih murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
e. Merangsang murid mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang
dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
f. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada temanmaupun guru.
g. Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan
suatu masalah.
h. Murid akan memahami makna tanggung jawab.
i. Murid akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku,
sosial,budaya, bakat dan intelegensia.
j. Murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya
15
Agus Suprijono, Op.Cit., h. 132.
menjawab pertanyaan yang diajukan; dapat bekerjasama dalam menemukan pemecahan
suatu masalah; bertanggung jawab; bisa menerima heterogenitas suku, sosial,budaya,
bakat dan intelegensia dan murid akan terus termotivasi untuk meningkatkan
kemampuannya. Namun, di metode ini juga memiliki kelemahan yakni penguasaan
materi hanya ditujukan pada murid sehingga tidak luas pengetahuan yang didapat, dan
tidak bisa digunakan dalam semua materi pelajaran karena kurang efektif.