Вы находитесь на странице: 1из 10

PENGARUH KONFLIK DAN STRES KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN

KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban)

Pepi Mulita Sari


Endang Siti Astuti
Gunawan Eko Nurtjahjono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail : pepimulita@ymail.com

Abstract

The objective of research is to understand and to explain the influence of work conflict and work stress on
motivation. The influence of motivation on employee performance and the influence of work conflict and work
stress on employee performance. Method of research is explanatory research with quantitative approach. The
sample includes 64 employees of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Tuban Branch, and the sample is
obtained with total sampling. Data analysis technique involves descriptive analysis and path analysis. The
result of partial research shows that work conflict is significantly influencing motivation by significance value
of 0.003   = 0.05. Result of partial research indicates that work stress is significantly influencing motivation
by significance value of 0.000   = 0.05. Result of partial research known that work motivation is
significantly influencing employee performance by significance value of 0.000 ≤ α = 0.05. Result of partial
research also reveals that work conflict is significantly influencing employee performance by significance
value of 0.000   = 0.05. Result of partial research also reveals that work stress is significantly influencing
employee performance (Y2) by significance value of 0.000   = 0.05.

Keywords : Work Conflict, Work Stress, Work Motivation, Employee Performance, Path Analysis

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh antara variabel konflik, stres
kerja terhadap motivasi, pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, serta pengaruh konflik, stres kerja
terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode explanatory research atau penelitian
penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan berjumlah 64 karyawan pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban yang didapatkan dengan menggunakan total sampling.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian
secara parsial diketahui konflik berpengaruh signifikan terhadap motivasi, dengan nilai sig sebesar 0.003 ≤ α
= 0.05. Hasil penelitian secara parsial diketahui stres kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi, dengan
nilai sig sebesar 0.000 ≤ α = 0.05. Hasil penelitian secara parsial diketahui motivasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan, dengan nilai sig sebesar 0.000 ≤ α = 0.05. Hasil penelitian secara parsial diketahui
konflik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan nilai sig sebesar 0.000 ≤ α = 0.05. Hasil
penelitian secara parsial diketahui stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan nilai
sig sebesar 0.000 ≤ α = 0.05.

Kata Kunci : Konflik Kerja, Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan, Path Analysis.

PENDAHULUAN organisasi, karena manusia sebagai perencana,


Sumber daya manusia merupakan faktor utama pelaku, serta penentu terwujudnya tujuan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Pencapaian perusahaan. Sumber daya manusia dalam
tujuan perusahaan tidak lepas dari manusia yang perusahaan perlu adanya pengelolaan secara
berperan aktif dan dominan setiap kegiatan profesional agar terwujud keseimbangan antara
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 1
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan pimpinan kepada karyawan, maka akan semakin
kemampuan perusahaan. Manajemen sumber daya maksimal kinerja yang dihasilkan oleh karyawan.
manusia juga dapat didefinisikan pula sebagai suatu Kinerja sangat penting bagi organisasi untuk
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang mencapai tujuannya. Menurut Mangkunegara
ada pada individu (pegawai). (2012:9) “Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil
Menurut Rivai, et.al (2013:279) “Konflik kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
adalah pertentangan dalam hubungan kemanusiaan dicapai SDM dalam melaksanakan tugas kerjanya
(intrapersonal atau interpersonal) antara satu pihak sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
dengan pihak lain dalam mencapai suatu tujuan, kepadanya”.
yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan, Peningkatan kualitas manajemen Bank tidak
emosi atau psikologi dan nilai”. Konflik dapat terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang
menjadi energi yang kuat apabila dapat dikelola dimiliki. Sebagai salah satu bank yang cukup
dengan baik sehingga dapat dijadikan motivasi, jika berpengalaman dalam bidang perbankan di
konflik tidak dapat dikendalikan mengakibatkan Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia menjalankan
kinerja organisasi rendah. Penyebab terjadinya seluruh kegiatan operasionalnya dibutuhkan
konflik pada setiap organisasi sangat bervariasi, ketelitian, ketepatan, dan kemampuan sumber daya
bergantung pada cara-cara individu menafsirkan, manusia terhadap kinerja karyawan. Agar kinerja
mempersepsi, dan memberikan tanggapan. karyawan dapat lebih optimal maka salah satu hal
Selain konflik, stres juga berpengaruh secara yang penting dan harus diperhatikan adalah
tidak langsung terhadap kinerja karyawan dan penanggulangan konflik dan stres kerja para
tujuan organisasi. Stres menjadi salah satu masalah karyawan dengan pemberian motivasi kerja.
yang paling sering dihadapi oleh setiap individu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dalam menyelesaikan pekerjaan. Stres merupakan Cabang Tuban menganggap konflik dan stres kerja
keadaan yang wajar karena terbentuk pada diri menjadi suatu hal yang rentan terjadi pada
manusia sebagai suatu respon dan merupakan karyawan karena adanya berbagai tuntutan kerja
bagian dari kehidupan sehari-hari dengan kesibukan yang banyak dan adanya jam lembur yang harus
dan beban kerja semakin bertambah. Stres dapat dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
digambarkan sebagai perasaan tegang, gelisah, atau meneliti konflik dan stres kerja yang dialami oleh
khawatir. Menurut Ivancevich, et. al (2007:295) seseorang karyawan dalam menyelesaikan
“Stres adalah suatu respon adaptif, dimoderasi oleh pekerjaan sesuai tanggung jawab yang diberikan
perbedaan individu yang merupakan konsekuensi dan seberapa besar konflik dan stres kerja yang
dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang dialami oleh karyawan tersebut mempengaruhi
menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang”. motivasi kerja dan kinerja karyawan.
Stres dan konflik adalah hal yang umum yang Berdasarkan uraian latar belakang masalah
terjadi dalam sebuah organisasi, yang perlu tersebut, maka peneliti tertarik melakukan
diperhatikan adalah pimpinan memberikan penelitian dengan judul “Pengaruh Konflik dan
dorongan untuk menentukan kemauan yang berupa Stres Kerja terhadap Motivasi dan Kinerja
pemberian motivasi kepada karyawan agar konflik Karyawan” (Studi pada Karyawan PT. Bank
dan stres kerja yang dialami dapat diatasi karena Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
karyawan sudah termotivasi dan berpengaruh Tuban).
terhadap semangat kerja, sehingga dapat
meningkatkan kinerja dan tujuan organisasi dapat KAJIAN PUSTAKA
tercapai. Konflik Kerja
Pemberian motivasi kepada karyawan Menurut Mangkunegara (2013:155) “Konflik
merupakan suatu rangkaian yang dimulai dari adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa
kebutuhan, menimbulkan keinginan, tindakan, dan yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya,
menghasilkan keputusan. Motivasi menjadi hal orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang
yang sangat penting bagi setiap perusahaan dan diharapkan.
sebagai pamacu kemampuan karyawan. Menurut Menurut Gitosudarmo dan Nyoman (2000:103)
Gitosudarmo dan Nyoman (2000:28) “Motivasi ada 6 jenis konflik yaitu konflik dalam diri
adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseoarang seseorang, konflik antar individu, konflik antar
yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya anggota kelompok, konflik antar kelompok, konflik
untuk memenuhi tujuan tertentu”. Semakin kuat intraorganisasi, dan konflik antar organisasi.
motivasi atau dorongan yang diberikan oleh Konflik intraorganisasi meliputi empat subjenis,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yaitu konflik vertikal, horizontal, lini-staff, dan c. Kelompok yaitu hubungan yang kurang baik
konflik peran. dengan lawan, bawahan, dan atasan.
a. Konflik vertikal terjadi antara manajer dengan d. Organisasional yang meliputi desain struktur
bawahan yang tidak sependapat tentang cara organisasi yang kurang bagus, tidak ada
terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas. kebijaksanaan khusus.
b. Konflik horizontal terjadi antara karyawan atau
departemen yang memiliki hirarki yang sama Motivasi
dalam organisasi. Motivasi berasal dari kata ‘movere’ yang
c. Konflik lini-staff yang sering terjadi karena berarti dorongan, motivasi dapat didefinisikan
adanya perbedaan persepsi tentang keterlibatan sebagai suatu usaha menimbulkan dorongan (motif)
staf (staf ahli) dalam proses pengambilan pada individu (kelompok) agar bertindak
keputusan oleh manajer lini. (melakukan sesuatu). Menurut pendapat Siagian
d. Akhirnya konflik peran dapat terjadi karena (2004:287) “Motivasi adalah dorongan bagi
seseorang memiliki lebih dari satu peran yang karyawan untuk berbuat semaksimal mungkin
bertentangan. dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini
bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai
Stres Kerja tujuan dan berbagai sasarannya”.
Mangkunegara (2013:157) berpendapat bahwa Menurut pendapat Mohyi (2013:147) untuk
“Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami memberikan motivasi pada karyawan ada 2 metode
karyawan dalam menghadapi pekerjaan”. Stres yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
kerja ini tampak dari Simptom, antara lain emosi
tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, a. Metode Langsung (Direct Motivation)
sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa Metode langsung adalah motivasi yang
rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah diberikan secara langsung, jelas, tegas kepada
meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan. para karyawan baik berupa, materi ataupun non
Szilagyi (1990) dalam Gitosudarmo dan materi untuk memenuhi kebutuhan dan
Nyoman (2000:50) mengemukakan bahwa ada tiga kepuasannya.
komponen utama dari stres yaitu, Pertama, b. Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation)
komponen stimulus meliputi kekuatan-kekuatan Metode Tidak Langsung yaitu motivasi
yang menyebabkan adanya ketegangan atau stres. yang diberikan secara tidak langsung atau secara
Bagi seorang pengusaha misalnya mengalami tidak terang-terangan, yaitu memotivasi
frustasi karena sulitnya memperoleh pinjaman dari karyawannya, seperti lingkungan kerja yang
lembaga perbankan secara cepat untuk membiayai bersih, tempat duduk yang bagus dan empuk,
biaya operasional yang sangat mendesak. Seperti mesin-mesin dan lay out yang bagus dan udara
dikemukakan di atas bahwa stimulus stres dapat nyaman.
berasal dari lingkungan eksternal, organisasi dan
individu. Kedua, komponen respon meliputi reaksi Kinerja Karyawan
fisik, psikis atau perilaku terhadap stres. Paling Menurut Lhutan dalam Hamzah dan Nina
tidak ada dua respon terhadap stres yang paling (2012:121) dengan pendekatan tingkah laku
sering diidentifikasi yaitu frustasi dan gelisah. menyatakan bahwa “Kinerja adalah kuantitas atau
Ketiga, komponen interaksi dari stres yaitu interaksi kualitas seseorang yang dihasilkan atau jasa yang
antara faktor stimulus dengan faktor respon dan diberikan oleh seseorang yang melakukan
stres. pekerjaan”. Definisi ini menggambarkan bahwa
Terjadinya stres pada seseorang disebabkan pada kinerja terdapat standar ukuran tertentu untuk
oleh beberapa hal, dimana faktor-faktor penyebab mengetahui keberhasilan dan prestasi seseorang
stres ini disebut juga stressor. Menurut Gibson atau kelompok. Standar ukuran tersebut dapat
dalam Mohyi (2013:158) berpendapat bahwa berbentuk jumlah hasil pekerjaan atau kuantitas dan
sumber stres kerja yang berasal dari tempat kerja mutu atau kualitas pekerjaannya. Artinya, seseorang
ada 4 kategori yaitu : atau kelompok dapat dikategorikan memiliki
a. Lingkungan fisik, meliputi cahaya, suara, suhu, kinerja baik, kinerjanya sesuai atau lebih tinggi dari
ventilasi standar yang telah ditentukan. Sebaliknya, apabila
b. Individu, yang meliputi konflik peran, peran kinerja seseorang atau kelompok dapat
ganda, beban kerja yang berlebihan, tidak ada dikategorikan buruk jika lebih rendah dari standar
kontrol, tanggung jawab dan kondisi kerja. yang telah ditetapkan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pengukuran kinerja karyawan sangat menjadi tidak fokus dalam bekerja secara maksimal
dibutuhkan perusahaan untuk mengukur tingkat yang dapat menghambat pencapaian tujuan
prestasi kerja karyawan dalam usaha mencapai organisasi.
kinerja yang maksimal. Untuk mempermudah Dalam mencapai tujuan perusahaan, agar tidak
dalam pengukuran kinerja karyawan, Dharma ada suatu hambatan, pimpinan harus memberikan
(2003:355) mengemukakan bahwa hampir semua motivasi yang bersifat positif sehingga dapat
cara-cara pengukuran kinerja mempertimbang-kan memberikan semangat kerja karyawan. Seorang
hal-hal sebagai berikut: karyawan yang mengalami konflik dan stres kerja
a. Kuantitas yaitu jumlah yang diselesaikan atau dapat dimotivasi bekerja lebih baik lagi untuk
dicapai. memperbaiki dirinya. Dengan adanya motivasi
b. Kualitas yaitu mutu yang harus diselesaikan atau kerja yang tinggi akan menciptakan suatu keinginan
dicapai. untuk bekerja dan memberikan sesuatu yang terbaik
c. Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan untuk pekerjaan dengan tanggung jawab yang sudah
waktu yang direncanakan. diberikan.
Pendapat tersebut untuk menegtahui kinerja
karyawan agar dapat diukur ada tiga yaitu, Hipotesis
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Selain hal
itu juga diperlukan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan petujuk yang diberikan dan
harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.

Pengaruh Konflik Kerja dan Stres Kerja


Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan Gambar 1 Model Hipotesis
Menurut Robbins (2006:1) menyatakan bahwa H1 : Diduga Konflik Kerja (X1) berpengaruh
“Konflik sebagai proses yang bermula ketika satu negatif signifikan terhadap Motivasi Kerja
pihak merasakan bahwa pihak lain telah Karyawan (Y1).
mempengaruhi secara negatif”. H2 : Diduga Stres Kerja (X2) berpengaruh
Konflik kerja juga dapat menimbulkan negatif signifikan terhadap Motivasi Kerja
pengaruh yang negatif apabila tidak ditangani Karyawan (Y1).
dengan baik. Dalam lingkungan organisasi konflik H3 : Diduga Motivasi Kerja Karyawan (Y1)
tersebut akan berdampak pada kinerja karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap
yang tidak optimal. Mohyi (2013:154) Kinerja Karyawan (Y2).
mengemukakan pendapat “Apabila konflik terlalu H4 : Diduga Konflik Kerja (X1) berpengaruh
rendah, kinerja karyawan cenderung akan rendah negatif signifikan terhadap Kinerja
karena karyawan merasa tidak ada daya bersaing, Karyawan (Y2).
bila konflik mengalami kenaikan dimana manajer H5 : Diduga Stres Kerja (X2) berpengaruh
mampu mengelola pada hal yang positif, maka negatif signifikan terhadap Kinerja
kinerja karyawan juga akan mengalami kenaikan”. Karyawan (Y2).
Stres kerja juga dapat dialami oleh seseorang
apabila tidak ditangani dengan baik dan berdampak METODE PENELITIAN
pada penurunan kinerja karyawan. Menurut Jenis Penelitian
Hasibuan (2008:204) “Stres adalah suatu kondisi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses penjelasan (explanatory research). Menurut
berfikir, dan kondisi seseorang”. Mohyi (2013:160) Singarimbun dalam Effendi dan Tukiran (2012:5)
berpendapat bahwa “Stres kerja dalam tingkat “Explanatory research adalah suatu penelitian yang
sedang dapat meningkatkan kinerja karyawan, menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
tetapi stres kerja tingkat tinggi dan rendah dapat variabel yang mempengaruhi pengujian hipotesis”.
menurunkan kinerja karyawan tersebut”. Variabel-variabel yang hendak diteliti dalam
Meningkatnya kinerja karyawan dan menurunnya penelitian ini yaitu Konflik Kerja (X1), Stres Kerja
kinerja akan tergantung bagaimana karyawan itu (X2), Motivasi Kerja (Y1) Kinerja Karyawan (Y2).
memberlakukannya. Konflik dan stres kerja yang Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
banyak di alami oleh karyawan dalam organisasi adalah pendekatan kuantitatif.
berdampak pada kinerja karyawan karena karyawan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Lokasi Penelitian sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda
Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang tergantung tidak hanya secara langsung tetapi
Tuban, yang berlokasi di Jl. Veteran No. 15 Tuban. juga secara tidak langsung”.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Pengujian Hipotesis
Tuban yang berjumlah 64 karyawan. Pengambilan Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan sampel
jenuh atau disebut total sampling. Sampel yang
digunakan sebanyak 64 karyawan sesuai dengan
jumlah populasinya.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dan
dokumentasi. Kuesioner digunakan untuk Sumber : Data Primer Diolah, 2015
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada Pengaruh konflik kerja terhadap motivasi kerja
responden untuk dijawabnya. Dokumentasi menghasilkan beta sebesar -0.288 dan t hitung
ditujukan untuk memperoleh data langsung dan sebesar -3.053 dengan nilai sig sebesar 0.003 ≤ α =
tempat penelitian, meliputi sejarah perusahaan, 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
strusktur organisasi perusahaan dan data yang pengaruh signifikan secara langsung konflik kerja
relevan penelitian. terhadap motivasi kerja karyawan.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja
Berdasarkan hasil pengujian validitas, menghasilkan beta sebesar 0.744 dan t hitung
instrument dapat diketahui bahwa semua koefisien sebesar 7.882 dengan nilai sig sebesar 0.000 ≤ α =
korelasi lebih besar dari nilai cut off sebesar 0,3 dan 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
koefisien korelasi lebih besar dari r tabel sebesar pengaruh signifikan secara langsung stres kerja
0,2641. Dengan demikian item-item pengukur terhadap motivasi kerja karyawan.
variabel konflik, stres kerja, motivasi kerja dan Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
kinerja karyawan dinyatakan valid dan dapat kayrawan menghasilkan beta sebesar 0.701 dan t
dipergunakan sebagai alat pengumpul data dalam hitung sebesar 7.361 dengan nilai sig sebesar 0.000
penelitian ini. ≤ α = 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas, terdapat pengaruh signifikan secara langsung
diketahui bahwa semua variabel menghasilkan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,6, Pengaruh konflik kerja terhadap kinerja
sehingga item-item pengukur konflik kerja, stres karyawan menghasilkan beta sebesar -0.444 dan t
kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan hitung sebesar –4.537 dengan nilai sig sebesar 0.000
dinyatakan handal dan layak dipergunakan sebagai ≤ α = 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
alat pengumpul data. terdapat pengaruh signifikan secara langsung
konflik kerja terhadap kinerja karyawan.
Analisis Data Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
a. Analisis Deskriptif menghasilkan beta sebesar 0.358 dan t hitung
Menurut Azwar (2010:126) “Analisis sebesar 3.882 dengan nilai sig sebesar 0.000 ≤ α =
deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi 0.05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari pengaruh signifikan secara langsung stres kerja
variabel yang diperoleh dari kelompok subjek terhadap kinerja karyawan.
yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk
pengujian hipotesis”.
b. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur (Path Analysis) menurut
Robert (1993) dalam Sunyoto (2012 : 1) yaitu
“Suatu teknik untuk menganalisis hubungan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Analisis Jalur (Analysis Path) sebesar 0.723 yang menunjukkan bahwa pengaruh
Analisis Jalur 1 antara konflik kerja, stres kerja dan motivasi kerja
Tabel 2 Pengaruh Konflik (X1) dan Stres Kerja (X2) terhadap kinerja karyawan termasuk didalam
terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y1) kategori kuat.
Model akhir dari Analisis Jalur baik dari
persamaan jalur pertama maupun persamaan jalur
kedua adalah sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan tabel 2, didapatkan persamaan


regresi sebagai berikut : Gambar 2 Model Analisis Jalur Keseluruhan
Y = -0.288 X1 + 0.744 X2 + C1 Keterangan : P : Koefisien Jalur
Nilai C1 = √1 - R2 = √1 - 0,506 = 0.494 p : Probabilitas
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa C1,2 : Variabel Residu
nilai R2 sebesar 0,506, artinya bahwa 50,6%
variabel bebas yaitu konflik kerja dan stres kerja Pembahasan Penelitian
mempengaruhi variabel interveningnya yaitu Pengaruh Konflik Kerja terhadap Motivasi
motivasi kerja, sedangkan 49.4% variabel motivasi Kerja Karyawan
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak Berdasarkan hasil analisis jalur, dapat diketahui
diteliti pada penelitian ini dan nilai R sebesar 0.712 bahwa konflik kerja berpengaruh negatif signifikan
yang menunjukkan bahwa hubungan antara konflik terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan
kerja dan stres kerja terhadap motivasi kerja demikian apabila terjadi peningkatan konflik kerja,
termasuk didalam kategori kuat. akan menimbulkan penurunan motivasi kerja
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Analisis Jalur 2 Cabang Tuban. Begitu pula sebaliknya, apabila
Tabel 3 Pengaruh Konflik (X1) dan Stres Kerja (X2) terjadi penurunan konflik kerja akan menimbulkan
terhadap Motivasi Kerja (Y1) dan Kinerja peningkatan motivasi kerja karyawan PT. Bank
Karyawan (Y2)
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban.
Berdasarkan wawancara secara langsung oleh
karyawan yang menyatakan konflik kerja pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Tuban bisa dikatakan cenderung jarang terjadi. Pada
diskripsi responden bahwa banyak karyawan yang
masih berusia 20-30 tahun, dimana usia karyawan
yang tergolong seumur mengakibatkan mereka
mempunyai visi dan misi yang sama, mudah untuk
Sumber : Data Primer Diolah, 2015 berkomunikasi dan masa kerja mereka di PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban
Berdasarkan tabel 3, didapatkan persamaan masih 1-5 tahun, dapat dikatakan mereka masih
regresi sebagai berikut : dalam tahapan menata karir dan banyak karyawan
Y = -0.444 X1 + 0.358 X2 + 0.701 Y1+ C2 yang berpendidikan tinggi Sarjana yang
Nilai C2 = √1 - R2 = √1 - 0.523 = 0,477 menimbulkan konflik kerja cenderung jarang
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa terjadi, sehingga motivasi kerja karyawan masih
nilai R2 sebesar 0.523, artinya bahwa 52,3% tinggi guna untuk meningkatkan karir dalam
variabel bebas yaitu konflik kerja, stres kerja dan bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyudi
variabel interveningnya motivasi kerja (2008:16) apabila konflik dapat dikelola secara baik
mempengaruhi variabel terikatnya yaitu kinerja suasana kerja menjadi dinamis, setiap karyawan
karyawan, sedangkan 47,7% variabel kinerja lebih kritis karena termotivasi dan berusaha
karyawan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain melakukan pekerjaan yang terbaik untuk
yang tidak diteliti pada penelitian ini dan nilai R kepentingan organisasi. Penelitian ini mendukung
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penelitian yang dilakukan oleh Fauji (2013) dimana tingkat stres kerja karyawan dengan maksud agar
konflik kerja berpengaruh signifikan terhadap terjaminnya keamanan dan kenyamanan dalam
semangat kerja karyawan. PT. Bank Rakyat bekerja dan karyawan bisa meningkatkan motivasi
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban tetap harus dalam bekerja.
memperhatikan tingkat konflik kerja yang terjadi
meskipun tingkat konflik kerja yang terjadi cukup Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
rendah untuk lebih meningkatkan motivasi kerja Karyawan
karyawan. Berdasarkan hasil analisis jalur, dapat diketahui
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif signifikan
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian
Karyawan apabila terjadi peningkatan motivasi kerja, akan
Berdasarkan hipotesis yang sudah tetapkan, menimbulkan peningkatan kinerja karyawan PT.
stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
motivasi kerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis Tuban. Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi
jalur, dapat diketahui bahwa stres kerja berpengaruh penurunan konflik kerja akan menimbulkan
positif signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. penurunan kinerja karyawan PT. Bank Rakyat
Dengan demikian apabila terjadi peningkatan stres Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban. Hasil
kerja, akan menimbulkan peningkatan motivasi deskripsi responden berdasarkan status responden,
kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia sebagian besar karyawan berstatus sudah menikah,
(Persero) Tbk Cabang Tuban. Begitu pula dimana status perkawinan biasanya akan
sebaliknya, apabila terjadi penurunan stres kerja meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang
akan menimbulkan penurunan motivasi kerja terhadap pekerjaannya, karena bertambahnya
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tanggung jawab pada keluarga sehingga mereka
Cabang Tuban. Namun hal ini berbeda dengan juga mendapatkan dorongan dari pihak keluarga
hipotesis yang telah ditetapkan. Beberapa alasan untuk lebih termotivasi dan kinerjanya tinggi. Hal
yang menurut penulis menjadi penyebab hasil yang ini sama dengan pendapat McClelland (1961) dalam
didapatkan berbeda dengan hipotesis yaitu Mangkunegara (2012:78) menyimpulkan bahwa
berdasarkan wawancara secara langsung oleh ada pengaruh yang positif antara motivasi
karyawan yang menyatakan stres kerja pada PT. berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya,
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang pimpinan, manager dan pegawai yang mempunyai
Tuban sering sekali terjadi pada karyawan. Dengan motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja
adanya stres kerja, karyawan memiliki motivasi tinggi. Penelitian ini mendukung penelitian yang
kerja cukup tinggi yang disebabkan karena tututan dilakukan oleh Felani (2011) dimana motivasi kerja
atau target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
yang membuat mereka tetap termotivasi untuk karyawan. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
mencapai target kerja. Berdasarkan deskripsi Tbk Cabang Tuban harus memperhatikan tingkat
responden berdasarkan jenis kelamin, sebagian motivasi kerja karyawannya untuk mencapai kinerja
besar karyawan yang berpartisipasi dalam yang maksimal. Untuk dapat mencapai kinerja yang
penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, maksimal PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
berdasarkan fakta bahwa laki-laki mempunyai Cabang Tuban harus tetap memperhatikan tingkat
stereotype yang lebih agresif dari pada perempuan, konflik kerja dan stres kerja karyawan yang terjadi
sehingga laki-laki mempunyai kemauan yang lebih pada karyawan, sehingga motivasi kerja karyawan
keras dalam mengahadapi tantangan, sehingga akan meningkat diikuti dengan peningkatan kinerja
motivasi kerja tetap meningkat apabila terjadi stres karyawan.
kerja. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh stres
Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kinerja
kerja terhadap motivasi kerja bahwa stres kerja
Karyawan
terbentuk dan secara langsung mempengaruhi
Berdasarkan hasil analisis jalur, menunjukkan
motivasi kerja karyawan, jika stres dikelola dengan
bahwa konflik kerja berpengaruh negatif signifikan
baik, maka akan meningkatkan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian
karyawan tersebut. Penelitian ini mendukung
apabila terjadi peningkatan konflik kerja, akan
penelitian yang dilakukan oleh Levira (2012)
menimbulkan penurunan kinerja karyawan PT.
dimana stres kerja berpengaruh positif signifikan
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
terhadap motivasi kerja. PT. Bank Rakyat Indonesia
Tuban. Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi
(Persero) Tbk Cabang Tuban harus memperhatikan
penurunan konflik kerja akan menimbulkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
peningkatan kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Beberapa alasan yang menurut penulis menjadi
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban. penyebab hasil yang didapatkan berbeda dengan
Berdasarkan keterangan beberapa karyawan, ada hipotesis yaitu berdasarkan keterangan karyawan
kesulitan dalam berkomunikasi terhadap atasan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
karena pimpinan cabang PT. Bank Rakyat Tuban stres kerja yang terjadi pada karyawan dapat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban masih baru, dikelola dengan baik sehingga menyebabkan
hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja karyawan kinerja karyawan tetap meningkat. Stres kerja dapat
karena terhambat oleh komunikasi yang kurang membantu meningkatkan kinerja karyawan karena
lancar antara atasan dan bawahan. Hal ini sama apabila tidak ada stres kerja maka karyawan merasa
dengan pendapat Mohyi (2013: 154) bila konflik tidak ada tantangan dalam bekerja, karena stres
mengalami kenaikan, dimana manajer (pemimpin) kerja dapat membantu karyawan untuk mencari
mampu mengelola, mengendalikan dan sumber-sumber stres kerja agar dapat mencapai
mengarahkan pada hal yang positif (bermanfaat tugas pokok yang harus dikerjakan sesuai dengan
bagi organisasi) maka kinerja karyawan akan target yang sudah ditetapkan perusahaan. Jadi stres
mengalami kenaikan dan apabila kenaikan kinerja kerja menjadi pendorong karyawan untuk
terus menerus dan berhenti dimana manager sudah menghadapi tantangan dalam pencapaian kinerja.
tidak mampu lagi mengendalikan konflik tersebut Hal ini sesuai dengan pendapat Mohyi (2013:160)
maka kinerja akan mengalami penurunan. Pengaruh bahwa stres yang sedang berpengaruh terhadap
secara tidak langsung konflik kerja terhadap kinerja meningkatnya kinerja karyawan, karena karyawan
karyawan melalui motivasi kerja dapat diketahui merasa adanya tantangan dalam bekerja,
bahwa koefisien direct variabel konflik kerja ketenangan serta adanya motivasi kerja untuk
terhadap kinerja karyawan lebih besar dari pada menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai bukti
koefisien indirect konflik kerja terhadap kinerja tanggung jawab atas pekerjaannya. Pengaruh secara
karyawan yang berarti bahwa variabel konflik kerja tidak langsung stres kerja terhadap kinerja
tanpa melalui variabel intervening yaitu motivasi karyawan melalui motivasi kerja dapat diketahui
kerja sudah berpengaruh terhadap kinerja karyawan. bahwa koefisien indirect variabel stres kerja
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan terhadap kinerja karyawan lebih besar dari pada
oleh Sekomara (2011) dimana konflik kerja koefisien direct stres kerja terhadap kinerja
berpengaruh negatif signifikan terhadap prestasi karyawan yang berarti bahwa variabel stres kerja
kerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka harus melalui variabel intervening yaitu motivasi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang kerja. Penelitian ini mendukung penelitian yang
Tuban harus memberikan pandangan kepada dilakukan oleh Sanjaya (2009) dimana stres kerja
karyawan mengenai penanganan terjadinya konflik berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
agar tidak menyebabkan penurunan kinerja dengan karyawan.
manajemen konflik seperti pendapat Anoraga dan
Sri (1995:167) yaitu dengan metoda stimulasi KESIMPULAN DAN SARAN
konflik, metoda pengurangan konflik dan metoda Kesimpulan
penyelesaian konflik. Berdasarkan pembahasan yang dikemuka-kan,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Karyawan pengaruh konflik kerja terhadap motivasi kerja
Berdasarkan hipotesis yang sudah tetapkan, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif
stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap signifikan antara variabel konflik kerja
kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis jalur, terhadap motivasi kerja karyawan.
dapat diketahui bahwa stres kerja berpengaruh 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
positif signifikan terhadap kinerja karyawan. pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja
Dengan demikian apabila terjadi peningkatan stres menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
kerja, akan menimbulkan peningkatan kinerja signifikan antara variabel stres kerja terhadap
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk motivasi kerja karyawan.
Cabang Tuban. Begitu pula sebaliknya, apabila 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
terjadi penurunan stres kerja akan menimbulkan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
penurunan kinerja kerja karyawan PT. Bank Rakyat karyawan menunjukkan bahwa terdapat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban. Namun hal pengaruh positif signifikan antara variabel
ini berbeda dengan hipotesis yang telah ditetapkan. motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 8
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis job deskripsi dan spesifikasi kerja diharapkan
pengaruh konflik kerja terhadap kinerja karyawan lebih teliti dalam mengerjakan
karyawan menunjukkan bahwa terdapat perkerjaan sesuai dengan tugas pokok,
pengaruh negatif signifikan antara variabel sehingga karyawan mampu memaksimalkan
konflik kerja terhadap kinerja karyawan. kinerjanya.
5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan DAFTAR PUSTAKA JURNAL
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Anoraga, Pandji dan Sri S. 1995. Perilaku
signifikan antara variabel stres kerja terhadap Keorganisasian. Cetakan Pertama. Jakarta :
kinerja karyawan. PT. Dunia Pustaka Jaya.
Azwar, Syaifuddin. 2010. Metode Penelitian.
Saran Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta : Pustaka
1. Berdasarkan hasil penelitian, dalam upaya Pelajar.
peningkatan motivasi kerja dan kinerja
karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Dharma. 2003. Manajemen Supervisi. Cetakan
(Persero) Tbk Cabang Tuban agar dapat lebih Kelima. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
memperhatikan tingkat konflik, terutama Effendi, Soffian dan Tukiran. 2012. Metode
komunikasi yang tidak lancar antara atasan Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.
dengan bawahan. Atasan harus membuat
keputusan yang efektif untuk menyelesaikan Fauji, Husni. 2013. Pengaruh Stres Kerja dan
masalah tersebut, misalnya membuat sistem Konflik Kerja Terhadap Semangat Kerja
informasi yang terstruktur agar tidak terjadi Karyawan. (Studi Pada Karyawan PT. Karya
kesalahan dalam komunikasi, dengan Mandiri Environment). Fakultas Ekonomi
komunikasi dua arah agar bawahan bisa Universitas Pasundan Bandung.
menyampaikan keluhan dan kendala yang Felani, Yonki. 2011. Pengaruh Motivasi Terhadap
dialaminya. Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Jasa
2. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa stres kerja Tirta 1). Fakultas Ilmu Administrasi
pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Universitas Brawijaya Malang.
(Persero) Tbk Cabang Tuban cukup tinggi,
yang harus diperhatikan yaitu kehilangan Gitosudarmo dan Nyoman, S. 2000. Perilaku
kepercayaan diri. Kehilangan kepercayaan diri Keorganisasian. Edisi Pertama. Cetakan
termasuk dalam gejala emosional membuat Kedua. Yogyakarta : BPFE.
karyawan menjadi tidak fokus dalam bekerja. Hamzah dan Nina. 2012. Teori Kinerja dan
Seharusnya atasan selalu memberikan Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
motivasi, tanggung jawab dan kepercayaan atas
Hasibuan, Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber
pekerjaan sepenuhnya kepada bawahan.
Daya Manusia. Cetakan Ketujuh Jakarta : PT.
3. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa motivasi
Bumi Aksara.
kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban Ivancevich, Robbert, dan Michael. 2007. Perilaku
tergolong tinggi, namun dalam hal ini perlu dan Manajemen Organisasi. Erlangga.
diperhatikan juga kesesuaian gaji yang diterima Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2012. Evaluasi
sesuai dengan tugas yang dibebankan, Kinerja SDM. Cetakan Keenam. Bandung : PT.
seharusnya pimpinan PT. Bank Rakyat Refika Aditama.
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban
mempertimbangkan aspek diskripsi pekerjaan Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2013.
yang dijalani oleh karyawan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia
kompensasi yang karyawan terima setiap Perusahaan. Cetakan Kesebelas. Bandung :
bulannya. PT. Remaja Rosdakarya.
4. Kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Mohyi, Ach. 2013. Teori dan Perilaku Organisasi.
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Tuban Malang : UMM Press.
tergolong tinggi, dalam hal ini perlu
diperhatikan ketelitian dalam melaksanakan Rivai, Veithzal dan Deddy M. 2013. Kepemimpinan
pekerjaan sesuai dengan jabatan dan tugas dan Perilaku Organisasi. Cetakan Kesepuluh.
pokok, seharusnya diberikan kejelasan tentang Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Cetakan Kedua. Jakarta :
Prenhalindo.
Sanjaya, Yogi. 2009. Pengaruh Konflik dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Tentang Persepsi Karyawan PT. Bank Jatim
(Persero) Cabang Malang.
Sekomara, Ayiek. 2011. Pengaruh Konflik Kerja
dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan bagian
Marketing KSU Rappodi Madiun). Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang.
Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya.
Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sunyoto, Dadang. 2012. Sumber Daya Manusia
Praktik Penelitian. Yogyakarta : CAPS
Wahyudi. 2008. Manajemen Konflik dalam
Organisasi. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga.
Bandung : Alfabeta.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Вам также может понравиться