Вы находитесь на странице: 1из 10

Vol. 10 No.

2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Hubungan Pola Kebiasaan Makan Dengan


Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
(The Correlation Of Dietary Habits With Dental Caries
Occurrence In Children)
Mutiara Rina Rahmawati Ruslan *, Pindobilowo*
*Department of Dental Public Health Faculty of Dentistry Prof Dr. Moestopo (Beragama) University

ABSTRACT

Background: The prevalence of dental caries among children remains high. This condition
may well be linked to improper dietary habits, society behavior and children’s frequent
consumption of cariogenic foods that cause dental caries. Purpose: The purpose of the study
is to find the relevance of dietary habits towards the occurrence of dental caries among
kindergarten aged children and is used as a point of reference for UKGS (School Dental
Health Service) on early prevention program of tooth decay. Materials and Methods: A
cross sectional study of 130 children was carried out in three kindergartens within UPDM (B)
Dentistry area. Clinical examination on children, questionnaire, parents’ interview and
purposive sampling technique were undertaken. Employing chi square test by using a
dependent variable of caries in children and independent variables such as: age (p=0.000),
gender (p=0.035), plaque pH (p=0.007), type of foods (p=0.012), frequency of eating
(p=0.000), meals (p=0.000), parent education (p=0.174) and family income (0.835). Result:
It is evident that there is a significant link between age, gender, pH plaque, food types,
number of meals, meals time with caries. Caries prevalence was 78. 5%, def-t at 6.09.

Keywords: Dental caries, dietary habits, cariogenic consumption.

Corespondence: Mutiara Rina Rahmawati Ruslan, Department of Dental Public Health,


Faculty of Dentistry, Prof Dr. Moestopo (Beragama) University, Hang Lekir I No.8, Jakarta
Pusat, Email: mutiara.ruslan@yahoo.com.au

125
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Masih tingginya angka karies gigi pada anak-anak dapat berhubungan
dengan pola kebiasaan makan yang salah dan beberapa perilaku masyarakat serta anak-
anak yang sering mengkonsumsi jajanan kariogenik yang dapat menyebabkan karies.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan pola kebiasaan makan terhadap terjadinya karies gigi
pada anak usia TK sebagai acuan kegiatan pencegahan dini kerusakan gigi pada kegiatan
UKGS. Bahan dan Metode: Cross sectional dengan jumlah sampel 130 anak pada tiga TK di
wilayah FKG UPDM (B), dengan pemeriksaan klinis pada anak, kuesioner dengan
wawancara kepada orangtua siswa, pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil:
menggunakan uji chi square dengan menggunakan variabel terikat karies pada anak dan
variabel bebas, diantaranya : umur (p=0,000), gender (p=0,035), pH plak (p=0,007), jenis
makanan (p=0,012), frekwensi makan (p=0,000), waktu makan (p=0,000), pendidikan
orangtua (p=0174) dan penghasilan keluarga (0,835). Simpulan: terdapat hubungan yang
bermakna antara umur, gender, pH plak, jenis makanan, frekuensi makan, dan waktu makan
dengan terjadinya karies, prevalensi karies 78.5%, def-t sebesar 6,09

Kata kunci: Karies gigi, pola kebiasaan makan, konsumsi kariogenik

Korespondensi: Mutiara Rina Rahmawati Ruslan, Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat,
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Prof Dr. Moestopo (Beragama), Hang Lekir I No.8,
Jakarta Pusat, Email: mutiara.ruslan@yahoo.com.au

PENDAHULUAN berserat serta mudah lengket yang


dapat menyebabkan karies gigi.(4)
Karies gigi masih menjadi Berdasarkan hasil laporan
masalah utama hingga tahun 2006 dan tersebut serta target WHO maka sangat
mengenai 60-90% murid sekolah.(1,2) dirasa mendesak untuk melakukan
Prevalensi karies gigi anak pada usia kegiatan pencegahan melalui
prasekolah di berbagai negara penelitian pola kebiasaan makan pada
dilaporkan mulai 1% hingga 72%.(3) anak dengan terjadinya karies gigi
WHO menargetkan pada tahun sehingga didapat informasi yang lebih
2000 sedikitnya 50% anak usia 5-6 rinci mengenai faktor risiko terjadinya
tahun bebas karies gigi. Namun, pada karies gigi pada anak dan diharapkan
pengamatan terdahulu di 13 sekolah masalah pada kesehatan gigi dan mulut
swasta di Jakarta 55 % murid kelas 1 anak dapat dicegah sedini mungkin
SD memiliki kondisi gigi yang serta intervensi yang diberikan sesuai
berlubang rata-rata 2 gigi sulung per dengan hasil penelitian.
anak.(3) Menurut penetapan WHO Penelitian ini dilakukan pada
dalam HFA 2000 bebas karies anak anak-anak Taman Kanak-kanak Tat
usia 5-6 tahun harus lebih besar dari twam Asi, Kalpataru serta TK Islam
50%.(3) Pelita Taqwa yang berlokasi di
Masih tingginya angka karies wilayah kampus FKG UPDM (B) serta
gigi bisa berhubungan dengan pola merupakan TK Binaan UKGS.
kebiasaan makan yang salah dan Berdasarkan hasil survei pada kegiatan
beberapa perilaku masyarakat serta UKGS FKG UPDM (B) dari tahun
anak-anak yang lebih menyukai 2012-2013, pada murid kelas 1
makanan dan minuman manis, kurang diketahui indeks def-t dengan jumlah

126
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

gigi 2.306 rata-rata gigi/murid 6,01 Sasaran, Waktu dan Lokasi


yang artinya rata-rata 1 anak Penelitian
mempunyai 6 gigi yang rusak. Hasil Sasaran pada penelitian ini
Indeks DMF-T dengan jumlah gigi 57, adalah anak-anak Taman Kanak-
rata-rata gigi/murid 0,17 artinya per Kanak di wilayah Kampus FKG
100 anak gigi tetapnya ada 17 gigi UPDMB yang merupakan TK Binaan
yang rusak. FKG UPDM (B). Rencana dan waktu
yang diperlukan untuk melakukan
penelitian selama 6 bulan. Penelitian
METODE PENELITIAN bertempat di 3 Taman Kanak Kanak
yaitu TK Tat Twam Asi, TK Kalpataru
Penelitian ini merupakan dan TK Islam Pelita Taqwa.
penelitian cross sectional untuk
mengetahui hubungan pola kebiasaan Analisis
makan terhadap terjadinya karies gigi Analisis Univariat untuk
pada anak. Variabel terikat adalah menjelaskan setiap variabel penelitian
karies gigi pada anak dan variabel dan karateristiknya. Analisis bivariat
bebas adalah umur anak, jenis kelamin untuk menjelaskan apakah ada
anak, tingkat sosial ekonomi keluarga, pengaruh antara pola kebiasaan makan
pH plak gigi anak, frekuensi konsumsi dengan terjadinya karies gigi pada
kariogenik anak, dan jenis konsumsi anak.
kariogenik anak.

Populasi dan Tehnik Pengambilan HASIL PENELITIAN


Sampel
Populasi merupakan keseluruhan Subyek dalam penelitian ini
subyek sebagai sumber data yang adalah anak-anak di 3 (tiga) TK
memiliki karateristik tertentu dalam binaan FKG UPDM (B) antara lain :
suatu penelitian yaitu murid-murid TK Tat Twan Asi, TK Kalpataru dan
Taman Kanak-Kanak di wilayah FKG TK Islam Pelita Taqwa. Penentuan
UPDM (B) yaitu TK Tat Twan Asi, subjek penelitian dilakukan secara
TK Kalpatar dan TK Islam Pelita purposive sampling pada 130 anak dari
Taqwa. Total sampel yang dipakai 165 anak usia 48-72 bulan
menggunakan jumlah besar sampel Pengumpulan data untuk pemeriksaan
penelitian minimal pada umumnya, intraoral dilakukan oleh dua orang
yaitu 30 sampel. Total sampel yang pemeriksa yang terlebih dahulu
digunakan sebanyak 130 anak dari dilakukan kalibrasi. Sebelum
total populasi sebanyak 165 anak. dilakukan wawancara dan pemeriksaan
intraoral anak, orangtua siswa di
Cara Pengambilan Sampel jelaskan mengenai tujuan penelitian
Metode sampling yang di dan semua pemeriksaan yang akan
gunakan adalah : Purposive Sampling dilakukan, setelah orangtua mengerti
yaitu didasarkan pada suatu dan bersedia maka dilakukan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh penandatanganan informed consent.
peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat Wawancara pada orangtua untuk
yang sudah diketahui sebelumnya mendapatkan data anak mengenai
nama, usia anak, tempat dan tanggal

127
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

lahir, jenis kelamin, alamat rumah, dengan jumlah 2 orang dengan


jenis asupan makanan yang disukai, presentase 1,5%. Anak dengan ayah
jenis makanan kariogenik, frekuensi yang berpanghasilan di atas
konsumsi kariogenik, dan waktu Rp.2.400.000 adalah yang paling
konsumsi kariogenik. Data ibu banyak dengan jumlah 105 orang
mengenai nama, usia, alamat, (80,8%). Sedangkan pada jenis
pendidikan ibu dan penghasilan makanan anak ditemukan yang paling
keluarga selama sebulan. Pemeriksaan banyak di konsumsi adalah cair manis
intraoral anak pada subjek penelitian dengan jumlah 86 anak dengan
untuk mendapatkan data def-t dan pH presetase 66,2% sedangkan yang
plak menggunakan pH indicator paling sedikit di konsumsi adalah jenis
Setelah itu dilakukan entry data, lambat larut dengan jumlah 15 anak
pengecekan data, uji analisa univariat dengan presentase 11,5%, untuk
dan bivariat frekuensi makan anak yang terbanyak
adalah dengan frekuensi setiap hari
Gambaran Umum Responden >3x berjumlah 74 anak dengan
Usia anak pada ketiga TK binaan presentase 56,9% dan paling sedikit
FKG UPDMB sebagian besar berusia dengan frekuensi jarang berjumlah 5
69-75 bulan sebanyak 56 orang anak dengan presentase 3,8%. Waktu
(43.1%), usia 55-61 bulan sebanyak 31 makan anak yang terbanyak adalah
orang (23,8%), usia 48-54 bulan makan setiap saat berjumlah 95 anak
sebanyak 22 orang (16,9%) dan usia dengan presentase 73,1% sedangkan
62-68 bulan sebanyak 21 orang jumlah yang paling sedikit adalah
(16,2%). Sebagian besar siswa berjenis makan pada malam hari dengan
kelamin perempuan sebanyak 70 orang jumlah 6 anak dengan presentase
(53,8%) sedangkan persentase terkecil 73,1%
yaitu laki-laki dengan 60 orang
(46,2%) Anak yang menderita karies Hasil analisis data
gigi sebanyak 102 anak dengan Hasil analisis mengenai
presentase 78,5% sedangkan yang karateristik subyek terdapat empat
tidak menderita karies gigi adalah 28 variabel yang diteliti yaitu umur anak,
anak dengan presentase 21,5%. gender anak, pendidikan dan
Prevalensi karies gigi pada penelitian penghasilan orang tua. Umur anak
ini adalah 78,5% dengan deft 6,09. terbanyak adalah pada umur 69-75
Pada pemeriksaan pH plak dengan bulan sebanyak 56 anak dengan
memggunakan plaque–check indikator proporsi sebesar 43%. Anak yang
yang berwarna kuning dan orange paling banyak terkena karies terdapat
mempunyai jumlah yang terbanyak pada usia 69-75 bulan sebanyak 53
sebesar 39 anak dengan presentase anak dengan proporsi 94,6%. Jenis
30%, sedangkan indikator berwarna kelamin anak yang terbanyak adalah
hijau paling sedikit yaitu 24 anak laki-laki sebanyak 70 anak dengan
dengan presentase 18,5%. Pendidikan proporsi sebesar 53,9%, anak yang
terakhir ibu pada anak di 3 TK tersebut paling banyak terkena karies gigi
adalah lulusan SMA dengan jumlah 52 terdapat pada anak laki-laki sebanyak
orang dengan presentase 40% dan 52 anak dengan proporsi 72,3%.
pendidikan terakhir ibu yang paling Pendidikan orang tua anak yang
sedikit adalah yang lulusan diatas S1 terbanyak adalah SMA sebanyak 52

128
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

anak dengan proporsi sebesar 40%. Berdasarkan hasil yang di dapat


Anak yang paling banyak terkena (Tabel 1) ditemukan hubungan yang
karies gigi terdapat pada pendidikan bermakna dengan nilai p = 0,000
terakhir orang tua SMA sebanyak 43 (p<0,05) antara umur anak dengan
dengan proporsi 90%. Sedangkan pada terjadinya karies gigi, serta ditemukan
total variabel penghasilan orang tua hubungan yang bermakna dengan nilai
anak yang terbanyak adalah yang p = 0,035 (p<0,05) antara gender
memiliki penghasilan >Rp 2.400.000 dengan terjadinya karies gigi.
sebanyak 105 anak dengan proporsi Sedangkan untuk pendidikan orangtua
sebesar 80,7%, anak yang paling anak tidak ditemukan hubungan yang
banyak terkena karies terdapat pada bermakna dengan nilai p = 0,174
orang tua anak yang memiliki (p<0,05) antara pendidikan orang tua
penghasilan >Rp. 2.400.000 sebanyak anak dengan terjadinya karies gigi,
82 dengan proporsi 78%. begitupun juga dengan penghasilan
Untuk pola makan terdapat tiga orangtua tidak ditemukan hubungan
variabel yang diteliti yaitu jenis yang bermakna dengan nilai p = 0,835
makanan, frekwensi makan dan waktu (p<0,05) antara penghasilan orang tua
makan. total variabel jenis makanan anak dengan terjadinya karies gigi
anak yang terbanyak adalah cair
manis sebanyak 86 anak dengan Tabel 2. Hubungan Pola Makan Dengan
proporsi sebesar 66,2%. Anak yang Terjadinya Karies Gigi
paling banyak terkena karies gigi Pola makan Signifikansi
terdapat pada cair manis sebanyak 73 Jenis Makanan dengan 0,012
Terjadinya Karies Gigi
dengan proporsi 84,9%. total variabel Frekwensi Makan dengan 0,000
frekuensi makan anak yang terbanyak Terjdinya Karies Gigi
adalah tiap hari >3x sebanyak 74 anak Waktu Makan dengan 0,000
dengan proporsi sebesar 56,9%. Anak Terjadinya Karies Gigi
yang paling banyak terkena karies
terdapat pada tiap hari >3x sebanyak Pada tabel 2 ditemukan
67 dengan proporsi 90,5%. total ditemukan hubungan yang bermakna
variabel waktu makan anak yang dengan nilai p = 0,012 (p<0,05) antara
terbanyak adalah setiap waktu jenis makanan anak dengan terjadinya
sebanyak 95 anak dengan proporsi karies gigi. ditemukan hubungan yang
sebesar 73%. Anak yang paling bermakna dengan nilai p = 0,000
banyak terkena karies terdapat pada (p<0,05) antara frekuensi makan anak
setiap waktu sebanyak 84 dengan dengan terjadinya karies gigi, serta
proporsi 88,4%. ditemukan hubungan yang bermakna
dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) antara
Tabel 1. Hubungan Karateristik Subyek
Dengan Terjadinya Karies Gigi
waktu makan anak dengan terjadinya
Karateirstik subyek Signifikansi karies gigi
Umur Anak dengan terjadinya 0,000
karies gigi
Jenis Kelamin Anak dengan 0,000 DISKUSI
terjadinya karies gigi Umur anak
Pendidikan Orangtua Anak 0,714
dengan Terjadinya Karies Gigi
Penghasilan orangtua anak dengan 0,834 Pada penelitian ini, total variabel
terjadinya karies gigi umur anak terbanyak adalah pada

129
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

umur 69-75 bulan sebanyak 56 anak dengan nilai p = 0,035 (p<0,05) antara
dengan proporsi sebesar 43%. Anak gender dengan terjadinya karies gigi.
yang paling banyak terkena karies Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
terdapat pada usia 69-75 bulan yang dilakukan oleh Johansson
sebanyak 53 anak dengan proporsi dkk.(2009) yang menyatakan bahwa
94,6%. Penelitian ini menggunakan uji gender tidak mempunyai hasil
chi-square dan ditemukan hubungan signifikan terhadap terjadinya karies
yang bermakna dengan nilai p = 0,000 gigi, Hal ini disebabkan karena pada
(p<0,05) antara umur anak dengan gender laki-laki banyak sekali yang
terjadinya karies gigi. mengkonsumsi makanan kariogenik,
Hal tersebut tidak sesuai dengan dengan jajan di luar sekolah dibanding
ada penelitian yang dilakukan oleh yang perempuan sehingga anak laki-
Khan (2011), mengungkapkan bahwa laki banyak yang menderita karies gigi
anak umur kurang dari 3 tahun dan 3 - walaupun jumlah perempuan lebih
6 tahun tidak mempunyai hasil yang banyak daripada jumlah laki-laki.
signifikan terhadap terjadinya karies
gigi. Pada penelitian yang di lakukan pH gigi anak terhadap terjadinya
oleh Pindo (2014) mengungkapkan karies gigi
semakin muda usia anak maka Pada penelitian ini, total variabel
semakin rendah terjadinya karies gigi. pH gigi anak dengan menggunakan
Penelitian yang dilakukan oleh indikator Plak chek yang terbanyak
Prakash, Subramanian, Durges, Konde adalah indikator berwarna kuning dan
yang melaporkan bahwa Early orange sebanyak 39 anak dengan
Childhood Caries meningkat dengan proporsi sebesar 30%. Anak yang
bertambahnya usia karena terdapat paling banyak terkena karies gigi
penambahan gigi yang erupsi dan terdapat pada indikator berwarna
konsumsi makanan kariogenik(12). orange sebanyak 34 dengan proporsi
Anak –anak pada 3 TK tersebut 87,1%. Penelitian ini menggunakan uji
ternyata sering mengkonsumsi chi-square dan ditemukan hubungan
makanan kariogenik terutama yang yang bermakna dengan nilai p = 0,007
bersifat cair manis. Rata-rata yang (p<0,05) antara pH gigi anak dengan
memiliki karies gigi terdapat pada usia terjadinya karies gigi.
69-75 bulan yaitu berada di kelas TK Hal ini sesuai dengan penelitian
B, ini menandakan bahwa semakin yang dilakukan oleh Pindo (2014)
besar usia anak maka semakin besar yang menyatakan bahwa pH gigi anak
risiko terjadinya karies gigi pada anak. mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap terjadinya karies gigi.
Jenis Kelamin Anak Pernyataan ini juga sesuai dengan
Pada penelitian ini, total variabel penelitian yang dilakukan oleh Papas
gender anak terbanyak adalah laki-laki (1989) yang menyatakan bahwa
sebanyak 70 anak dengan proporsi hidroksiapatit mempunyai kemampuan
sebesar 53,9%. Anak yang paling untuk larut yang bergantung pada
banyak terkena karies gigi terdapat temperatur, pH dan kekuatan ionic dari
laki-laki sebanyak 52 anak dengan pelarut yang mengelilingi kristal. Pada
proporsi 72,3%. Penelitian ini penelitian dari 3 TK yang diteliti
menggunakan uji chi-square dan ditemukan bahwa terdapat kebiasaan
ditemukan hubungan yang bermakna ngemil makanan kariogenik, dengan

130
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

jarak antara makan terlalu singkat sebanyak 74 anak dengan proporsi


sehingga proses demineralisasi dan sebesar 56,9%. Anak yang paling
remineralisasi terlalu singkat sehingga banyak terkena karies terdapat pada
mempengaruhi pH gigi yang akan tiap hari >3x sebanyak 67 dengan
menimbulkan terjadinya karies gigi. proporsi 90,5%. Penelitian ini
menggunakan uji chi-square dan
Jenis makanan anak ditemukan hubungan yang bermakna
Pada penelitian ini, total variabel dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) antara
jenis makanan anak yang terbanyak frekuensi makan anak dengan
adalah cair manis sebanyak 86 anak terjadinya karies gigi.
dengan proporsi sebesar 66,2%. Anak Hal ini sesuai dengan penelitian
yang paling banyak terkena karies gigi yang dilakukan oleh Pindo (2014)
terdapat pada cair manis sebanyak 73 bahwa terdapat hubungan yang
dengan proporsi 84,9%. Penelitian ini signifikan antara frekuensi makan anak
menggunakan uji chi-square dan terhadap terjadinya karies gigi, dan
ditemukan hubungan yang bermakna diperkuat oleh penelitian yang
dengan nilai p = 0,012 (p<0,05) antara dilakukan oleh Vipeholm yang
jenis makanan anak dengan terjadinya menyimpulkan konsumsi makanan dan
karies gigi. minuman yang mengandung gula
Hal ini sesuai dengan penelitian antara jam makan dan pada saat makan
yang dilakukan oleh Pindo (2014) berhubungan dengan peningkatan
dimana menyatakan bahwa terdapat karies gigi yang cukup besar.(17)
hubungan yang signifikan antara jenis Pendapat Zr Be Kien No menyatakan
makan makanan anak terhadap juga bahwa kebiasaan makan manis
terjadinya karies gigi. Penelitian ini dengan frekuensi lebih dari 3 kali
diperkuat dengan dengan penelitian sehari maka kemungkinan terjadi
yang dilakukan oleh Angela (2005) karies gigi jauh lebih besar. Sebaliknya
yang menyatakan bahwa faktor jika frekuensi makan manis dikurangi
makanan yang dihubungkan dengan 3 kali , maka email mendapat
terjadinya karies salahsatunya adalah kesempatan untuk mengadakan
(12).
konsentrasi dan bentuk fisik ( cair, remineralisasi
tepung, padat) dari karbohidrat yang di Pada penelitin yang dilakukan di
konsumsi. 3 TK ini menemukan bahwa anak-
Pada penelitian yang dilakukan anak tersebut banyak sekali
pada 3 TK tersebut ditemukan bahwa mengkonsumsi minum susu cair manis
banyak sekali anak-anak yang kemasan dengan jarak interval waktu
mengkonsumsi makanan yang bersifat konsumsi yang tidak terkontrol. Susu
cair manis dengan frekuensi yang tidak cair manis ini mudah di dapat dan
benar. Mereka banyak mengkonsumsi harga yang murah sehingga anak-anak
susu cair manis karena mudah ditemui sering mengkonsumsinya setiap hari.
di lingkungan sekolah dengan harga
yang sangat murah. Waktu makan anak
Pada penelitian ini, total variabel
Frekuensi makan anak waktu makan anak yang terbanyak
Pada penelitian ini, total adalah setiap waktu sebanyak 95 anak
variabel frekuensi makan anak yang dengan proporsi sebesar 73%. Anak
terbanyak adalah tiap hari >3x yang paling banyak terkena karies

131
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

terdapat pada setiap waktu sebanyak 80,7%. Anak yang paling banyak
84 dengan proporsi 88,4%. Penelitian terkena karies terdapat pada orang tua
ini menggunakan uji chi-square dan anak yang memiliki penghasilan >Rp.
ditemukan hubungan yang bermakna 2.400.000 sebanyak 82 dengan
dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) antara proporsi 78%. Penelitian ini
waktu makan anak dengan terjadinya menggunakan uji chi-square dan tidak
karies gigi ditemukan hubungan yang bermakna
Hal ini sesuai dengan penelitian dengan nilai p = 0,835 (p<0,05) antara
yang dilakukan oleh Angela (2005) penghasilan orang tua anak dengan
yang menyatakan bahwa faktor terjadinya karies gigi
makanan yang dihubungkan dengan Pendidikan mempengaruhi
karies gigi adalah jumlah fermentasi, perilaku dan pola pikir seseorang. Pada
konsentrasi, dan bentuk fisik dari penelitian yang dilakukan oleh Pindo,
karbohidrat yang dikonsumsi, retensi (2014) menyatakan bahwa peranan
di mulut, frekuensi makan dan waktu orangtua mempengaruhi perilaku anak
makan, dan diperkuat dengan dimulai sejak anak usia 3 tahun
penelitian yang dilakukan oleh Pindo pertama hingga masa prasekolah.
(2014) terdapat hubungan yang Orangtua masih merupakan faktor
signifikan antara waktu makan anak utama yang mempengaruhi dalam
terhadap terjadinya karies gigi. kesehatan gigi dan mulut, dalam hal
Pada penelitian yang dilakukan ini faktor pendidikan, pengetahuan
di 3 TK ini, ditemukan anak-anak kesehatan, dan perilaku juga dapat
tersebut banyak mengkonsumsi memberi wawasan untuk dapat
minuman susu cair manis setiap waktu meningkatkan kebiasaan pemeliharaan
dengan frekuensi konsumsi yang salah kesehatan gigi dan mulut anak. Jika
sehingga mereka banyak mengalami kita bandingkan dengan penelitian ini
terjadinya karies gigi. maka tidak terjadi kesamaan pendapat
karena pada penelitian yang dilakukan
Pendidikan dan penghasilan orang oleh anak-anak pada 3 TK ini tidak
tua anak mempunyai hubungan yang signifikan,
Pada penelitian ini, variabel sedangkan pada penghasilan orangtua
pendidikan orang tua anak yang anak, menurut penelitian sebelumnya
terbanyak adalah SMA sebanyak 52 oleh Mashoto dkk menyatakan bahwa
anak dengan proporsi sebesar 40%. kesenjangan sosial merupakan faktor
Anak yang paling banyak terkena penentu kesehatan masyarakat
karies gigi terdapat pada pendidikan terutama dalam kesehatan gigi dan
terakhir SMA sebanyak 43 dengan mulut dan beliau membuktikan bahwa
proporsi 90%. Penelitian ini semakin rendah standart penghasilan
menggunakan uji chi-square dan tidak seseorang, jika di bandingkan dengan
ditemukan hubungan yang bermakna penelitian ini maka terjadi perbedaan
dengan nilai p = 0,174 (p<0,05) antara pendapat karena pada penelitian
pendidikan orang tua anak dengan ternyata hubungan antara penghasilan
terjadinya karies gigi. Total variabel orang tua anak tidak signifikan.
penghasilan orang tua anak yang Hal ini disebabkan karena secara
terbanyak adalah yang memiliki homogen anak-anak tersebut semua
penghasilan >Rp 2.400.000 sebanyak menderita karies gigi, gengan
105 anak dengan proporsi sebesar prevalensi karies gigi 78,5%, deft 6,09

132
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

walaupun paling banyak jumlah anak Donut dengan melihat pengaruh


menderita karies gigi yang orangtua perilaku, kebiasaan yang juga dapat
nya berpendidikan terakhir adalah berkontribusi terhadap keparahan atau
SMA dan penghasilan >Rp 2.400.000, penjalaran suatu penyakit gigi dan
tetapi tidak memperlihatkan hubungan mulut.
yang signifikan Terdapat sedikit hambatan pada
penelitian ini, seperti, anak yang
menolak untuk diperiksa dan orangtua
SIMPULAN yang tidak bisa hadir untuk di
wawancara pada saat pengambilan
Pada penenlitian ini terdapat data, masih adanya perbedaan visual
hubungan antara pola kebiasan makan pada pemeriksaan keparahan karies
dengan terjadinya karies gigi pada gigi dan perubahan warna pada
siswa di tiga TK binaan Fakultas pemeriksaan pH plak Penelitian
Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. selanjutnya diperlukan peran serta dan
Moestopo (Beragama). Pola kebiasaan kerjasama yang baik dari orangtua
makan dengan terjadinya karies gigi murid, guru, pihak sekolah, tenaga
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan dan pemeriksa agar tujuan
seperti usia, gender, jenis makanan dari penelitian ini dapat tercapai yaitu
yang dikonsumsi, frekwensi makan untuk menurunkan risiko terjadinya
serta frekwensi waktu makan karies gigi pada anak bahkan karies
memperlihatkan hubungan signifikan gigi lanjut dapat teratasi.
untuk terjadinya karies gigi pada anak Berdasarkan penelitian ini
Adanya faktor pendukung seperti diharapkan sasaran UKGS dapat
tingkat sosial ekonomi dan pendidikan diperluas mulai dari anak usia
orangtua walaupun pada penelitian ini prasekolah yaitu mulai dari usia 4
tidak memperlihatkan hubungan yang tahun atau usia TK dapat diberlakukan
signifikan namun secara homogen sehingga kerusakan bahkan keparahan
anak-anak yang diperiksa hampir dari penjalaran penyakit gigi dan
semuanya mengalami karies gigi dan mulut dapat segera terdeteksi bahkan
anak dengan orangtua yang dapat segera ditangani sejak dini, serta
berpenghasilan > Rp. 2.400.000 dan meningkatkan kegiatan promosi
berpendidikan terakhir SMA adalah kesehatan gigi yang sesuai dengan
yang terbanyak terkena karies gigi. kondisi dari temuan pada penelitian ini
Prevalensi karies gigi pada penelitian yang dilakukan secara terencana,
ini sebesar 78,5% dengan dft 6,09 terarah dan berkesinambungan.
yang artinya hampir semua anak yang
diperiksa terdapat 6 gigi yang
berlubang. DAFTAR PUSTAKA
Pemeriksaan pH plak merupakan
salah satu cara untuk melihat 1. WHO, ed. Oral Health Survey, Basic
Methods. WHO: Geneva, Switzerland;
penjalaran suatu penyakit gigi, namun 1997. P. 42-41.
ada beberapa faktor yang 2. Kementerian Kesehatan RI, ed. Pedoman
memperngatuhi keparahan penjalaran Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
Kementerian Kesehatan RI: Jakarta,
penyakit gigi sehingga diharapkan Indonesia; 2012. Hlm. 40-22, 21-11, 2.
penelitian ini dapat dikembangkan 3. Adyatmaka, Irene. Disertasi Model
dengan menggunakan penilaian Irene Simulator Risiko Karies Gigi Pada Anak
Prasekolah, Jakarta; 2008.

133
Vol. 10 No. 2 Agustus 2016 ISSN : 1907-5987

4. Budisuari, Oktarina, Mikrajab. 11. Mirah. Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut
Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan datang lagi. Available from
Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi www.unilever.co.id/id/mediacentre/pressr
dan Mulut (Karies) di Indonesia. Buletin elease/2011/pepsodent_2011.aspx
Penelitian Sistem Kesehatan 2010; 13(1): 12. Setiawati F. Disertasi : Peran Pola
91-83. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Dalam
5. Adyatmaka & Adyatmaka. Panduan Pencegahan ECC di DKI Jakarta.
UKGS Inovatif, Peminatan Keperawatan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gigi Konsentrasi Sain Terapan Kesehatan Indonesia; 2012. Hlm. 58-56, 29-25.
Program studi Magister Epidemiologi 13. Aminabadi NA, Oskowi. Enamel Defect
Program Pascasarjana Undip; 2013. of Human Primary Dention as Virtual
6. Kidd EAM, Bechal JS, Sumawinata N, Memori of Early Developmental Even.
Faruk S. Dasar-dasar Karies Penyakit Journal of Dental Research Dental Clinic
dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC; 2009; 3(4): 116-110.
1992. 14. Papas N. Nutrition in Clinical Dentistry.
7. Nurlaila AM, Djoharnas H. Darwita RR. Third edition. WB Saunders Company;
Hubungan Antara Status Gizi dengan 1989. P. 283, 277, 197, 144, 129.
Karies Gigi Pada Murid-murid Sekolah 15. Khan S.Y. Impact of Sociodemographic
Dasar Kecamatan Karangantu. Indonesia Factor and Dental Caries Severity in a
Jurnal of Dentistry 2005; 12(1). group of School Children. International
8. Angela A. Pencegahan Primer Pada Anak Journal of medical Dentistry 2011; 2:
yang Berisiko Karies Gigi. Dental Jurnal 187-182.
2005; Juli-Sept, 38(3). 16. Marya CM. A Textbook of Public Health
9. Heymann, Swift, Ritter. Sturdevant’s Art Dentistry. Jaypee Brothers Medical
and Science of Operative Dentistry.ed 7. Publishers; 2011.
Elsevier Singapore 2012; 43-41. 17. Pindobilowo. Hubungan Status Gizi
10. Asmawati, Pasolon FA. Analisis Terhadap Terjadinya ECC. Tesis
Hubungan Karies Gigi dan Status Gizi Universitas Indonesia; 2014. 15-9.
Anak Usia 10-11 tahun di SD Athirah, 18. Johanson L, Holgerson P, Kressin N.R,
SDN 1 Bawakaraeng dan SD 3 Bangala. Nuun M.E, Tanzer A.C. Snacking Habits
Dentofasial Jurnal 2007; 6(2). and Caries in Young Children. Kanger
2010; 44: 421-43.

134

Вам также может понравиться