Вы находитесь на странице: 1из 2

KOMUNIKASI DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Komunikasi

Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah


mengobservasi dan menganalisis pola komuikasi dalam kelompok.
Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada
anggota kelompok terhadap dinamika tang terjadi. Pemimpin kelompok
dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konflik interpersonal, tingkat
kompetisi dan seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta
melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan. (Stuart & Laraia, 2001 dalam
Keliat & Akemat 2005 )

Mekanisme :

Setelah pasien berkumpul, mereka duduk berkeliling kemudian therapist


memperkenalkan dirinya terlebih dahulu dan co-therapist. Setelah itu
anggota kelompok dipersilahkan memperkenalkan dirinya secara
bergiliran dan apabila klien tidak mampu maka therapist membantu
memperkenalkannya. Therapist kemudian menerangkan maksud dan
tujuan serta prosedur terapi kelompok juga masalah yang akan
dibicarakan.

Topik atau masalah bisa ditentukan oleh therapist atau atas usulan pasien.
Selain itu juga diterapkan bahwa anggota bebas membicarakan apa saja,
bebaskan juga untuk mengkritik termasuk mengkritik therapist, therapist
sendiri sebaiknya bersikap moderat dan menghindari kata yang dianggap
sebagai perintah.

Jika terjadi bloking atau kemacetan di tengah-tengah proses terapi, maka


therapist dapat membiarkan sementara tetapi jangan terlalu lama karena
dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi, sehingga therapist perlu
mencairkan bloking tersebut dengan kondisi kelompok pada saat itu.

Agar Perilaku Therapist Efektif, maka :


Secara Umum : Seorang therapist harus penuh perhatian, penerimaan,
empati dan ketulusan.

Secara Khusus : mendengarkan, mengamati, memberi umpan balik,


menghubungkan, konfrontasi, menanyakan, memiliki untuk melihat
proses, meringkas, dan bertanggung jawab.Sedangkan gaya Therapist
diharapkan dapat efektif dalam proses terapi kelompok :

1. Therapist hendaknya bersikap tegas dan cepat di dalam mengambil


keputusan dan dalam waktu yang sama mengemukakan alasan
tentang tindakan tersebut.
2. Pada waktu ada kekacauan, therapist harus dapat bertindak cepat,
tegas, dan bila perlu meminta agar pasien yang mengacau
dipersilahkan keluar tetapi kelompok berjalan terus.
3. Setalah terjadi insiden hendaknya therapist mendiskusikan hal tersebut
dengan anggota yang tinggal.
4. Self disolomsm mengenal perasaan yang kontradiktif dapat dipakai
sebagai model.
5. Tujuan terapi kelompok akan bermanfaat apabila semua perasaan
yang timbil dalam kelompok dikemukakan (Yosep,2014).

DAFTAR PUSTAKA :

1. Yosep, Iyus & Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan
Advance Mental Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.
2. Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of
Psychiatric Nursing (8th ed). St. Louis, MO : Mosby, Elsevier.

Вам также может понравиться