Вы находитесь на странице: 1из 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR KOLESTEROL

Karen Aryan Perdana (102011258)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta Barat, DKI Jakarta
Abstrak
Latar Belakang: Dewasa ini, semakin banyak masyarakat yang memiliki gaya hidup tidak sehat,
seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan
merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga, dan stress. Dari perubahan gaya
hidup ini, menimbulkan banyaknya masyarakat yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam
darahnya.
Tujuan: Memperoleh informasi faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol
darah.
Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan alat survei dan observasi,
dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien yang bersedia untuk mengisi survei
dan diperiksa kadar kolesterol darahnya.
Hasil Penelitian: Faktor risiko yang secara mandiri berhubungan dengan kadar kolesterol dalam
darah adalah indeks massa tubuh (IMT). Faktor risiko yang secara mandiri tidak berhubungan dengan
kadar kolesterol dalam darah adalah kebiasaan merokok, tingkat stress, dan jenis kelamin.
Simpulan: IMT merupakan salah satu faktor risiko tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Saran: Bagi masyarakat agar menjaga pola makan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga
IMT tidak berlebih (obesitas).
Kata kunci: Faktor risiko, peningkatan kadar kolesterol
Abstract
Background: Nowadays, many people who have an unhealthy lifestyle, such as eating fast food (fast
food) that contain high levels of fat, smoking, alcohol, overwork, lack of exercise, and stress. Of these
lifestyle changes, raises the number of people who have high cholesterol levels in the blood.
Objective: Obtain information about the risk factors that affect blood cholesterol levels.
Methods: This study is using survey tools and observations, with the cross-sectional design. Subjects
were patients who were willing to fill out survey and check their blood cholesterol levels.
Results: The risk factor which is independently associated with cholesterol levels in the blood is the
body mass index (BMI). Risk factors which were not independently associated with cholesterol levels
in the blood are smoking, stress level, and gender.
Conclusions: BMI is a risk factor for high blood cholesterol levels.
Suggestion: Everybody should maintain a good and appropriate diet, so there are no excess BMI.
Keywords: risk factors, elevated levels of cholesterol

1
Pendahuluan
Dewasa ini, semakin banyak masyarakat yang memiliki gaya hidup tidak sehat, seperti
mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan
merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga, dan stress. Dari perubahan gaya
hidup ini, menimbulkan banyaknya masyarakat yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi dalam
darahnya.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, sehingga selanjutnya informasi yang didapat
dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh
kolesterol.
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi pada
masyarakat tentang faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah,
serta menyadarkan masyarakat pentingnya pola hidup sehat.

Tinjauan Pustaka
Lipoprotein merupakan komplek makromolekular besar yang mentranspor lipid
hidrofobik (trigliserida, kolesterol, dan vitamin larut lemak) melalui cairan tubuh (plasma,
cairan interstitial, dan limfe) ke dan dari jaringan. Lipoprotein terdiri dari inti yang tersusun
atas lipid hidrofobik (trigliserida dan ester kolesterol), yang dikelilingi oleh lipid hidrofilik
(fosfolipid, kolesterol tidak teresterifikasi) dan protein yang berinteraksi dengan cairan tubuh.
Lipoprotein plasma dibagi menjadi 5 golongan berdasarkan densitas relatifnya, yaitu
kilomikron, very low-density lipoprotein (VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL),
low-density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL). Densitas lipoprotein
ditentukan oleh jumlah lipid per partikel. HDL merupakan lipoprotein yang paling kecil dan
padat, sementara kilomikron dan VLDL adalah lipoprotein paling besar dan tidak padat.
Kebanyakkan plasma trigliserida ditranspor oleh kilomikron atau VLDL, dan kebanyakkan
kolesterol plasma ditranspor oleh ester kolesterol dalam LDL dan HDL. LDL mentranspor
kolesterol ke sel-sel perifer untuk sintesis membran dan produksi hormon, dan ke hati untuk
produksi asam empedu. HDL membawa kembali kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk
diekskresi. LDL diyakini sebagai lipoprotein aterogenik mayor.1-3

2
Gambar 1. Densitas dan Diameter Lipoprotein1

Hiperkolesterolemia merupakan meningkatnya kadar kolesterol dan/atau trigliserida.


Kolesterol dan trigliserida ditranspor dalam aliran darah membentuk kompleks bersama
dengan fosfolipid dan protein (apoprotein) dalam partikel yang disebut lipoprotein.
Apoprotein berperan sebagai molekul atau enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat
pentung dalam mengendalikan transpor lipid. Kadar kolesterol dalam darah dikendalikan oleh
keseimbangan antara uptake dalam darah, produksi kolesterol (aktivitas jalur biosintesis
kolesterol), dan ekskresi dari saluran pencernaan (asam empedu).4,5
Hiperkolestrolemia dibedakan menjadi hiperkolestrolemia poligenik dan
hiperkolestrolemia familial. Hiperkolestrolemia poligenik merupakan penyebab tersering
peningkatan konsentrasi kolesterol serum. Hiperkolesterolemia poligenik biasanya ditemukan
pada screening rutin dan tidak menimbulkan gejala. Hiperkolesterolemia poligenik lebih
sering terjadi pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan hiperkolesterolemia,
namun faktor gaya hidup juga jelas berperan.2,5
Hiperkolestrolemia familial adalah kelainan autosom dominan yang menyebabkan
kenaikan tinggi total kolesterol dan LDL. Hiperkolestrolemia familial dapat berbentuk
homozigot dan heterozigot. Bentuk homozigot lebih berat daripada bentuk heterozigot.
Hiperkolesterolemia familial berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya prematuritas arteri
koronaria.2,6

3
Tabel 1. Kadar Kolesterol dalam Darah7
Diharapkan Risiko Batas Risiko Tinggi
Kolesterol Total (mg/dl) < 200 200 - 239 ≥ 240
Kolesterol LDL (mg/dl) < 130 130 - 159 ≥ 160
Kolesterol HDL (mg/dl) ≥ 50 35 - 49 < 35
Rasio LDL/HDL > 1,3
Trigliserida (TG, mg/dl) > 250 (puasa) dianggap sebagai risiko kemungkinan

Untuk kepentingan klinis, penggolongan LDL dibagi lebih lanjut menjadi optimal
(<100 mg/dl), mendekati optimal (100-129 mg/dl), batas tinggi (130-159 mg/dl), tinggi (160-
189 mg/dl), dan sangat tinggi (>190 mg/dl).3

Bahan dan Cara Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional survey. Rancangan ini dipilih
karena dapat mengukur eksposur dan efek pada saat bersamaan. Selain itu, rancangan ini juga
relatif mudah dan tidak mahal untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan di sebuah Rumah
Sakit di Jakarta. Selain dilakukan survei, dilakukan juga pengukuran IMT dan kadar
kolesterol darah. Kriteria inklusi adalah pasien yang bersedia untuk mengisi survei dan
diperiksa kadar kolesterol darahnya. Kriteria ekslusi adalah pasien yang tidak bersedia untuk
mengisi survei dan diperiksa kadar kolesterol darahnya. Sampel didapatkan dengan metode
simple random sampling.8
Analisis data menggunakan program SPSS 16.0, meliputi gambaran karakteristik
responden, analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, dan besar risiko (Odds Ratio/OR) variabel bebas terhadap kasus.

4
Kerangka Teori

Kadar Kolesterol
Darah

Rokok IMT Riwayat Riwayat


Stress Keluarga Jenis Penyakit Sosial Ekonomi
Usia
Kelamin & Gaya Hidup

Kerangka Konsep

Rokok IMT

Kadar Kolesterol
Darah

Jenis Kelamin Stress

Hasil Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 130 orang, 89 orang (68,5%) adalah laki-laki, dan 41
orang (31,5%) adalah perempuan. Sebanyak 107 orang (82,3%) memiliki kebiasaan merokok,
dan 23 orang (17,7%) tidak merokok. Sebanyak 72 orang (55,4%) memiliki tingkat stress
yang tinggi, dan 58 orang (44,6%) memiliki tingkat stress yang rendah. Hasil dari
pengukuran IMT dikategorikan menjadi underweight (<18,5), normalweight (18,5-24,99),
dan overweight (>25). Sebanyak 19 orang (14,6%) underweight, 74 orang (56,9%)
normalweight, dan 37 orang (28,5%) overweight. Hasil dari pengukuran kolesterol dibedakan
menjadi normal (<200) dan hiperkolesterol (≥200). Sebanyak 8 orang (6,2%) memiliki kadar
kolesterol normal, dan 122 orang (93,8%) hiperkolesterol.

5
Tabel 2. Analisis bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol
Kadar Kolesterol
Variabel Normal Hiperkolesterol X2 Fisher
n % n %
Ya 2 1,54 21 16,15
Merokok 0,631
Tidak 6 4,61 101 77,70

Under 3 2,31 16 12,31


Indeks Massa Tubuh Normal 2 1,54 72 55,38 0,090
Over 3 2,31 34 26,15

Laki-laki 6 4,61 83 63,85


Jenis Kelamin 1,000
Wanita 2 1,54 39 30

Ya 4 3,08 68 52,30
Tingkat stress 1,000
Tidak 4 3,08 54 41,54

Merokok terbukti tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kadar kolesterol,
dengan p=0,631 (p>0,05), yang didapatkan dari uji Fisher. Digunakan uji Fisher karena data
yang diuji adalah kategorikal dengan kategorikal, dan ada 25% data yang memiliki nilai
expected kurang dari 5, sehingga tidak memungkinkan menggunakan uji Chi-square.
Indeks massa tubuh (IMT) terbukti tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
kadar kolesterol, dengan p=0,090 (p>0,05), yang didapatkan dari uji Chi-square. Digunakan
uji ini karena data yang diuji adalah kategorikal dengan kategorikal, dan tabel merupakan
tabel 3x2, sehingga tidak memungkinkan menggunakan uji Fisher.

6
Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kadar kolesterol,
dengan p=1,000 (p>0,05), yang didapatkan dari uji Fisher. Digunakan uji Fisher karena data
yang diuji adalah kategorikal dengan kategorikal, dan ada 25% data yang memiliki nilai
expected kurang dari 5, sehingga tidak memungkinkan menggunakan uji Chi-square.
Tingkat stress tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kadar kolesterol,
dengan p=1,000 (p>0,05), yang didapatkan dari uji Fisher. Digunakan uji Fisher karena data
yang diuji adalah kategorikal dengan kategorikal, dan ada 50% data yang memiliki nilai
expected kurang dari 5, sehingga tidak memungkinkan menggunakan uji Chi-square.

Pembahasan
Pengujian IMT terhadap kadar kolesterol memiliki tingkat bias yang tinggi karena
terdapat 50% data yang memiliki nilai expected kurang dari 5. Ada kemungkinan kejadian
peningkatan kadar kolesterol dalam darah jika beberapa faktor risiko timbul secara
bersamaan pada satu individu. Namun, untuk kebanyakkan pasien, gaya hidup tinggi lemak
merangsang genotipe tubuh tertentu yang mengakibatkan hiperkolestrolemia.5,7

Kesimpulan dan Saran


Sebanyak 93,85% sampel mengalami hiperkolesterolemia. Kebiasaan merokok
(p=0,631), IMT (p=0,090), tingkat stress (p=1,000), dan jenis kelamin (p=1,000) secara
mandiri tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan kadar kolesterol darah.
Meskipun dari penelitian ini tidak terbukti sebagai faktor risiko secara mandiri yang
signifikan, saran penulis adalah agar masyarakat lebih menjaga kesehatan tubuhnya dengan
pola makan yang sehat, sehingga IMT seimbang, tidak obesitas. Dan juga harus menjalani
pola hidup sehat yaitu dengan berolahraga secara teratur, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak
merokok, dan tidak bekerja terlalu keras yang dapat menimbulkan stress. Saran penulis
kepada petugas kesehatan adalah agar petugas kesehatan dapat memberikan upaya promotif
tentang pentingnya pola hidup sehat, dan upaya preventif terhadap peningkatan kadar
kolesterol darah yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya suatu penyakit. Jika
perlu, dapat dilakukan screening bagi orang yang berisiko tinggi.5

7
Daftar Pustaka

1. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL. Loscalzo J. Harrison’s
principles of internal medicine. 18th ed. Singapura: McGraw Hill;2012.p 3145.
2. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture notes: kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta:
Erlangga;2007.h 191-3.
3. Fuster V, Topol EJ, Nabel EG. Atherothrombosis and coronary artery disease. 2nd ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.p 37-8.
4. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga;2006.h 140-1.
5. Citkowitz E. Polygenic hypercholesterolemia. 12 Januari 2012 [diunduh 9 Juli 2014];
diunduh dari: URL: http://emedicine.medscape.com/article/121424-overview.
6. Citkowitz E. Familial hypercholesterolemia. 16 Juni 2014 [diunduh 9 Juli 2014];
diunduh dari: URL: http://emedicine.medscape.com/article/121298-overview.
7. Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi: pemeriksaan & manajemen. Ed 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2008.h 17-8.
8. Bonita R, Beaglehole R, Kjellstrom T. Basic epidemiology. 2nd ed. Geneva:WHO
Press;2006.p 44.

8
Daftar Lampiran

1. - Frekuensi sampel yang merokok


- Frekuensi jenis kelamin sampel
- Frekuensi tingkat stress sampel

Statistics

ROKOK JENIS_KELAMIN STRESS

N Valid 130 130 130

Missing 0 0 0

Mean .1769 .3154 .5538

Median .0000 .0000 1.0000

Mode .00 .00 1.00

Std. Deviation .38308 .46647 .49902

Variance .147 .218 .249

Range 1.00 1.00 1.00

ROKOK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK 107 82.3 82.3 82.3

YA 23 17.7 17.7 100.0

Total 130 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 89 68.5 68.5 68.5

WANITA 41 31.5 31.5 100.0

Total 130 100.0 100.0

9
STRESS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK 58 44.6 44.6 44.6

YA 72 55.4 55.4 100.0

Total 130 100.0 100.0

10
11
2. - Frekuensi IMT dengan 3 kategori sampel
- Frekiuensi total kolesterol dengan 2 kategori

Statistics

TOTAL_KOLES
IMT TEROL

N Valid 130 130

Missing 0 0

Mean 1.1385 .9385

Median 1.0000 1.0000

Mode 1.00 1.00

Std. Deviation .64404 .24125

Variance .415 .058

Range 2.00 1.00

IMT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 19 14.6 14.6 14.6

1 74 56.9 56.9 71.5

2 37 28.5 28.5 100.0

Total 130 100.0 100.0

TOTAL_KOLESTEROL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 8 6.2 6.2 6.2

1 122 93.8 93.8 100.0

Total 130 100.0 100.0

12
13
3. Uji hubungan kebiasaan merokok dengan kadar kolesterol

ROKOK * TOTAL_KOLESTEROL Crosstabulation

Count

TOTAL_KOLESTEROL

0 1 Total

ROKOK TIDAK 6 101 107

YA 2 21 23

Total 8 122 130

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .313a 1 .576

Continuity Correctionb .007 1 .936

Likelihood Ratio .287 1 .592

Fisher's Exact Test .631 .430

Linear-by-Linear Association .310 1 .578

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for ROKOK


.624 .118 3.307
(TIDAK / YA)

For cohort
.645 .139 2.995
TOTAL_KOLESTEROL = ,00

For cohort
TOTAL_KOLESTEROL = 1.034 .904 1.182
1,00

N of Valid Cases 130

14
4. Uji hubungan jenis kelamin dengan kadar kolesterol sampel

JENIS_KELAMIN * TOTAL_KOLESTEROL Crosstabulation

Count

TOTAL_KOLESTEROL

0 1 Total

JENIS_KELAMIN LAKI-LAKI 6 83 89

WANITA 2 39 41

Total 8 122 130

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .169a 1 .681

Continuity Correctionb .000 1 .986

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


JENIS_KELAMIN (LAKI- 1.410 .272 7.303
LAKI / WANITA)

For cohort
1.382 .291 6.557
TOTAL_KOLESTEROL = ,00

For cohort
TOTAL_KOLESTEROL = .980 .897 1.072
1,00

N of Valid Cases 130

15
5. Uji hubungan stress dengan kadar kolesterol sampel

STRESS * TOTAL_KOLESTEROL Crosstabulation

Count

TOTAL_KOLESTEROL

0 1 Total

STRESS TIDAK 4 54 58

YA 4 68 72

Total 8 122 130

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .099 1 .752

Fisher's Exact Test 1.000 .515

Linear-by-Linear Association .099 1 .753

N of Valid Casesb 130

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,57.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for STRESS


1.259 .301 5.268
(TIDAK / YA)

For cohort
1.241 .324 4.751
TOTAL_KOLESTEROL = ,00

For cohort
TOTAL_KOLESTEROL = .986 .901 1.078
1,00

N of Valid Cases 130

16
6. Uji hubungan IMT dengan kadar kolesterol sampel

IMT * TOTAL_KOLESTEROL Crosstabulation

Count

TOTAL_KOLESTEROL

0 1 Total

IMT 0 3 16 19

1 2 72 74

2 3 34 37

Total 8 122 130

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 4.825a 2 .090

Likelihood Ratio 4.320 2 .115

Linear-by-Linear Association .394 1 .530

N of Valid Cases 130

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1,17.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for IMT (,00 /


a
1,00)

a. Risk Estimate statistics cannot be


computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

17

Вам также может понравиться