Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Demikian juga, masalah yang timbul akibat hal, kondisi, tindakan yang TIDAK
AMAN, dapat mengakibatkanKECELAKAAN/KERUGIAN.
Tamu harus berpakaian rapi dan sopan ketika memasuki kawasan kerja
Jika kunjungan/kegiatan dilakukan dalam waktu yang relatif lama, maka akan
disediakan badge khusus yaitu badgeTAMU TETAP setelah memenuhi
persyaratan administrasi
Kendaraan roda dua yang dibawa tamu dapat diparkir di depan pos
penjagaan dengan posisi menghadap keluar
Kendaraan roda empat yang dibawa tamu dapat diparkir ditempat parkir
kendaraan roda empat yang disediakan dengan posisi menghadap keluar
Apabila kegiatan/pekerjaan akan dilakukan di luar jam kerja atau over time,
harus disertai surat izin dari pembimbing dan diketahui oleh unit
pengamanan, di luar itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun
Tamu segera melapor kepada unit pengamanan apabila ditemukan ada hal,
kondisi, atau kegiatan yang tidak normal atau mencurigakan yang dapat
membahayakan keamanan dan keselamatan
Jum'at: 07.30 - 16.30 WIB; Istirahat: 11.30 - 13.00 WIB; Olah raga: 07.30 -
selesai WIB
Pencurian
Sabotase
Terorisme
Huru-hara
Dan lain-lain
1. EKSTERNAL
Potensi ancaman/bahaya dapat bersumber dari luar lingkungan, sistem,
dan organisasi sebagai penyusup, spionase, dan sebagainya
2. INTERNAL
Potensi ancaman/bahaya dapat juga berasal dari dalam (intruder) yang
mengganggu, membuat gaduh, kacau, dan sebagainya
TINDAKAN KETIKA KEADAAN DARURAT
4. Meminta bantuan polisi apabila gangguan tdk dapat diatasi oleh petugas
UPN, petugas UPN bersama polisi melakukan pengamanan dan olah TKP
selama kedaruratan (selama kedaruratan kendali keamanan berada di
kepolisian)
Modul 2
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Pengelolaan limbah
• kondisi ruangan
• susunan ruangan
Ruangan laboratorium harus memiliki sistem ventilasi yang baik (blower dan exhaust) sehingga sirkulasi
udara segar dapat masuk ke dalam ruangan. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium
akan sehat. Seperti halnya rumah tinggal, sirkulasi udara merupakan hal utama.
Ruangan laboratorium harus ditata dengan baik dan rapi, termasuk penempatan bahan kimia harus
disesuaikan, supaya bahan yang incompatible (tidak boleh ada kontak/dicampurkan) tidak saling
bercampur sehingga menimbulkan bahaya baru sepertiledakan atau kebakaran. Jika diperlukan,
disediakan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan
untuk mencari bahan kimia tertentu.
Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dirawat supaya selalu dalam kondisi baik. Terutama kotak
P3K dan alat pemadam api ringan (APAR). Sediakan nomor telepon penting, seperti: pemadam
kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani
dengan segera. Sediakan juga juga lembaran tentang cara penggunaan APARdan tata tertib
laboratorium. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik, setidaknya memiliki dua pintu
keluar dengan jarak yang cukup jauh.
Budayakan 5R:
1. Ringkas
2. Rapi
3. Resik
4. Rawat
5. Rajin
Ketahui dan kenali sumber potensi bahaya (peralatan, bahan, dan area
kerja) yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Ketahui cara penanganan yang baik dari peralatan dan bahan yang akan
digunakan serta area kerja tempat melakukan kegiatan
Perhatikan label yang tertera pada kemasan bahan dan kenali potensi
bahayanya!
Tindakan tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Beberapa simbol sifat bahaya bahan kimia:
• Iritasi, contoh: kloroform, alkohol, hidrogen peroksida
• Beracun, contoh: sianida, arsen, merkuri
• Mudah meledak, contoh: perklorat, permanganat
• Korosif, contoh: asam-asam anorganik dan basa kuat
• Radioaktif, contoh: uranium, plutonium, torium
• Mudah terbakar, contoh: gas metana, kerosin, belerang, fosfor, eter
• Dan lain-lain
SIMBOL SIMBOL BAHAYA (HAZARD) UMUM
Terdapat beberapa simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus
diperhatikan dan dipahami supaya dapat mengetahui bahaya yang ada pada suatu
benda atau bahan kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan menggigit, mencakar,
atau beracun karena telah disuntik bermacam bahan berbahaya hasil eksperimen
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
tajam berpotensi melukai jika tidak digunakan dengan benar
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Berpotensi
melukai jika menyentuh dalam keadaan aktif atau menyala
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
Biasanya berupa peralatan gelas
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia berpotensi
membuat kulit luka, gatal, atau iritasi dan lain-lain sesuai dengan sifat bahaya
bahan
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contoh: kerosin (minyak tanah), spiritus, dan pelarut organik lainnya.
9. Bio hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis dapat menyebabkan
penyakit.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi pengion
12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak
Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya
tersedia dan letaknya diketahui dan mudah dijangkau.
1. Jas Laboratorium dan APD (sarung tangan, masker, kaca mata, sepatu, dan lain-
lain)
Aturan umum dan tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
3. Gunakan peralatan dan bahan sesuai dengan instruksi kerja atau petunjuk
yang disediakan
5. Bertanyalah jika merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan
7. Pakailah jas laboratorium dan APD lain yang disesuaikan saat bekerja di
laboratorium
11. Usahakan untuk tidak bekerja sendirian di ruang laboratorium supaya bila
terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera
Berikut beberapa tindakan yang perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium:
1. Hindari kontak langsung atau jaga jarak dengan bahan kimia dari mulut, kulit,
mata dan pakaian.
4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan asam atau basa kuat korosif, reagen-
reagen yang volatil, dan mudah terbakar.
5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk
menutupi seluruh wajah.
6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia
yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk
dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat
dicuci.
10. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.
11. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan
pernah menambah air secara langsung ke asam atau basa pekat.
12. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari
asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara
lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat
berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.
13. Bahan-bahan kimia yang telah diambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol
stok dan buang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan
organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk.
14. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api.
Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik.
Bila bekerja dengan eter, petroleum eter, dan karbon disulfida diperlukan
perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah,
sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.
15. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang
terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat
disusun sebagai refluks atau distilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah
menguapkan ke udara.
16. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.
17. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida
yang eksplosif secara spontan sewaktu disimpan. Distilasi pelarut yang
mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak
dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh
diuapkan atau didistilasi.
18. Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah
mengetahui segala informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti
cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dan lain-lain. Pindahkanlah sesuai
kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia, jangan
dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi
pada bahan kimia.
19. Memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan
batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan
iritasi pada kulit. Jangan menaruh tutup botol di atas meja supaya tutup botol
tidak kotor oleh kotoran di atas meja.
20. Memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain
yang tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk
mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.
PENANGANAN KECELAKAAN
Kecelakaan saat bekerja kemungkinan dapat terjadi walaupun kita telah bekerja dengan
hati-hati. Hal yang paling utama adalah:
1. Jangan panik
Modul 3
INTRODUKSI K3 TERHADAP RADIASI »
PENDAHULUAN
Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) adalah suatu instalasi nuklir
yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN) menggunakan sumber radiasi untuk keperluan penelitian dan
pengembangan iptek. Sebagai konsekuensi, keselamatan penggunaan sumber radiasi di
PSTNT diawasi, sehingga setiap personil yang terlibat dalam pekerjaan dengan
menggunakan sumber radiasi harus taat terhadap prosedur dan peraturan yang
diberlakukan, yang mengacu pada berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah
maupun BAPETEN. Setiap personil yang akan bekerja dengan menggunakan sumber
radiasi harus mengetahui dan mengerti tentang keselamatan kerja terhadap radiasi
pengion.
Materi ini disusun oleh Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan (K3) sebagai panduan
keselamatan, diperuntukkan bagi setiap personil, baik karyawan PSTNT, tenaga magang,
siswa kerja praktek, mahasiswa penelitian, dan kontraktor yang akan bekerja dengan
sumber radiasi atau di area radiasi, tanpa terkecuali harus memahami.
DEFINISI
Radiasi, yang dimaksud dengan radiasi dalam modul ini adalah radiasi pengion,
yaitu radiasi elektromagnetik atau partikel yang mampu menghasilkan ion-ion
sepanjang lintasan di dalam bahan (misalnya sinar-α, sinar-β, sinar-γ, sinar-x,
dan neutron).
Sumber radiasi, adalah alat atau zat yang dapat memancarkan radiasi pengion.
Zat radioaktif, setiap zat yang mengandung satu atau lebih radionuklida,yang
aktivitasnya atau kadarnya tidak dapat diabaikan dari segi proteksi radiasi.
Petugas Proteksi Radiasi (PPR), Petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Ijin
(Kepala PSTNT) yang dinyatakan mampu oleh BAPETEN untuk melaksanakan
pekerjaan yang berhubungan dengan persoalan proteksi radiasi.
Personil yang akan bekerja dengan sumber radiasi atau di area radiasi harus membaca dan
memahami beberapa dokumen, seperti:
• Pernyataan Kebijakan Keselamatan PSTNT
• Modul Ringkas Keselamatan Kerja terhadap Radiasi (dokumen ini)
• Berbagai dokumen mutu, khususnya instruksi kerja yang ada di ruangan
atauinstruksi kerja peralatan yang akan digunakan.
Selain itu setiap personil harus memahami berbagai label, rambu, poster, dan peringatan
keselamatan yang ditempel di setiap tempat. Penggunaan bahan radioaktif di PSTNT,
dikendalikan mulai dari awal keberadaannya sampai ke pembuangannya sebagai limbah.
PSTNT mempunyai kewajiban untuk mematuhi segala peraturan guna menjamin:
1) Keselamatan personil;
2) Keselamatan masyarakat dan;
3) Keselamatan lingkungan.
Setiap personil, tanpa kecuali wajib menjaga dan menjamin terlaksananya ketiga hal di
atas dan berupaya memahami berbagai instruksi dan program keselamatan yang dikelola oleh
Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan dan komit terhadap Kebijakan Keselamatan PSTNT.
LABEL/TANDA PERINGATAN
Yakinkan bahwa label peringatan radioaktif ditempel pada sisi wadah, bungkusan atau
tempat yang mudah terlihat dari sudut manapun. Jika memungkinkan label harus
dilengkapi informasi yang cukup dan jelas, seperti: Jenis radionuklida, Perkiraan
aktivitas, dan tanggal. Sehingga diharapkan dengan adanya informasi yang cukup akan
mencegah orang lain yang tidak tahu terkena paparan radiasi yang berlebih. Apabila
radionuklida cukup besar aktivitasnya atau wadah akan berada cukup lama ditempatnya,
mintalah Petugas Proteksi Radiasi (PPR) untuk mengukur paparan radiasi dan
menuliskannya pada label, atau membuat batas pengaman.
Terakhir, label harus dilepaskan apabila wadahnya sudah kosong dari bahan radioaktif,
dan apabila tidak terkontaminasi dapat dibuang sebagai limbah non-aktif, sebaliknya
apabila terkontaminasi buanglah pada tempat limbah aktif.
Semua pintu masuk ke area bahan radioaktif digunakan atau disimpan harus diberi label
peringatan “HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF” atau dengan label peringatan “HATI-¬HATI
BAHAYA RADIASI”. Jangan segan untuk meminta bantuan PPR untuk memasang
berbagai label yang diperlukan di ruangan, dan kewajiban PPR untuk memantau
pemasangan berbagai label keselamatan.
PSTNT telah menetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada
IAEA Safety Series No. 115 tentang Standar Keselamatan Internasional Proteksi
terhadap Radiasi Pengion dan Keselamatan Sumber Radiasi.
Nilai batas dosis yang ditetapkan dalam Ketentuan ini bukan batas tertinggi yang apabila
dilampaui, seseorang akan mengalami akibat radiasi merugikan yang nyata atau
menjadi sakit, akan tetapi merupakan batas tertinggi yang dijadikan acuan,
karena setiap paparan radiasi yang tidak dianggap penting harus dihindari dan
penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya (ALARA).
Setiap personil yang bekerja dengan sumber atau di daerah radiasi harus bekerja
secara efisien dan mengikuti prosedur yang benar agar dosis yang diterima dapat
ditekan serendah mungkin, jauh lebih kecil dari nilai batas dosis sebagaimana tercantum
pada tabel nilai batas dosis berikut ini.
DOSIMETER
Semua personil yang bekerja dengan radioaktif atau di area radiasi, harus memakai
badge dosimeter. Badge dosimeter digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang
diterima pemakai. Badge dosimeter akan diganti setiap tiga bulan sekali untuk
dievaluasi. Dalam kegiatan yang diperkirakan menyebabkan terimaan dosis lebih besar
dari NBD harian, maka personil harus menggunakan dosimeter saku yang langsung
dapat dibaca dosis yang diterimanya setiap saat.
Badge dosimeter harus dipakai di daerah dada atau disangkutkan di saku baju
atas. Apabila menggunakan lead apron, dosimeter badge harus ditempatkan di kerah
atau di luar bagian atas apron, untuk mengukur dan memperkirakan dosis yang diterima
mata atau kelenjar gondok.
SIFAT RADIASI
Sel jaringan bisa rusak karena dosis yang rendah sekalipun, sebagaimana kita setiap
hari menerima radiasi rendah dari sumber radiasi alam, untungnya sel jaringan
memiliki kemampuan memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Tidak ada
risiko karena matinya sel-sel jaringan tubuh, walaupun setiap hari jutaan sel di
tubuh kita mati karena berbagai hal termasuk paparan radiasi alami (kosmik,
matahari, batuan, tembok ruangan, makanan), akan tetapi tubuh kita dapat
menggantinya dengan cepat. Yang perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi
kerusaan sel yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal. Pada kondisi sel rusak
yang tumbuh secara abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal
inilah yang menjadi dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapari dengan radiasi
pengion, baik dari radiasi alam maupun buatan.
Apabila radiasi pengion memapari wanita hamil, radiasi akan juga menembus badan dan
mengenai embrio atau fetus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio bayi sangat
sensitif terhadap radiasi dari pada orang dewasa, khususnya pada tiga bulan
pertama kehamilan, apalagi wanita pada masa awal kehamilannya kebanyakan belum
menyadari bahwa dia sedang hamil.
Itulah sebabnya bagi wanita hamil nilai batas dosisnya lebih rendah dari wanita yang
sedang tidak hamil.
RISIKO DAN MANFAAT
Seberapa besar radiasi pengion akan meningkatkan kemungkinan risiko kanker dalam
hidup kita? Mari kita perhatikan dan bandingkan kemungkinan terjadinya suatu
risiko sepersejuta kemungkinan celaka atau mati karena aktivitas sehari-hari yang kita
lakukan sehari-hari:
Kita harus memperhitungkan manfaat dan kerugian dari suatu aktivitas yang
berisiko. Seandainya, karena suatu keperluan mendesak, kita tergesa-gesa ingin pergi
ke suatu tempat, tanpa pikir panjang kita mau menerima risiko sepersejuta
kemungkinan celaka karena perhitungan manfaat yang didapat jauh lebih berharga.
Dalam setiap 65 km berkendaraan, berarti berani mengambil risiko celaka Kita ingin
menikmati makanan gurih berlemak yang lezat, berarti berani menerima risiko terkena
serangan jantung dan penyakit lain. Demikaian juga halnya dengan radiasi pengion yang
memilki manfaat.Manfaatnya adalah kita dapat melakukan kegiatan diagnosis
atau terapi suatu penyakit, melakukan penelitian dan pengembangan iptek
untuk meningkatkan tingkat kualitas kehidupan manusia.
Perbandingan suatu risiko di atas memperlihatkan bahwa risiko karena radiasi sangat
kecil dibandingkan dengan risiko aktivitas kita sehari-hari. Paparan radiasi pengion
bukanlah sumber penyebab kanker satu-satunya. fenomena ini sudah sangat
diketahui dan sangat dipahami karakteristiknya dari kebanyakan sumber penyebab
kanker lainnya yang memapari kita, misalnya bahan kimia alami atau buatan
(makanan, kosmetik, pakaian, bahan kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain)
yang kita makan, hirup, pakai di sekeliling kita. Sangat sulit untuk memastikan
seseorang mengidap kanker akibat radiasi karena radiasi bukan satu-satunya penyebab,
melainkan dari aktivitas sehari-hari seperti pola makan, gaya hidup, lingkungan, dan
sebagainya bahkan lebih berisiko menyebabkan kanker.
Di dalam teori manajemen risiko akan berkurang jika kita melakukan siklus pengelolaan
terhadap risiko tersebut yang meliputi:
Identifikasi
pengendalian
evaluasi
Maka dengan demikian, diterapkanlah sistem manajemen K3 yang di dalamnya terdapat
manajemen risiko
PRINSIP PROTEKSI RADIASI
Posisikan diri sejauh mungkin dari sumber radiasi. Besarnya dosis radiasi
akan menurun, sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak terhadap sumber
(jika jarak dijauhkan 2 kalinya, maka dosis akan menjadi 1/4 nya)
Selain dengan ketiga strategi di atas, untuk mengurangi dosis dari paparan radiasi
eksterna, maka kurangi aktivitas zat radioaktif dengan cara:
1. Isilah Formulir Ijin Bekerja yang disediakan Sub Bidang KKPR sebelum
memulai suatu pekerjaan. Formulir ini merupakan salah satu mekanisme yang
digunakan dalam pengendalian keselamatan kerja, baik dengan radiasi maupun
non-radiasi.
Semua zat radioaktif harus diamankan dari tangan yang tidak berhak, atau
dibuang di sembarangan tempat. Larutan stok radioaktif maupun bahan radioaktif
yang masih terbungkus harus diamankan dalam lemari, laboratorium atau tempat
terkunci. Zat radioaktif tidak boleh ditinggalkan di sembarang tempat tanpa terjaga
Hubungi PPR atau Unit Pengamanan Nuklir (UPN) sesegera mungkin apabila
diperkirakan ada zat radioaktif yang hilang dari laboratorium atau tempat
penyimpanannya.
Menurut Perka Bapeten, No.6 tahun 2015, beberapa diantaranya berisi tentang
program keamanan sumber radioaktif seperti:
4. Pelatihan;
Setiap terjadi kontaminasi, kehilangan zat radioaktif, limbah radioaktif, atau kerusakan
wadah atau pengungkung zat radioaktif yang dikhawatirkan akan meningkatkan
penerimaan dosis radiasi, atau setiap kecelakaan sekecil apapun baik yang berhubungan
dengan sumber radiasi maupun bukan, harus dilaporkan dengan segera kepada
penanggung jawab ruangan dan PPR. Apabila mengalami luka karena kecelakaan, segera
hubungi klinik. Ingat! Bahwa setiap kecelakaan radiasi dalam waktu kurang dari
24 jam harus sudah dilaporkan ke BAPETEN.
Setiap hari kerja, pada jam kerja, Petugas Proteksi Radiasi dapat dihubungi di Ruang
Piket PPR Gedung A melalui telp.2503997 dengan ext. 444, atau Kepala Sub Bidang
Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi di ext. 401.
Apabila akan bekerja menggunakan sumber atau di area radiasi diluar jam kerja,
harus seijin penanggung jawab ruangan atau atasannya dan informasikan ke
Petugas Proteksi Radiasi dan Unit Pengamanan Nuklir.
2. Perusakan fasilitas
4. Pencurian atau sabotase terhadap Sumber Radioaktif yang sedang terjadi atau
adanya indikasi kuat akan terjadi pencurian atau sabotase
7. kecelakaan Pengangkutan
Modul 4
INTRODUKSI K3 UMUM