Вы находитесь на странице: 1из 35

 Beberapa masalah yang timbul akibat dari hal, kondisi, tindakan yang

MENGANCAM dapat mengakibatkan KECELAKAAN/KERUGIAN.

 Demikian juga, masalah yang timbul akibat hal, kondisi, tindakan yang TIDAK
AMAN, dapat mengakibatkanKECELAKAAN/KERUGIAN.

 Kerugian dapat berupa materi dan non materi (jiwa).

 Melihat persamaan tujuan yang diharapkan, yaitu MELINDUNGI pekerja,


masyarakat, dan lingkungan dari potensi BAHAYA/ANCAMAN, maka sistem
keselamatan dan keamanan harus diterapkan secara terpadu (terintegrasi)
dan saling menguatkan (bersinergi).

 Tamu harus berpakaian rapi dan sopan ketika memasuki kawasan kerja

 Tamu melapor ke petugas pengamanan di pos penjagaan

 Tamu menyerahkan identitas diri (KTP/SIM/KTM/Kartu Pelajar) yang masih


berlaku untuk ditukar dengan identitas (badge) TAMU atau VISITOR

 Jika kunjungan/kegiatan dilakukan dalam waktu yang relatif lama, maka akan
disediakan badge khusus yaitu badgeTAMU TETAP setelah memenuhi
persyaratan administrasi

 Sebelum tamu memasuki kawasan kerja akan dilakukan pemeriksaan


terhadap kendaraan barang bawaan dan personil

 Kendaraan roda dua yang dibawa tamu dapat diparkir di depan pos
penjagaan dengan posisi menghadap keluar

 Kendaraan roda empat yang dibawa tamu dapat diparkir ditempat parkir
kendaraan roda empat yang disediakan dengan posisi menghadap keluar

 Tamu akan diarahkan/dipandu oleh petugas ke tujuan

 Tamu tidak diperkenankan melakukan kegiatan diluar tujuan tanpa


sepengetahuan unit pengamanan

 Sebelum tamu TETAP melakukan kegiatan, harus melalui tahapan


memahami materi tentang keamanan dan keselamatan berlaku di kawasan
kerja yang dilakukan oleh Unit Pengamanan berkerja sama dengan Bidang
Keselamatan

 Tamu harus mengisi biodata

 Tamu harus mengisi surat pernyataan terkait keselamatan dan keamanan,


dilanjutkan tahapan memahami materi keamanan dan keselamatan
berbasis e-learning yang yang akan dipandu oleh petugas
 Tamu yang dinyatakan telah memahami (lulus) dibuktikan dengan setifikat
yang harus disahkan (ditandatangani) oleh Kepala UPN dan Kepala Sub
Bidang KKPR (Sertifikat dapat didownload di menu "Serifikat" di setiap
pelajaran setelah lulus tes)

 Sebelum melakukan kegiatan, perhatikan kondisi keselamatan dan keamanan


kawasan kerja

 Tidak melakukan kegiatan kegiatan di luar izin yang dapat membahayakan


keselamatan dan keamanan kerja

 Kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan prosedur atau instruksi


kerja

 Personil yang bekerja di laboratorium tidak diperkenankan bekerja seorang


diri dan harus didampingi pembimbing

 Apabila kegiatan/pekerjaan akan dilakukan di luar jam kerja atau over time,
harus disertai surat izin dari pembimbing dan diketahui oleh unit
pengamanan, di luar itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun

 Tamu segera melapor kepada unit pengamanan apabila ditemukan ada hal,
kondisi, atau kegiatan yang tidak normal atau mencurigakan yang dapat
membahayakan keamanan dan keselamatan

 Tamu harus melapor ke pembimbing sebelum meninggalkan tempat kerja

 Tamu harus membereskan dan merapikan tempat kerja serta memastikan


peralatan yang tidak digunakan telah dimatikan atau dalam kondisi aman

 Pintu, jendela, laci meja kerja, dan tempat penyimpanan barang-barang


penting/berharga dipastikan ditutup/dikunci dengan benar

 Sebelum tamu meninggalkan tempat kerja harus


mengembalikan badge TAMU untuk ditukar dengan identitas diri yang
dititipkan

 Sebelum meninggalkan tempat kerja, barang bawaan tamu akan dilakukan


pemeriksaan kembali

 Senin - Kamis: 07.30 - 16.00 WIB; Istirahat: 12.00 - 13.00 WIB

 Jum'at: 07.30 - 16.30 WIB; Istirahat: 11.30 - 13.00 WIB; Olah raga: 07.30 -
selesai WIB

 Sabtu - Minggu: Libur

 Kegiatan di luar jam kerja diberlakukan lembur dengan ketentuan-ketentuan


yang diatur oleh Unit Pengamanan Nuklir
 Bagi pekerja lembur, diwajibkan berkoordinasi dengan pembimbing proyek
untuk melaporkan kegiatan yang akan dilakukan secara jelas kepada Unit
Pengamanan Nuklir

CONTOH HAL, KONDISI, TINDAKAN ANCAMAN/TIDAK AMAN/DARURAT

 Pencurian

 Demonstrasi tidak terkontrol

 Sabotase

 Terorisme

 Huru-hara

 Gangguan binatang buas

 Dan lain-lain

BAGAIMANA MENYIKAPI? TINDAKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN? MAKA


DIPERLUKAN PENGENDALIAN (AKAN DIJELASKAN DI BAB BERIKUTNYA)
SUMBER POTENSI ANCAMAN/BAHAYA

1. EKSTERNAL
Potensi ancaman/bahaya dapat bersumber dari luar lingkungan, sistem,
dan organisasi sebagai penyusup, spionase, dan sebagainya

2. INTERNAL
Potensi ancaman/bahaya dapat juga berasal dari dalam (intruder) yang
mengganggu, membuat gaduh, kacau, dan sebagainya
TINDAKAN KETIKA KEADAAN DARURAT

Apabila menemui keadaan darurat/kondisi tidak normal selama berada dikawasan,


segera menghubungi nomor telepon 022-250-3997 extention 2111 (Pos
Penjagaan), extention 2105 (Staf Pengamanan), Kepala Unit Pengamanan (UPN)
melalui HP: 0812-2070-6364, atau langsung secara lisan.

Unit Pengamanan akan menindaklanjuti:

1. Laporan hal, kondisi, atau kejadian tidak normal

2. Petugas merespon laporan datang ke TKP, melapor ke Kepala UPN,


kemudian Kepala UPN melapor ke Kepala PSTNT
3. Petugas mengidentifikasi kejadian untuk menilai perlu atau tidaknya meminta
bantuan pihak berwenang lain (polisi)

4. Meminta bantuan polisi apabila gangguan tdk dapat diatasi oleh petugas
UPN, petugas UPN bersama polisi melakukan pengamanan dan olah TKP
selama kedaruratan (selama kedaruratan kendali keamanan berada di
kepolisian)

5. Polisi menyerahkan pengamanan ke Kepala UPN setelah keadaan normal

6. Membuat laporan dan melaporkan situasi telah normal ke Kepala PSTNT

Modul 2
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Keselamatan merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Laboratorium adalah


ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Di sana banyak terdapat peralatan listrik,
mekanik atau mesin, dan bahan-bahan kimia. Hampir setiap bahan kimia adalah bahan
berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam melakukan
kegiatan di dalam laboratorium. Selain itu, terdapat benda mudah pecah dan peralatan yang
menggunakan listrik. Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk
diperhatikan.

Keselamatan kerja di laboratorium mencakup hal-hal sebagai, berikut:

 Identifikasi potensi bahaya

 Alat pelindung diri (APD) dan keselamatan kerja

 Panduan keselamatan bekerja di laboratorium

 Penanganan keadaan darurat dan kecelakaan

 Pengelolaan limbah

SYARAT LABORATORIUM YANG BAIK


Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan
kerja. Syarat tersebut meliputi:

• kondisi ruangan

• susunan ruangan

• kelengkapan peralatan keselamatan

• nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dan lain-lain.

Ruangan laboratorium harus memiliki sistem ventilasi yang baik (blower dan exhaust) sehingga sirkulasi
udara segar dapat masuk ke dalam ruangan. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium
akan sehat. Seperti halnya rumah tinggal, sirkulasi udara merupakan hal utama.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan baik dan rapi, termasuk penempatan bahan kimia harus
disesuaikan, supaya bahan yang incompatible (tidak boleh ada kontak/dicampurkan) tidak saling
bercampur sehingga menimbulkan bahaya baru sepertiledakan atau kebakaran. Jika diperlukan,
disediakan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan
untuk mencari bahan kimia tertentu.

Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dirawat supaya selalu dalam kondisi baik. Terutama kotak
P3K dan alat pemadam api ringan (APAR). Sediakan nomor telepon penting, seperti: pemadam
kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani
dengan segera. Sediakan juga juga lembaran tentang cara penggunaan APARdan tata tertib
laboratorium. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik, setidaknya memiliki dua pintu
keluar dengan jarak yang cukup jauh.

Budayakan 5R:

1. Ringkas

2. Rapi

3. Resik

4. Rawat

5. Rajin

 Ketahui dan kenali sumber potensi bahaya (peralatan, bahan, dan area
kerja) yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
 Ketahui cara penanganan yang baik dari peralatan dan bahan yang akan
digunakan serta area kerja tempat melakukan kegiatan

 Ketahui batasan ukuran keselamatan dari peralatan (contoh: maksimal load


alat) dan bahan (contoh: massa, volume, konsentrasi) yang akan digunakan
serta area kerja tempat melakukan kegiatan

Upaya mengetahui potensi bahaya dapat dilakukan dari:

 Simbol/label tanda bahaya

 Dokumen (manual, instruksi kerja, MSDS, dan lain-lain)

 Bertanya ke petugas yang berwenang/bertanggungjawab

 RISIKO BAHAYA DARI BAHAN KIMIA



 Pada umumnya bahan-bahan kimia adalah bahan berbahaya dan beracun (B3).

 Perhatikan label yang tertera pada kemasan bahan dan kenali potensi
bahayanya!
 Tindakan tersebut untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Beberapa simbol sifat bahaya bahan kimia:
 • Iritasi, contoh: kloroform, alkohol, hidrogen peroksida
 • Beracun, contoh: sianida, arsen, merkuri
 • Mudah meledak, contoh: perklorat, permanganat
 • Korosif, contoh: asam-asam anorganik dan basa kuat
 • Radioaktif, contoh: uranium, plutonium, torium
 • Mudah terbakar, contoh: gas metana, kerosin, belerang, fosfor, eter
 • Dan lain-lain
SIMBOL SIMBOL BAHAYA (HAZARD) UMUM

Terdapat beberapa simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus
diperhatikan dan dipahami supaya dapat mengetahui bahaya yang ada pada suatu
benda atau bahan kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.

1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan menggigit, mencakar,
atau beracun karena telah disuntik bermacam bahan berbahaya hasil eksperimen

2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang
tajam berpotensi melukai jika tidak digunakan dengan benar
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Berpotensi
melukai jika menyentuh dalam keadaan aktif atau menyala

4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
Biasanya berupa peralatan gelas

5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia berpotensi
membuat kulit luka, gatal, atau iritasi dan lain-lain sesuai dengan sifat bahaya
bahan

6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang


mengeluarkan listrik

7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah

8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contoh: kerosin (minyak tanah), spiritus, dan pelarut organik lainnya.

9. Bio hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis dapat menyebabkan
penyakit.

10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi pengion

12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak

13. Dan lain-lain.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN KESELAMATAN KERJA

Di dalam laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan


kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat bisa terlindungi dan ditangani dengan
segera.

Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya
tersedia dan letaknya diketahui dan mudah dijangkau.

1. Jas Laboratorium dan APD (sarung tangan, masker, kaca mata, sepatu, dan lain-
lain)

2. Water shower dan Eye washer

3. Pemadam kebakaran (APAR, hidrant)

4. Kotak P3K (Pertolongan pertama pada kecelakaan)

5. Peralatan pembersih/dekontaminasi dan deteksi kontaminasi


Peralatan keselamatan harus disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada,
gunakan dengan benar menurut spesifikasinya, danjangan sampai menimbulkan
atau menambah potensi bahaya lain.
TATA TERTIB DI LABORATORIUM

Aturan umum dan tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Dilarang membawa/memindahkan peralatan dan bahan tanpa seizin


petugas/penanggungjawab laboratorium.

2. Orang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium untuk


mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

3. Gunakan peralatan dan bahan sesuai dengan instruksi kerja atau petunjuk
yang disediakan

4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui potensi


bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya

5. Bertanyalah jika merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan

6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk


memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja

7. Pakailah jas laboratorium dan APD lain yang disesuaikan saat bekerja di
laboratorium

8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam


kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya

9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, segera laporkan ke


petugas/penanggungjawab laboratorium

10. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan


pertama pada kecelakaan (P3K)

11. Usahakan untuk tidak bekerja sendirian di ruang laboratorium supaya bila
terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera

12. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium

13. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium

14. Buanglah limbah pada tempat yang disediakan


15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik

Berikut beberapa tindakan yang perlu diperhatikan ketika berada dalam laboratorium:

1. Hindari kontak langsung atau jaga jarak dengan bahan kimia dari mulut, kulit,
mata dan pakaian.

2. Hindari menghirup secara langsung. Untuk mencium gas kibaskas menggunakan


tangan sampai tercium.

3. Jangan membawa makanan atau minuman dalam laboratorium.

4. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan asam atau basa kuat korosif, reagen-
reagen yang volatil, dan mudah terbakar.

5. Menggunakan kacamata pengaman atau gunakan penutup yang lebih besar untuk
menutupi seluruh wajah.

6. Bagi yang menggunakan lensa kontak berhati-hati agar tidak ada bahan kimia
yang masuk ke mata. Zat-zat yang bersifat korosif atau beracun dapat masuk
dengan cepat ke bagian belakang lensa kontak, sehingga tidak mungkin dapat
dicuci.

7. Menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Namun perlu diingat, bekerja


menggunakan sarung tangan akan sedikit menghambat pekerjaan terutama
dalam merangkai alat.

8. Selama bekerja di laboratorium harus menggunakan baju laboratorium dan harus


dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan mencegah kontaminasi pada
baju yang digunakan sehari-hari. Baju laboratorium harus dicuci secara teratur.

9. Jangan memanaskan, mencampur, menuang, atau mengocok bahan kimia dekat


wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain.

10. Jangan mengambil larutan menggunakan mulut, selalu gunakan filer pipet.

11. Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat khusunya bila dipanaskan dan jangan
pernah menambah air secara langsung ke asam atau basa pekat.

12. Bahan-bahan yang menghasilkan gas yang berbahaya harus ditangani di lemari
asam dan menggunakan sarung tangan pelindung. Bahan-bahan tersebut antara
lain adalah halida fosfor, brom, semua klorida asam, anhidrida asam, asam nitrat
berasap, larutan amonia pekat, cairan amonia, belerang dioksida.

13. Bahan-bahan kimia yang telah diambil tidak boleh dikembalikan ke dalam botol
stok dan buang pelarut ke wadah yang telah disediakan terutama bahan-bahan
organik. Untuk bahan-bahan yang lain dibuang sesuai petunjuk.

14. Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau dekat api.
Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau mantel pemanas listrik.
Bila bekerja dengan eter, petroleum eter, dan karbon disulfida diperlukan
perhatian khusus karena bersifat volatil dan mempunyai titik nyala yang rendah,
sehingga harus dipastikan tidak ada nyala api atau sumber api.
15. Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik ditempat yang
terbuka. Jika ingin dipanaskan harus menggunakan kondensor yang dapat
disusun sebagai refluks atau distilasi. Untuk semua cairan organik jangan pernah
menguapkan ke udara.

16. Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi ledakan.

17. Beberapa pelarut misalnya eter dan hidrokarbon dapat membentuk peroksida
yang eksplosif secara spontan sewaktu disimpan. Distilasi pelarut yang
mengandung peroksida sangat berbahaya, sebab residu peroksida dapat meledak
dengan hebat bila dipanaskan. Oleh karena itu pelarut seperti ini tidak boleh
diuapkan atau didistilasi.

18. Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah
mengetahui segala informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti
cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dan lain-lain. Pindahkanlah sesuai
kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia, jangan
dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi
pada bahan kimia.

19. Memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan
batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan
iritasi pada kulit. Jangan menaruh tutup botol di atas meja supaya tutup botol
tidak kotor oleh kotoran di atas meja.

20. Memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain
yang tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk
mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.

PENANGANAN KECELAKAAN

Kecelakaan saat bekerja kemungkinan dapat terjadi walaupun kita telah bekerja dengan
hati-hati. Hal yang paling utama adalah:

1. Jangan panik

2. Cari bantuan petugas/penanggungjawab untuk membantu


dan Lapor/panggil petugas keselamatan, medis, atau pemadam kebakaran
segera

3. Ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan benar

Bila terjadi tumpahan atau kontaminasi bahan kimia:

 Isolasi area tumpahan/kontaminasi

 tambahkan bahan penyerap (kertas, kain, busa penyerap)

 lapor/panggil petugas keselamatan segera


Bila terkena bahan kimia:

 Bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih

 Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar

 Bawa keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen

 lapor/panggil petugas kesehatan segera

Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik:

 Segera bunyikan alarm tanda bahaya dan lapor petugas keselamatan

 Jangan langsung disiram dengan air

 Gunakan APAR untuk memadamkan api

 Hindari menghirup asap

 lapor/panggil petugas pemadam kebakaran

MANAJEMEN LIMBAH DAN SISA BAHAN KIMIA

Bangun pola pikir bahwa menghasilkan limbah menghasilkan


masalah. Semakin banyak limbah semakin banyak menimbulkan
masalah.
Limbah dapat menurunkan kualitas lingkungan, kualitas kesehatan,
dan kualitas kehidupan.
Maka dari itu, kita perlu menangani limbah dengan tepat sebagaimana
tindakan berikut ini:

 Limbah bahan kimia dan limbah radioaktif hendaknya dibuang


ke tempat khusus dan terpisah menurut kelompoknya. Contoh:
limbah asam, basa, radioaktif, limbah umum organik, anorganik,
dan lain-lain

 Jangan mencampur limbah bahan sisa (kertas, plastik, karet,


gelas, logam, cairan) yang tidak terkontaminasi bahan kimia
atau radioaktif ke wadah limbah khusus radioaktif atau kimia,
volume limbah akan bertambah

 Buanglah limbah biasa yang tidak terkontaminasi ke dalam


wadah sampah biasa Contoh: plastik pembungkus
syringe/jarum suntik, pembungkus sarung tangan, kertas
dan karet yang tidak terkontaminasi, dan lain-lain

Modul 3
INTRODUKSI K3 TERHADAP RADIASI »
PENDAHULUAN

Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) adalah suatu instalasi nuklir
yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN) menggunakan sumber radiasi untuk keperluan penelitian dan
pengembangan iptek. Sebagai konsekuensi, keselamatan penggunaan sumber radiasi di
PSTNT diawasi, sehingga setiap personil yang terlibat dalam pekerjaan dengan
menggunakan sumber radiasi harus taat terhadap prosedur dan peraturan yang
diberlakukan, yang mengacu pada berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah
maupun BAPETEN. Setiap personil yang akan bekerja dengan menggunakan sumber
radiasi harus mengetahui dan mengerti tentang keselamatan kerja terhadap radiasi
pengion.

Materi ini disusun oleh Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan (K3) sebagai panduan
keselamatan, diperuntukkan bagi setiap personil, baik karyawan PSTNT, tenaga magang,
siswa kerja praktek, mahasiswa penelitian, dan kontraktor yang akan bekerja dengan
sumber radiasi atau di area radiasi, tanpa terkecuali harus memahami.
DEFINISI

 Radiasi, yang dimaksud dengan radiasi dalam modul ini adalah radiasi pengion,
yaitu radiasi elektromagnetik atau partikel yang mampu menghasilkan ion-ion
sepanjang lintasan di dalam bahan (misalnya sinar-α, sinar-β, sinar-γ, sinar-x,
dan neutron).

 Sumber radiasi, adalah alat atau zat yang dapat memancarkan radiasi pengion.

 Zat radioaktif, setiap zat yang mengandung satu atau lebih radionuklida,yang
aktivitasnya atau kadarnya tidak dapat diabaikan dari segi proteksi radiasi.

 Petugas Proteksi Radiasi (PPR), Petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Ijin
(Kepala PSTNT) yang dinyatakan mampu oleh BAPETEN untuk melaksanakan
pekerjaan yang berhubungan dengan persoalan proteksi radiasi.

 Kecelakaan radiasi, adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk


kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat yang menjurus
timbulnya kondisi paparan radiasi dan atau kontaminasi yang melampaui batas
keselamatan.

DOKUMEN PEDOMAN DAN PERATURAN

Personil yang akan bekerja dengan sumber radiasi atau di area radiasi harus membaca dan
memahami beberapa dokumen, seperti:
• Pernyataan Kebijakan Keselamatan PSTNT
• Modul Ringkas Keselamatan Kerja terhadap Radiasi (dokumen ini)
• Berbagai dokumen mutu, khususnya instruksi kerja yang ada di ruangan
atauinstruksi kerja peralatan yang akan digunakan.

Selain itu setiap personil harus memahami berbagai label, rambu, poster, dan peringatan
keselamatan yang ditempel di setiap tempat. Penggunaan bahan radioaktif di PSTNT,
dikendalikan mulai dari awal keberadaannya sampai ke pembuangannya sebagai limbah.
PSTNT mempunyai kewajiban untuk mematuhi segala peraturan guna menjamin:
1) Keselamatan personil;
2) Keselamatan masyarakat dan;
3) Keselamatan lingkungan.
Setiap personil, tanpa kecuali wajib menjaga dan menjamin terlaksananya ketiga hal di
atas dan berupaya memahami berbagai instruksi dan program keselamatan yang dikelola oleh
Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan dan komit terhadap Kebijakan Keselamatan PSTNT.
LABEL/TANDA PERINGATAN

Peraturan keselamatan mengharuskan setiap pengguna bahan radioaktif memberikan


label pada wadah atau pembungkus bahan radioaktif atau sumber radiasi. Label yang
ditempel harus mudah dilihat dan bertuliskan “HATI-HATI ZAT
RADIOAKTIF” atau”HATI-HATI BAHAYA RADIASI”.

Yakinkan bahwa label peringatan radioaktif ditempel pada sisi wadah, bungkusan atau
tempat yang mudah terlihat dari sudut manapun. Jika memungkinkan label harus
dilengkapi informasi yang cukup dan jelas, seperti: Jenis radionuklida, Perkiraan
aktivitas, dan tanggal. Sehingga diharapkan dengan adanya informasi yang cukup akan
mencegah orang lain yang tidak tahu terkena paparan radiasi yang berlebih. Apabila
radionuklida cukup besar aktivitasnya atau wadah akan berada cukup lama ditempatnya,
mintalah Petugas Proteksi Radiasi (PPR) untuk mengukur paparan radiasi dan
menuliskannya pada label, atau membuat batas pengaman.

Terakhir, label harus dilepaskan apabila wadahnya sudah kosong dari bahan radioaktif,
dan apabila tidak terkontaminasi dapat dibuang sebagai limbah non-aktif, sebaliknya
apabila terkontaminasi buanglah pada tempat limbah aktif.

Semua pintu masuk ke area bahan radioaktif digunakan atau disimpan harus diberi label
peringatan “HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF” atau dengan label peringatan “HATI-¬HATI
BAHAYA RADIASI”. Jangan segan untuk meminta bantuan PPR untuk memasang
berbagai label yang diperlukan di ruangan, dan kewajiban PPR untuk memantau
pemasangan berbagai label keselamatan.

AS LOW AS REASONABLY ACHIEVABLE (ALARA)

PSTNT telah menetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada
IAEA Safety Series No. 115 tentang Standar Keselamatan Internasional Proteksi
terhadap Radiasi Pengion dan Keselamatan Sumber Radiasi.

Nilai batas dosis yang ditetapkan dalam Ketentuan ini bukan batas tertinggi yang apabila
dilampaui, seseorang akan mengalami akibat radiasi merugikan yang nyata atau
menjadi sakit, akan tetapi merupakan batas tertinggi yang dijadikan acuan,
karena setiap paparan radiasi yang tidak dianggap penting harus dihindari dan
penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya (ALARA).

Setiap personil yang bekerja dengan sumber atau di daerah radiasi harus bekerja
secara efisien dan mengikuti prosedur yang benar agar dosis yang diterima dapat
ditekan serendah mungkin, jauh lebih kecil dari nilai batas dosis sebagaimana tercantum
pada tabel nilai batas dosis berikut ini.

NILAI BATAS DOSIS


DEWASA
Seluruh tubuh (efective dose) 20 mSv/tahun atau 2.000 mrem/tahun
Lensa mata (eq. dose) 20 mSv/tahun atau 2.000 mrem/tahun
Tangan, lengan, kaki, tungkai (eq. dose) 500 mSv/tahun atau 50.000 mrem/tahun
Kulit (eq. dose) 500 mSv/tahun atau 50.000 mrem/tahun
Setiap organ atau jaringan (eq. dose) 500 mSv/tahun atau 50.000 mrem/tahun
BATASAN KHUSUS
Wanita hamil
13 mSv pada abdomen selama 3 bulan
Magang, Siswa <18 tahun (efective dose)
Sama dengan pekerja radiasi
Siswa antara 16-18 tahun (efective dose)
6 mSv/tahun atau 600 mrem/tahun
Masyarakat umum (efective dose)
1 mSv/tahun atau 100 mrem/tahun

DOSIMETER

Semua personil yang bekerja dengan radioaktif atau di area radiasi, harus memakai
badge dosimeter. Badge dosimeter digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang
diterima pemakai. Badge dosimeter akan diganti setiap tiga bulan sekali untuk
dievaluasi. Dalam kegiatan yang diperkirakan menyebabkan terimaan dosis lebih besar
dari NBD harian, maka personil harus menggunakan dosimeter saku yang langsung
dapat dibaca dosis yang diterimanya setiap saat.

Badge dosimeter harus dipakai di daerah dada atau disangkutkan di saku baju
atas. Apabila menggunakan lead apron, dosimeter badge harus ditempatkan di kerah
atau di luar bagian atas apron, untuk mengukur dan memperkirakan dosis yang diterima
mata atau kelenjar gondok.

Sub Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja (KKPR) akanmengevaluasi


dan menyimpan rekaman hasil pembacaan dosis dari badge dosimeter, dan apabila
terpantau adanya dosis yang tinggi maka supervisornya akan diminta untuk
menjelaskan dan melakukan tindakan perbaikan agar hal serupa tidak terulang.

SIFAT RADIASI

Sifat-sifat radiasi alpha :


• Bermuatan besar (+2e)
• Dibelokkan medan listrik dan magnet
• Mengionkan zat yang dilaluinya
• Daya ionisasi sangat besar
• Jarak jangkau kecil 3,4 – 8,6 cm
• Mudah dihambat : cukup dengan selembar kertas
• Berkecepatan 1/100 – 1/10 C (kec.cahaya)

Sifat-sifat radiasi beta :


• Jenis : - (Elektron) dan + (Positron) (Massa sama muatan berbeda)
• Daya ionisasinya 1/100 a
• Dibelokkan medan listrik dan magnet
• Mudah dihambur dalam medium
• Berkecepatan 1/100 – 99/100 C
Sifat-sifat radiasi gamma :
• Tidak bermassa dan tidak bermuatan
• Tidak dibelokkan medan listrik dan magnet
• Berenergi tinggi ( > energy sinar-x )
• Daya tembus sangat besar
• Daya ionisasi kecil

PENGARUH RADIASI PENGION

Radiasi menyebabkan terionisasi atau tereksitasinya atom dan molekul


benda atau sel di dalam jaringan tubuh. Apabila molekul pecah atau terdisosiasi
karenanya, akan terbentuk fragment berupa radikal bebas dan ion, yang secara kimia
tidak stabil. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah dapat bereaksi atau
mengoksidasi atom lain dalam suatu sel jaringan yang menyebabkan sel menjadi rusak.
Tingkat kerusakan sel yang terjadi sebanding dengan besarnya radiasi.

Sel jaringan bisa rusak karena dosis yang rendah sekalipun, sebagaimana kita setiap
hari menerima radiasi rendah dari sumber radiasi alam, untungnya sel jaringan
memiliki kemampuan memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Tidak ada
risiko karena matinya sel-sel jaringan tubuh, walaupun setiap hari jutaan sel di
tubuh kita mati karena berbagai hal termasuk paparan radiasi alami (kosmik,
matahari, batuan, tembok ruangan, makanan), akan tetapi tubuh kita dapat
menggantinya dengan cepat. Yang perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi
kerusaan sel yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal. Pada kondisi sel rusak
yang tumbuh secara abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal
inilah yang menjadi dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapari dengan radiasi
pengion, baik dari radiasi alam maupun buatan.

Radiasi terhadap Wanita Hamil

Apabila radiasi pengion memapari wanita hamil, radiasi akan juga menembus badan dan
mengenai embrio atau fetus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio bayi sangat
sensitif terhadap radiasi dari pada orang dewasa, khususnya pada tiga bulan
pertama kehamilan, apalagi wanita pada masa awal kehamilannya kebanyakan belum
menyadari bahwa dia sedang hamil.

Itulah sebabnya bagi wanita hamil nilai batas dosisnya lebih rendah dari wanita yang
sedang tidak hamil.
RISIKO DAN MANFAAT
Seberapa besar radiasi pengion akan meningkatkan kemungkinan risiko kanker dalam
hidup kita? Mari kita perhatikan dan bandingkan kemungkinan terjadinya suatu
risiko sepersejuta kemungkinan celaka atau mati karena aktivitas sehari-hari yang kita
lakukan sehari-hari:

 Merokok sebanyak 1,4 batang rokok (kanker paru)

 Memakan 40 sendok makan mentega (serangan jantung)

 Tinggal dua hari di kota Jakarta (polusi udara)

 Berkendaraan sejauh 65 km (kecelakaan)

 Terbang sejauh 4200 km dengan pesawat (kecelakaan)

 Menerima dosis radiasi sebesar 10 mrem (kanker)

Kita harus memperhitungkan manfaat dan kerugian dari suatu aktivitas yang
berisiko. Seandainya, karena suatu keperluan mendesak, kita tergesa-gesa ingin pergi
ke suatu tempat, tanpa pikir panjang kita mau menerima risiko sepersejuta
kemungkinan celaka karena perhitungan manfaat yang didapat jauh lebih berharga.

Dalam setiap 65 km berkendaraan, berarti berani mengambil risiko celaka Kita ingin
menikmati makanan gurih berlemak yang lezat, berarti berani menerima risiko terkena
serangan jantung dan penyakit lain. Demikaian juga halnya dengan radiasi pengion yang
memilki manfaat.Manfaatnya adalah kita dapat melakukan kegiatan diagnosis
atau terapi suatu penyakit, melakukan penelitian dan pengembangan iptek
untuk meningkatkan tingkat kualitas kehidupan manusia.

Perbandingan suatu risiko di atas memperlihatkan bahwa risiko karena radiasi sangat
kecil dibandingkan dengan risiko aktivitas kita sehari-hari. Paparan radiasi pengion
bukanlah sumber penyebab kanker satu-satunya. fenomena ini sudah sangat
diketahui dan sangat dipahami karakteristiknya dari kebanyakan sumber penyebab
kanker lainnya yang memapari kita, misalnya bahan kimia alami atau buatan
(makanan, kosmetik, pakaian, bahan kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain)
yang kita makan, hirup, pakai di sekeliling kita. Sangat sulit untuk memastikan
seseorang mengidap kanker akibat radiasi karena radiasi bukan satu-satunya penyebab,
melainkan dari aktivitas sehari-hari seperti pola makan, gaya hidup, lingkungan, dan
sebagainya bahkan lebih berisiko menyebabkan kanker.

Di dalam teori manajemen risiko akan berkurang jika kita melakukan siklus pengelolaan
terhadap risiko tersebut yang meliputi:

 Identifikasi

 penilaian atau perhitungan

 pengendalian

 evaluasi
Maka dengan demikian, diterapkanlah sistem manajemen K3 yang di dalamnya terdapat
manajemen risiko
PRINSIP PROTEKSI RADIASI

Strategi Efektif Bekerja dengan Sumber Radiasi


Bahan radioaktif terbuka ataupun terbungkus, mesin sinar-X, iradiator, dan sumber
radiasi lainnya memancarkan radiasi pengion yang berbahaya. Untuk memproteksi diri
dari sumber radiasi, maka diterapkan tiga strategi dasar yang dikenal sebagai prinsip
proteksi radiasi, yaitu:

 Kurangi waktu berada di sekitar sumber radiasi

 Posisikan diri sejauh mungkin dari sumber radiasi. Besarnya dosis radiasi
akan menurun, sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak terhadap sumber
(jika jarak dijauhkan 2 kalinya, maka dosis akan menjadi 1/4 nya)

 Gunakan perisai/penghalang yang sesuai dengan jenis radiasi

Selain dengan ketiga strategi di atas, untuk mengurangi dosis dari paparan radiasi
eksterna, maka kurangi aktivitas zat radioaktif dengan cara:

 Sumber radioaktif waktu paruh pendek, tunggu sampai meluruh sehingga


paparan tidak terlalu tinggi;

 Dekontaminasi sumber radioaktif sebelum bekerja;

 Pindahkan bahan radioaktif yang tidak perlu ke lokasi lain.

ATURAN KESELAMATAN UMUM

1. Isilah Formulir Ijin Bekerja yang disediakan Sub Bidang KKPR sebelum
memulai suatu pekerjaan. Formulir ini merupakan salah satu mekanisme yang
digunakan dalam pengendalian keselamatan kerja, baik dengan radiasi maupun
non-radiasi.

2. Lakukanlah selalu pemeriksaan kontaminasi setelah bekerja dengan


sumber radiasi menggunakan hand and foot monitor,contamination monitor, atau
instrumen lain yang sesuai. Tindakan ini adalah pertahanan utama anda untuk
mencegah terjadinya pemaparan eksternal atau internal yang berlebihan. Yang
perlu anda monitor adalah:

o Diri sendiri termasuk lab jas dan pakaian

o Tangan dan sepatu (bagian atas dan sol sepatu)

o Minta bantuan PPR untuk atau melakukan smear test apabila


diduga daerah kerja atau lantai setelah anda
bekerja terkontaminasi zat radioaktif.
3. Ingat! Dilarang keras makan, minum, menggunakan kosmetik, dan
merokok di area radiasi atau dimana zat radioaktif berada.

4. Apabila menggunakan zat radioaktif, bekerjalah di meja atau ruang asap


yang disediakan, alasi dengan kertas isap atau kertas merang atau di
atas nampan, jika memungkinkan selalu gunakan perisai yang memadai.
Selalu gunakan sarung tangan disposable dan buka sarung tangan
sebelum memegang ball point, membuka pintu, atau barang lainnya
untuk mencegah penyebaran kontaminasi.

Tujuan Keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif tertuang


dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007yaitu:

1. Mengatur persyaratan sistem pembatasan dosis, sistem manajemen keselamatan


radiasi, kalibrasi, kesiapsiagaan dan penanggulangan kecelakaan radiasi

2. Menjamin keselamatan, keamanan, dan ketentraman, kesehatan pekerja dan


anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.

KEAMANAN ZAT RADIOAKTIF

Semua zat radioaktif harus diamankan dari tangan yang tidak berhak, atau
dibuang di sembarangan tempat. Larutan stok radioaktif maupun bahan radioaktif
yang masih terbungkus harus diamankan dalam lemari, laboratorium atau tempat
terkunci. Zat radioaktif tidak boleh ditinggalkan di sembarang tempat tanpa terjaga

Hubungi PPR atau Unit Pengamanan Nuklir (UPN) sesegera mungkin apabila
diperkirakan ada zat radioaktif yang hilang dari laboratorium atau tempat
penyimpanannya.

Menurut Perka Bapeten, No.6 tahun 2015, beberapa diantaranya berisi tentang
program keamanan sumber radioaktif seperti:

1. Organisasi Keamanan Sumber Radioaktif;

2. Deskripsi Sumber Radioaktif, fasilitas, dan lingkungan sekitarnya;

3. Prosedur operasional selama Penggunaan, pengangkutan, dan penyimpanan;

4. Pelatihan;

5. Inventarisasi dan rekaman hasil Inventarisasi;

6. Rencana tanggap darurat;

7. Laporan verifikasi Keamanan Sumber Radioaktif; dan/atau


8. Pelaporan

MANAJEMEN PENYIMPANAN ZAT RADIOAKTIF

Pendokumentasian pemakaian zat radioaktif yang teliti dan akurat mempunyai


berbagai maksud, salah satunya adalah dalam rangka pengamanan bahan nuklir
atau radioaktif. Akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk
mengidentifikasi hilangnya zat radioaktif apabila pemakai tidak yakin dengan
jumlah zat radioaktif yang ada di ruangannya. Pengguna zat radioaktif
diwajibkan untuk memelihara rekaman penggunaannya, mulai dari
penerimaan, penggunaan, dan pembuangan sebagai limbah.
KECELAKAAN DAN KEADAAN DARURAT

Setiap terjadi kontaminasi, kehilangan zat radioaktif, limbah radioaktif, atau kerusakan
wadah atau pengungkung zat radioaktif yang dikhawatirkan akan meningkatkan
penerimaan dosis radiasi, atau setiap kecelakaan sekecil apapun baik yang berhubungan
dengan sumber radiasi maupun bukan, harus dilaporkan dengan segera kepada
penanggung jawab ruangan dan PPR. Apabila mengalami luka karena kecelakaan, segera
hubungi klinik. Ingat! Bahwa setiap kecelakaan radiasi dalam waktu kurang dari
24 jam harus sudah dilaporkan ke BAPETEN.
Setiap hari kerja, pada jam kerja, Petugas Proteksi Radiasi dapat dihubungi di Ruang
Piket PPR Gedung A melalui telp.2503997 dengan ext. 444, atau Kepala Sub Bidang
Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi di ext. 401.
Apabila akan bekerja menggunakan sumber atau di area radiasi diluar jam kerja,
harus seijin penanggung jawab ruangan atau atasannya dan informasikan ke
Petugas Proteksi Radiasi dan Unit Pengamanan Nuklir.

Apabila terjadi situasi darurat, diperlukan laporan mengenai situasi darurat


berdasarkan Perka Bapeten, No.6 tahun 2015 yang meliputi hal sebagai berikut:

1. Akses tidak sah terhadap sumber radioaktif

2. Perusakan fasilitas

3. Hilangnya Sumber Radioaktif

4. Pencurian atau sabotase terhadap Sumber Radioaktif yang sedang terjadi atau
adanya indikasi kuat akan terjadi pencurian atau sabotase

5. Pemindahan tidak sah


6. Adanya indikasi peningkatan ancaman yang mempunyai dampak signifikan
terhadap Keamanan Sumber Radioaktif atau fasilitas

7. kecelakaan Pengangkutan

Modul 4
INTRODUKSI K3 UMUM

Вам также может понравиться