Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB I LATAR BELAKANG

1.1. LATAR BELAKANG


Kebutuhan beton ringan dalam berbagai aplikasi teknologi konstruksi modern
meningkat dengan cepat. Hal ini disebabkan karena berbagai keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan teknologi beton ringan, diantaranya berat jenis
beton yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi berat sendiri elemen struktur
yang mengakibatkan kebutuhan dimensi tampang melintang menjadi lebih kecil.

Beton ringan adalah beton yang tersusun atas agregat ringan yang merupakan
hasil produksi pembakaran (batu bara, slag, lempung dan lain-lain). Berat jenis
agregat rata-rata 1900 kg/m³ atau berdasarkan kepentingan strukturnya berkisar
antara 1440 kg/m³ sampai 1850 kg/m³, dengan kekuatan tekan rata-rata pada umur
28 hari lebih besar dari 17,2 Mpa (ACI 318-08, 2008).

Keuntungan dari beton ringan antara lain memiliki nilai tahanan panas (thermal
insulator) yang baik, memiliki tahanan suara (peredam) yang baik, dan tahan api
(fire resistant), sedangkan kelemahan beton ringan adalah nilai kuat tekannya
(compressive strength) lebih kecil dibanding dengan beton normal sehingga tidak
dianjurkan penggunaannya untuk struktural (Sumarno, 2010).

Pada penelitian kali ini campuran yang digunakan dalam pembuatan beton ringan
adalah Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA) sebagai agregat pengganti
split atau kerikil serta abu eceng gondok dan fly ash sebagai agregat pengganti
semen. Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA) adalah agregat ringan
yang dibuat dari campuran mineral vulkanik yang ringan dan dibuat berpori
dengan pembakaran di atas 1000°C dan lapisan luar tanah lempung tembikar.
LECA memiliki bentuk dan ukuran yang random seperti batuan alami yang tidak
dipecahkan (Rudy, 2016).

Penggunaan LECA dapat mengurangi beban gempa akibat berat sendiri dari
konstruksi dan memperkecil berat volume beton. LECA diproduksi dengan cara
memanaskan tanah liat, di tungku yang bergerak, dan pada suhu tinggi mencapai
1.100 ◦C. Leca diproduksi dalam bentuk bola, memiliki permukaan kasar, dan
memiliki beberapa ukuran yang berbeda - beda. (Sajedi and Shafigh, 2012).

Kekuatan beton sangat ditentukan oleh kekuatan agregat dan kekuatan matrix
pengikatnya. Dengan demikian, faktor yang dapat dioptimalkan untuk
mendapatkan beton ringan struktural adalah kekuatan matrix pengikat. Dari urian
diatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggantian agrergat kasar
dengan batu apung terhadap kuat tekan beton menggunakan eceng gondok dan fly
ash sebagai bahan substitusi sebagian semen untuk meningkatkan kekuatan tekan
beton.

Penambahan abu eceng gondok dan Fly Ash berfungsi sebagai agregat pengganti
semen. Berdasarkan hasil analisa BBTPPI Semarang, eceng gondok memiliki
kadar silika yang memadai yakni mencapai 13,04%, eceng gondok memiliki
kesamaan unsur penyusun dengan semen yang sangat jarang dimiliki oleh bahan
pengganti lainnya sehingga penambahan abu eceng gondok pada campuran beton
dapat menghasilkan beton mutu tinggi. Serta penggunaan fly ash dalam membuat
beton diperlukan untuk mengurangi porositas yang mengakibatkan kerapatan pada
beton tidak maksimal. Dengan menambahkan bahan - bahan tersebut dapat
mengurangi berat beton dan penggunaan semen secara signifikan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang
dibahas dalam proposal ini adalah :
1. Bagaimana komposisi penambahan leca, abu eceng gondok, dan fly ash
untuk mengurangi penggunaan komposisi semen pada campuran beton
ringan guna menghasilkan kuat tekan yang maksimal ?
2. Seberapa efektifkah penggunaan leca, abu eceng gondok, dan fly ash
sebagai campuran beton ringan terhadap peningkatan kuat tekan beton
yang dihasilkan pada hari ke-28 ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini sebagai berikut ;
1. Tujuan umum gagasan ini adalah untuk mengetahui komposisi bahan-
bahan yang dapat digunakan guna mengurangi penggunaan komposisi
semen dalam hal konstruksi bangunan, serta untuk mengetahui
penggunaan komposisi leca guna menciptakan inovasi beton ringan yang
memiliki mutu tinggi.
2. Mencari ide dalam peningkatkan mutu beton dengan biaya yang relatif
murah namun memiliki kualitas yang lebih baik serta ramah lingkungan,
yaitu dengan cara penambahan abu eceng gondok dan fly ash untuk
mengurangi penggunaan semen.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan proposal ini sebagai berikut :
a. Sebagai bahan motivasi dan referensi untuk mengkaji limbah yang ada di
lingkungan sekitar dan memberikan informasi tentang pemanfaatan baru
dari limbah tersebut sehingga berguna bagi mayarakat luas.
b. Untuk membantu mengurangi pengeluaran publik dengan memanfaatkan
abu eceng gondok, fly ash dan leca sebagai bahan untuk membuat beton
ringan minimum semen.
ABSTRAK

Beton ringan adalah beton yang tersusun atas agregat ringan yang merupakan
hasil produksi pembakaran. Berat jenis agregat rata-rata 1900 kg/m³ atau
berdasarkan kepentingan strukturnya berkisar antara 1440 kg/m³ sampai 1850
kg/m³, dengan kekuatan tekan rata-rata pada umur 28 hari lebih besar dari 17,2
Mpa. Beton ringan memiliki berbagai keuntungan antara lain sebagai beton untuk
bangunan tahan gempa serta lebih tahan panas. Terdapat berbagai jenis pengganti
agregat kasar konvensional yang dapat digunakan untuk beton ringan, antara lain
batu apung, Leca, dan lain-lain. Leca dipilih karena memiliki kuat tekan yang
lebih tinggi dibanding batu apung. Selain itu, untuk mecapai beton minimum
semen digunakan fly ash dan abu eceng gondok yang berguna sebagai filler dan
bahan pengganti semen yang dikarenakan fly ash dan abu eceng gondok memiliki
bahan pembentuk yang mirip seperti bahan pembentuk semen seperti silika,
carbon, calsium dan lain lain. Dengan penggunaan Leca sebagai pengganti agregat
kasar konvensional digunakan juga fly ash dan abu eceng gondok untuk membuat
beton yang rendah semen, sehingga selain didapat beton dengan berat jenis yang
ringan juga di dapat beton yang ramah lingkungan.

Вам также может понравиться