Вы находитесь на странице: 1из 5

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)

Membangun komitmen belajar adalah suatu proses mempersiapkan peserta diklat


untuk mengikuti proses belajar baik secara individual, kelompok maupun menyeluruh
dan mengubah diri ke arah yang positif.

I. Pendahuluan

Sesungguhnya dalam sebuah komunitas, building learning commitment (membangun


komitmen pembelajaran) dibutuhkan lebih dari sekedar wacana, konsep atau
kumpulan materi yang dilatihkan di dalam kelas. Membangun komitmen belajar
adalah suatu proses mempersiapkan peserta diklat untuk mengikuti proses belajar baik
secara individual, kelompok maupun menyeluruh dan mengubah diri ke arah yang
positif. Setiap individu harus senantiasa melibatkan dirinya untuk secara terus
menerus meningkatkan kemampuan belajarnya.

Selain itu, komunitas harus menghargai setiap individu yang terlihat dari komitmen
komunitas terhadap pembelajaran. Kinerja setiap individu dalam komunitas
ditingkatkan dengan memberdayakan dan mendorong kreativitas mereka. Sebuah
komunitas memahami persyaratan untuk mencapai keberhasilan dengan menghargai
perbedaan, mengakui setiap usaha dan mendorong terjadinya partisipasi serta
melepaskan segala atribut yang disandang dan segala beban untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan, keterbukaan, saling asah, asih, serta mengangkat dan menumbuh
kembangkan potensi diri didalam kelompok.

II. Konsep Building Learning Commitment

Istilah komitmen mempunyai kaitan erat dengan keterlibatan-janji-keterikatan,


diantaranya keterlibatan belajar dalam suatu pelatihan. Pada tingkat paling rendah,
keterlibatan dapat terjadi dengan paksaan. Lebih lanjut orang mulai menyadari
pentingnya keterlibatan dalam mencapai tujuan tertentu, tetapi belum menunjukkan
keaktifannya (masih pasif), sehingga masih menunggu petunjuk dan perintah yang
jelas. Mereka masuk kedalam kategori patuh. Bila seseorang/kelompok/organisasi
committed terhadap visi/misi/goal atau tujuan tertentu, maka suatu komitmen telah
dibangun dalam organisasi tersebut.

Pengertian Building Learning Commitment (BLC)

Building learning commitment (membangun komitmen pembelajaran) adalah suatu


proses mempersiapkan peserta pelatihan atau kelompok yang akan belajar bersama-
sama. Tujuannya, agar dapat mengikuti proses belajar baik secara individual,
kelompok maupun menyeluruh dan mengubah diri kearah yang positif. Setiap
individu harus senantiasa melibatkan dirinya untuk secara terus menerus
meningkatkan kemampuan belajarnya.
III. Harapan pembelajaran

Suasana yang berubah dari keadaan rutinitas di lingkungan kerja ke dalam lingkungan
pendidikan, tentunya disertai harapan agar dapat melaksanakan tugas yang lebih baik
dari sebelumnya. Renungkanlah secara mendalam apa sesungguhnya yang menjadi
harapan pembelajaran yang ingin diperoleh selama mengikuti diklat ini.

Yang dimaksud dengan harapan adalah persepsi individu atau kelompok akan
kemungkinan sukses dalam melaksanakan tugas tertentu atau dalam mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan. Harapan peserta terhadap sukses mereka dalam mengikuti
pelatihan tergantung pada peranan peserta, tim fasilitator dan penyelenggara. Dalam
menentukan harapan, jangan terlalu tinggi, karena jika tidak tercapai, akan menjadi
antiklimaks–rasa sia-sia dan frustasi. Sebaliknya menentukan harapan juga jangan
terlalu rendah karena tidak menantang.

Harapan yang rasional dan realistik, ditambah dengan kesadaran tentang apa yang
akan dipelajari dan apa yang dapat diterapkan mempunyai nilai penting dalam
pekerjaan akan mendorong motivasi belajar yang tinggi.

IV. Norma Belajar

Yang dimaksud dengan norma adalah ketentuan yang tidak tertulis dan bila tidak
ditaati, sanksinya berupa sanksi norma, sebaliknya peraturan adalah ketentuan tertulis
bersifat larangan atau keharusan yang harus dipatuhi dan mempunyai implikasi sanksi
administrasi serta hukum atau mungkin pula berupa ganjaran. Norma merupakan
nilai, keyakinan, kebiasaan yang telah berakar dan dipatuhi serta perilaku yang
menjadi patokan dalam kegiatan sehari-hari suatu kelompok atau organisasi.
Untuk tujuan operasional yang praktis, sebaiknya norma dinyatakaan dalam bentuk
perilaku (kegiatan interaksi).

V. Kontrol Kolektif

Tidak semua anggota kelompok bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma
tersebut. Hal ini disebabkan karena pengaruh norma tersebut terhadap perilaku
seseorang berlainan. Bentuk pengaruh ini dapat berupa penyimpangan dan atau
penyesuaian terhadap norma yang ada. Dalam suatu pembelajaran, jika ada anggota
kelompok yang tidak mematuhi norma, maka seluruh anggota kelompok sesuai
dengan kesepakatan akan memberikan sangsi positif. Hal ini yang disebut kontrol
kolektif.

VI. Langkah-langkah Kegiatan/ Proses Pembelajaran

Langkah 1: Perkenalan

1. Didahului dengan perkenalan. Lihat situasi terlebih dahulu. Berikut ini


beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam perkenalan:
 Bila sudah saling mengenal atau sudah ada yang mengenal, minta mereka
memperkenalkan temannya dengan kesan/pendapat mereka tentang orang
tersebut. Demikian seterusnya, bergantian. Pendapat hanya dapat diberikan 1
menit/orang dan hanya menyampaikan hal yang positif. Yang akan
diperkenalkan diminta menulis dugaan/menduga tentang hal yang akan
disampaikan mengenai dirinya.
 Perkenalan dimulai dengan cara peserta berada dalam lingkaran. Setiap
peserta menyebut nama masing-masing secara cepat dan diulang sampai 2 – 3
kali putaran. Lakukan evaluasi, siapa yang dapat mengingat nama terbanyak
dan berapa jumlah terbanyak yang diingat. Beri hadiah individual.
 Secara bergilir menyebut nama panggilan serta keterangan diri yang unik/
mudah diingat orang (Nama, jabatan, gelar, pekerjaan, asal instansi, sifatnya).
Seluruh peserta menghadap ke luar lingkaran untuk menuliskan sebanyak-
banyaknya nama-nama rekan peserta yang diingatnya. Lakukan evaluasi, siapa
yang dapat mengingat nama terbanyak dan berapa jumlah terbanyak yang
diingat. Mengapa dapat ingat banyak nama? Beri hadiah individual.
2. Refleksikan dengan menanyakan perasaan masing-masing tentang
keunikan dari proses tersebut. Komentar hanya 1 menit/ orang.

Langkah 2: Latihan konsentrasi

 Tahapan ini bertujuan untuk mengkondisikan peserta agar lebih konsentrasi


terhadap proses pembelajaran selanjutnya.
 Fasilitator mengatur peserta agar berdiri dan membentuk lingkaran.
 Secara bergilir peserta latih diminta untuk berhitung, setiap kelipatan tertentu
peserta tidak menyebutkan angka tetapi menyebutkan cis, contoh untuk kelipatan
sebagai berikut 1, 2, 3, cis, 9 dst…. Ulangi 2 atau 3 kali putaran untuk latihan
sampai peserta mengerti. Pada putaran keempat mulailah dengan memberikan
hukuman kepada peserta yang salah dalam menyebutkan angka. Hukuman yang
diberikan dapat berupa nyanyian atau tarian oleh peserta.
 Ulangi permainan ini beberapa kali dengan mengganti kelipatannya, misalnya
kelipatan tiga atau lima, sampai peserta terlihat telah konsentarasi penuh.

Langkah 3: Kerjasama kelompok

 Peserta secara sukarela membagi diri menjadi beberapa kelompok, satu


kelompok terdiri atas 5 orang. Apabila jumlah peserta bukan kelipatan lima,
mintalah agar peserta yang tidak masuk dalam kelompok menjadi pengamat atau
pengawas.
 Fasilitator membagikan amplop yang berisi potongan-potongan kata kepada
masing-masing kelompok dan kepada masing-masing kelompok diminta untuk
merangkai potongan-potongan kata tersebut menjadi suatu kalimat dalam satu
alinea yang mempunyai arti.
 Fasilitator mengumpulkan pengamat/pengawas (bila ada) di luar arena
kelompok, untuk membantu mengawasi kelompok agar dalam melaksanakan
tugas yang diberikan tidak terjadi komunikasi antar anggota kelompok, setiap
anggota kelompok tidak melihat hasil kerja anggota kelompok lainnya.
 Selama melaksanakan tugas, agar diperhatikan aturan-
aturan sebagai berikut:
o Dilarang berbicara satu sama lain dengan cara apapun, walaupun
dengan kode-kode ataupun bahasa tubuh lainnya.
o Dilarang melihat anggota kelompok lainnya.
 Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil kerjanya
di kertas flipchart.
 Fasilitator memimpin diskusi kelas bersama peserta untuk membahas:
o perasaan-perasaan yang dialami anggota kelompok selama
melaksanakan tugas yang diberikan.
o Manfaat yang bisa diambil dari hasil kerja kelompok dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas di Puskesmasnya masing-masing. Umumnya dari tugas
yang diberikan, hal-hal yang bisa digali dari peserta adalah:
- Kerja sama
- Koordinasi
- Komunikasi
- Komitmen
 Fasilitator merumuskan kesan dan hasil belajar apa yang diperoleh anggota
kelompok setelah menyelesaikan tugas yang diberikan.

Langkah 4: Harapan pembelajaran

 Fasilitator menanyakan kepada masing-masing peserta apa harapan mereka


mengikuti pelatihan ini dan menuliskan jawaban peserta di whiteboard.
 Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok dengan cara
membagikan 1 kertas berwarna kepada setiap orang peserta dan masing-masing
mendapatkan kertas yang berbeda warnanya, maka terbentuklah kelompok-
kelompok merah, hijau, biru, dan lain-lain.
 Fasilitator meminta kepada kelompok untuk menentukan harapan kelompok
yang tidak menyimpang dari harapan anggota kelompoknya. Harapan dari setiap
peserta dijadikan harapan kelompok .
 Fasilitator dan peserta bersama-sama merumuskan harapan peserta didalam
mengikuti pelatihan, kemudian disesuaikan dengan tujuan pelatihan yang tertera
didalam kerangka acuan. Jika berbeda, maka fasilitator mengkonfirmasikan
kepada panitia penyelenggara agar mendapatkan kesepakatan.
 Fasilitator menyerahkan rumusan kesepakatan harapan peserta dan
penyelenggara kepada panitia penyelenggara agar di tempel dalam kelas.
 Gunakan lampiran 1 untuk langkah 4 ini.

Langkah 5: Norma belajar bersama

 Fasilitator membagikan keranjang nilai kepada setiap peserta dan setiap


peserta memilih 5 (lima) nilai dari nilai-nilai yang ada. Keranjang nilai terlampir.
 Fasilitator meminta peserta kembali dalam kelompok untuk menentukan 5
nilai kelompok dan peserta melakukan diskusi kelompok untuk menentukan nilai
kelompok
 Fasilitator meminta peserta kembali dalam kelompok kelas untuk menentukan
5 nilai kelas dan peserta menentukan nilai kelas dengan penjabarannya
(menjelaskan maksud dan tujuan dari masing-masing nilai)
 Fasilitator bertanya dan mendiskusikan kepada peserta apa tujuan dari
penjabaran nilai-nilai. Kemudian menjelaskan kepada peserta maksud dan tujuan
menjabarkan nilai-nilai yaitu untuk menentukan norma kelas. Selanjutnya
fasilitator mendiskusikan dengan peserta apa yang dimaksud dengan norma
 Fasilitator meminta kepada peserta untuk menentukan norma kelas
(maksimum 5 norma) sebagai hasil penjabaran dari nilai.
 Mendiskusikan norma yang telah dipilih oleh kelompok dengan pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
o Apa makna sebenarnya norma-norma tersebut? Apa yang dapat
dilakukan dengannya walaupun kelompok berada dalam keadaan yang kurang
baik atau kurang menguntungkan.
o Apakah peserta akan merasakan perbedaan apabila benar-benar
mengamalkan norma tersebut dalam kehidupan/kegiatan pembelajaran sehari-
hari?
o Bagaimana menurut kelompok secara nyata akan selalu menganut
norma-norma tersebut dalam melaksanakan kehidupan/kegiatan pembelajaran
sehari-hari?
o Apakah tindakan dari kelompok seandainya ada anggota kelompok
yang tidak menaati atau mengabdikan norma-norma kelompok diskusi?
o Akan seperti apakah kiranya kelompok anda apabila segenap
anggotanya benar-benar mengamalkan seluruh norma yang terkandung dalam
nilai kelompok tersebut?
 Fasilitator menyerahkan kepada panitia penyelenggara menyerahkan nilai dan
norma kelas untuk di tempel dalam kelas
 Gunakan lampiran 3 untuk langkah 5 ini.

Langkah 6: Kontrol kolektif

 Fasilitator menjelaskan perlunya ditentukan kontrol kelas setelah adanya


norma kelas dan meminta peserta untuk melakukan diskusi dan brainstorming
untuk menentukan kontrol kelas.
 Fasilitator menanyakan kepastian tentang adanya kontrol kelas dan
mengadakan kesepakatan serta menyerahkan norma serta kontrol kelas kepada
pihak penyelenggara untuk ditempelkan di kelas. Peserta menyatakan
kesepakatan dan persetujuan mereka serta saling mengingat- kan bila ada peserta
yang mengingkari norma kelas.

Вам также может понравиться