Вы находитесь на странице: 1из 13

Tugas alat ukur otomotif

JANGKA SORONG DENGAN KETELITIAN 1/128inchi,


1/256inchi DAN 1/1000inchi

Disusun Oleh :
 SAHATA PARDOMUAN SIMANJUNTAK
 ZULFRAN SILABAN
 NOVIA CITRA PELAWI
 Al AZHARSYAH

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMTIF

MARET 2017
Bab I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................1
B. TUJUAN MEMBUAT MAKALAH....................................................2

BAB II. PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN JANGKA SORONG.....................................................3
B. BENTUK DAN BAGIAN JANGKA SORONG.......................................4
C. PRINSIP KERJA JANGKA SORONG...................................................5
D. KALIBRASI JANGKA SORONG.........................................................6
E. PROSEDUR PENGUKURAN JANGKA SORONG.................................7
F. CARA PEMBACAAN HASIL PRNGUKURAN JANGKA SORONG.........8

BAB III. PENUTUP


A. KESIMPULAN .................................................................................9
B. SARAN ..........................................................................................10
C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................11
BAB I .PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jangka sorong ialah alat ukur yang ketelitiannya hingga seperseratus milimeter.
Terbagi menjadi dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun
alat.
B. TUJUAN MEMBUAT MAKALAH
Tujuan membuat makalah ini ialah agar kita dapat membaca dan bisa mengukur
suatu benda yang akan kita ukur dan diharapkan mampu membaca ketelitian di
jangka sorong maka dari itu kita harus bisa kompeten mengenai matakuliah alat
ukur otomotif
BAB II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JANGKA SORONG
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan
untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong
digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan
penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

B. Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong


Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada
rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk
jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini :

C. Prinsip Kerja Jangka Sorong


Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam
milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1
cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm.
Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2
skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama
dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga
skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm =
0,005 cm. DenganDketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong
dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan
untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin
maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung

Gambar jangka sorong analog

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka
sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam
kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek
akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat
ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm)
kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm
(0,001cm)

D. Kalibrasi Jangka Sorong


Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh
rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu
angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada
satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
E. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang
geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang
(antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua
rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.


Mengukur diameter dalam suatu benda

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang


(atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong
menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup
pengunci

e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran


Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak


b. Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan
tabung yang akan diukur dalamnya.
c. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh
dasar tabung.
d. Mengunci sekrup pengunci
e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran
F. CARA PEMBACAAN HASIL PENGUKURAN JANGKA SORONG

A. Cara Menghitung Jangka Sorong dengan Ketelitian 1/128 Inch Hasil pengukuran suatu benda
kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/128 inch bisa disimak dibawah ini.

Contoh 1. 1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala
utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-7, Maka : 1/16 x
7 = 7/16.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka : 1/128 x 7 = 7/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 7/16 + 7/128 = 56/128 + 7/128 = 63/128 inch.

Contoh 2. 1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala
utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-21, Maka : 21/16
inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-4, Maka : 1/128 x 4 = 4/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 21/16 +4/128 = 168/128 +4 /128 = 172/128 = 1 11/32 inch.

Contoh 3. 1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala
utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-9, Maka : 9/16
inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-6, Maka : 1/128 x 6 = 6/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 9/16 +6/128 = 72/128 +6 /128 = 78/128 =39/64 inch. \
Contoh 4. 1 inch = 16 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan 1 Skala
utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
a. Posisi skala utama (bawah),sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-17, Maka : 17/16
inch.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-3, Maka : 1/128 x 3 = 3/128. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 17/16 +3/128 = 136/128 +3 /128 = 139/128 = 1 11/128 inch.

B. Cara Menghitung Jangka Sorong dengan Ketelitian 1/256 Inch Hasil pengukuran suatu benda

Skala utama : × 1/16, dan skala noniusnya : × 1/256

a. . Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-9, Maka : 9/16
inch.

b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-6, Maka : 1/256 x 6 = 6/256. Jadi hasil pengukuran
benda kerja adalah : 9/16 +6/256 = 72/256 +6 /256 = 78/256 =0.3046875inch. \

C. Pembacaan hasil pengukuran jangka sorong 1/1000 inch. Hasil pengukuran suatu benda
kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000 inch adalah sebagai berikut :

1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi
25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-12, Maka : 1/40 x
12 = 12/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 12/40 + 8/1000 = 300/1000 + 8/1000 = 308/1000 inch =
0,308 inch.
ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000
inch adalah sebagai berikut : 1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40
Inch dan 1 Skala utama dibagi 25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-22, Maka : 1/40 x
22 = 22/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-8, Maka : 1/1000 x 8 = 8/1000. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 22/40 + 8/1000 = 550/1000 + 8/1000 = 558/1000 inch =
0,558 inch.

ü Hasil pengukuran suatu benda kerja dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/1000
inch adalah sebagai berikut

: 1 inch = 40 bagian skala utama, maka : 1 Skala Utama = 1/40 Inch dan 1 Skala utama dibagi
25 skala Nonius, Maka : 1/40 : 25 = 1/1000
a. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada strip ke-45, Maka : 1/40 x
45 = 45/40.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-18, Maka : 1/1000 x 18 = 18/1000. Jadi hasil
pengukuran benda kerja adalah : 45/40 + 18/1000 = 1125/1000 + 18/1000 = 1143/1000 inch
= 1,143 inch.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki spesifikasi yang
berbeda dan digunakan untuk kepentingan pengukuran yang berbeda pula. Setiap alat ukur
panjang juga memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur
dapat dilihat dari skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur
jika diurutkan menurut skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter,
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu
alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan
ketelitian hingga 0,1 mm. jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Jangka
sorong memiliki bentuk yang unik, yang bagian-bagiannya terdiri atas rahang tetap, rahang
geser, akala utama, akala nonius, lidah pengukur kedalaman, dan kunci peluncur. Jangka
sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap.
Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala
utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka
jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong, mengikuti rumus Hasil =
Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama +
(skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaanDcm).
Karena pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada
jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir
(desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil
pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo ¬+
xD Jangka sorong juga memiliki berbagai jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong
arloji, dan jangka sorong digital.

B. SARAN
Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan
spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran Metrologi Industri tidak
lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama
alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Penulis
berharap agar kita di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong
dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.
sebaiknya dibuat lebih banyak mengenai jangka sorong dengan ketelitia 1/256 agar mudah
dipahami.
C. DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm

http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.htm

http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc.html
http://www.edukasi-net.com

http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.htm

http://www.mustofaabihamid.blogspot.com

http://technoku.blogspot.com/2008/10/jangka-sorong.html Zaelani, Ahmad dan Cucun


Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Вам также может понравиться