Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Biomekanika Olahraga
ii
BIOMEKANIKA OLAHRAGA
(Tingkat Dasar)
Bambang Ks.
Abdul Aziz Hakim
Moh. Nanang Himawan Kusuma
Biomekanika Olahraga
iii
Biomekanika Olahraga
iv
DAFTAR ISI
BAG I PENDAHULUAN ............................................................... 1
PENGERTIAN UMUM .................................................................... 1
FUNGSI DAN KEGUNAAN ............................................................. 4
BIOMEKANIKA OLAHRAGA HARUS DIPELAJARI ............................. 7
DEFINISI ..................................................................................... 13
RUANG LINGKUP BIOMEKANIKA .................................................. 14
Biomekanika Olahraga
v
Biomekanika Olahraga
vi
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan ke-
pada tim penyusun, sehingga kami bisa menyelesaikan
buku panduan biomekanika olahraga. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada Asisten Deputi Tenaga
Keolahragaan, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian
Pemuda dan Olahraga atas segala fasilitas dan sarana yang diberikan
serta kepada para dosen pengampu mata kuliah biomekanika olah-
raga yang sudah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan buku
panduan ini.
Buku panduan tahap pertama ini merupakan buku tahap awal yang
disusun dalam rangka membantu memberikan pemahaman kepada
para pelatih tingkat dasar cabang olahraga, terkait dengan penger-
tian dan konsep dasar biomekanika olahraga serta bentuk aplikasi
sederhana yang bisa dilakukan oleh para pelatih untuk mencapai
prestasi olahraga yang diharapkan. Selanjutnya, tak lupa tim penyu-
sun mengharapkan bantuan kepada semua pihak terkait untuk dapat
memberikan saran, kritik, dukungan fasilitasnya agar buku panduan
tahap kedua bisa segera diselesaikan.
TIM PENYUSUN
Biomekanika Olahraga
1
Bag 1
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN UMUM
B
iomekanika adalah studi tentang struktur dan fungsi
sistem biologi dengan metode atau pendekatan me-
kanika, yang berkaitan dengan statika, dinamika, kinema-
tika dan kinetika. Meliputi gerak linier (lurus) dan angular
(melingkar), serta gerak-gerak umum lainnya (gerak
gabungan), yang dapat terjadi. Bukan hanya gerak benda yang ada di
darat, akan tetapi juga gerak benda yang ada pada media lain, seperti
air, udara, dan bahkan gerak benda yang ada pada ruang hampa udara.
k
Gbr. 1-1: Rancangan semua
peralatan Balap Sepeda,
merupakan hasil analisis Biome-
kanika Olahraga.
Seluruh teknik gerak olahraga yang dilakukan atlet, pada semua cabang
olahraga, diciptakan dan dikembangkan oleh para ahli Biomekanika
Olahraga. Demikian pula seluruh peralatan yang digunakan dalam olah-
raga, semuanya didisain oleh para ahli Biomekanika Olahraga. Sebagai
contoh misalnya, 1) Perubahan teknik gaya pada lompat tinggi, mulai
dari gaya bebas, lalu gunting, kemudian straddle, dan akhirnya teknik
gaya flop. 2) Perubahan teknik servis pada cabang bola voli, mulai dari
servis bawah, servis atas (termasuk floating service), hingga sekarang
yang kita kenal dengan jumping service, dengan topspin bolanya yang
menukik. 3) Disain pada raket tenis, mulai dari yang terbuat dari kayu,
alumunium, karbon, dan titanium. Mulai dari yang bentuk normal, lebar,
hingga long body. Semua dikembangkan oleh para ahli biomekanika
olahraga, dalam rangka meningkatkan prestasi setinggi-tingginya.
Biomekanika Olahraga
3
k
Gbr. 1-2 : Teknik Lompat Tinggi gaya Flop. Dikembangkan oleh ahli
Biomekanika.
k
Biomekanika Olahraga
4
k
Gbr. 1-4: Disain Raket Tenis long
body, menghasilkan pukulan lebih
keras. Merupakan hasil rancangan ahli
Biomekanika Olahraga.
B
iomekanika olahraga sangat dibutuhkan oleh para pela-
tih. Mulai dari tingkat yang paling rendah, hingga pada
tingkat yang paling tinggi. Mulai dari mengidentifikasi
bakat, melatih teknik, mengevaluasi teknik, memberikan
latihan terapi (latihan pembetulan teknik gerak), hingga
dalam menentukan peralatan yang akan digunakan oleh atletnya.
Kemudian, Biomekanika Olahraga diperlukan dalam mengevalu-
asi program latihan yang diberikan oleh pelatih, termasuk program
latihan fisik. Bahkan diperlukan juga dalam mengevaluasi cidera
olahraga dan proses penyembuhannya. Untuk hal yang terakhir ini,
tentunya ditangani oleh para dokter dan fisioterapist. Dalam hal ini,
pelatih berperan sebagai pelaku preventif, penjaga atau pemberi ara-
han cara latihan yang aman, agar tidak terjadi kecelakaan dan cidera.
Kinesiotaping, mungkin masih dapat dilakukan oleh pelatih, karena
tidak terlalu sulit.
Biomekanika Olahraga
5
Dengan analisis Gait, yakni dengan melakukan scan telapak kaki, den-
gan berjalan atau berlari, cidera dapat diketahui dengan lebih jelas.
Pada gambar telapak kaki akan terlihat warna biru, hijau, kuning, dan
merah, yang menggambarkan tingkat kekuatan tekanan dan kesem-
purnaan tekanan kaki. Semua dapat dievaluasi dan bahkan diketahui
bagian tubuh mana yang sedang mengalami cidera.
k
Biomekanika Olahraga
6
k
Gbr. 1-7: Ilmu pendukung melatih
teknik olahraga, yang harus dikuasai
oleh pelatih.
Biomekanika Olahraga
7
B
iomekanika Olahraga telah banyak ditulis untuk para
guru penjas, pelatih, dan atlet. Ilmu ini menjelaskan
bagaimana pengetahuan mekanika diaplikasikan
pada cabang olahraga, untuk membantu menciptakan
penampilan (performance) yang lebih baik. Bagi para
pelatih, ilmu ini akan membantunya menjadi seorang pelatih yang
lebih baik. Bagi para atlet akan menemukan bahwa informasi pen-
getahuan ini membantu memperbaiki penampilannya. Bahkan bagi
seorang penggemar olahraga, dengan memahami ilmu ini akan men-
gubahnya menjadi seorang pengamat yang kritis. Para ilmuwan yang
berkecimpung dalam bidang mekanika pasti mempelajari pengaruh
dari gaya-gaya (force), seperti gravitasi, gesekan, dan tahanan udara
pada benda hidup dan benda mati. Pengetahuan ini digunakan
untuk membantu mendesain benda-benda yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti gedung-gedung, jembatan, kendaraan,
dan pesawat terbang. Selain itu pula, para ahli mengukur pengaruh
dari gaya-gaya tersebut yang bekerja pada manusia dan sebaliknya,
pengaruh gaya yang disebabkan oleh manusia.
Biomekanika Olahraga
8
k
Gbr. 2-2: Biomekanika Olah-
raga harus dipelajari secara teori
maupun praktek.
Nampaknya jelas bagi kita bahwa gaya gravitasi, gesekan, dan tahanan
udara tidak menyebabkan adanya pengaruh yang berbeda selama
aktivitas olahraga dan kehidupan sehari-hari. Seorang pelompat tinggi
harus melawan gaya gravitasi, seseorang yang sedang menaiki tangga
atau sebuah pesawat terbang yang sedang lepas landas (take off). Be-
gitu pula, gaya tahanan udara (air resistance) dan gaya gesek (friction)
menghambat para pembalap mobil dan pembalap sepeda yang sedang
berlomba. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip mekanika yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari berlaku juga pada situasi olah-
raga.
Biomekanika Olahraga
10
Di luar perbedaan tersebut, para atlet dunia dari berbagai cabang olah-
raga menggunakan teknik superior yang didasarkan pada penggunaan
prinsip-prinsip mekanika gerak yang mengontrol gerak manusia. Tetapi
sangatlah penting untuk dipahami bahwa teknik yang ditampilkan para
atlet dunia tidak terjadi secara kebetulan. Sangat tidak mungkin bagi
seorang atlet bisa memperoleh status atlet dunia tanpa bantuan
seorang pelatih yang memahami Biomekanika Olahraga. Pada masa
Biomekanika Olahraga
11
sekarang ini para atlet dunia memperoleh bantuan dari para pelatih
yang berilmupengetahuan, dan kalau disertai dengan bakat dan dis-
iplin atlet, maka akan membantu menciptakan penampilan terbaik.
Apa yang harus diketahui agar pengajaran teknik yang baik bisa di-
lakukan? Kita ambil contoh, apa yang diperlukan ketika kita mengajar
pemula memukul bola golf. Ketika keterampilan ini diperkenalkan,
alangkah baiknya pelatih dapat mendemonstrasikan pukulan den-
gan teknik yang baik. Kemudian menjelaskan tiap fase gerakan yang
harus dilakukan. Tetapi hanya “menjelaskan dan mendemonstrasikan”
saja belumlah cukup! Sangatlah penting bagi pelatih untuk men-
getahui mengapa gerak memukul tersebut harus dilakukan dengan
cara tertentu dan bukan dengan cara lainnya, dan harus memahami
apa yang dapat diperoleh dari sikap siap (stance), perpindahan berat
badan (weight shift), putaran panggul (hip rotation), dan meluruskan
kedua lengan (extension of the arms) ketika terjadi impact dengan
bola golf. Guru pendidikan jasmani yang sedang mengajar bola voli
perlu memiliki pengetahuan mekanika tentang voli. Dalam bola voli
sangatlah penting mengetahui alasan-alasan mekanika mengapa
dengan gerakan tertentu seorang pemain bisa melompat ke atas
untuk melakukan spike dan mengapa dengan gerakan lainnya tidak
bisa. Begitu pula ketika melakukan servis atas, mengapa bola harus
dipukul dengan memberikan putaran (spin) pada bolanya sehingga
bola bisa memasuki lapangan permainan.
Biomekanika Olahraga
12
ditampilkan atlet dunia. Alangkah lebih baik, jika mereka dapat mem-
bedakan antara gerakan yang benar secara mekanik dengan gerakan
yang salah. Dengan memiliki latar belakang pengetahuan Biomekanika
Olahraga, maka guru pendidikan jasmani dan para pelatih akan mampu
menganalisis penampilan dan mengajarkan pola-pola gerak teknik yang
lebih efisien, terhindar dari cedera, serta bisa meningkatkan penampilan
atletnya !
Sekarang kita kaji dan melihat diri kita sendiri, apakah dalam proses
melakukan pembinaan olahraga, sudah menerapkan IPTEK Olahraga
atau belum, science atau hanya experience, dan Biomekanika Olahraga
adalah sport science yang paling pokok. Apa perbedaannya, mari kita
lihat dalam matrik berikut.
k
KUALITAS Rendah Tinggi
Bagi pelatih yang belum menggunakan Iptek, mulailah dari sekarang Tabel. 2-1: Perbandingan lati-
han dengan pendekatan Non-Iptek
meninggalkan cara lama dan menggunakan Iptek. Jangan takut dan dan Iptek. Kita ada di mana … ?
malu, semua pasti bisa. Jujurlah dengan kemampuan kita sekarang. Ingat, 4-5 thn, seharusnya sudah
Biomekanika Olahraga merupakan ilmu yang paling dahulu yang ha- pemain nasional dan 8-10 thn,
seharusnya sudah pemain dunia.
rus anda pelajari, karena ketika anak mulai belajar gerak melakukan
teknik olahraga, harus benar sejak awal. Jika tidak, maka akan relatif sulit
merubahnya kelak ketika sudah dewasa.
Biomekanika Olahraga
13
D. DEFINISI
Biomekanika Olahraga
14
Biomekanika Olahraga
15
Bag 2
KESETIMBANGAN
A. KESETIMBANGAN
1. STATIKA
S
tatika adalah cabang atau bagian dari mekanika yang
membahas tentang kestabilan atau konstanta. Pemba-
hasan bukan sebatas benda diam tidak bergerak, tetapi
juga pada benda-benda yang bergerak konstan, dan tidak
mengalami perubahan gerak. Jadi tidak ada penambahan
atau pengurangan kecepatan, serta perubahan arah gerak. Di dalam
pembahasannya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan,
Hukum dan Azas-azas Kestabilan.
Biomekanika Olahraga
16
b. Massa Benda
Azas hukumnya berbunyi, ‘Semakin besar massa benda, maka akan se-
makin stabil.’ Jadi massa benda berbanding lurus dengan tingkat kesta-
bilan. Atlet yang massa badannya 100 kg akan lebih stabil bila diband-
ingkan dengan atlet yang mempunyai massa badan 75 kg, dan atlet
yang massa badannya 75 kg akan lebih stabil bila dibandingkan dengan
atlet yang mempunyai massa badan 50 kg, dan seterusnya. Massa dalam
pemahaman mekanika adalah suatu kuantitas dasar materi sebuah
benda. Selama tidak ada perubahan fisik, besaran massa sebuah benda
akan tetap hingga akhir jaman, meskipun dipindahkan keplanet-planet
lain di luar angkasa.
Biomekanika Olahraga
17
c. Gravitasi
Gravitasi bumi, pertama kali ditemukan oleh Sir Isac Newton (1643-1727)
dalam ’tragedi buah apel’. Maksudnya, ia menemukannya secara tidak
sengaja tertimpa buah apel di kebunnya, ketika ia sedang belajar.
Biomekanika Olahraga
18
k
Gbr. 2-6 :
Biomekanika Olahraga
19
g. Tenaga Luar
Azas hukumnya berbunyi, ‘Semakin besar tenaga luar yang bekerja pada
sebuah benda, maka semakin labil keadaan benda tersebut.’ Atlet dapat
meningkatkan stabilitasnya bila garis gravitasinya dipindahkan ke arah
datangnya gaya. Melebarkan bidang tumpuan dan memindahkan letak
titik berat badan ke arah datangnya gaya, merupakan contoh untuk
prinsip ini.
k
h. Keseimbangan
Biomekanika Olahraga
20
k
seorang atlet (terpejam, terbuka,
melirik) pada saat atlet melaku- Gbr. 2-9 : Seorang atlet senam
sedang berjalan di atas balok
kan pergerakan. Pandangan titian. Pandangan selalu tetap
merupakan bagian dari sistem ke depan.
keseimbangan tubuh. Stimulus
berupa informasi lingkungan,
yang datang dari luar masuk
melalui mata dan diteruskan
menuju pusat sistem syaraf
keseimbangan (equilibrium).
Informasi tersebut diperlukan
untuk mengetahui tingkat sta-
bilitas tubuh, untuk kemudian
diteruskan lagi menuju sistem
syaraf motorik, hingga ke otot,
sebagai respon untuk menjaga
stabilitas tubuh. Agar stabilitas
dapat terjaga dengan baik maka
stimuslus (informasi) tidak boleh berubah-ubah. Oleh karena itu azas
hukumnya berbunyi, ‘Keadaan seseorang akan stabil apabila pandangan-
nya ditujukan pada satu titik tertentu.’ Seorang pesenam yang melaku-
kan kontra salto, akan berhasil lurus jika ia tidak menoleh ke samping.
Demikian pula seorang pembalap sepeda, jika ia menoleh ke samping
maka lintasannya akan menjadi berbelok. Seorang atlet senam yang
berjalan di atas balok titian (beam), pandangannya harus tetap lurus ke
depan (tidak melihat ke bawah) , jika tidak maka ia akan segera oleng
dan jatuh.
Biomekanika Olahraga
21
2. DINAMIKA
D
inamika identik dengan gerak, yakni gerak yang tidak
konstan dan selalu berubah. Dalam mekanika, gerak
dibahas dan dipelajari melaui 2 sisi, yakni; 1) Kinema-
tika, yaitu yang membahas tentang gerak benda itu
sendiri berkaitan dengan masalah ruang dan waktu,
tanpa melihat apa penyebab bergeraknya benda tersebut. Aspek-
aspek yang terdapat di dalamnya adalah; Jarak, Kecepatan, Waktu, dan
Percepatan. 2) Kinetika, yaitu yang membahas tentang hal-hal yang
menyebabkan terjadinya gerak sebuah benda. Aspek-aspek yang
terdapat di dalamnya adalah; Gaya, Power, Momentum, Tekanan, dan
seterusnya.
Dalam Kinematika, sejatinya gerak hanya ada dua macam, yaitu Gerak
Lurus (linier) dan Gerak Melingkar (anguler). Namun seorang atlet
dapat bergerak dengan tiga cara yang berbeda. Geraknya bisa linier
(yaitu dalam garis lurus), bisa anguler (dalam bentuk rotasi), atau bisa
juga gabungan/kombinasi, yang disebut juga sebagai gerak umum
(general motion). Dalam olahraga, kombinasi kedua gerak ini yang
paling sering terjadi, dan gerak anguler yang paling dominan dilaku-
kan oleh atlet. Hal ini terjadi karena gerak atlet berasal dari ayunan,
aksi putaran anggota tubuh ketika berputar melalui sendinya. Bahkan
seluruh gerak yang dilakukan oleh setiap bagian tubuh atlet (seg-
men), adalah gerak anguler atau melingkar.
Biomekanika Olahraga
22
Bag 3
GERAK
MACAM GERAK
Ada dua macam gerak lurus yaitu; Gerak Lurus Beraturan (GLB), dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Keduanya selalu terjadi dalam
kegiatan olahraga. Namun pada kenyataannya, lebih sering terjadi Gbr. 2-10: Perubahan kecepatan
gerak lurus yang berubah beraturan. GLB memiliki kecepatan yang pada lari sprint 100 m, (garis merah).
konstan, sedang GLBB kecepatannya selalu berubah-ubah. k
Seorang pelari sprint 100 m,
melakukan gerak lurus yang
tidak konstan. Kecepatannya
berubah. Pada awal mening-
galkan garis start, penambahan
kecepatannya sangat tinggi,
hingga kurang lebih 5 detik. Ke-
mudian kecepatannya konstan,
dan setelah itu, 2-3 detik tera-
khir, kecepatannya menurun.
Biomekanika Olahraga
23
Gerak rotasi, spin, salto, dan twist, merupakan nama lain untuk gerak
anguler. Seluruh istilah tersebut menunjukkan bahwa sebuah benda
atau seorang atlet sedang berputar beberapa derajat. Dalam olahraga
seperti senam, loncat indah, atlet sering melakukan setengah putaran
(180 derajat), putaran penuh (revolution) 360 derajat.
Biomekanika Olahraga
24
Gerak umum sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia
olahraga pun sering kita lakukan. Contoh gerak umum misalnya seperti,
Gerak Lengkung, Gerak Slalom, Gerak Parabola, dan sebagainya. Anda
mungkin tidak pernah berfikir bahwa gerak lengkung, gerak slalom, dan
gerak parabola, adalah gabungan dari dua buah gerak lurus. Seorang
penerjun bebas, sebelum ia membuka payungnya, gerak yang dialami
tubuhnya merupakan gerak lengkung, gabungan antara gerak lurus
horizontal dan gerak lurus jatuh bebas. Demikian pula gerak slalom yang
dilakukan oleh atlet ski air, merupakan gabungan antara gerak lurus ke
arah depan dengan gerak lurus bolak-balik ke arah kiri dan kanan. Juga
sama dengan gerak parabola, yang terjadi pada gerak peluru, cakram
dan lembing, semua merupakan gabungan gerak lurus horizontal dan
gerak lurus vertical, yang dipengaruhi gaya gravitasi. Jenis gerak gabun-
gan juga dapat diamati pada lari sprint. Pada nomor lari 100 m, atlet ber-
lari dari star sampai finish secepat mungkin. Meskipun atlet mengetahui
bahwa jarak terpendek antara start dan finish adalah garis lurus dan ha-
rus ditempuh dengan gerak linier, maka sangatlah tidak mungkin untuk
berlari dengan menggunakan gerak linier. Jika kita amati pelari sprint,
maka akan terlihat naik turunnya posisi tubuh atlet dari satu langkah ke
langkah lainnya. Beberapa gerakannya adalah linier, tetapi sebagian be-
sar adalah anguler. Secara keseluruhan, gerak sprint atlet termasuk gerak
kombinasi. Terjun bebas (free fall) pada saat awal jatuh dari pesawat,
juga sebenarnya merupakan pola gerak gabungan, yang dapat diamati.
Gerak tersebut merupakan gabungan dari gerak lurus horizontal (laju
pesawat) dan gerak lurus berubah beraturan (jatuh bebas).
Biomekanika Olahraga
25
Gbr. 2-12:
Beberapa contoh gerak umum (General motions)
1) Gerak tangan pelari.
2) Gerak Bola Football.
3) Gerak Penerjun Freefall.
Biomekanika Olahraga
26
Dalam lompat jauh, pada tahap melayang merupakan pola gerak pa-
rabola, yang take-off dan landing-nya berada pada ketinggian yang
sama. Secara teori, kecepatan awal sangat menentukan jauhnya lom-
patan. Lalu sudut elevasi, sejatinya untuk lompatan terjauh harus 45o.
Namun demikian hal tersebut tidak mungkin dapat dilakukan, disebab-
kan karena kecepatan tolakan vertikal tidak dapat menyamai kecepatan
awalan horizontal. Selama ini yang tercatat hanya sebesar 20o-22o saja.
Agar sudut lepas (melayang) mendekati 45o, maka tolakan kaki harus
sekuatnya dan secepat mungkin dilakukan, dan yang lebih penting lagi
adalah tolakan kaki benar-benar murni diarahkan vertikal ke atas.
Biomekanika Olahraga
27
a. Inersia (Kelembaman)
Momen inersia ini dapat dianggap sebagai hambatan rotasi. Istilah ini
menjelaskan kecenderungan seluruh benda atau atlet yang pada awal-
nya menghambat rotasi dan seterusnya ingin melanjutkan rotasi. Prinsip
mekanika ini terjadi dalam setiap situasi dimana atlet melakukan rotasi,
spin, atau twist, dan dalam setiap situasi dimana bat, golf club, dan alat
lainnya diayunkan. Pendek kata, momen inersia selalu ada dalam selu-
ruh situasi olahraga dimana terjadi gerak anguler.
Semakin besar massa yang dimiliki sebuah benda, maka semakin besar
tahanan yang menghambat gerak rotasinya. Selain itu pula, semakin
besar massa, semakin besar pula keinginan benda untuk tetap berputar.
Sebuah bat baseball lebih sulit untuk diayunkan dari pada bat yang
ringan. Setelah pemukul memberikan efek putaran yang memadai agar
bat bergerak, maka bat yang berat tetap ingin terus bergerak. Semakin
berat bat, maka semakin kuat atlet untuk menggerakkan, mengontrol
dan menghentikan bat.
Biomekanika Olahraga
28
Biomekanika Olahraga
29
Bag 4
GAYA
Gaya (Force)
A
pa sebenarnya yang dimaksud dengan gaya? Dalam
pemahaman mekanika, gaya adalah Kuantitas yang dapat
memungkinkan bergeraknya sebuah benda. Kita sebena-
rnya tidak bisa melihat gaya, tetapi kita bisa melihat dan
merasakan efeknya. Sebuah gaya merupakan dorongan
atau tarikan yang mengubah atau cenderung untuk mengubah keadaan
gerak suatu benda atau atlet.
Ada banyak gaya yang kita kenal, yang ditemukan dalam olahraga, di
antaranya adalah, Gaya Gravitasi, Gaya Internal dan Eksternal, Gaya Sen-
trifugal dan Sentripetal, serta Gaya Gesek.
1. Gaya Gravitasi
Gaya Gravitasi yang disebut juga sebagai gaya tarik bumi, merupakan
salah satu gaya tahanan yang paling besar yang harus diatasi oleh atlet.
Untuk lompat ke udara setinggi mungkin, mempertahankan stabilitas
dan keseimbangan, melempar benda sangat jauh, seluruhnya memerlu-
kan pemahaman bagaimana gaya-gaya itu bekerja.
Biomekanika Olahraga
30
Gaya tarik bumi akan menarik atlet pada titik berat tubuh atlet. Dalam
posisi apa saja, berdiri ataupun sedang bergerak, maka gaya gravitasi
selalu terpusat pada titik berat atlet. Tubuh atlet berbeda dengan besi
tolak peluru (titik beratnya tepat di tengah-tengah besi), karena tubuh
atlet tidak terbuat dari bahan yang sama, dan juga massanya tidak ter-
distribusikan merata dari kepala sampai ujung kaki. Tetapi tubuh atlet
tersusun dari bentuk-bentuk dan substansi yang berbeda seperti tulang,
otot, lemak, jaringan, yang seluruhnya tidak sama densitasnya. Tulang
dan otot lebih padat dari lemak, sehingga lebih besar massanya dan
mengisi setiap ruangan yang ditempatinya.
Bumi akan menarik lebih kuat bagian-bagian tubuh atlet yang lebih
berat. Ini berarti bahwa letak titik berat atlet tidak selalu sama dari
berbagai permukaan tubuh atlet, seperti pada besi peluru. Jika seorang
atlet mempunyai massa lebih besar di bagian togok dan tubuh bagian
atas dari pada bagian tungkainya, maka letak titik berat atlet akan lebih
terpusat ke arah tubuh bagian atas. Jika bagian tungkainya lebih berat,
maka sebaliknya. Meskipun letak titik berat atlet tidak sama jaraknya
dari bagian-bagian tubuhnya, tetapi massa tubuhnya akan seimbang di
sekitar titik beratnya.
Biomekanika Olahraga
31
Yang disebut sebagai gaya internal adalah gaya yang terdapat di dalam
sebuah benda, yang terjadi dari sebuah sistem gerak. Sedangkan gaya
eksternal adalah gaya yang berada di luar sebuah benda, dalam sebuah
sistem gerak, yang setiap saat dapat ditransfer masuk ke benda lain dan
menjadi gaya internal bagi benda tersebut.
Biomekanika Olahraga
32
Benda yang mengalami gerak rotasi pada porosnya juga tunduk terha-
dap gaya linier. Bila suatu benda diikat dengan tali dan diputar kemu-
dian dilepaskan, maka benda itu akan lepas dari jalur lingkarannya dan
membentuk singgungan (tangen) dengan jalur lingkarannya pada titik
dimana benda itu lepas. Hal ini terjadi akibat adanya gaya sentrifugal
(centrifugal force) yang selalu bekerja ketika benda bergerak melingkar
atau melengkung. Besarnya gaya ini berbanding lurus antara massa
benda yang bergerak dengan kecepatannya, dan berbanding terbalik
dengan jarak benda dari poros putarannya (jari-jari radius).
Bila sebuah bola diikat dengan tali dan diayun melingkar, maka tali
memberikan Gaya Sentripetal (centripetal force) pada bola tersebut,
yang menyebabkan bola tetap berada pada jalur lingkarannya, dan bola
memberikan gaya sentrifugal pada tali yang menyebabkan tali menjadi
tegang. Jika tali itu putus dan bola akan lepas pada titik singgung jalur
lingkarannya dimana kedua gaya berhenti bekerja. Menurut hukum
Newton III, kedua gaya ini besarnya sama dan berlawanan arah yang
disebut sebagai gaya aksi dan reaksi.
Biomekanika Olahraga
33
k
Gbr. 2-17 : Atlet
Lontar Martil ber-
putar membangun
Gaya Sentrifugal.
Gaya Sentrifugal
bekerja ketika tan-
gan melepas martil
dan palang berting-
kat pada Senam.
4. Gaya Gesek
Gaya gesek terjadi ketika orang berjalan, berlari, atau melompat ke depan.
Pada roda sepeda, motor, dan mobil pun terjadi gaya gesek ketika ia ber-
putar menarik badan kendaraannya. Seorang atlet tidak dapat berjalan
atau berlari dengan cepat jika gesekan atara sol sepatunya dengan aspal
jalan tidak sempurna. Demikian pula pada kendaraan roda dua dan empat.
Semua tidak akan dapat bergerak jiaka tidak terjadi gesekan di antara kedua
benda yang bersentuhan. Hal inilah yang disebut dengan gaya gesek (fric-
tion force). Besarnya gaya ini tergantung dari materi atau bahan benda yang
digunakan. Masing-masing memiliki tingkat koefisien gesek yang berbeda.
Aplikasi pada cabang tenis adalah jenis sepatu yang digunakan, yaitu
ketika bermain di lapangan hard-cort, clay-cort, dan grass-cort. Sepatu
yang digunakan tentunya harus berbeda, khususnya pada jenis karet sol
dan bentuk kembangannya.
Pada olahraga balap motor, dan cabang sepeda nomor road race, jenis
ban yang digunakan tentunya tidak memiliki kembangan (kecuali saat
hujan). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gaya gesek yang maksimal,
sehingga memiliki tarikan percepatan yang tinggi, selain efisien dalam
hal tenaga dan bahan bakar.
Biomekanika Olahraga
34
Pada cabang tenis meja terjadi ketika pemain melakukan pukulan top-
spin (looping). Karet bet serang halus akan menghasilkan putaran bola
yang lebih tinggi ketimbang karet bet serang bintik. Semakin renggang
jarak bintiknya, maka akan semakin rendah putarannya, dan sebaliknya,
semakin rapat jarak bintiknya, maka akan semakin tinggi putarannya.
Bidang kontak bola dengan karet bet serang yang halus terjadi 100%
sempurna, sedang pada karet bet serang bintik terjadi tidak sempurna,
disebabkan karena adanya celah atau rongga antara bintik-bintik terse-
but.
k
Gbr. 2-18: Karet Bet serang
’halus’ menghasilkan gesekan
bola yang maksimal. Demikian
pula Ban motor Superbike atau
GP yang ’halus,’ memiliki gesekan
yang tinggi, sehingga menghasil-
kan kecepatan maksimal.
Biomekanika Olahraga
35
Power dalam istilah olahraga adalah daya ledak otot. Maksudnya adalah
kemampuan otot dalam satu kali kontraksi maksimal yang sangat cepat,
dengan suatu tahanan (beban) tertentu. Dalam istilah umum power
dikenal sebagai perpaduan antara kekuatan dan kecepatan (P = St x
Sp). Jelas, untuk membangun powernya seorang atlet harus melakukan
latihan beban dan kecepatan, serta latihan perpaduan antara keduanya
seperti plyometrik.
Biomekanika Olahraga
36
Gbr. 2-20: Cabang olahraga yang mengerahkan Power maksimal, diantaranya Bolabasket (melompat) dan
Lempar Lembing.
Biomekanika Olahraga
37
Mengapa atlet sepakbola yang lebih tinggi memiliki tendangan yang relatif
lebih keras? Mengapa atlet Eropa memiliki pukulan yang relatif lebih keras
pada cabang softball, tenis dan tenis meja, dibanding atlet Asia? Pada
shooting sepakbola, tidak lain oleh karena ia memiliki momemtum yang
lebih besar pada ujung kakinya, disebabkan oleh massa kaki yang lebih be-
sar, dan kecepatan linier di ujung kaki yang lebih tinggi. Hal ini berlaku juga
pada ketiga cabang lainnya.
Khusus pada cabang tenis, berkaitan dengan disain raket. Mengapa massa
raket tenis yang tersebar di Amerika dan Eropa lebih berat dari pada yang
ada di Asia? Apa maksud dibuatnya jenis raket long body? Semua didisain
tidak lain untuk menghasilkan linier momentum yang lebih besar, yang
pada akhirnya menghasilkan kecepatan bola yang lebih keras ketika dipu-
kul.
e. Sistem Tuas
Pada tubuh atlet, gaya diciptakan oleh kontraksi otot. Jarak tegak
lurus dari mana gaya diterapkan terhadap poros dinamakan lengan
gaya (force arm). Begitu pula, jarak tegak lurus dari mana tahanan
memberikan gayanya terhadap poros dinamakan lengan beban (resis-
tance arm).
Jenis-jenis Tuas
T
uas merupakan batang yang kaku yang memiliki tiga
buah titik penentu, yaitu titik gaya, titik beban, dan titik
poros (as). Tuas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
tuas kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Klasifikasi
ini didasarkan pada bagaimana titik gaya, beban, dan
poros ditempatkan pada batang tuas. Dalam tubuh atlet, kita amati
bahwa tuas kelas tiga yang paling banyak. Sekalipun demikian, dalam
penampilan keterampilan cabang olahraga, ditemukan bahwa ketiga
tuas ini digunakan.
Biomekanika Olahraga
39
Pada tuas kelas satu, poros terletak antara gaya dan beban. Lengan gaya
dan lengan beban dapat sama sama panjang atau tidak sama panjang. Jika
lengan gaya lebih panjang dari lengan beban, maka tuasnya tuas gaya. Jika
lengan gaya lebih pendek dari lengan beban, maka tuasnya tuas kecepatan.
Apa yang hilang dari gaya, maka akan menciptakan kecepatan dan jarak,
dan sebaliknya. Contoh tuas kelas satu : triceps extension.
Tuas kelas dua ditandai dengan letak gaya dan beban berada pada samping
poros yang sama, dengan lengan gaya selalu lebih panjang dari lengan be-
ban. Gaya yang diterapkan bekerja pada salah satu arah dan tahanan pada
arah yang berlawanan. Tuas kelas dua adalah tuas yang menghasilkan gaya.
Semakin besar lengan gaya, maka semakin besar kekuatan yang dihasilkan.
Ini berarti bahwa seorang atlet yang menggunakan tuas kelas dua mener-
apkan sedikit gaya dengan jarak yang besar untuk memindahkan beban
yang lebih berat. Contoh tuas kelas dua: calf rise, dan push-up.
Biomekanika Olahraga
40
k
c. Tuas Kelas Tiga
Pada tuas kelas tiga, porosnya berada pada salah satu ujung sisi tuas
dan bebannya berada pada ujung sisi lainnya. Gaya yang diterapkan
beraksi antara poros dan beban. Seperti tuas kelas dua, gaya dan
beban menarik dan mendorong dalam arah yang berlawanan. Tuas
kelas tiga selalu menggerakkan beban dengan ruang gerak yang
lebih besar. Sebaliknya, gaya yang diterapkan selalu lebih besar dari
pada bebannya. Contoh tuas kelas tiga: bicep curl
Gbr. 2-23 : Contoh Tuas Kelas Tiga.
k
Biomekanika Olahraga
41
B AERODINAMIKA
A
erodinamika adalah bahasan mekanika tentang gerak-gerak
benda yang berada dalam ruang udara, dan Hidrodinamika
adalah bahasan mekanika tentang gerak-gerak benda yang
berada di air atau zat cair. Pada prinsipnya Aerodinamika dan
Hidrodinamika sama. Hukum-hukum yang ada dapat berlaku
sama. Ada lima gaya yang bekerja pada saat bersamaan ketika benda be-
rada baik di dalam media udara maupun dalam media air. Gaya-gaya terse-
but adalah; gravity, buoyant, lift, propulsion, dan drag.
k
Gbr. 2-24 :
Gaya-gaya yang bekerja
pada media air dan udara
adalah relatif sama.
1) Gravity, 2)
Buoyant, 3) Lift, 4)
Propulsion, 5) Drag.
Gaya buoyant
pada pesawat udara
besarnya nol (0). Karena
Berat Jenis pesawat udara
jauh lebih besar diband-
ingkan dengan Berat Jenis a. Gravity
udara.
Gravity atau gravitasi, adalah gaya tarik bumi yang arahnya selalu ke bawah
dan besarnya konstan 9,8 m/t2. Setiap benda, di mana pun ia berada, apa
pun bentuknya, termasuk air dan udara akan selalu mendapat gaya gravitasi
ini. Jika tidak ada gravitasi, maka setiap benda akan terus melayang ke atas
dan tidak akan jatuh ke bumi lagi. Cabang olahraga yang berkaitan dengan
aerodinamika dan hidrodinamika, yang memanfaatkan gaya gravitasi ini
adalah; Terjun Payung, Selam, Balap Mobil dan Balap Motor. Khusus balap
mobil dan motor adalah pada gesekan ban dengan aspal yang terjadi untuk
mendapatkan tarikan percepatan yang tinggi dan sebagai salah satu unsur
kestabilan yang harus ada. Jika tidak ada gravitasi maka tidak akan terjadi
gesekan dan tidak akan terjadi percepatan.
Biomekanika Olahraga
42
k
Gbr. 2-25 : Gaya gravitasi selalu bekerja ke arah
pusat bumi.
k
Gbr. 2-26: Jika tidak ada gravitasi, maka pada
ban belakang tidak akan terjadi gesekan yg sem-
purna. Dengan demikian sepeda pun tidak dapat
bergerak dengan cepat.
b. Buoyant
Biomekanika Olahraga
43
kemudian dilepas. Besar gaya ini tergantung oleh massa jenis benda
dan perbedaan tekanan ruang secara vertikal. Contoh cabang olah-
raga aerodinamika dan hidrodinamika yang membutuhkan buoyant
adalah; Renang, Selam, dan Dayung. Atlet renang yang bagus adalah
yang massa Jenis tubuhnya relatif lebih kecil, karena ia harus selalu
terapung di bawah permukaan air untuk mendapatkan laju kecepatan
yang maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi tubuh dan besar
tulang atlet. Pada olahraga Selam buoyant diperlukan sebagai salah
satu unsur kestabilan sikap tubuh ketika meluncur, agar mendapat-
kan kecepatan luncur yang maksimal. Pada cabang olahraga Dayung
buoyant dibutuhkan untuk mengapungkan perahu, agar tidak terlalu
masuk ke dalam air yang menyebabkan tahanan air dan menghambat
k
lajunya perahu.
c. Lift
Lift, juga merupakan gaya angkat ke atas yang dapat terjadi di dalam
air atau ruang udara. Meskipun sama-sama gaya angkat ke atas, dan
sama-sama disebabkan perbedaan tekanan secara vertikal, namun
lift berbeda dengan buoyant. Buoyant terjadi tanpa ada pergerakan
dari benda, sedangkan lift terjadi karena adanya pergerakan dari
benda tersebut sebelumnya, misalnya gerakan horizontal pesawat
dan gerakan berputar baling-baling helikopter. Pada olahraga dapat
ditemukan pada gerak lembing dan cakram yang sedang meluncur ke
udara. Besar gaya ini ditentukan oleh bentuk (profile) dan kecepatan
benda bergerak. Seorang pelempar lembing dan cakram akan memi-
liki keuntungan ganda jika dapat mengerahkan kekuatannya dengan
kecepatan yang tinggi. Pertama adalah karena rumus formula gerak
Biomekanika Olahraga
44
k
Gbr. 2-28 : Lift terjadi akibat pergerakan
benda dan bentuk/sikap benda. Mana yang
lebih besar gaya lift-nya.
d. Propulsion
Biomekanika Olahraga
45
e. Drag
Biomekanika Olahraga
46
k
Gbr. 2-30 : Drag yang terjadi akibat
benda bergerak. Kemana arah drag-
nya?
Biomekanika Olahraga
47
2. HIDRODINAMIKA
Biomekanika Olahraga
48
b. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli berbunyi; ’Aliran air yang lebih cepat memiliki tekanan
yang lebih rendah, dan sebaliknya aliran air yang lebih lambat memiliki
tekanan yang lebih tinggi.’ Hukum ini berbicara mengenai aliran air.
Tetapi pada kenyataannya dapat berlaku sama pada aliran udara.
Biomekanika Olahraga
49
Biomekanika Olahraga
50
Massa Jenis benda atau dalam bahasa asing disebut Density (kepa-
datan benda), adalah merupakan hal yang sangan penting diperhati-
kan dalam olahraga prestasi bagi cabang renang, selam, dayung, dan
selancar angin. Sebelum kita bahas dalam masalah olahraga tersebut,
ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud Massa
Jenis tersebut.
Biomekanika Olahraga
51
4. Efek Magnus
Gbr. 2-36: Perbedaan tekanan udara di sekitar bola menyebabkan berbeloknya bola.
Biomekanika Olahraga
52
Gbr. 2-31: Efek Magnus dapat terjadi juga pada tendangan sepak bola. Arah lengkung bola dapat diatur sesuai
tujuan.
Biomekanika Olahraga
53
Bag 5
TEKNIK, TAKTIK,
DAN CARA MELATIH
D
efinisi teknik olahraga yang benar hanya ada dalam
Biomekanika Olahraga. Sungguh masih banyak para
Pembina atau pelatih yang belum memahami arti dari
teknik dalam olahraga, sehingga mereka salah dalam
menerapkan metode latihannya. Jika salah melatih,
apakah mungkin akan tercapai sasaran yang dinginkannya. Passing
dan shooting yang tidak akurat, servis dan dropshot yang gagal, pu-
kulan dan smash yang pelan, tangkapan bola yang tidak sempurna,
semua merupakan kelemahan teknik pada atlet.
Biomekanika Olahraga
54
Untuk memahami lebih jelas apa itu teknik, baiknya diuraikan pula
pemahaman tentang apa itu fisik, taktik, dan mental, sehingga terlihat
dengan gamblang semua perbedaan yang ada. Hal ini perlu dilakukan
agar jangan terjadi lagi kesalahan konsep dalam melatih, sehingga
dapat membedakan bagaimana melatih teknik, taktik, fisik, dan men-
tal.
Biomekanika Olahraga
55
nilaiannya adalah kuat, cepat, tahan, atau tidak, ketiga aspek tersebut
dengan kebutuhan cabang olahraga yang ada. Seberapa kuat dia,
seberapa cepat dia, dan seberapa tahan dia.
Biomekanika Olahraga
56
Gbr. 3-2 : Teknik olahraga, terbagi dua atas 1) Mengatur Tubuh Sendiri, 2) Mengtur Alat/Benda di luar
tubuh sendiri. Teknik olahraga ada yang sederhana, ada juga yang merupakan gabungan dari beberapa aspek di
atas. Dalam kotak transparan merupakan kunci-kunci teknik yang dibuat untuk mempermudah pelatih
dalam memberikan koreksi atau feedback, atau mencari tahu inti kesalahan teknik, dan memperbaikinya. Kunci-
kunci tersebut berlaku untuk semua cabang olahraga.
Biomekanika Olahraga
57
Bag 6
SELEKSI BAKAT ATLET
T
elah disampaikan bahwa Biomekanika Olahraga memiliki
kontribusi yang sangat besar terhadap pencapaian prestasi
olahraga. Bukan saja pada tahap proses pembinaan, yaitu
ketika melatih teknik dan menentukan peralatan atlet, tetapi
juga pada tahap input pembinaan, yakni ketika merekrut dan
memilih calon atlet berbakat. Tahap ini sangat penting, karena bakat meru-
pakan faktor internal/primer yang lebih menentukan keberhasilan atlet
mencapai puncak prestasinya. Di sini Biomekanika olahraga memiliki peran
yang sangat besar. Kita sering lupa melakukan seleksi atlet dengan benar
pada tahap input.
Postur tubuh, bentuk tubuh, dan jenis serabut otot, harus diketahui dan
ditentukan sejak awal, ketika melakukan seleksi atlet berbakat, di samping
kepribadian dan kecerdasan atlet. Ketiga aspek pertama merupakan ranah
Biomekanika olahraga, oleh karena semua berkaitan dengan masalah-ma-
salah kekuatan, gaya, power, momentum, kecepatan, efisiensi, dan seterus-
nya. Mengapa ketiga aspek tersebut harus diketahui sejak awal? Pertama,
karena aspek-aspek tersebut merupakan faktor genetik, yang tidak dapat
atau sulit dirubah/dibentuk melalui program latihan pada tahap proses.
Kedua, karena tiap cabang olahraga memiliki tuntutan kebutuhan yang
relatif berbeda satu dengan yang lainnya.
Ada sebuah konsep yang mengatakan bahwa, sang juara dilahirkan. Ada
juga yang mengatakan bahwa, sang juara diciptakan. Apa artinya dilahirkan,
Biomekanika Olahraga
58
dan apa artinya diciptakan? Dilahirkan artinya atlet memiliki bakat yang
luar biasa, yang dibawa sejak lahir. Diciptakan artinya dibentuk dengan
proses latihan yang canggih dengan menggunakan pendekatan Iptek
olahraga. Pelatih harus mengggunakan kedua konsep tersebut, agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Namun demikian pelatih harus tahu,
manakah yang lebih besar memberikan kontribusi di antara keduanya,
jelas adalah bakat yang dibawa sejak lahir. Mengapa demikian?
Biomekanika Olahraga
59
Biomekanika Olahraga
60
Bag 7
KONSEP DADAR
DAN APLIKASI
A
nalisis biomekanik teknik olahraga dapat diklasifikasi-
kan sebagai berikut (Hay dan Red, 1982), adalah anali-
sis kualitatif dan analisis kuantitaif. Kedua jenis analisis
tersebut sama-sama bertujuan untuk mendeskripsi-
kan bagaimana karakteristik dari penampilan olahraga
yang di observasi dan dianalisis.
Biomekanika Olahraga
61
A. Analisis Kualitatif
Biomekanika Olahraga
62
Siapa?. Harus diketahui dulu tingkat keterampilannya karena hal ini bisa
mempengaruhi hasil analisis yang akan anda lakukan. Observasi pada
atlet elit harus dilakukan secara lebih berhati-hati dengan perhatian
yang lebih juga, ini disebabkan oleh minimnya kesalahan-kesalahan
teknik gerak yang dilakukan oleh mereka. Kalau mungkin anda bisa
mengulang-ulang pengamatan anda sehingga kesalahan-kesalahan
kecil bisa teridentifikasi.
Dibagian mana yang akan diobservasi?. Tentukan bagian gerakan yang akan
anda observasi. Anda bisa melakukan perkeman dari samping atau dari depan,
bergantung pada tujuan dan jenis gerak keterampilan suatu cabang olahraga.
Biomekanika Olahraga
63
Apa yang anda cari?. Biasanya, anda akan melihat suatu rekaman video
berulang-ulang. Pada amatan pertama melihat rekaman mungkin anda
hanya akan melihat bagaimana atlet melakukan keterampilannya (untuk
pemula anda bisa langsung mencari kesalahan-kesalahan yang terjadi).
Kemudian baru pada tayangan ulang berikutnya anda dapat menentu-
kan kefektifan gerakan-gerakan yang telah dilakukan oleh atlet tersebut.
B. Analisis Kuantitatif
Biomekanika Olahraga
64
a. Timing devices
b. Velocity-Measuring Systems
Radar gun adalah alat yang dapat digunakan dalam mengukur ke-
cepatan suatu objek (manusia) yang sedang bergerak di udara. Radar
gun dapat mentransimisikan satu sinyal radio microwave pada khusus
frekuensi dan mengukur frekuensi dan mengukur frekuensi yang pantul-
kan balik oleh objek yang sedang bergerak. Radar gun dapat digunakan
Biomekanika Olahraga
65
Biomekanika Olahraga
66
d. Accelerometer
a. Force Platform
Force platform atau force plates mengukur gaya reaksi dan arah dari
resultan gaya reaksi. Force platform biasanya digunakan untuk men-
gukur gaya reaksi pada tumpuan ketika jalan (Barrett, dkk., 1998). Ini
juga biasa digukan untuk mengukur gaya reaksi tumpuan pada atlet
tolak peluru dan lempar cakram ketika melempar; atlet lompat jauh,
lompat tinggi, dan lompat jangkit ketika take off; atlet angkat besi
selama mengangkat beban, dan atlet-atlet cabang olahraga lainnya
yang menggunakan kaki sebagai tumpuannya.
Biomekanika Olahraga
67
b. Force tranducers
Biomekanika Olahraga
68
Alat terakhir yang digunakan oleh para ahli biomekanika adalah simulasi
komputer dan pemodelan. Simulasi komputer dan pemodelan bukanlah
sekedar alat pengukuran, melainkan lebih dari itu merupakan alat analisis
(Hatze, 1996). Di Olahraga, dengan simulasi komputer dapat memprediksi
hasil dari suatu gerakan berdasarkan input yang sesuai (Hammond, 2006).
Biomekanika Olahraga
70
S
eorang pelatih pada saat melihat atlet asuhannya se-
dang melakukan latihan meningkatkan performanya
atau mungkin pertandingan dapat muncul perasaan
gembiranya, atau cemas, tetapi mungkin juga muncul
rasa bersalah. Pada umumnya pelatih tidak punya cukup
waktu untuk memberikan bimbingan kepada sejumlah anak asu-
hannya termasuk memberikan informasi secara individual tentang
kesalahan-kesalahan gerak yang mereka lakukan. Disamping itu atlet
juga perlu ada waktu luang untuk dapat menerima informasi tentang
kesalahan yang ada pada dirinya.
Dapat dipastikan bahwa salah satu hal penting dalam proses pem-
belajaran termasuk kepelatihan olahraga adalah adanya penerapan
feedback yang berkenaan dengan perilaku atau gerakan selama
proses berlangsung. Feedback merupakan konsekuensi logis dalam
sutu pembelajaran gerak apapun untuk meningkatkan Tentu saja
komentar secara verbal paling sering dilakukan untuk memberikan
pengarahan kepada atlet secara simultan.
Biomekanika Olahraga
71
Biomekanika Olahraga
72
movie maker. Berikut contoh penerapan analisis Biomekanika Teknik Gbr. 5-10 : Contoh feedback analisis
teknik pada Sepak Takraw
Sepak Takraw.
Biomekanika Olahraga
73
Biomekanika Olahraga
74
D
alam hasil penelitian pada suatu pertandingan sepak
takraw yang ditemukan bahwa perolehan angka dalam
permainan sepak takraw terbesar 24 % diperoleh dari
teknik sepak mula (Hakim, 2007), maka disini akan diconto-
hkan analisis teknik sepak mula. Perhatikan gambar pada
halaman berikut.
Biomekanika Olahraga
75
Gambar 5.13 di atas merupakan hasil analisis batang dari teknik sepak
mula, yang digunakan untuk mengetahui posisi bola dan model sepak
mula. Pengaruh posisi bola saat perkenaan dengan kaki tekong saat
melakukan sepak mula, sangat mempengaruhi pola gerak bola hasil
sepak mula, khususnya bentuk lintasan bola. Yang tentunya berpen-
garuh juga terhadap kecepatan bola. Berdasarkan hasil analisis tiga
model perkenaan bola tersebut diatas maka dapat jelaskan sebagai
berikut. Pada model sepak mula A merupakan bentuk sepakmula
yang paling sering digunakan oleh atlet yang setingkat pemain PON
sebagaimana hasil analasis yang dilakukan pada pertandingan di PON
XVII Kaltim 2008 (Hakim, 2008). Pada model A, merupakan teknik yang
menghasilkan sepak mula paling optimal, karena bola yang dihasilkan
memiliki kecepatan yang cukup cepat dan cenderung terarah. Demiki-
an juga dengan jangkauan kaki ketika menyepak bola akan pada titik
tertinggi sehingga h0 (height of release) bola mendapatkan tinggi
yang optimal. Sedangkan model B, dimana perkenaan bola sedikit
di belakang tubuh, maka cenderung menghasilkan bola yang relatif
lebih lambat, sehingga bola hasil sepakmula lebih mudah diterima
lawan. Kondisi bola yang demikian biasanya disebabkan oleh um-
pan atau lambungan yang terlampau jauh. Sebaliknya, untuk model
C, perkenaan bola dengan kaki sedikit lebih di depan. Kekurangan
model ini adalah bola yang dihasilkan cenderung selalu cepat, dan
relatif sedikit lebih sulit untuk diarahkan. Pada tekong yang memiliki
ketinggian tubuh relatif pendek (<165 cm), sepak mula model C akan
menghasilkan bola yang sering tidak menyebrang sebagai akibat
nyangkut di Net. Sebaliknya pada, tekong dengan ketinggian tubuh
yang relatif tinggi maka ini sangat efektif untuk menghasilkan tekong
yang sangat cepat. Berikut berbandingan hasil lintasan, dan ke-
cepatan bola dari ketiga model sepak mula di atas:
Biomekanika Olahraga
A
B
C
76
Biomekanika Olahraga
77
Biomekanika Olahraga
78
Biomekanika Olahraga
79
tang koreksi gerakan atlet. Dengan demikian akan meningkatkan Gbr. 5-17: Contoh Analisis Kualitatif
dengan program windows movie
persepsi gerak atlet dan akan meningkatkan waktu atlet dalam
maker.
memahami konsep geraknya.
Biomekanika Olahraga
81
Biomekanika Olahraga
82
a. Saat Take-off
1) Sikap kaki :
2) Sikap badan :
3) Sikap tangan :
4) Waktu take-off :
b. Saat Melayang
1) Sikap kaki :
2) Sikap badan :
3) Sikap tangan :
4) Tinggi melayang :
5) Waktu melayang :
c. Saat Landing
1) Sikap kaki :
2) Sikap badan :
3) Sikap tangan :
4) Waktu landing :
Biomekanika Olahraga
83
DAFTAR REFERENSI
Hakim, Abdul Aziz dan Hanif, Ach. Sofyan. Biomechanical analysis of Sepak-
takraw Serve. (2011).
Hall, S.J. (1995). Basic Biomechanics. New York. The McGraw-Hill Companies Inc.
Saladin (2003). Anatomy and Physiology, The Unity of Form and Function,
Third Edition. The McGraw-Hill Company.