Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha fashion saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini
ditandai dengan banyaknya produk-produk fashion yang inovatif dan berkualitas serta
memiliki berbagai peminat fashion yang setia. Saat ini fungsi pakaian tidak hanya untuk
menutupi dan melindungi tubuh namun sebagai cerminan kepribadian, gaya hidup dan
status sosial.
Aneka kebutuhan fashion yang selalu melekat pada manusia akan terus ada dan
berkembang. Fashion merupakan sebuah tipe produk atau sejauh mana perilaku yang secara
sementara waktu digunakan oleh sejumlah besar konsumen karena produk atau perilaku
dinilai oleh masyarakat layak atau pantas pada tempat dan waktu tertentu ( Levy Michael
dan Barton, 2004;139).
Di era seperti sekarang ini salah satu fashion yang memiliki daya tarik tinggi yaitu
alas kaki. Kebutuhan akan alas kaki yang semakin meningkat setiap harinya membuat
produsen alas kaki kualahan untuk memproduksinya, di samping hal tersebut tuntutan dari
konsumen yang menginginkan alas kaki trendy dan elegant serta mengikuti jaman
merupakan suatu tantangan bagi produsen alas kaki yang memang notabene masih sedikit
khusunya di daerah Bali. Jumlah produksi alas kaki masih terbilang cukup rendah di Bali,
dapat dilihat dari banyaknya produk dari luar negeri yang menguasai pangsa pasar alas
kaki di Bali, seperti Havaianas, Panama, Roxy dan masih banyak lainnya.
Melihat hal tersebut, saya ingin membuka usaha di bidang fashion khususnya alas
kaki yang bernama B’Gerïngsing yaitu sebuah usaha produksi alas kaki wanita. melihat
bahwa peluang tersebut masih terbuka lebar untuk digeluti usaha alas kaki yang akan saya
produksi nanti yaitu alas kaki etnik seperti flat sandals yang digunakan untuk kegiatan
santai, high heels atau wedges yang digunakan untuk acara formal, dan flatshoes yang bisa
digunakan dalam acara formal maupun non formal. Alas kaki ini akan mengkombinasikan
antara kulit hewan sebagai bahan baku dengan kain tenun khas Tenganan Pegeringsingan
sebagai bahan pendukung. Dengan mengkombinasikan unsur budaya bali yang sangat
klasik diharapkan dapat meningkatkan nilai jual terhadap alas kaki yang akan saya
produksi nanti dan besar harapan bisa dipasarkan hingga manca negara.

1.2 Tujuan Usaha


Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa tujuan yang ingin saya capai dalam
bisnis ini, diantaranya adalah:
- Untuk memperkenalkan brand saya yaitu B’Gerïngsing yang merupakan usaha
produksi alas kaki berbahan baku kulit yang dipadukan dengan kain tenun Tenganan
Pegeringsingan,
- Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal,
- Untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru,
- Untuk turut menciptakan produk local yang mampu bersaing dimanca negara,
- Untuk meningkatkan kreatifitas, inovasi dan menambah pengalaman dalam
mengelola suatu usaha, dan
- Untuk turut melestarikan budaya bali dengan cara melestarikan kain tenun Tenganan
Pegeringsingan
BAB III
ANALISIS PRODUK

3.1 Jenis Produk


Jenis produk saya adalah alas kaki B’Gerïngsing yang memodifikasi kain tenun asli
pageringsingan dengan kulit hewan.

3.2 Nama dan Karakteristik Produk


1. Nama Produk: B’Gerïngsing
2. Karakteristik produk:
a. Produksi alas kaki B’Gerïngsing ini terinspirasi dari alas kaki yang dimodifikasi
dengan kain endek, dimana saya memberikan sentuhan inovasi yang membuat
produk saya tampil sebagai alas kaki yang trendy namun mengandung unsur
kebudayaan Bali,
b. Bentuk-bentuk dari alas kaki yang akan saya produksi akan mengikuti jaman dan
trendy serta bervariasi dimulai dari flat sandals, high heels, wedges, ataupun
flatshoes,
c. Dalam memproduksi alas kaki B’Gerïngsing saya selalu berkomitmen untuk
menciptakan produk yang berkualitas dan mengikuti jaman atau mode yang sedang
trend.
d. Harga dari alas kaki B’Gerïngsing terjangkau.

3.3 Kegunaan, Keunggulan, dan Keunikan


1. Kegunaan : alas kaki B’Gerïngsing ini memiliki kegunaan sama seperti alas kaki lainnya
yaitu sebagai pelindung kaki.
2. Keunggulan : dapat bertahan lama (awet) karena berasal dari kulit hewan.
3. Keunikan: produk alas kaki B’Gerïngsing memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh
alas kaki lainnya yaitu mengandung budaya bali yang sakral karena terbuat dari kain
tenun pegeringsingan, dimana dalam produksi nanti saya akan menggabungkan unsur
budaya dan unsur modern yaitu memadukan kain tenun pegeringsingan dengan mode
alas kaki mode jaman kini.

3.4 Rencana produksi


Rencana produksi alas kaki B’Gerïngsing saya per bulan adalah sebanyak 50 pcs yang
telah disesuaikan dengan target penjualan saya.
BAB IV
RENCANA PEMASARAN

4.1 Deskripsi dan Target Konsumen


Target konsumen untuk produk saya secara umum ialah masyarakat Indonesia,
khususnya masyarakat Kota Denpasar dan lingkungan Kampus Universitas Udayana. Lokasi
produksi saya terletak di Kota Denpasar. Saya menyasar segala kalangan remaja dan
dewasa. Konsumen potensial saya pun berasal dari remaja hingga dewasa. Hal ini dapat
dilihat dari trend atau model alas kaki yang saya produksi yaitu mengikuti mode yang sedang
diminati oleh konsumen yang sesuai untuk usia remaja maupun dewasa.

4.2 Pesaing dan Situasi Persaingan


Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada beberapa butik alas kaki dan pusat-
pusat perbelanjaan saya belum melihat adanya produk yang benar-benar serupa dengan alas
kaki B’Gerïngsing buatan saya. Dengan kondisi demikian saya yakin untuk dapat mencuri
perhatian konsumen melalui keberadaan produk saya. Oleh karena produk saya merupakan
terobosan yang amat baru, maka saya menyadari pentingnya untuk menciptakan kesan
pertama yang baik bagi produk saya agar konsumen dapat membeli produk saya secara
berkelanjutan.

4.3 Wilayah Pemasaran


Wilayah pemasaran dari B’Gerïngsing saya fokuskan di daerah Kota Denpasar, yakni
pada butik-butik yang belum menjual alas kaki, kampus, dan acara- acara tertentu yang
diadakan di sekitar Kota Denpasar.

4.4 Strategi dan Taktik Pemasaran


1. Produk
Produk yang saya hasilkan ialah alas kaki B’Gerïngsing yang memodifikasi kain
tenun pegeringsingan dengan kulit sapi kemudian diproduksi dengan model yang
mengikuti jaman.
2. Place
Lokasi produksi dari alas kaki B’Gerïngsing ini yaitu di Jalan Drupadi XI, No. 6,
Denpasar timur. Lokasinya sangat strategis untuk menunjang segala pemenuhan
kebutuhan demi kelancaran bisnis saya.
3. Price
Harga untuk satu pcs alas kaki bervarian menurut modelnya dimulai dari kisaran
Rp159.900 hingga Rp250.000.
4. Promotion
Promosi alas kaki B’Gerïngsing saya lakukan melalui:
a. Sosial Media. Sosial media merupakan salah satu cara promosi yang efektif dan
terbilang cukup murah. Saya akan memanfaatkan berbagai aplikasi sosial media
yang tersedia. Saya akan mengunggah baik video maupun foto yang menarik untuk
memperkenalkan B’Gerïngsing ke masyarakat luas.
b. Personal selling. Personal selling adalah salah satu bentuk promosi dengan bertatap
muka langsung kepada calon pembeli. Saya akan mendatangi butik-butik ataupun
membuka tentand di kegiatan tertentu dimana saya akan bertatap muka langsung
dengan calon pembeli dan saya akan mengenalkan produk serta mengajak secara
persuasif agar mereka mau membeli produk saya.
c. Endorsement. Saya akan bekerjasama dengan relasi-relasi potensial yang saya miliki
untuk meng ‘endorse’ produk saya. Relasi yang memiliki pengikut (followers) yang
cukup banyak di sosial media akan saya minta untuk mempromosikan produk saya
disertai dengan testimoni yang menarik.
d. Brosur. Saya akan membuat brosur yang menarik untuk disebarkan di berbagai
lokasi strategis seperti tempat-tempat umum yang biasa didatangi oleh masyarakat.
e. Menjadikan konsumen sebagai media promosi. Alasan yang paling kuat mengapa
saya harus menjaga kualitas produk agar konsumen selalu puas yakni karena ketika
konsumen puas maka konsumen akan secara sukarela melakukan personal
marketing dari mulut ke mulut dengan membeberkan keunggulan produk saya.

Taktik pemasaran alas kaki B’Gerïngsing saya fokuskan pada masyaraka dari remaja
hingga dewasa terutama masyarakat yang mengikuti perubahan mode atau fashion, terlebih
lagi produk saya merupakan alas kaki dengan terobosan baru. Masyarakat umumnya
cenderung untuk mencoba sesuatau yang baru. Saya yakin bahwa saya dapat menciptakan
kesan pertama yang baik dari B’Gerïngsing entah dari segi model, kenyamanan, maupun
harga.
BAB V
RENCANA OPERASIONAL DAN PRODUKSI

5.1 Bahan Baku yang Digunakan


Bahan Baku: Leather (kulit), kayu dan kain tenun pegeringsingan.

5.2 Proses Produksi

Berikut ini cara dan langkah langkah untuk membuat sepatu nya :

1. Pertama mulai dari menggambar pola / desain yang diinginkan

2. Setelah selesai, potong menggunakan gunting sesuai garis gambar / pola

3. Potongan tersebut di jahit menurut pola yang sudah ada

4. Apabila jahitan sudah selesai, lanjut ke bagian lem. Lem bagian sol sandal
menggunakan lem kuning dengan rata

5. Bagian samping / pinggir nya di lem menggunakan lem putih agar sandal menjadi
jauh lebih kuat

6. Tempelkan bagian atasan yang sudah di jahit sesuai model yang diinginkan dengan
menggunakan kain tenun pegeringsingan dan disatukan dengan kayu sepatu dengan
sol sepatu nya lalu di lem kembali

7. Setelah selesai tunggu hingga 6-12 jam tergantung kualitas lem yang dipakai

8. Apabila sudah selesai, lepaskan kayu dari sepatu dan sepatu siap untuk dijual

Dari proses produksi ini dapat dilihat bahwa produk kita ini memiliki sesuatu yang
berbeda sehingga akan sangat menarik perhatian calon konsumen untuk membeli produk
kita. Saya meyakini bahwa proses produksi merupakan tahap yang paling esensial karena di
tahap inilah merupakan titik awal membangun originalitas produk saya yang kedepannya
akan menjadi modal yang kuat bagi saya untuk dapat bersaing di pasaran. Oleh karena itu
pada tahap ini saya benar – benar memperhatikan setiap detailnya.
5.3 Kapasitas dan Target Produksi Selama ±3 bulan
Kapasitas dan target produksi alas kaki B’Gerïngsing selama 3 (tiga) bulan pertama
adalah sebanyak 50 pasang per bulannya sesuai dengan target penjualan yang telah saya
tetapkan.

5.4 Target Penjualan


Target penjualan alas kaki B’Gerïngsing per bulannya adalah sebesar 50 pasang. Hal
ini berarti dalam satu minggunya estimasi penjualan saya sebesar 12-13 pasang.
BAB VI
RENCANA MANAJEMEN

6.1 Struktur Organisasi


Pada rencana manajemen saya memilih struktur lini untuk menjadi struktur pada
organisasi rencana bisnis ini. Struktur ini menggambarkan tekanan bahwa wewenang
organisasi dipegang langsung oleh manajemen puncak ataumanajer atasapa yang di terapkan
pada karyawannya untuk mencapai keberhasilan. Namun demikian manajer-manajer
departemen masih diberi kesempatan untuk membuat pengambilan keputusan bagi
departemennya, tetapi tetap dalam komando manajemen puncak.
1. Departemen Produksi
Departemen produksi bertugas atas kelangsungan proses produksi alas kaki
B’Gerïngsing
2. Departemen Pemasaran
Pemasaran memiliki peranan penting atau fungsi yang signifikan dalam
keberlanjutan sebuah perusahaan atau organisasi bisnis. Departemen pemasaran bertugas
dalam hal untuk mengidentifikasi peluang, mempersiapkan strategi dan program
pemasaran alas kaki B’Gerïngsing dan cara-cara yang unik serta menarik. Selain itu
departemen pemasaran memiliki tugas untuk melakukan riset pasar.
3. Departemen Keuangan
Departemen keuangan tentu saja bertugas menyelenggarakan urusan keuangan alas
kaki B’Gerïngsing. Segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau
mengalokasikandana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.

6.2 Job Description


1. Departemen Produksi
Departemen produksi bertanggung jawab untuk memproduksi alas kaki
B’Gerïngsingdengan standar yang telah ditetapkan. Adapun Tugas yang di laksanakan
oleh Tim Produksi: Menyiapkan alat dan bahan untuk kepentingan produksi dan
berkoordinasi kepada departemen pemasaran karena alas kaki B’Gerïngsingtelah siap
untuk dipasarkan.
2. Departemen Pemasaran
Departemen Pemasaran bertugas dalam hal untuk mengidentifikasi peluang,
mempersiapkan strategi dan program pemasaran alas kaki B’Gerïngsing. Adapun tugas
yang harus dilaksanakan oleh Departemen Pemasaran yakni mempromosikan Produk ke
butik, outlet, mall di sekitar Kota Denpasar yang telah diajak kerjasama, dan
mempromosikan produk melaluli aplikasi sosial media dengan cara endorsement.
3. Departemen Keuangan
Departemen Keuangan memiliki tugas dalam urusan keuangan. Adapun tugas
yang harus dilakukan Departemen Keuangan adalah Memperoleh pendanaan modal
kerja, membuat Laporan Laba Rugi setiap bulannya, mengelola asset yang dimiliki guna
kepentingan tujuanperusahaan, berkoordinasi dengan Departemen Poduksi dan
Departemen Pemasaran mengenai anggaran kebutuhan masing – masing departemen.

6.3 Analisa SDM


Waktu memulai bisnis alas kaki B’Gerïngsing saya sedang menempuh pendidikan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Dimana pada perkuliahan sehari – hari
saya sedikit banyak telah mendapat pengetahuan tentang bisnis. Hal ini membuat saya yakin
untuk menjalankan bisnis ini, walaupun saya belum memiliki pengalaman berbisnis apapun
sebelumnya. Selain itu sayajuga aktif dalam kegiatan organisasi yang mengakibatkan saya
memiliki jiwa-jiwa kreatif dan mempunyai semangat tinggi, serta membuat saya memiliki
banyak relasi yang sedikit banyaknya nanti dapat membantu kesuksesan dari bisnis saya.
Sebagai mahasiswa saya bertekad untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bukan
sebagai pencari kerja (job seeker) kedepannya nanti.

6.4 Jadwal Kegiatan Selama ±3 bulan


Bulan pertama merupakan bulan adaptasi bagi saya. Pada bulan pertama ini akan fokus
untuk mempromosikan produk saya baik di sosial media, endorsement, dan juga melalui
brosur yang akan saya sebar di lokasi-lokasi strategis.
1. Bulan Pertama
Hari 1 di minggu pertama kita akan membeli segala keperluan untuk bahan baku
produksi seperti kulit/leather dan kain tenun geringsing dan bahan bantu seperti lem
kuning, benang, jarum sepatu, pernak-pernik sepatu. Hari ke-2 sayaakan membeli
peralatan-peralatan yang dibutuhkan mulai dari cetakan sandal, mesin jahit, mesin seset,
mesin gerinda, palu, kaka tua, paku khusus, tang, openan, pulpen khusus. Hari ke-3 kita
akan menuju tempat-tempat yang saya ajak melakukan kerjasama yakni butik, outlet,
mall di sekitar Kota Denpasar untuk berdiskusi perihal penitipan produk saya. Hari ke-4
saya mulai memproduksi alas kaki B’Gerïngsing, dan pada hari ini saya mulai meng-
upload foto dan video untukmempromosikan produk di sosial media. Hari ke-5 sayaakan
memasarkan produk sayadi tempat-tempat yang saya ajak kerjasama. Saya juga akan
mengecek ketersediaan dari bahan baku produk secara rutin jika telah habis maka saya
akan membelinya.
Untuk setiap sebulan sekali pada pertengahan bulan di minggu ke tiga saya
memperoduksi model-model alas kaki yang berbeda dengan model-model yang lebih
diminati konsumen, setiap akhir bulan saya mengecek stok dari alaskaki yang saya
titipkan di tempat yang saya ajak bekerja sama, danpada awal bulan di minggu pertama
saya akan menitip alas kaki B’Gerïngsing dengan model yang baru dan mengambil
produk yang belum terjual dari tempat kerjasama. Hari sabtu merupakan hari libur bagi
saya dari rutinitas bisnis, namun saya akan memanfaatkan waktu selama 1 jam di hari
sabtu untuk melakukan evaluasi kinerja saya selama satu minggu agar target penjualan
10 pasang alas kaki perminggu dapat tercapai.Pada bulan ini saya memiliki target
penjualan sebanyak 50 pasang alas kaki.
2. Bulan 2 (Kedua)
Untuk minggu pertama di bulan kedua jadwal kegiatan sayamengambil barang
yang tidak terjual di tempat-tempat yang saya titipkan dan menggantinya dengan model
yang lebih baru. Untuk minggu ketiga, dan keempat saya akan memproduksi alas kaki
B’Gerïngsingsecara rutin, dan mengecek barang titipan secara rutin di tempat-tempat
yang telah bekerja sama. Selain itu saya juga berencana untuk membuka stand di acara-
acara tertentu seperti Festival yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar seperti
Denpasar Festival, PKB, Sanur Festival, Dll yang ada di kota Denpasar untuk itu saya
akan mencari relasi supaya bisa membuka stand di acara yang diadakan Pemerintah Kota
Denpasar. Saya juga akan semakin gencar untuk melaukukan promosi di sosial media.
Rutinitas saya di hari sabtu tetap seperti biasa yakni melakukan evaluasi.Pada bulan
Kedua ini saya memiliki target penjualan sebanyak 65 pasang alas kaki terjual.
3. Bulan 3 (Ketiga)
Untuk minggu pertama di bulan ketiga jadwal kegiatan saya masih sama seperti
minggu pertama bulan kedua. Untuk minggu ketiga, dan keempat juga masih sama
seperti bulan kedua.Hari sabtu sayaakan melakukan evaluasi kinerja dibaregi dengan
membahas startegi pemasaran kedepan dengan lebih gencar. Pada bulan Ketiga ini saya
memiliki target penjualan sebanyak 50 pasang.
BAB VII
ANALISIS KEUANGAN I
7.1 Modal Start up
Modal untuk memulai usaha ini saya kumpulkan dari dana pribadi saya sebesar Rp
8.000.000,00

7.2 Kebutuhan Modal Kerja


1. Modal Kerja perbulan
No. Jenis Pengeluaran Unit Harga Total
1. Biaya Bahan Habis
Pakai
Leater/Kulit 9 lembar Rp 43.000 Rp 387.000
Tenun Pegringsingan 13 meter Rp 350.000 Rp 4.550.000
Box Sandal 50 pcs Rp 10.000 Rp 500.000
Paper Bag 50 pcs Rp 4.000 Rp 200.000
Hang Tag 50 pcs Rp 8.000 Rp 400.000
Rp 6.037.000
2. Biaya Tenaga Kerja
Ongkos Produksi 50 pcs Rp 40.000 Rp 800.000
Total Rp 6.837.000

7.3 Penentuan Harga Pokok Penjualan


KETERANGAN PRODUK
Bahan Baku per Bulan Rp 6.037.000
Tenaga Kerja Langsung per Bulan Rp 800.000
Total Biaya Produksi per Bulan (50 pasang) Rp 6.837.000
Biaya per unit Rp 136.740
7.4 Neraca

Neraca
Perusahaan X
per 31 April 2018
Aset Kewajiban dan Modal
Kas Rp 1.963.000 Modal
Bahan Baku Rp 6.037.000 Modal Sendiri Rp 8.000.000
Jumlah Rp 8.000.000 Rp 8.000.000

7.5 Rencana/Laba Rugi

Rencana Rugi/Laba
Perusahaan X
Maret 2018
Penjualan Rp 9.000.000
Harga Pokok Produksi
Bahan Baku Rp 6.037.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 800.000
Overhead Rp 6.837.000
Laba Kotor Rp 2.163.000
Biaya
Biaya Promosi Rp 200.000
Biaya Transport Rp 50.000
Biaya Tak Terduga Rp 50.000
Total Biaya Rp 300.000
Laba Bersih Rp 1.863.000
7.6 Benefit Cost/Ratio

Kriteria pengambilan keputusan ini adalah :


- Jika benefit cost ratio ≥ 1, maka suatu proyek atau proposal kegiatan layak dilaksanakan.
- Jika benefit cost ratio < 1, maka suatu proyek atau proposal kegiatan tidak layak dilaksanakan.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Benefit Cost Ratio = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑅𝑝 9.000.000
= Rp 6.837.000+300.000

= 1,26

Dengan benefit cost ratio yang didapatkan yaitu sebesar 1,3, dapat diambil kesimpulan bahwa
usaha produksi alas kaki B’Gerïngsing adalah proyek atau proposal kegiatan usaha yang layak
untuk dilaksanakan.
BAB VIII
PENUTUP

8.1 HARAPAN DAN KEYAKINAN


Keyakinan dan harapan saya sebagai pengusaha produksi alas kaki B’Gerïngsing
adalah ingin usaha ini dapat terealisasikan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang
saya susun. Besar keyakinan saya agar alas kaki B’Gerïngsing dapat menyentuh selera
masyarakat secara luas dan bisa menghasilkan manfaat bagi saya selaku penjual dan jugan
dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar saya.
Adapun kedepannya jika bisnis saya berjalan dengan lancar, saya akan membuka store
sendiri dimana saya dapat menjual produk saya disana. Kedepannya saya akan terus
berkreasi dan berinovasi mengembangkan mutu produk saya agar bisa lebih menguasai
pangsa
ULANGAN AKHIR SEMESTER

PROPOSAL BISNIS

B’Gerïngsing Project

OLEH:

NI KOMANG KARMILA DEWI (1607532104)

AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

Вам также может понравиться