Вы находитесь на странице: 1из 3

Akhir pekan ini, Fajar dan Mentari diajak mancing oleh ayahnya.

Mereka
memancing di sebuah kolam ikan yang tak jauh dari rumahnya. Fajar terlihat
kesal karena dari tadi dia gak pernah dapat ikan. “Uuuuhhh, ini ikannya ada
gak sih Yah? Kok dari tadi umpannya gak dimakan-makan?” Fajar
menggerutu.

“Sabar Nak, kan mancing itu untuk melatih kesabaran. Jadi harus sabar,”
kata ayah. “Sabar sih sabar Yah, masa udah satu jam lebih gak dapet-dapet
juga,” kata Fajar. “Iya Yah, aku juga gak dapet-dapet nih,” imbuh Mentari.
Selang beberapa saat, umpan ayah dimakan ikan. “Horeee ayah dapat ikan,
buat aku ya Yah?” pinta Fajar. “Jangan, buat aku ja Yah, nanti mau aku
pelihara di ember,” sahut Mentari.

“Boleh..boleh… tapi ini ikan mas Nak, kalau hasil pancingan biasanya gak
bisa bertahan lama kalau dipelihara, nanti kalau untuk dipelihara ayah
belikan ikan hias sekalian akuariumnya untuk kalian,” kata ayah. “Bener
Yah? Horeee…horee…, kita bentar lagi punya akuarium,” kata Fajar kepada
Mentari. “Pulang dari sini kita langsung beli ya Yah?” ungkap Fajar senang.

Usai memancing, Fajar, Mentari, dan ayahnya pergi ke toko ikan hias. “Yah,
akuarium ini bagus. Aku mau yang ini,” Fajar berteriak senang. “Boleh, tapi
akuariumnya satu aja ya? Nanti ikannya bisa diisi banyak”. “Iya Yah, aku
mau ikan yang kuning itu Yah,” kata Mentari.

Usai memilih-milih ikan hias, mereka pun pulang. Di jalan menuju ke rumah,
Fajar dan Mentari bertemu dengan Adam dan Danu. “Hey kalian bawa apa?”
Tanya Adam. “Aku punya akuarium baru nih, ikannya juga bagus-bagus,”
jawab Mentari. “Coba dong lihat,” kata Danu. “Kalau mau lihat di rumah aja,
yuk? Nih kita mau pulang,” jawab Fajar.
Sesampainya di rumah, mereka pun memandangi ikan hias yang baru dibeli
Fajar dan Mentari. “Wah bagus ya?” kata Danu. “Iya, ini belinya juga jauh
sama Ayah,” kata Mentari. “Sebentar ya kita ganti baju dulu, soalnya tadi
kotor abis mincing,” kata Fajar sambil meninggalkan Adam dan Danu.

“Husssttt,… kita kerjain mereka yuk?” Adam berbisik. “Kerjain bagaimana?”


“Kamu bawa pena gak? Kita gunting isi penanya trus kita masukin ke
akuarium,” kata Adam menyampaikan ide. Mereka lantas melancarkan ide
nakalnya itu. Fajar dan Mentari kaget saat mendapati akuariumnya sudah
dalam keadaan kotor dan sebagian ikan ada yang sulit bernapas. “Kenapa
akuariumku? Kalian apakan sampai begini,” Tanya Fajar.

“Gak kok gak kami apa-apain, cuma diliatin aja,” jawab Adam. Seketika
Adam dan Danu berlari ke luar rumah. Tanpa sengaja kaki Adam
menyenggol kaki meja tempat akuarium dan “Prraaaaaannnngggg”.
Akuariumnya pecah menimpa kaki Adam hingga berdarah, dan mereka pun
basah kuyup kena air akuarium yang telah mereka kotori.

“Aduuuhhhh,,adduuuhhhh” Adam dan Danu mengeluh. “Makanya jadi orang


tuh jangan jahil,” kata Fajar menunjukkan muka masam. “Fajar, Mentari,
kami minta maaf ya? Memang kita yang membuat kotor akuariumnya”. “Iya,
kami janji nanti ini kami ganti,” kata Adam dan Danu.*

Вам также может понравиться