Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Improvement of The Physical Properties and Reactivity of Fly Ash As Cementitious On Concrete
1,2,3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat korespondensi : Jalan Raya Tlogomas 246 Malang 65144
email : erwin67pro@yahoo.com
Abstract
Abstrak
Teknologi bahan dan teknik untuk mengembangkan beton ramah lingkungan sangat bervariatif
guna menjawab tuntutan produksi semen yang semakin tinggi. Salah satu caranya ialah mengganti
sebagian semen dengan sisa pembakaran batubara dari PLTU atau yang biasa disebut fly ash. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya memperbaiki sifat fisik dan kimia dari fly ash sebagai
material pengganti sebagian semen serta pengaruh reaktifitas dari fly ash yang telah mengalami
perbaikan dengan pensintesisan silika. Hasil pemeriksaan fisik, fly ash mengalami penurunan dalam
segi kualitas kehalusan dan mengalami kenaikan dalam penyerapan kadar air setelah mengalami proses
treatment.Hasil pemeriksaan kimia menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase pada unsur Si
dan Al akan tetapi mengalami peningkatan pada unsur Fe. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap
kandungan senyawa utama SiO2 dan Al6Si2O13 (Mullite) yang mendominasi fly ash sebesar 77 – 80 %
mengalami penurunan setelah mengalami proses treatment. Hasil uji reaktifitas dengan menggunakan
XRD didapatkan bahwa fly ash mengalami penurunan jumlah struktur amorf sebesar 3,47 % setelah
mengalami proses treatment. Penurunan ini menyebabkan fly ash tidak lebih reaktif setelah melalui
proses treatment dan tidak lebih baik digunakan sebagai bahan pengganti sebagian semen dalam
beton secara keseluruhan.
Perbaikan Sifat Fisik dan Reaktifitas Fly Ash sebagai Cementitious pada Beton 111
Erwin Rommel1, Dini Kurniawati 2, Arman Putra Pradibta 3 Media Teknik Sipil
perlu senantiasa dikembangkan beton ramah beton. Pemakaian 5% MIRHA pada pembuatan
lingkungan sehingga pembangunan tidak perlu beton dapat menghasilkan kuat tekan paling optimum
berhenti demi lingkungan (Hardjito, 2010). yakni sebesar 25,30 MPa. Penggunaan sistem
Pembuatan beton dengan komposisi bahan perawatan eksternal pada beton (seperti ; steam
pengganti semen yang makin besar akan curing, penguapan dengan suhu tinggi) dapat
memberikan pengurangan efek rumah kaca menghasilkan kekuatan beton yang lebih tinggi
(pelepasan gas CO ke udara bebas makin mencapai 48,88 MPa (Nurudin dan Darmawan,
berkurang) (Nashir, 2009). Pemberian bahan 2010)
pozzolan sebagai salah satu material yang bisa
menggantikan semen akan berpengaruh untuk
Semen Portland
mengatasi permasalahan lingkungan yakni
pemanasan global. Pozzolan yang baik harus
Perbedaan sifat jenis semen satu terhadap
memiliki sifat yang mirip dengan material semen
semen yang lain dapat terjadi karena perbedaan
dengan unsur silika amorf yang dominan. Untuk
susunan kimia maupun kehalusan butir-butirnya.
itu perlu dilakukan proses perbaikan dari bahan
Karena bahan dasarnya terdiri dari bahan-bahan
pozzolan, salah satunya dengan cara melakukan
yang terutama mengandung kapur, silika, alumina
polimerisasi silika pada bahan pozzolan tersebut.
dan oksida besi maka bahan-bahan ini menjadi unsur
Perubahan mikrostruktur dari bahan pozzolan
- unsur pokok semennya. Sebagai hasil perubahan
akan mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari bahan
susunan kimia yang terjadi diperoleh susunan kimia
pozzolan tersebut (Pengthamkeerati, et al,
yang komplek, namun pada semen biasa dapat dilihat
2008). Penelitian ini menjadi penting agar diperoleh
sebagaimana pada. Oksida-oksida tersebut
bahan pengganti yang tepat tanpa mengurangi
berinteraksi satu sama lain untuk membentuk
kualitas dan fungsi dari material semen yang akan
serangkaian produk yang lebih komplek selama
digantikan, sehingga pemakain semen dapat
proses peleburan (Tjokrodimuljo,1996).
dikurangi dan efek kerusakan lingkungan akibat
proses pembuatan semen menjadi dapat METODE PENELITIAN
dikendalikan dan dikurangi. Pemberian komposisi
yang tepat pada material pozzolan terhadap beton Dilakukan pengujian pada satu bahan pozzolan
juga perlu, karena tidak serta merta bahan yaitu pozzolan limbah industri (abu terbang). Tahap
pozzolanic tersebut dapat menggantikan semen awal dilakukan pemeriksaan fisik yang meliputi;
secara keseluruhan. berat jenis, kehalusan, serta konsistensi, yang proses
Dari penelitian ini diharapkan untuk dapat tersebut dilaksanakan di Laboratorium Teknologi
mengetahui bagaimana upaya untuk perbaikan sifat Beton Universitas Muhammadiyah Malang. Setelah
fisik dan kimia dari abu terbang (fly ash) sebagai itu di Laboratorium Kimia Universitas
material pengganti semen. Serta untuk mengetahui Muhammadiyah Malang dilakukan perbaikan
pengaruh sifat reaktifitas dari material fly ash yang dengan melakukan pensitesisan silika yakni
telah diperbaiki dengan proses sintesis silika, serta menginkubasi bahan pozzolan dengan larutan
memperdalam pengetahuan tentang material bahan NaOH selama 24 jam pada suhu 100 0 C
dan dapat memberi masukan tentang kajian alternatif (Pengthamkeerati, et al 2008). Dimana abu
dalam studi material dan bahan di bidang kontruksi terbang tersebut mengalami peningkatan luas
sipil permukaan, radius pori dan volume pori, serta
mengubah struktur amorf abu terbang menjadi
Referensi Penelitian
bentuk kristalin. Setelah itu dilakukan pemeriksaan
komposisi unsur dan senyawa kimia serta uji
Pemakaian PVA (Pulverized Fuel ash) dan
reaktifitas bahan pozzolan di Laboratorium Sentral
MIRHA (Microwave Insenerated Rice Husk Ash)
Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang
secara bersama-sama dengan larutan NaOH dan
melalui pengujian dengan menggunakan X-Ray
Sodium Silikat (NaSiO2) dapat digunakan untuk
Difraction (XRD) setelah proses perbaikan bahan
menggantikan semen konvensional pada pembuatan
pozzolan.
Perbaikan Sifat Fisik dan Reaktifitas Fly Ash sebagai Cementitious pada Beton 113
Erwin Rommel1, Dini Kurniawati 2, Arman Putra Pradibta 3 Media Teknik Sipil
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkatkan kohesi pada beton segar dan dapat
pula mengurangi bleeding, akan tetapi menambah
Pemeriksaan Fisik kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak
dan mempermudah terjadinya retak susut. Namun
Pemeriksaan fisik ini menguji beberapa perlu dicatat, bahwa jika butiran terlalu halus, sifat
bahan pozzolan akan menjadi kebalikannya, karena
karakteristik bahan pozolan yang meliputi
terjadi hidrasi awal oleh kelembaban udara.
kehalusan, berat jenis dan konsistensi normal dari
(Tjokrodimuljo,1996).
material semen portland, fly ash dan fly ash
treatment. Adapun hasil dari pemeriksaan fisik,
karakteristik bahan dapat dilihat seperti tabel
dibawah ini:
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa baik dari komposisi unsur dasar maupun komposisi
bahan uji Portland Cement memiliki konsistensi paling senyawa. Untuk pemeriksaan unsur menggunakan
rendah dibandingkan fly ash konvensional dan fly alat X-Ray Fluorescence (XRF), XRF digunakan
ash treatment. Ini didasarkan pada sifat dari kedua sebagai tambahan untuk memastikan hasil yang
material yang berbeda dalam kemampuan menyerap diperoleh XRD.
air. Fly ash mampu menyerap air lebih banyak Hasil pengujian XRD yang dilaksanakan di
dibandingkan Portland Cement, dikarenakan fly ash Laboratorium Sentral Universitas Negeri Malang
memiliki struktur amorf lebih tinggi dari semen yang adalah sebagai berikut:
banyak didominasi oleh struktur Kristal. Tabel 2. Kandungan Unsur Bahan Uji
Konsistensi sendiri ialah suatu kondisi standar %
Unsur Portland Fly Ash
yang menunjukkan kebasahan pada semen. Faktor Fly Ash
Cement Treatment
kebasahan atau kadar air terhadap campuran beton
Al 2.8 13.00 11.00
juga mempengaruhi fas (faktor air semen) itu sendiri,
Si 10.1 28.20 26.90
apabila kadar air terlalu banyak dapat menyebabkan
S 1 0 0.94
segregation yaitu kecenderungan butir – butir kerikil
K 0.99 4.16 4.36
memisahkan diri dari campuran adukan beton, serta
Ca 72.99 12.60 12.80
juga dapat menyebabkan air dalam campuran untuk
Ti 0.48 1.95 2.04
naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar
V 0.03 0.11 0.12
yang baru saja dipadatkan atau yang biasa disebut
dengan bleeding (Tjokrodimuljo,1996). Cr 0.045 0.10 0.11
Apabila fly ash treatment digunakan sebagai Mn 0.15 0.17 0.19
pengganti bahan semen secara keseluruhan dalam Fe 8.27 33.80 37.40
campuran beton, dapat dipastikan penggunaan air Cu 0.076 0.11 0.14
akan meningkat dan kualitas beton akan menurun Zn 0.054 0.08 0.10
karena kadar air yang terlalu banyak. Pengurangan Sr 0.21 1.10 1.30
sebagian kadar semen dan digantikan dengan fly Mo 0.5 3.00 0
ash akan membuat kualitas campuran beton lebih In 1.4 0 0
baik. Ba 0.3 0.52 0.60
Eu 0.05 0.30 0.30
Pemeriksaan Kimia Yb 0.29 0.00 0.03
Re 0.23 0.20 0.30
Pemeriksaan komposisi kimia ini meliputi
Sumber: Hasil Penelitian
pengujian X-Ray Difraction (XRD) dari material
semen portland, fly ash dan fly ash treatment. Dari Tabel 2 hasil kandungan unsur bahan uji
Pengujian untuk mengetahui kandungan atau dapat divisualisasikan empat unsur dominan melalui
komposisi kimia yang terkandung dalam bahan uji Gambar 5 berikut ini :
Perbaikan Sifat Fisik dan Reaktifitas Fly Ash sebagai Cementitious pada Beton 115
Erwin Rommel1, Dini Kurniawati 2, Arman Putra Pradibta 3 Media Teknik Sipil
Pemeriksaan Reaktifitas area fasa Amorf dan Kristal material benda uji.
Berdasarkan uji XRD didapat luas area fasa Amorf
Pemeriksaan tingkat reaktifitas suatu material dan Kristal material benda uji. Dengan menggunakan
dapat dilihat dari berapa persentase struktur amorf bantuan software highscores, dapat diketahui luas
dan struktur kristalnya. Analisa dapat dilakukan area untuk masing-masing struktur amorf dan
dengan membaca grafik hasil integrasi total difraksi kristalinya. Hasil uji luas area fasa amorf dan
yang merupakan output dari alat X-Ray Difraction kristalin disajikan pada Tabel 4.
(XRD). Dari output tersebut dapat diketahui luas
Tabel 4. Hasil Uji Xrd Untuk Struktur Kristal Dan Amorf
Luas area phase
Sampel Uji % Kristal %Amorf
Amorf Kristal
Fly Ash Treatment 1298.28 809.74 38.41 61.59
Fly Ash 1337.19 718.08 34.94 65.06
Portland Cement 299.58 1069.04 78.11 21.89
Perbaikan Sifat Fisik dan Reaktifitas Fly Ash sebagai Cementitious pada Beton 117
Erwin Rommel1, Dini Kurniawati 2, Arman Putra Pradibta 3 Media Teknik Sipil
telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa fly Hopcroft, et al., 2010, “What is the Young’s
ash tidak lebih reaktif setelah melalui proses modulus of Silicon?”, IEEE Journal of
treatment, karena struktur amorf silika tidak Microelectromechanichal Systems, Vol. 19,
meningkat setelah melalui proses inkubasi No. 2 (229 – 238) April, University of California
(treatment). at Berkeley.
Nashir, Muhammad dkk, 2009, Pemanfaatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Material Silicafume dan Iron Slag Dalam
Pembuatan Beton Berkualitas dan Ramah
Hasil pemeriksaan fisik, fly ash mengalami
Lingkungan, Tugas Akhir Tidak
penurunan dalam segi kualitas kehalusan dan
Dipublikasikan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
mengalami kenaikan dalam penyerapan kadar air
Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
pada konsistensi normal setelah mengalami proses Nurudin M.F and MS Darmawan, 2010,
treatment. Hasil pemeriksaan kimia menunjukkan Compressive Strength and Microstructure
bahwa terjadi penurunan persentase pada unsur Si Properties of Polymer Concrete
dan Al, akan tetapi mengalami peningkatan pada Incorporating Pulverized Fuel Ash (PFA)
unsur Fe sebesar, Hal tersebut juga berpengaruh and Microwave Incenerated Rice Husk Ash
terhadap kandungan senyawa utama SiO 2 dan (MIRHA), Proceeding of International Seminar
Al6 Si2 O 13 (Mullite) yang mendominasi fly ash on Applied technology, Sience and Arts (2nd
sebesar 77 – 80 % mengalami penurunan setelah APTECS) December, ITS, Surabaya.
mengalami proses treatment. Hasil uji reaktifitas
dengan menggunakan XRD didapatkan bahwa fly
ash mengalami penurunan jumlah struktur amorf
sebesar 3,47 % setelah mengalami pr oses
treatment, Penurunan ini menyebabkan fly ash tidak
lebih reaktif setelah melalui proses treatment dan
tidak lebih baik digunakan sebagai bahan pengganti
sebagian semen dalam beton secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA