Вы находитесь на странице: 1из 11

RCOBAAN : IDENTIFIKASI ANTALGIN DALAM JAMU PEGAL LINU SECARA

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


L PERCOBAAN : 21 November 2016

1. LATAR BELAKANG

1.1 Definisi Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah suatu teknik pemisahan yang sederhana
yang sering dan paling banyak digunakan, metode ini menggunakan empeng kaca atau lembaran
plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan
pada kempeng kaca, pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu,
bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah yang tertutup.KLT
merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi.Fase diam berupa padatan dan fase geraknya dapat
berupa cairan dan gas. Zat terlarut yang diadsorpsi oleh permukaan partikel padat. (Soebagio,
2002:145)
Menurut Gandjar dkk (2007:79) bahwa Kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan plat
tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun
selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam Fasa gerak yang digunakan dalam KLT
sering disebut dengan eluen.Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya
merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan
tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh
terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.
Menurut Roy J (1991:64) menyatakan bahwa Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah
satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografianalitik. KLT sering digunakan
untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah
sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi
kertas.
Berdasarkan definisi diatas maka Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan Suatu teknik
pemisahan yang sederhana. Dalam Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan fase diam
berupa plat dengan bahan lapisan adsorben seperti silika gel. Kemudian fase gerak yang
digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen ini berdasarkan pada
polaritas senyawa. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Faktor Retensi (Rf).

1.2 Mengapa perlu dilakukan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)?


Untuk dapat menentukan banyaknya komponen senyawa, dan mengidentifikasi senyawa,
kemudian menentukan efektifitas pemurniaan, serta memantau berawalnya suatu reaksi untuk
mendapatkan data kualitatif, kuantitatif, dan Preparative perlu dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis. (Waston, 2010:74)

1.3 Penelitian Terdahulu Tentang Kromatografi Lapis Tipis


Penelitian menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) pernah dilakukan oleh
Subiyandono (2005: 6) Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya bahan kimia
obat antalgin yang ditambahkan pada jamu pegal linu. Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis. Plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) di siapkan
dengan mengaktifkan plat KLT dioven pada suhu 105 0 C kemudian diberikan garis dengan pensil
dengan jarak 2 m dari tepi atas dan 3 cm dari tepi bawah. Kemudian diberi skala masing-masing
2 cm untuk tempat penontolan larutan sampel. Dalam penelitian ini dilakukan terhadap 7 sampel
jamu pegal linu. Dalam metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), untuk mengidentifikasi antalgin
dalam jamu pegal linu dapat diamati pada kromatogram berdasarkan perbandingan harga Rf
masing-masing sampel dengan harga Rf baku pembanding.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah menunjukkan bahwa pada kromatogram
didapatkan noda bercak dari setiap sampel maupun baku pembanding. Terdapat beberapa sampel
yang jumlah bercak nodanya lebih dari satu yaitu sampel S1, S3,S5, dan S6. Selain sampel tersebut
baku pembanding II juga memberikan dua bercak noda. Timbulnya bercak noda karena adanya
bahan kimia yang tekandung di dalam sampel tersebut. Selanjutnya sampel tersebut dilakukan
perhitungan harga Rf sehingga dapat dikatakan bahwa sampel S 3 positif mengandung antalgin,
sedangkan sampel S1,S2,S4,S5,S6 danS7 tidak mengandung antalgin karena perbedaan harga Rf
dengan baku pembanding I maupun Pembanding II.
Penelitian lain yang menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) juga pernah dilakukan
oleh Auliando Syadawi (2012:30). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah terkandung
parasetamol, metampiron, atau fenilbutazon dalam jamu pegal linu yang beredar dikota Padang. Metode
identifikasi ini menggunakan pereaksi warna, kromatografi lapis tipis, dan spektrofotometri UV. Senyawa
analgetik yang diperiksa meliputi parasetamol, metampiron, dan fenilbutazon. Proses ekstraksi
parasetamol dan metampiron dalam sampel menggunakan pelarut etanol, sedangkan ekstraksi
fenilbutazon menggunakan pelarut kloroform. Analisis dengan kromatografi lapis tipis menggunakan silika
gel GF254 sebagai fase diam, metanol : kloroform (90 : 10) sebagai fase gerak parasetamol, metanol :
kloroform : asam asetat 20 % (3:7:0,5) sebagai fase gerak metampiron, dan aseton : kloroform : eter (40 :
35 : 25) sebagai fase gerak fenilbutazon. Analisis menggunakan spektrofotometri UV, parasetamol diukur
pada panjang gelombang serapan maksimum yaitu 243,5 nm, metampiron 233,6 nm, dan fenilbutazon
242 nm. Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 5 sampel jamu, 2 sampel yang mengandung
parasetamol, 4 sampel yang mengandung metampiron, dan 3 sampel yang mengandung fenilbutazon.
Penelitian tentang Jamu pegal linu dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis juga
pernah dilakukan oleh Soraya Riyanti (2013: 45). Penelitian ini merupakan survey yang bersifat
deskriptif. Objek penelitian adalah lima merk pegal linu yang diperoleh dari beberapa toko jamu yang
beredar di daerah cimahi. Pengujian kualitias jamu pegal linu meliputi parameter, spesifik, non spesifik
dan pemeriksaan lain, sedangkan untuk mengidentifikasi bahan kimia obat dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis. Dari lima merk jamu yang dianalisis, empat sampel memenuhi persyaratan
kualitas, sedangkan satu sampel tidak memenuhi karena tidak mencamtumkan nomor kode prosuksi dan
bahkan mengandung bahan kimia obat berupa Metampiron.
Berdasarkan dari beberapa penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
menganalisis beberapa senyawa dalam jamu pegal linu bisa dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis. Fase gerak pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat digunakan
beberapa pelarut. Pelarut yang digunakan merupakan senyawa yang mudah menguap dan bersifat
nonpolar, contohnya Kloroform, Metanol asam asetat dan lain sebagainya. Sedangkan Fase diam
yang digunakan pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada umumnya berupa plat. Plat yang
biasa digunakan pada metode KLT ini berupa plat silika gel. Setelah melakukan analisa terdapat
beberapa jenis Jamu Pegal Linu yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Namun ada juga
jenis-jenis pegal linu yang tidak mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Pada umumnya dalam
jamu Pegal linu banyak mengandung senyawa analgetik.

2. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan
antalgin pada jamu pegal linu.

3. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sedian galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Permenkes RI No.007
Tahun 2002)
Penggunaan tanaman obat sebagai bahan untuk mengobati penyakit dapat menjadi
alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan obat kimia. Oleh sebab itu, karena kepraktisan
dan murahnya, popularitas obat tradisional semakin melambung (Duryatmo, 2003:42)
Berdasarkan bukti empiris tentang pemanfaatan tanaman obat, maka penggunaan tanaman
obat sebagai obat tradisional terbukti relatif aman. Penggunaan secara benar jarang sekali
menimbulkan efek samping sebagaimana tercermin dari anggapan masyarakat bahwa obat
tradisional merupakan obat yang aman tanpa efek samping. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya
benar karena dapat terjadi bahwa obat tradisional menjadi tidak aman karena beberapa penyebab,
diantaranya adalah pencampuran dengan bahan kimia (Handayani, 2001:140)
Hal ini didukung pula dengan adanya hasil operasi pengawasan dan Pengujian
Laboratorium Badan POM pada periode 2016, dimana Badan POM musnahkan 7,3 Miliar
Rupiah Obat Tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Produk yang
dimusnahkan merupakan hasil temuan Operasi Storm VII disalah satu pabrik di Parung Bogor.
Sebanyak 245.570 kemasan obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)
Fenilbutazon, Sildenafilsitrat, Paracetamol, bahan baku dan bahan kemasan.
Pencampuran dengan bahan kimia dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan khasiat
tertentu dari Obat Tradisional. Penggunaan Obat Tradisional yang dapat diperoleh secara bebas,
dosis yang tidak standar akan menyebabkan konsumsi bahan kimia tercampur tidak terkontrol.
Hal tersebut dapat menyebabkan efek samping baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek ( Handayani, 2001 : 142).
Penambahan Bahan kimia dalam Obat Tradisional bertentangan dengan Peraturan Mentri
Kesehatan RI No.007/Menkes/per/2012 pasal 7 yang menyatakan Obat Tradisional dilarang
mengandung bahan kimia yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat.
3.2 Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgenik) Turunan NSAID, atau
Non-Steroidal anti inflammatory drugs. Umumnya Obat anti inflamasi (anti pembekakan) dan
beberapa jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga
dikatagorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan
analgetik ringan. Contoh obat yang berbeda di golongan ini adalah parasetamol. Tetapi Antalgin
lebih banyak sifat analgetiknya (Tjay dan Rahardja, 2007:193)
Antalgin merupakan salah satu bahan kimia obat yang cenderung ditambahkan dalam obat
tradisional atau jamu diantaranya jamu pegal linu. Dimana diketahui bahwa antalgin berkhasiat
penghilang rasa sakit dan antipiretik atau penurun panas. Penggunaan antalgin dalam dosis yang
tidak terkontrol dapat menimbulkan efek samping bahkan gangguan kesehatan antara lain
perdarahan lambung, jantung berdebar, kerusakan organ hati dan lain-lain. Hal ini telah
bertentangan dengan Peraturan Mentri Kesehatan RI No.007/Menkes/per/2012 pasal 7 yang
menyatakan bahwa Obat Tradisional dilarang mengandung bahan kimia yang merupakan hasil
isolasi atau sintetik berkhasiat obat dan melanggar Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun
1992 serta Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, karena dalam hal
ini kesehatan masyarakat telah diabaikan oleh produsen jamu.
3.3 Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pada dasarnya KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen berdasarkan
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang/eluen yang
digunakan. KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara pelaksanaannya.
Perbedaan nyata terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan
tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis,
terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah
berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :
kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul. (Watson,
2010:76)
Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan
antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus
fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya.
Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak,
serta kepolaran dan ukuran molekul.
Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses
elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab
itu pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah
umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau
campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah
jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif
polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin
dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase
gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”. (Roy J, 1991:67).
3.4 Faktor Retensi (Rf)
Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasi senyawa. Bila identifikasi nilai Rf
memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang
sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda senyawa tersebut dapat dikatakan
merupakan senyawa yang berbeda (Soebagio, 2002:145).
4. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
1 Timbangan Analitik - 1

2 Gelas Ukur 100 mL 1

`3 Pipet Tetes - 1

4 Gelas Kimia 100 mL 3

5 Kaca Arloji - 1

6 Pipet Kapiler - 3
7 Spatula - 1

8 Lumping dan Alu - 1

9 Plat KLT - 1

10 Reagen - 1

4.2 Bahan
No Nama Bahan Ukuran Gambar Keterangan
1 Antalgin 0,5 gram -

2 Jamu Pegal Linu 7 gram -


3 Beras Kencur 7 gram -

4 Metanol 20 mL Oxidizing

5 Etil Asetat 2 mL Korosif

6 Aquadest 75 mL -

5. PROSEDUR KERJA DAN PENGAMATAN


No Prosedur Kerja Pengamatan Reaksi Perhitungan
1 Sebanyak 7 gram jamu beras Dik: Jarak Eluen =
kencur ditimbang (sampel I) 3,5 cm
Jarak Sampel I
=0,1 cm
Rf1 =
=
= 0,028 cm
2 Sebanyak 7 gram jamu pegal Dik: Jarak Eluen
linu ditimbang (sampel II) =3,5 cm
Jarak sampel II
=1 cm
Rf2 =
=
= 0,28 cm
3 Digerus antalgin Dik : Jarak Eluen
(bakupembanding) kemudian =3,5 cm
ditimbang sebanyak 0,5 Jarak pembanding
gram =1cm
Rf =
=
= 0,28 cm

4 Dimasukan bahan kedalam


gelas kimia

5 Sampel I dan II
ditambahkan 75 ml aquades
dan 2 mL methanol

6 Antalgin ditambahkan 20
mL methanol.

7 Masing-masing bahan
diaduk sampai larut
8 Masing-masing larutan
ditotolkan pada plat KLT
yang telah diberi garis
pembatas.

9 Plat KLT dimasukan


kedalam beker gelas yang
telah berisi larutan eluen
(methanol, aquadest danetil
asetat
4:5:1).

10 Plat KLT dikeringkan dan


diamati larutan eluen yang
naik dengan menggunakan
sinar UV

6. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan terhadap 2 sampel jamu yaitu jamu beras kuncur dan jamu pegal
linu. Sampel-sampel tersebut diidentifikasi menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.
Dalam metode Kromatografi Lapis Tipis, untuk mengidentifikasi antalgin dalam jamu pegal linu
dapat diamati pada kromatogram berdasarkan perbandingan Nilai Rf masing-masing sampel
dengan Nilai Rf baku pembanding. Dimana harga Rf didapat dari perbandingan antara jarak
tempuh komponen dengan jarak tempuh eluen. Dalam percobaan ini pertama kali dilakukan
adalah menyediakan 2 sampel jamu yaitu jamu beras kencur (Sampel I) dan jamu pegal linu
(Sampel II) serta baku pembanding yaitu Antalgin. Selanjutnya dibuat larutaun sampel dengan
cara menimbangkan 7 gram jamu beras kencur (Sampel I) dan Jamu pegal Linu (Sampel II) yang
kemudian dituangkan ke dalam gelas kimia. Kemudian Sampel I dan Sampel II ditambahkan 75
mL aquadest dan diaduk sampai melarut. Setelah melarut Sampel I dan Sampel II tersebut
ditambahkan 2 mL metanol dan didiamkan. Setelah pembuatan larutan sampel I dan Sampel II
selanjutnya dibuat larutan baku pembanding (Antalgin). Pembuatan larutan baku pembanding
dilakukan dengan cara ditimbang antalgin yang telah digerus sebanyak 0,5 gram yang kemudian
dituangkan ke dalam gelas kimia. Selanjutnya ditambahkan 20 mL metanol dan diaduk sampai
larut. Setelah melakukan pembuatan larutan sampel dan larutan baku pembanding, selanjutnya
membuat larutan eluen. Cara membuatnya yaitu dengan menggabungkan metanol, aquadest dan
etil asetat yang memiliki perbandingan 4:5:1 yang dimasukkan kedalam reagen yang tertutup.
Setelah melakukan pembuatan larutan sampel I dan sampel II, larutan baku pembanding dan
eluen selanjutnya larutan sampel I, sampel II dan Larutan baku pembanding ditotolkan pada plat
KLT yang sudah diberikan batas garis. Setelah di totolkan kemudian plat KLT dimasukkan
kedalam reagen yang tertutup dan didiam hingga larutan eluen naik ke Plat KLT. Selanjutnya
setelah larutan eluen didiamkan kemudian plat KLT dilihat dengan menggunakan lampu UV.
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan terhadap 2 sampel Jamu yaitu jamu
beras kencur dan jamu pegal linu dengan cara Kromatografi Lapis Tipis yang bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kandungan antalgin pada jamu pegal linu, maka didapatkan data
sebagai berikut :
Jarak tempuh Jarak tempuh
No Nama komponen eluen Nilai Rf Hasil
(cm) (cm)
Antalgin (Baku
1. 1 3,5 0,28 +
Pembanding)
Jamu Beras Kencur
2. 0,1 3,5 0,028 -
(Sampel I)
Jamu pegal Linu
3. 1 3,5 0,28 +
(Sampel II)
Keterangan :
+ = mengandung Bahan Kimia Obat Antalgin
- = tidak mengandung Bahan Kimia Obat Antalgin
Hasil data menunjukkan bahwa Nilai Rf Jamu pegal linu (sampel II) sama dengan nilai Rf
Baku pembanding sedangkan pada jamu Beras Kencur (sampel I) nilai Rfnya tidak sama dengan
nilai Rf baku pembanding. Ini menandakan bahwa pada jamu Pegal linu tedapat Bahan Kimia
Obat (BKO) yaitu Antalgin.
Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasi senyawa. Bila identifikasi nilai Rf
memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang
sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda senyawa tersebut dapat dikatakan
merupakan senyawa yang berbeda (Soebagio, 2002:145).
Hasil percobaan identifikasi Antalgin dalam Jamu pegal Linu secara Kromatografi Lapis
Tipis sama dengan hasil penelitian dari Subiyandono (2005: 6) dimana dalam jurnal tersebut
peneliti mendapatkan satu sampel yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) dari tujuh
sampel jamu pegal linu yang ditelitin yaitu Antalgin. Dimana sampel tersebut mempunyai nilai
Rf yang sama dengan nilai Rf baku pembanding yaitu 0,75. Karena nilai Rf sampel dengan baku
pembanding sama maka sampel tersebut mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) Antalgin.
Sedangan dalam percobaan ini mendapatkan satu sampel jamu pegal linu yang mengandung
Bahan Kimia Obat (BKO)dari dua sampel yang dilakukan dalam percobaan. Dimana sampel
tersebut mempunyai nilai Rf yang sama dengan baku pembanding yaitu 0,28 cm, sehingga bisa
dikatakan dalam sampel tersebut mengandung antalgin. Hal ini telah bertentangan dengan
Peraturan Mentri Kesehatan RI No.007/Menkes/per/2012 pasal 7 yang menyatakan bahwa Obat
Tradisional dilarang mengandung bahan kimia yang merupakan hasil isolasi atau sintetik
berkhasiat obat.
7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada jamu pegal linu
terdapat Bahan Kimia Obat (BKO) yaitu Antalgin dan hal ini bertentangan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI tahun 2012.
7.2 Saran
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan pratikan menyarankan :
7.2.1 Agar dilakukan identifikasi terhadap jenis jamu lain yang diduga mengandung Bahan Kimia
Obat Seperti Parasetamol.
7.2.2 Dilakukan percobaan lebih lanjut untuk analisa Bahan Kimia Obat (BKO) yang tekandung dalam
jamu pegal Linu dengan menggunkan metode HPLC.
8. DAFTAR PUSTAKA
Syadawi, A. (2012). Identifikasi beberapa Senyawa Analgentik dalam jamu pegal linu yang beredar
di kota Padang. Skripsi. Farmasi. Universitas andalas. Indonesia.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Public Warning tentang Obat
Tradisional Mengandung bahan Kimia Obat Http://www.pom.go.id. Diakses 27 November 2016.
Duryatno, S. (2003). Aneka Ramuan Berkhasiat dati Temu-Temuan. Jakarta : Puspa swara.
Gandjar, I. G., Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Handayani, L. (2001). Pemamfaatan Obat Tradisional dalam Menangani Masalah
Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia.
Permenkes No. 007. (2002). Registrasi Obat Tradisional.
Roy, J. (1991). Pengantar Kromatografi. Bandung : ITB.
Soebagio. (2002). Kimia Analitik. Makasar : Universitas Negeri Makasar.
Soraya, R., Ratnawati, J., dan Sutardi, O. I. (2013). Pemantauan Kualitas Jamu Pegal Linu Yang
Beredar di Kota Cimahi. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 01. No.01. Hal. 45-48.
Subiyandono. (2005). Identifikasi Antalgin Dalam Jamu Pegal Linu Yang Beredar Di Palembang
Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Farmasi Poltekkes Depkes. Vol. 06, No. 07. Hal. 4-8.
Rahardja, K., dan Tjay, T. H. (2007). Obat penting Khasiat, penggunaan , dan efek-efek
sampingnya.Jakarta : Elex Media Komputindo.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun (1992). Tentang Kesehatan. Jakarta : PT. CV. Eko
Jaya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun (1999). Tentang Perlindungan kondumen. Jakarta:
PT.CV.Eko Jaya.
Waston, D. G. (2010). Analisis Farmasi. Jakarta : Buku Kedokteran.

Вам также может понравиться

  • Makalah Semi Solid
    Makalah Semi Solid
    Документ14 страниц
    Makalah Semi Solid
    YosefLesmana
    80% (5)
  • Makalah Gel Na Diklofenak PDF
    Makalah Gel Na Diklofenak PDF
    Документ28 страниц
    Makalah Gel Na Diklofenak PDF
    Febry Arma Yenri
    Оценок пока нет
  • Kinin
    Kinin
    Документ12 страниц
    Kinin
    Eyinn Kharina
    Оценок пока нет
  • Nama
    Nama
    Документ11 страниц
    Nama
    Kartika Rizky Ananda
    Оценок пока нет
  • KADAR SULFONAMIDA
    KADAR SULFONAMIDA
    Документ6 страниц
    KADAR SULFONAMIDA
    aulia
    Оценок пока нет
  • AKA19017 Mega
    AKA19017 Mega
    Документ3 страницы
    AKA19017 Mega
    Mega Tri utami
    Оценок пока нет
  • OPTIMASI RESEP
    OPTIMASI RESEP
    Документ5 страниц
    OPTIMASI RESEP
    Apt Setiawan E B S Farm
    Оценок пока нет
  • Laporan Asetosal-Pct MB
    Laporan Asetosal-Pct MB
    Документ25 страниц
    Laporan Asetosal-Pct MB
    RAFIKA
    Оценок пока нет
  • Chapter UV Vis PDF
    Chapter UV Vis PDF
    Документ9 страниц
    Chapter UV Vis PDF
    PriskilaKamagi
    Оценок пока нет
  • Hsa Kimia Fisika Obat
    Hsa Kimia Fisika Obat
    Документ15 страниц
    Hsa Kimia Fisika Obat
    Nasyitha Azzahra
    Оценок пока нет
  • Dasteo KLT
    Dasteo KLT
    Документ3 страницы
    Dasteo KLT
    ulfa
    Оценок пока нет
  • Bab 2 BTP
    Bab 2 BTP
    Документ4 страницы
    Bab 2 BTP
    Reskiyanih Ika
    Оценок пока нет
  • KADAR ASAM SALISILAT
    KADAR ASAM SALISILAT
    Документ16 страниц
    KADAR ASAM SALISILAT
    Nur Azizah
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia Farmasi Analitik Refi
    Laporan Praktikum Kimia Farmasi Analitik Refi
    Документ15 страниц
    Laporan Praktikum Kimia Farmasi Analitik Refi
    Refi TF
    Оценок пока нет
  • Jurnal 1 Farmakologi
    Jurnal 1 Farmakologi
    Документ16 страниц
    Jurnal 1 Farmakologi
    Helda Rahma
    Оценок пока нет
  • Metoda Granulasi Basah - PPT
    Metoda Granulasi Basah - PPT
    Документ22 страницы
    Metoda Granulasi Basah - PPT
    Novia Arviawidya
    100% (1)
  • ANALISIS OBAT GOLONGAN SULFA
    ANALISIS OBAT GOLONGAN SULFA
    Документ36 страниц
    ANALISIS OBAT GOLONGAN SULFA
    Mega Kurniawati
    Оценок пока нет
  • PVP (Povidon) (Handbook of Pharmaceutical Exipent Edisi VI Halaman 508 Farmakope
    PVP (Povidon) (Handbook of Pharmaceutical Exipent Edisi VI Halaman 508 Farmakope
    Документ1 страница
    PVP (Povidon) (Handbook of Pharmaceutical Exipent Edisi VI Halaman 508 Farmakope
    Gas Poll Cbs
    Оценок пока нет
  • Analisis Vitamin
    Analisis Vitamin
    Документ33 страницы
    Analisis Vitamin
    Muhammad Fikri
    Оценок пока нет
  • Rias Mata
    Rias Mata
    Документ24 страницы
    Rias Mata
    Mega Wijaya
    Оценок пока нет
  • Rahma Alya N - Analisis Kuantitatif Bahan Baku Parasetamol Dengan Metode Titrasi Nitrimetri
    Rahma Alya N - Analisis Kuantitatif Bahan Baku Parasetamol Dengan Metode Titrasi Nitrimetri
    Документ11 страниц
    Rahma Alya N - Analisis Kuantitatif Bahan Baku Parasetamol Dengan Metode Titrasi Nitrimetri
    Rahma Alya Nafisah
    100% (1)
  • KLT Tablet Ibuprofen
    KLT Tablet Ibuprofen
    Документ10 страниц
    KLT Tablet Ibuprofen
    Chyntia Yuliawati
    Оценок пока нет
  • Resep Standar Sediaan Salep
    Resep Standar Sediaan Salep
    Документ2 страницы
    Resep Standar Sediaan Salep
    Jauhar Maknun Septaza
    Оценок пока нет
  • Laporan Syrup
    Laporan Syrup
    Документ9 страниц
    Laporan Syrup
    hana
    Оценок пока нет
  • Tanaman Alkaloid Skopolamin 2
    Tanaman Alkaloid Skopolamin 2
    Документ29 страниц
    Tanaman Alkaloid Skopolamin 2
    Shafira Mae Anggita Puspitasari
    Оценок пока нет
  • Lapak Bab Ii
    Lapak Bab Ii
    Документ14 страниц
    Lapak Bab Ii
    Widdy pa
    Оценок пока нет
  • Formulasi Vhyra
    Formulasi Vhyra
    Документ5 страниц
    Formulasi Vhyra
    Hafizh Jhunko
    Оценок пока нет
  • Vit C Effervescent
    Vit C Effervescent
    Документ10 страниц
    Vit C Effervescent
    Amira
    Оценок пока нет
  • KETENGIKAN LEMAN
    KETENGIKAN LEMAN
    Документ22 страницы
    KETENGIKAN LEMAN
    Silvia Aryani
    Оценок пока нет
  • Polis Akari Da
    Polis Akari Da
    Документ60 страниц
    Polis Akari Da
    robbayani shoghiro
    Оценок пока нет
  • Taufik Rizki Ramdani Pspa 2
    Taufik Rizki Ramdani Pspa 2
    Документ8 страниц
    Taufik Rizki Ramdani Pspa 2
    muhammadmufid
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PRAKTIKUM Istikha NF
    LAPORAN PRAKTIKUM Istikha NF
    Документ10 страниц
    LAPORAN PRAKTIKUM Istikha NF
    Istikha Nurfazhilah
    Оценок пока нет
  • Tugas Sulfanilamid
    Tugas Sulfanilamid
    Документ21 страница
    Tugas Sulfanilamid
    Andi Dara
    Оценок пока нет
  • Standardisasi Bahan Alam
    Standardisasi Bahan Alam
    Документ21 страница
    Standardisasi Bahan Alam
    Indra Paqotz
    Оценок пока нет
  • GALLOTANIN
    GALLOTANIN
    Документ12 страниц
    GALLOTANIN
    Andhini Dian Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Standar Analisis
    Standar Analisis
    Документ30 страниц
    Standar Analisis
    Nofa Puspita
    Оценок пока нет
  • Tekbal Elixir Benalu Mangga Autosaved
    Tekbal Elixir Benalu Mangga Autosaved
    Документ20 страниц
    Tekbal Elixir Benalu Mangga Autosaved
    Sawitri Eka Budiasih
    Оценок пока нет
  • Infusa Isotonik untuk Dehidrasi Ringan
    Infusa Isotonik untuk Dehidrasi Ringan
    Документ1 страница
    Infusa Isotonik untuk Dehidrasi Ringan
    kupukupuhitammm
    Оценок пока нет
  • PPT. Kelompok 6. Kasus PUD
    PPT. Kelompok 6. Kasus PUD
    Документ17 страниц
    PPT. Kelompok 6. Kasus PUD
    Bima
    Оценок пока нет
  • OPTIMASI GELLING AGENT
    OPTIMASI GELLING AGENT
    Документ4 страницы
    OPTIMASI GELLING AGENT
    Ayu Ayu
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Simplisia Secara Fisika Dan Uji Mutu
    Evaluasi Simplisia Secara Fisika Dan Uji Mutu
    Документ9 страниц
    Evaluasi Simplisia Secara Fisika Dan Uji Mutu
    miftadeviaudy
    Оценок пока нет
  • Mikrometrik Ayakan
    Mikrometrik Ayakan
    Документ19 страниц
    Mikrometrik Ayakan
    mulpi
    Оценок пока нет
  • Laporan Resmi 2 Formulasi & Teknologi Sediaan Cair & Semi Padat Emulsi
    Laporan Resmi 2 Formulasi & Teknologi Sediaan Cair & Semi Padat Emulsi
    Документ14 страниц
    Laporan Resmi 2 Formulasi & Teknologi Sediaan Cair & Semi Padat Emulsi
    Cahyani Dinda
    Оценок пока нет
  • Tugas FORTEK Ulalala
    Tugas FORTEK Ulalala
    Документ20 страниц
    Tugas FORTEK Ulalala
    KhaiRunnisa
    Оценок пока нет
  • Laporan Uji Mutu Tablet Allopurinol 100 MG 1
    Laporan Uji Mutu Tablet Allopurinol 100 MG 1
    Документ28 страниц
    Laporan Uji Mutu Tablet Allopurinol 100 MG 1
    Rohmawati lailatul Romadhonah
    Оценок пока нет
  • OPTIMAL][JUDUL] Metode Volumetri Dalam Analisis Kimia
    OPTIMAL][JUDUL] Metode Volumetri Dalam Analisis Kimia
    Документ55 страниц
    OPTIMAL][JUDUL] Metode Volumetri Dalam Analisis Kimia
    Indah Wulan Adjah
    Оценок пока нет
  • Af Sulfonamid
    Af Sulfonamid
    Документ15 страниц
    Af Sulfonamid
    nhyaldy
    Оценок пока нет
  • Obat Penghambat Adrenergik
    Obat Penghambat Adrenergik
    Документ27 страниц
    Obat Penghambat Adrenergik
    Pradhipta Wahyu
    Оценок пока нет
  • 011 - Kurniawati Rahayu-Laporan Praktikum Analisis Instrumen
    011 - Kurniawati Rahayu-Laporan Praktikum Analisis Instrumen
    Документ30 страниц
    011 - Kurniawati Rahayu-Laporan Praktikum Analisis Instrumen
    Ratu Wifaira
    Оценок пока нет
  • File PDF
    File PDF
    Документ75 страниц
    File PDF
    Husnul Fadilah
    Оценок пока нет
  • IDENTIFIKASI ANTRAQUINON DENGAN KLT
    IDENTIFIKASI ANTRAQUINON DENGAN KLT
    Документ14 страниц
    IDENTIFIKASI ANTRAQUINON DENGAN KLT
    Meylania Citra Dewi
    100% (1)
  • Degradasi
    Degradasi
    Документ3 страницы
    Degradasi
    ary merion
    Оценок пока нет
  • Rancangan Formula
    Rancangan Formula
    Документ15 страниц
    Rancangan Formula
    Darn Meij
    Оценок пока нет
  • Krim Lulur Ketan Hitam
    Krim Lulur Ketan Hitam
    Документ115 страниц
    Krim Lulur Ketan Hitam
    Tiwii Rebecca
    Оценок пока нет
  • Contoh Kasus Alzaimher
    Contoh Kasus Alzaimher
    Документ4 страницы
    Contoh Kasus Alzaimher
    Andre Pratama
    Оценок пока нет
  • Full
    Full
    Документ153 страницы
    Full
    Mega Dewi Anggraini
    Оценок пока нет
  • Lapleng Bahan Kimia Obat
    Lapleng Bahan Kimia Obat
    Документ15 страниц
    Lapleng Bahan Kimia Obat
    Hoceani Ines3046
    Оценок пока нет
  • Kemasan GENTAMISIN PDFFF
    Kemasan GENTAMISIN PDFFF
    Документ1 страница
    Kemasan GENTAMISIN PDFFF
    Sundari
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Sediaan Tablet
    Evaluasi Sediaan Tablet
    Документ5 страниц
    Evaluasi Sediaan Tablet
    Enggar Kurnia Paramudita
    Оценок пока нет
  • KLT EKSTRAK BUAH TOMAT
    KLT EKSTRAK BUAH TOMAT
    Документ12 страниц
    KLT EKSTRAK BUAH TOMAT
    Andi Ade Nurqalbi
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Golongan Komponen Kimia Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis
    Identifikasi Golongan Komponen Kimia Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis
    Документ19 страниц
    Identifikasi Golongan Komponen Kimia Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis
    Heru Christian
    Оценок пока нет
  • Asam Karboksilat
    Asam Karboksilat
    Документ10 страниц
    Asam Karboksilat
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Gaya Gesek
    Gaya Gesek
    Документ16 страниц
    Gaya Gesek
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Demam Tifoid
    Demam Tifoid
    Документ35 страниц
    Demam Tifoid
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ16 страниц
    Tugas
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Makalah Tentang Fungi Jamur
    Makalah Tentang Fungi Jamur
    Документ25 страниц
    Makalah Tentang Fungi Jamur
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Darah
    Darah
    Документ2 страницы
    Darah
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Asam Karboksilat
    Asam Karboksilat
    Документ10 страниц
    Asam Karboksilat
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • JENIS KOSMETIKA
    JENIS KOSMETIKA
    Документ5 страниц
    JENIS KOSMETIKA
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Maharani Fungi
    Maharani Fungi
    Документ15 страниц
    Maharani Fungi
    nahrul ikhsan
    Оценок пока нет
  • Makalah Kosmetik
    Makalah Kosmetik
    Документ11 страниц
    Makalah Kosmetik
    Aden Danu Suegsty
    Оценок пока нет
  • CTM Tablet
    CTM Tablet
    Документ17 страниц
    CTM Tablet
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Pembuatan Kurva Kalibrasi
    Pembuatan Kurva Kalibrasi
    Документ9 страниц
    Pembuatan Kurva Kalibrasi
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Percobaan v1
    Percobaan v1
    Документ20 страниц
    Percobaan v1
    YaptoMuhammadMaulana
    0% (1)
  • Maharani Fungi
    Maharani Fungi
    Документ15 страниц
    Maharani Fungi
    nahrul ikhsan
    Оценок пока нет
  • Campuran Informasi Tumbuhan
    Campuran Informasi Tumbuhan
    Документ24 страницы
    Campuran Informasi Tumbuhan
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Sediaan Radiofarmasi
    Sediaan Radiofarmasi
    Документ3 страницы
    Sediaan Radiofarmasi
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Saringan
    Saringan
    Документ2 страницы
    Saringan
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Darah
    Darah
    Документ2 страницы
    Darah
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ16 страниц
    Tugas
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Makalah Komplekso 1
    Makalah Komplekso 1
    Документ6 страниц
    Makalah Komplekso 1
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Character Building
    Character Building
    Документ6 страниц
    Character Building
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Woods
    Woods
    Документ1 страница
    Woods
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Lap Fiswan Urin
    Lap Fiswan Urin
    Документ11 страниц
    Lap Fiswan Urin
    Yolanda Himawari
    Оценок пока нет
  • Lap Fiswan Urin
    Lap Fiswan Urin
    Документ11 страниц
    Lap Fiswan Urin
    Yolanda Himawari
    Оценок пока нет
  • BERAS MERAH MANFAAT
    BERAS MERAH MANFAAT
    Документ7 страниц
    BERAS MERAH MANFAAT
    YosefLesmana
    100% (1)
  • Radiofarmasetika (Materi)
    Radiofarmasetika (Materi)
    Документ14 страниц
    Radiofarmasetika (Materi)
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Toksikologi Logam Berat
    Toksikologi Logam Berat
    Документ10 страниц
    Toksikologi Logam Berat
    YosefLesmana
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ11 страниц
    Makala H
    YosefLesmana
    Оценок пока нет