Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

( AKDK2201 )

PERKEMBANGAN BAHASA

Dosen Pembimbing :

Drs. Metroyadi, S.H., M.Pd/ Dr. H. Sarbaini, M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

1. AULIA RAHMAH (A1A213014)


2. HAIRINA WASLIAH (A1A213024)
3. KHAIRIYATI (A1A213033)
4. MUHAMMAD ALVIN (A1A213026)
5. NURUL FAJARIAH (A1A213010)
6. SYAHRANI (A1A213055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN Kn

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2014
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa
shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW karena
atas perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah perkembangan peserta didik yang dibimbing
oleh Drs. Metroyadi, S. H., M. Pd. dan Dr. H. sarbaini, M. Pd.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu demi kelancaran tugas ini. Makalah yang kami buat tentu jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki makalah-makalah yang akan dibuat kedepannya.
Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan kali ini. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah yang kami buat dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi siapa saja umumnya.
Wa’alaikumussalam warah matullahi wa barokatuh

Banjarmasin, 24 Februari 2014

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan .........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4

A. Pengertian Perkembangan Bahasa ................................................................4


B. Tahap Perkembangan Bahasa .......................................................................6
C. Karakteristik perkembangan bahasa remaja..................................................9
D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa .....................................10
E. Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa .........11
F. Hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir...............12
G. Proses perkembangan peserta didik .............................................................14
H. Hambatan perkembangan bahasa anak ........................................................16
I. Upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa
dan implikasinya bagi pendidikan ................................................................18

BAB III PENUTUP ..........................................................................................19

A. Kesimpulan ..........................................................................................19
B. Saran ..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................21


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang yang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang
berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di
mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan
dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar
disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah
sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan
memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja)
menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan
atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan
istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi
dengan dunia lain. “tangis” atau menangis di saat kelahiran, merupakan arti bahwa di
samping menunjukan gejala kehidupan juga merupakan cara bayi itu berkomunikasi dengan
sekitar. Pengertian sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara
untuk menyampaikan isi pikiran pada orang lain. Dalam berbahasa ada dua pihak yang
terlibat, pihak penyampai isi pikiran dan pihak penerima isi pikiran. Dalam percakapan atau
berdialog, pihak-pihak itu saling berganti fungsinya, antara penerima dan penyampai isi
pikiran.

Dalam perkembangan awal bahasa lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau
perasaannya dengan taingis dan atau ocehan. Ia menangis atau mungkin menjerit jika tidak
senang atau sakit dan mengoceh atau meraba jika sedang senang. Ocehan-ocehan itu semakin
lama akan jelas, dan bayi itu mampu menirukan bunyi-bunyi yang didengarnya.
Perkembangan lebih lanjut, seorang bayi (anak) yang telah berusia 6-9 bulan, mulai
berkomunikasi satu kata atau dua kata, seperti “maem” dan “bu maem”. Dengan demikian
seterusnya anak mulai mampu menyusun kalimat tiga kata untuk menyatakan maksud atau
keinginannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perkembangan bahasa?
2. Bagaimanakah tahap perkembangan bahasa?
3. Bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa remaja?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa?
5. Apa perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa?
6. Bagaimana hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir?
7. Bagaimanakah proses perkembangan peserta didik?
8. Apa sajakah hambatan perkembangan bahasa anak?
9. Apa upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kemampuan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan bahsa.
2. Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan bahsa.
3. Memahami karakteristik perkembangan bahasa pada remaja.
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.
5. Memahami akan perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa
6. Memahami hubungan kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berpikir
7. Mengetahui proses perkembangan bahasa peserta didik
8. Mengetahui hambatan perkembangan bahasa anak
9. Memahami upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan bahasa dan
implikasinya bagi pendidikan.
D. Manfaat
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, terutama pengetahuan tentang
perkembangan bahasa dalam mata kuliah perkembangan peserta didik.
2. Dapat dipertimbangkan sebagai bahan pemikiran atau masukan.
3. Memberikan informasi baik bagi penulis maupun pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bahasa


Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian bahasa :
1. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
(pendapat, perasaan, dll) dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati
bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang
bermakna, dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu
komunitas atau masyarakat (Sinolungan, 1997; Semiawan, 1998).
2. Bahasa (language) merupakan sebarang bentuk komunikasi diantara orang-orang,
baik yang bersifat verbal atau pun gerak isyarat dan sikap, penggunaan lambang-
lambang dalam komunikasi (kamus umum psikologi).
3. Bahasa merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasar perkembangan intelegensi
(Prof. Dr. Utami Munandar, 1995:153).
4. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup
semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pikiran, seperti dengan
menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik wajah (Syamsu
Yusuf, 2004:118)
Seorang ahli psikologi perkembangan dari Illinois State University Laura E. Berk (1989)
menyatakan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks dan mengagumkan.

Berbagai peneliti psikologi perkembangan mengatakan bahwa secara umum


perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainya, meskipun kadang-
kadang ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripadi
perkembangan bahasanya. Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya maka para ahli psikologi
perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam
menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.

Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh
seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Sejak seorang bayi
mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi,
tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu
tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa merupakan hasil belajar
dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, “meniru”
dan “mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Belajar
bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai
bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komnikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-
tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya
seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

Beberapa bentuk bahasa yang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara
lain sebagai berikut:

1. Bahasa Lisan
Bahasa lisan merupakan bahasa primer dan bentuk bahasa yang paling efektif untuk
berkomunikasi dan paling banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
lisan lebih ekspresif karena mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
2. Bahasa Tulisan
Bahasa tulisan merupakan bahasa sekunder yang digunakan dengan memanfaatkan
media tulis. Pengungkapan ide, pikiran dan perasaan dilakukan dengan menyusun
huruf-huruf sebagai unsurnya. Huruf-huruf tersebut tersusun menjadi kata dan
kalimat, yang merupakan ekspresi dari pikiran atau perasaan yang akan disampaikan.
Dalam bahasa tulis, kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, ataupun
sususan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca digunakan untuk mengungkapkan ide yang dapat secara tepat
dan benar ditangkap oleh pembaca, yaitu orang yang kita inginkan untuk menerima
informasi tersebut. Kesalahan dalam penggunaan ejaan akan menimbulkan salah
pengertian dan penafsiran dari maksud yang ingin kita sampaikan.
3. Bahasa Tubuh / Bahasa Isyarat
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-
bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah
serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali
dilakukan tanpa disadari. Tapi, bahasa tubuh atau bahasa isyarat
dipergunakan secara sengaja oleh orang-orang tertentu yang memiliki keterbatasan
dalam menggunakan bahasa lisan atau dalam situasi dan kondisi tertentu.
Sebagaimana fungsi bahasa lain, bahasa tubuh juga merupakan ungkapan komunikasi
yang paling nyata, karena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan terhadap
orang lain.

B. Tahapan Perkembangan Bahasa


Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang
memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu. Sedangakn menurut kaum empiris yang
dipelopori para penganut aliran behavioristik memandang bahwa kemampuan berbahasa
merupakan hasil belajar individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Pengusaan bahasa
merupakan hasil dari penyatu paduan peristiwa-peristiwa linguistik yang diamati dan dialami
selama masa perkembangannya. Menurut para penganut aliaran behavioristik, penggunana
bahasa merupakan asosiasi yang terbentuk melalui proses pengondisian klasik (classical
conditioning), pengondisian operan (operant conditioning), dan belajar sosial (social
learning).
Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk
(1989) dapat dibagi kedalam empat komponen, yaitu :
1. Fonologi (phonology), berkenaan dengan bagaimana individu memahami dan
menghasilkan bunyi bahasa.
2. Semantik (semantics), merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari
konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
3. Tata bahasa (grammar), merujuk pada penguasaan kosa kata dan memodifikasikan
cara-cara yang bermakna. Pengetahuan tentang grammar meliputi dua aspek utama,
yakni :
a. Sintak (syntax), yaitu aturan-aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun
kedalam kalimat yang dapat dipahami.
b. Morfologi (morphology), yaitu apikasi gramatikal yang meliputi jumlah, tenses,
kasus, pribadi, gender, kalimat aktif, kalimat pasif, dan berbagai makna lain
dalam bahasa.
4. Prakmatik (pragmatics), merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa. Ini berkenaan
dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan
orang lain.

Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan


kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan ke dalam
tahap-tahap berikut ini :

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)


Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyai fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi
ujaran sebagai reaksi terhadap orang lain yang ada di sekitarnya sebagai upaya
mencari kontak verbal.
2. Tahap holofrastik atau kalimat sau kata (1,0-1,8 tahun)
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang
diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebgai suatu kalimat penuh mencakup
aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya
terhadap sesuatu. Anak yang menyatakan “mobil” dapat berarti “saya mau main
mobil-mobilan”, “saya mau ikut naik mobil sama ayah”, atau “saya minta
diambilkan mobil mainan”, dan sebagainya.
3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai memilki banyak kemungkinan untuk menyatakan
kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang
disebut dengan istilah “kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya,
anak mengucapkan “mobil-mobilan siapa?” atau bertanya “itu mobil-mobilan milik
siapa?”, dan sebagainya.
4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai
bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai
menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadapa sejumlah dan tipe
kata secara berangsr-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan
perkembangan anak.
5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
Pada tahap ini anak semakin mampu mengembvangkan struktur tata bahasa yang
lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana
dengan komplementasi, relativasi, dan kunjungsi. Perbaikan dan penghalusan ynag
dilakukan pada periode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari
keteraturan tata bahasa dan fonologis dalam bahasa terkait.
6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa
mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.
Keterampilan dan performansi taat bahasa terus berkembang ke arah tercapainya
kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi
komunikasi.

C. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan
demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan
sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau
bahasa itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan
dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses
belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang
terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan
memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja)
menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan
atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan
istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya
pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang
sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut
mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja
otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak
akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain,
kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang
anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak
terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan
bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

E. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa


Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki
kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan
mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak
tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat
dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh
lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan
individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi
sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan
akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai
dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda
juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.

F. Hubungan Kemampuan Berbahasa dengan Kemampuan Berpikir


Berpikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi atau
memprosesan informasi Yang berlangsung selama munculnya respons. Dalam proses berpikir
digunakan simbol-simbol yang memiliki makna atau arti tertentu bagi masing-masing
individu. Manifestasi dari proses berpikir manusia adalah bahasa.
Aktifitas berpikir individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan simbol-simbol
verbal dan hukum tata bahasa guna menggabungkan kata-kata menjadi suatu kalimat yang
bermakna. Betapapun seseorang dalam berpikir tidak mengeluarkan kata-kata secara eksplisit
melainkan hanya di dalam hati, sesungguhnya ketika proses berpikir itu terjadi juga
menggunakan bantuan bahasa. Hanya saja bahasa yang digunakannya hanya dilafalkannya di
dalam hati. Misalnya ketika suatu saat seseorang menyaksikan pertandingan sepak bola
kemudian setelah pulang ditanya tentang bagaimanan serunya proses pertandingan sepak bola
tersebut. Orang tersebut pasti akan membayangkan setidak-tidaknya bagaimanan permainan
sepakbola yang telah disaksikan tadi. Bagaimanan seorang pemain berhasil menyarangkan
bola ke gawang lawan, dan bagaimana bola dioperkan dari satu kaki ke kaki yang lain dari
para pemain kemudian orang tersebut dapat menjelaskan dengan bahasa kepada orang yang
bertanya tadi.
Sebagaimana di paparkan sebelumnya bahwa aktivitas berpikir juga melewatkan bahasa
berpikir yang terjadi dalam hati atau yang seringkali dkenal dengan percakapan dalam hati.
Bahasa merpakan alat yang sangat berguna dan sangat membantu individu untuk berpikir.
Bahasa juga mengekspresikan hasil pemikiran tersebut. Jadi, berpikir dan berbahasa
merupakan dua aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif
bersamaan. Seringkali dikatakan oleh banyak orang bahwa kemampuan berpikir seseorang
menentukan dan sekaligus dapat memahami dari kemampuan bahasanya. Sebaliknya
kemampuan bahasa seseorang merupakan pencerminan dari kemampuan berpikir seseorang.
Meskipun demikian, dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang kemampuan
berpikirnya bagus tetapi kemampuan bahasanya kurang. Sebaliknya, ada juga orang pandai
berbahasa tetapi kemampuan berpikirnya tidak sebagus kemampuan berbahasanya. Seringkali
kita jumpa sejumlah orang yang mampu menulis dengan bagus untuk mengekspresikan
pemikirannya, tetapi ketika diminta untuk mempresentasikan hasil tulisannya ternyata bahasa
yang digunakan untuk menyampaikan pikiran-pikirannya idak menarik. Sebaliknya, ada
sejumlah orang yang ketika dipresentasikan pikiran-pikirannya sangat menarik bahkan sangat
memukau banyak orang. Tetapi ketika diminta menuangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk
tulisan menjadi tidak menarik.
Secara rinci dapat didefinisikan sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa, yaitu sebagai berikut.
1. Kognisi
Tinggi-rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat-lambatnya
perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa
terdapat korelasiyang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2. Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah atau interaksinya relatif
demokratis akan mempercapat perkembangan bahasa anggota keluarganya dibanding
yang menerapkan pola komunikasi dan interaksi sebaliknya.
3. Jumlah anak atau anggota keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga,
perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi
dibandingkan keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota
keluarga lain selain keluarga inti.
4. Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahirannya di tengah akan lebih
cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak tengah
memiliki arah komunikasi ke atas maupun ke bawah. Adapun anak sulung hanya
memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah
komunikasi ke atas saja.
5. Kedwibahasaan (bilingualism)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu anak
lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa mengguanakan bahasa secara
bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa Sunda dan di luar
rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.

G. Proses Perkembangan Bahasa Peserta didik


Secara garis besar tahapan perkembangan bahasa pada anak dapat kita bagi menjadi
tahap reflexsive vocalization, babling, lalling, echolalia, dan true speech.
Tahapan-tahapan umum perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak, yaitu:
1. Reflexsive Vocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih berupa
refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal
tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
2. Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan
mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan
telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
3. Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas.
Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s.d. 6 bulan sehingga ia mulai dapat
mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “pa….pa…,
ma..ma….”
4. Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara
yang didengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah
atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
5. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa
disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
Sementara itu, Tarigan (2009: 246-251) menjabarkan perkembangan bahasa menjadi
beberapa tahapan.
1. Tahap Meraban (Pralinguistik) Pertama
Pada tahap meraban pertama, selama berbulan-bulan awal kehidupan, bayi menangis,
mendekut, mendenguk, menjerit dan tertawa. Mereka seolah-olah menghasilkan tiap-
tiap jenis bunyi yang mungkin dibuat.
2. Tahap Meraban (Pralinguistik) Kedua
Tahap ini disebut juga tahap omong-kosong, tahap kata tanpa makna awal tahap
meraban kedua ini biasanya pada permulaan kedua, tahun pertama kehidupan. Anak-
anak tidak mengahsilkan suatu kata yang dapat dikenal, tetapi mereka berbuat seolah-
olah mengatur ucapan mereka sesuai dengan pola suku kata.
3. Tahap 1: Tahap Holofrastik (Tahap Linguistik Pertama)
Ini adalah tahap satu kata, yang dimulai sekitar usia satu tahun. Akan tetapi, justru
pada saat inilah tahap-tahap perkembangan linguistik berhenti lalu dihubungkan
dengan usia secara terpercaya. Ucapan satu kata pada periode ini disebut holofrase
karena anak menyatakan makna keseluruhan frase atau kalimat dalam satu kata yang
diucapkannya itu.
4. Tahap II : Ucapan-ucapan Dua-Kata
Tahap linguistik kedua ini biasanya dimulai menjelang hari ulang tahun kedua, tetapi
seperti yang telah dikatakan dahulu, terdapat sejumlah variasi perseorangan di antara
anak-anak normal. anak-anak memasuki tahap ini dengan pertama kali mengucapkan
dua holofrase dalam rangkaian yang cepat. Misalnya, anak yang menggunakan
holofrase mata dan mama mungkin menunjuk kepada bola mata dan ikuti oleh jeda
sebentar, lalu kepada mama. Maknanya akan terlihat dari urutan “mata mama”,tetapi
jelas anak itu telah mempergunakan dua buah holofrase untuk menyatakan makna
tersebut. Segera setelah itu, anak mulai memakai ucapan-ucapan dua-kata, seperti
saya makan, mau minum, dan sebagainya.
5. Tahap III: Pengembangan Tata Bahasa
Usia yang merupakan saat keluarnya anak-anak dari tahapan II sangat berbeda-beda.
Ada anak yang memasuki tahap III pada usia dua tahun, ada pula yang masih tetap
mepergunakan ucapan dua kata secara ekslusif sampai melewati hari ulang
tahunnyayang ketiga. selama tahap III anak-anak mengembangkan sejumlah sarana
ketatabahasaan. panjang kalimat mereka bertambah, tetapi hal ini tidaklah begitu
penting karena ucapan-ucapan mereka semakin bertambah rumit.
6. Tahap IV: Tata Bahasa Menjelang Dewasa
Pada tahap IV, anak-anak memulai dengan struktur tata bahasa yang lebih rumit;
banyak di antaranya yang melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relativisasi dan konjungsi.
7. Kompetensi Lengkap

H. Hambatan Perkembangan Bahasa Anak


Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi
anak, pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak
masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak.Salah satu penyebab tidak
diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan
mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila
anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan
menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara
anak. Anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali
menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik, sangat kurang
kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak.Sedangkan anak yang
berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan
dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari
betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata,
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara,
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur,
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.

Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat
beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:

1. Anak cengeng
Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan
pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapat berupa
kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak
fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak
dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan reaksi sosial
terhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu peranan orang tua
sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan
komunikasi yang efektif bagi anak.
2. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota
keluarga lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbendaharaan kata pada anak. Di
samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan
mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Bagi keluarga yang
menggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan lebih banyak mengalami kesulitan
untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu
rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam
memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan apabila
anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu pembicaraan.

I. Upaya Pengembangan Bahasa dan Implikasinya bagi Pendidikan


Jika perkembangan kemampuan berbahasa merupakan konvergensi atau perpaduan dari
faktor bawaan dan proses belajar dari lingkungannya, intervensi pendidikan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis menjadi sangat penting. Hanya mengandalkan faktor bawaan
yang diturunkan oleh orang tua adalah keputusan yang tidak bijaksana karena hasilnya yang
kurang memuaskan. Intervensi pendidikan melalui proses belajar dari lingkungan dapat
diupayakan dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berkembangnya bahasa
secara optimal. Lingkungan yang dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dan
berlatih mengembangkan kemampuan bahasa perlu dikembangkan secara maksimal, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Agar kemampuan berbahasa remaja dapat berkembang secara optimal, sejak dini anak
perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif.
Situasi yang menunjang perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh
para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat perlu memberikan dukungan yang bersifat
kondisi psikologi dan sosiokultural bagi perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat sangat perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati
atau mendorong anak atau remaja untuk berani mengomunikasikan pikiran-pikirannya. Cara
demikian, akan sangat membantu perkembangan bahasa remaja karena mereka leluasa dan
tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan untuk mengomunikasikan apa saja yang
dipikirkannya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang ahli psikologi perkembangan dari Illinois State University Laura E. Berk (1989)
menyatakan bahwa perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling
kompleks dan mengagumkan. Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan
dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat
dibedakan ke dalam tahap-tahap berikut ini :
1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)
2. Tahap holofrastik atau kalimat sau kata (1,0-1,8 tahun)
3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan
demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan
sekolah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah umur anak,
kondisi lingkungan, kecerdasan anak, status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan
individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi
sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir. Berpikir dan berbahasa juga merupakan
dua aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan.
Seringkali dikatakan oleh banyak orang bahwa kemampuan berpikir seseorang menentukan
dan sekaligus dapat memahami dari kemampuan bahasanya. Sebaliknya kemampuan bahasa
seseorang merupakan pencerminan dari kemampuan berpikir seseorang.

Tahapan-tahapan umum perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak, yaitu:

1. Reflexsive Vocalization
2. Babling
3. Lalling
4. Echolalia
5. True Speech
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat
beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, yaitu anak cengeng dan anak sulit
memahami isi pembicaraan orang lain. Agar kemampuan berbahasa remaja dapat
berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang
memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang perkembangan bahasa
juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain, masyarakat
perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi psikologi dan sosiokultural bagi
perkembangan bahasa remaja. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sangat
perlu menciptakan suasana yang dapat membesarkan hati atau mendorong anak atau remaja
untuk berani mengomunikasikan pikiran-pikirannya.

B. Saran
Untuk mengembangkan perkembangan dalam berbahasa, maka perlu kita ketahui lebih
dahulu tentang apa itu perkembangan bahasa dan supaya kemampuan berbahasa remaja
dapat berkembang secara optimal, sejak dini anak perlu diperkenalkan dengan
lingkungan yang memiliki kemampuan berbahsaa yang variatif. Situasi yang menunjang
perkembangan bahasa juga perlu diciptakan dan dikembangkan oleh para guru di
sekolah. Di sisi lain, masyarakat perlu memberikan dukungan yang bersifat kondisi
psikologi dan sosiokultural bagi perkembangan bahasa remaja
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Muhammad Asyam Farrosi (2013). Makalah Perkembangan Bahasa Peserta Didik
(Online). Tersedia di: http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-
bahasa peserta.html. Di akses: 10 Februari 2014.
Fathia Shan (2012). Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa (Online). Tersedia di :
http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-
bahasa.html. Diakses : 11 Februari 2014.

Вам также может понравиться

  • Kimia Kelompok 2
    Kimia Kelompok 2
    Документ26 страниц
    Kimia Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ21 страница
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Kelompok 7:: Alya Defani Herliana M Ilham Fahreza Nabila Edrianis P
    Kelompok 7:: Alya Defani Herliana M Ilham Fahreza Nabila Edrianis P
    Документ10 страниц
    Kelompok 7:: Alya Defani Herliana M Ilham Fahreza Nabila Edrianis P
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Fisika Kelompok 4
    Fisika Kelompok 4
    Документ10 страниц
    Fisika Kelompok 4
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Sejarah
    Sejarah
    Документ20 страниц
    Sejarah
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Tugas Agama
    Tugas Agama
    Документ20 страниц
    Tugas Agama
    Herliana
    Оценок пока нет
  • IK Kelompok 5
    IK Kelompok 5
    Документ15 страниц
    IK Kelompok 5
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ15 страниц
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ15 страниц
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ15 страниц
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Biologi Kelompok 2
    Biologi Kelompok 2
    Документ17 страниц
    Biologi Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ15 страниц
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Документ21 страница
    Bab I Pertumbuhan Perkembangan
    Herliana
    Оценок пока нет
  • PPD
    PPD
    Документ32 страницы
    PPD
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Sejarah
    Sejarah
    Документ21 страница
    Sejarah
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Sejarah
    Sejarah
    Документ20 страниц
    Sejarah
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Bab II Metabolisme
    Bab II Metabolisme
    Документ60 страниц
    Bab II Metabolisme
    Herliana
    Оценок пока нет
  • PPD
    PPD
    Документ32 страницы
    PPD
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Biologi Kelompok 2
    Biologi Kelompok 2
    Документ17 страниц
    Biologi Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет
  • PPD
    PPD
    Документ32 страницы
    PPD
    Herliana
    Оценок пока нет
  • PPD
    PPD
    Документ32 страницы
    PPD
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Fisika Kelompok 4
    Fisika Kelompok 4
    Документ10 страниц
    Fisika Kelompok 4
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Документ15 страниц
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Документ25 страниц
    Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Документ22 страницы
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Документ25 страниц
    Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Документ15 страниц
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Документ15 страниц
    Makalah Pengembangan Peserta Didik
    Herliana
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Документ25 страниц
    Kelompok 2
    Herliana
    Оценок пока нет