Вы находитесь на странице: 1из 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya
proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental
dan social. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar
kehamilan data berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu
hamil meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, elimnasi, seksual, mobilisasi
body, exercise, istirahat tidur, imunisasi, persiapan laktasi, perawatan payudara, tanda
dimulainya persalinan, tekhnik relaksai, persiapan persalinan untuk ibu dan bayi, memantau
kesejahteraan bayi baik pada trimester I, II maupun III.
Namun, disini kami akan menjelaskan kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester I. Hal ini
di lakukan karena sudah ditentukan oleh dosen pembimbing kami.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana kebutuhan fisik yang di butuhkan ibu hamil dalam trimester I
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kebutuhan fisik yang dibutuhkan oleh ibu hami pada trimester I

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Pada
dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:
- Udara yang bersih
- Tidak kotor atau polusi udara
- Tidak bau,dan sebagainya
Pada prinsipnya hindari ruangan atau tempat yang dipenuhi oleh polusi udara
(terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok). Untuk mencegah hal tersebut
diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan :
1. Latihan nafas melalui senam hamil
2. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
3. Makan tidak terlalu banyak
4. Kurangi atau hentikan merokok
5. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma
dan lain – lain.
2.2 Nutrisi / gizi

Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan kkal/hari. Pada saat
hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak
berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per
hari, ibu hamil harusnya mengonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup
cairan (menu seimbang).
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita
normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi

2
ibu hamil 40 % digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %) digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg. asupan makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
- Pertumbuhan dan perkembangan janin
- Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
- Sumber tenaga
- Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester Pertama
a. Minggu 1 sampai minggu ke-4
Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi
nasi putih). Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang
tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari.
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi
sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
b. Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi
sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6
porsi, buah 3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau
produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi
c. Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang
kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000
miligram/hari. Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons, keju
cheddar 1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1
cangkir.
d. Minggu ke-9
Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati,
kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga
vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-

3
eklampsia. Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1
kiwi sedang (74 miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
e. Minggu ke-10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin,
diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur, kacang-
kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk unggas,
daging, dan minyak kanola.
f. Minggu ke-12
Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3, dan
B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan
gigi, vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah
Anda akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apalagi
jantung janin siap berdenyut.

Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang
sehat, antara lain :
- Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
- Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas
- Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
- Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna
- Hindari merokok
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri
dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga,
pembangun, pengatur dan pelindung.
a. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15 % lebih
banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh
dari karbohidrat dan lemak.
b. Sumber Pembangun

4
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan
sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dan
kandungan.
c. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Sumber
ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
- Kalori : 2500 Kkal
- Protein : 85 g
- Kalsium (Ca) : 1,5 g
- Zat besi (Fe) : 15 mg
- Vitamin A : 6000 IU
- Vitamin B : 1,8 mg
- Vitamin C : 100 mg
- Riboflavin : 2,5 mg
- As nicotin : 18 mg
- Vitamin D : 400-800 IU
Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-
beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut. Pada kehamilan
trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa
mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh
baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit,
buah-buahan segar dan jus.
Adapun cara pengolahan makanan yang sehat dan tepat sebagai berikut :
- Pilihlah sayuran dan buah-buahan yang segar dan berwarna kuning
- Pilihlah daging dan ikan yang segar
- Cucilah tangan yang bersih sebelum dan sesudah mengolah makanan
- Cucilah bahan makanan yang bersih
- Jangan memasak sayuran sampai layu
- Konsumsilah makanan yang diolah sampai matang

5
- Hindari pemakaian zat pewarna, pengawet, bumbu masak (vetsin)
- Hindari pemakaian minyak yang sudah berkali-kali digunakan
- Perhatikan tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin, mineral dan tempat makanan
kalengan
Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan aman jangan membiarkan
binatang berkeliaran didapur.

2.3 Personal hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene pada ibu hamil adalah
kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena
badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu
proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-
perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kesehatan pada ibu
hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan
hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan kebersihan diri (personal
hygiens) pada ibu hamil itu sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat
memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi.
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan
diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian
karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat
menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y, dkk.2008)
1. Tujuan perawatan personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006 dan Ambarwati, E.R
dan Sunarsih T. 2009)
a. Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

6
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006


dan Ambarwati, E.R dan Sunarsih T. 2009)
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, sabun mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Personal Hygiene yang Berkaitan dengan Perubahan Sistem pada Tubuh Ibu Hamil.
(Rukiyah A Y, dkk.2009)

7
a. Selama kehamilan pH vagina menjadi asam dari 4 – 3 menjadi 5-6,5
akibat vagina mudah terkena infeksi.
b. Stimulus estrogen menyebabkan adanya Flour Albus (keputihan).
c. Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat.
d. Uterus yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan
keinginan wanita hamil untuk sering berkemih.
e. Mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari
depan ke belakang.

4. Manfaat Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil (Rio. 2011)
a. Dengan mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi
kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini
mengurangi terjadinya Infeksi, khususnya sesudah melahirkan.
b. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
 Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk
mengeluarkan tinja
 Bulu kemalauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat
anus yang akan dibersihkan karena hal tersebut akan mempermudah
penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi
 Selama menunggu persalinan tiba ibu diperbolehkan untuk berjalan-
jalan disekitar kamar bersalin
 Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti pete dan
jengkol
5. Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Personal Hygiens Ibu Hamil (Rio. 2011)
Pada personal hygiens ibu hamil, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
personal hygiens pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala,
kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebersihan kuku tangan dan
kaki.
a. Kebersihan rambut dan kulit kepala

8
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan
karena over activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin
memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama
kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga
kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting.
Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna
menghilangkan segala kotoran, debu dan endapan minyak yang
menumpuk pada rambut membantu memberikan stimulasi sirkulasi darah
pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut dan kulit
kepala.
b. Kebersihan gigi dan mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga
dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam gigi
yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada
dokumentasi yang mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan.
c. Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens
dengan menggunakan sikat dan pasta gigi sedangkan untuk kebersihan
area mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang
dicampur dengan antiseptik.
d. Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme
(produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus
selalu terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk
trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada
gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan
karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.
e. Kebersihan payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu harus dibersihakan
kalau terbasahi oleh kolostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada
putting susu dan sekitarnya. Putting susu yang masuk diusahakan supaya
keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. Payudara perlu

9
disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan
baik pada saat diperlukan.

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami eneg dan mual (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan peran perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Tindakan penembalan gigi dan
pencabutan gigi jarang merupakan kontraindikasi. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik hal ini dapat mengakibatkan komplilkasi, seperti nefritis,
septikemia, sespsis puerperalis, oloeh karena infeksi di rongga mulut misalnya pulpitis yang
telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana. Maka dari itu
bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur
sewaktu hamil (Wiknjosastro dalam Prawihardjo, 2005 dalam Rukiyah A.Y, dkk.2009)
2.4 Pakaian

Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat,
mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan dibagian perut atau pergelangan tangan,
pakaian juga tidak baik jika terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh
sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita
hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar.
Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik
bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki
yang sering terjadi. Kaos kaki ketat tidak boleh digunakan.
 BH
Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan nyeri
punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan
menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit dibahu. Pemakaian BH
dianjurkan terutama pada kehamilan dibulan ke 4 sampai ke 5 sesudah terbiasa boleh
menggunakan BH tipis atau tidak memakai BH sama sekali jika tanpa BH terasa lebih
nyaman. Ada dua pilihan BH yang biasa tersedia, yaitu BH katun biasa dan BH nylon
yang halus.
 Korset

10
Korset yang khusus untuk ibu hamil dapat membantu menekan perut bawah yang
melorot dan mengurangi nyeri punggung. Korset ibu hamil didesain untuk meyangga
bagian perut diatas sympisis pubis di sebelah depan dan masing-masing di sisi bagian
tengah pinggang disebelah belakang. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan
(selain menyangga dengan ketat tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan
pada wanita hamil yang mempunyai tonus otot perut yang rendah. Untuk kehamilan
dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil tidak
dianjurkan untuk mengenakannya.

2.5 Eliminasi

Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang
berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada
masa kehamilan. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal – hal tertentu yang harus
dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAk dan BAB.

a. EliminasiUrin

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urine atau alvi (buang
air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air
kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).

b. EliminasiAlvi (Defekasi)

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua
pusat yang menguasai reflex untuk defekasi, yang terletak di medulla dan sumsum tulang
belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu reflex
defekasi intrinsic dan reflex defekasi parasimpatis.

Eliminasi pada Ibu Hamil

Trimester I : Frekuensi BAK meningkat karena kandungan kencing tertekan oleh pembesaran
uterus, BAB normal konsistensi lunak.

11
Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil trimester 1 yang Harus Terpenuhi. Trimester I : Cukup
karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi

 Diet dan asupan

Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang memengaruhi output urine (jumlah
urine) dan defekasi. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain
itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine. Disamping itu makanan yang
memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang
dikonsumsi pun dapat memengaruhinya.

 Respon keinginan awal untuk berkemih


Kebiasaan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak
tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah
pengeluaran urin.
 Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait
dengan tersedianya fasilitas toilet. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya
hidup sehat/ kebiasaan melakukan eliminasi di tempat yang bersih atau toilet, etika seseorang
tersebut buang air di tempat terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam
proses defekasi.
 Stress psikologis
Meningkatkan stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena
meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
 Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut
dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil.
Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan bertambahnya usia
 Asupan cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena itu,
proses absopsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi.

12
 Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi proses eliminasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut
berhubungan langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi
lainnya, seperti diabetes mellitus.
 Kerusakan sensoris dan motoris
Kerusakan pada system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat
menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi.

Gangguan Eliminasi Berkemih

a. Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidak
mampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih.
b. Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal
sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine.
c. Perubahan polaeliminasi urine merupakan keadaan sesorang yang mengalami
gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik
sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas : Frekuensi,
Urgensi, Disuria, Poliuria, Urinariasupresi.

Gangguan Eliminasi Alvi

a. Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi


mengalami statis usus besar sehingga mengalami eliminasi yang jarang atau
keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
b. Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering
mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang
usus, mungkin ada rasa mual dan muntah.
c. Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas
berlebihan dalam lambung atau usus.
2.6 Sexual

Trimester pertama: minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya


gairah seks menurun. Bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah, lemas,

13
malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan,
dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.

Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila kehamilan berisiko
seperti:

a. Ancaman keguguran atau riwayat keguguran, akan berisiko terjadi keguguran


berulang
b. Plasenta letak rendah (ari-ari tertanam di segmen bawah rahim), khawatir
terjadi perdarahan hebat saat hubungan seksual. Riwayat kelahiran prematur,
ini juga mengancam terjadinya persalinan sebelum waktunya.
c. Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang
berfungsi sebagai pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina
robek, akibatnya hubungan seksual akan mengantarkan kuman di vagina ke
dalam rahim melalui sel-sel sperma, risikonya dapat menyebabkan infeksi
pada janin

Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan Hubungan Seksual

a. Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya.


b. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman
keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
c. Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau
ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
d. Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
e. Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim),
sehingga dapat keluar terlalu dini pada hubungan seksual, menyebabkan
perdarahan dan mengancam ibu serta janinnya.

Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita Hamil

a. Pria di atas tapi ia miring kesalah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar
berat badannya tak menekan wanita.
b. Wanita di atas tapi hindari penetrasi yang dalam.

14
c. Pria duduk di kursi atau tempat tidur dan wanita berada di atasnya. Selain tak
membebani kehamilan, posisi ini juga memudahkan wanita mengatur irama
hubungan sekaligus mengurangi tekanan di dinding rahim.
d. Pria-wanita berbaring menghadap satu arah dengan posisi wanita di depan
pria. Penetrasi dilakukan pria dari belakang.
e. Wanita dalam posisi lutut-siku (menungging). Penetrasi dilakukan pria dari
belakang.
f. Hubungan Seks Gaya koboi
Posisinya, ibu berada di atas tubuh suami, tapi dengan wajah membelakangi
wajah suami. Ibu layaknya penunggang kuda yang siap menyentak “kuda liar”
suami.
g. Hubungan Seks Posisi Membelakangi
Dengan posisi berdiri, tubuh ibu berada di depan suami di mana kedua
kakinya terbuka di antara kaki ibu. Jadi, ketika merasakan penetrasi, ibu bisa
menyelipkan kedua kaki dan memanfaatkan posisi yang menurut ibu tepat
2.7 Mobilisasi body
a. Pengertian mobilisasi

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita


keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman, 1993).
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada
fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Dari kedua definisi tersebut dpaat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk
mempertahankan fungsi fisiologis.Konsep mobilisasi dini mula-mula berasal dari ambulasi dini
yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobiliasi sebelumnya untuk
mencegah komplikasi (Roper, 1996).
b. Rentang gerak dalam mobilisasi
Menurut Carpenito (2000), dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak :
1. Rentang gerak pasif

15
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggerakkan otot-otonya secara aktif misalnya berbaring pasien dengan menggerakkan
kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan
c. Pengertian Body Mechanic
Mekanik tubuh (body mechanic) adalah usaha koordinasi diri muskuloskeletal dan sistem
saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh merupakan bagian dari
aktifitas manusia.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh:
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi system musculoskeletal dan system
saraf berupa penurunan koordinasi, sehingga dapat mempengaruhi mekanika tubuh.
2. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energy yang akan
dikeluarkan.
3. Situasi dan kebiasaan
Misalnya mengangkat benda-benda berat.
4. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan stress, sehingga akan menimbulkan
kecerobohan dalam beraktifitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara system
musculoskeletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika
tubuh.
5. Emosi

16
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang
rendah, akan mengalami perubahan dalam mekanika tubuh.
6. Nutrisi
Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan
terjadinya penyakit.
Alternatif sikap untuk mencegah dan mengurangi sakit pinggang :

1. Gerakan atau goyangkan panggul dengan tangan diatas lutut dan sambil duduk di kursi

dengan punggung yang lurus atau goyangkan panggul dengan posisi berdiri pada sebuah

dinding.

2. Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di luar rumah yaitu letakkan satu

kaki diatas alas yang rendah secara bergantian atau menggunakan sebuah kotak.

3. Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki pada lantai

lebih disukai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha.

4. Menggunakan body mekanik dimana disini otot-otot kaki yang berperan.

a. Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai yaitu dengan cara

membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah 12-18 inchi untuk

menjaga keseimbangan.

b. Untuk mengangkat objek yang berat seperti anak kecil caranya yaitu mengangkat

dengan kaki, satu kaki diletakkan agak kedepan dari pada yang lain dan juga

telapak lebih rendah pada satu lutut kemudian berdiri atau duduk satu kaki

diletakkan agak kebelakang dari yang lain sambil ibu menaikkan atau merendahkan

dirinya.

5. Menyarankan agar ibu memakai sepatu yang kokoh atau menopang dan tumit yang

rendah tidak lebih dari 1 inchi.

17
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan.

Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu,mengepel, masak, dan mengajar. Semua

pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup

waktu untuk istirahat.

Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran/pembesaran rahim

pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena pelebarab dan tekanan pada ligemen

karena adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan

pada ibu hamil.

Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil :

a. Duduk

Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi tegak. Atur dagu ibu dan tarik bagian

atas kepala seperti ketika ibu berdiri.

b. BerdiriSikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat janin berat janin

semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama. Berdiri dengan

menegakkan bahu dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke tumit kaki.

c. Berjalan

Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatuberhak tinggi atau tanpa hak. Hindari juga

sepatu bertumit runcin karena mudah menghilangkan keseimbangan.

d. Tidur

18
Ibu boleh tidur tengkurap kalau sudah terbiasa namun tekuklah sebelah kaki dan pakailah

guling supaya ada ruangan bagi anak anda. Posisi miring juga mengenangkan, namun

jangan lupa memakai guling untuk menopang beratrahim anda. Sebaiknya setelah usia

kehamilan enam bulan, hindari tidur terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah

utama dapat menyebabkan pingsang. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari

badan dapat mengurangi rasa lelah.

e. Bangun dari berbaring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk

lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan

kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri Lakukan setiap

kali ibu bangun dari berbaring.

f. Membungkuk dan mengangkat

Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak kembali. Hindari

membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu

yang ringan sekalipun

2.8 Mekanisme dan exercise

Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan oleh ibu hamil
sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental untuk menghadapi kehamilan dan
persalinannya dengan aman dan alami.( Hamilton P. ( 1995 ))
Tujuan umum senam hamil
1. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga kondisi otot-otot dan
persediaan yang berperan dalam mekanisme persalinan
2. Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta kepercayaan diri sendiri dalam
menghadapi persalinan
3. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis

19
Tujuan khusus senam hamil
1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot –otot dinding perut,otot-otot dasar
panggul,ligamen,dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan
2. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan
3. Membentuk sikap tubuh yang prima,sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-
keluhan,letak janin,dan mengurangi sesak nafas.
4. Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
5. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
6. Dapat mengatur diri dalam ketenangan
Syarat mengikuti senam hamil
1. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan
2. Latihan dilakukan setelah kehamilan menapai 22 minggu
3. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin sebaiknya laihan dilakukan di rumah
sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. (Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH.1998)
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum senam hamil
 Petugas kesehatan sebaiknya mengadakan pengawasan selama melatih
 Latihan fisikatau olahraga dapat dianjurkan, dimulai mulai kehamilan 7 bulan
 Makan yang cukup agar tenaga selalu adaTidak ada kontra indikasi melakukan senam
hamil (Hamilton P. ( 1995 )).
Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan
bugar.Namun olah raga yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan perubahan fisik. Senam
yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.
Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar
usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan
untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan.
Berikut beberapa tujuan senam hamil:
1. Menguasai teknik pernapasan.
Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik
pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan.
2. Memperkuat elastisitas otot.

20
Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat
mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan keluhan
wasir.
3. Mengurangi keluhan.
Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat
perubahan bentuk tubuh.
4. Melatih relaksasi.
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi yang
diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
5. Menghindari kesulitan.
Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta
menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.

2.9 Istirahat tidur

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan dan harus
menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Kebiasaan tidur larut
malam dan kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan dikurangi seminimal
mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam. Ibu hamil harus
menghindari posisi duduk dan berdiri dalam menggunakan kedua ibu jari, dilakukan dua
kali sehari selama dua menit.
Hal utama yang menyebabkan kesulitan tidur ibu hamil adalah peningkatan
ukuran janin berubah. Selain persoalan kenyamanan, ada cukup banyak pula penyebab
lainnya. Beberapa diantaranya, ada yang bersumber dari faktor fisik, psikologis.

Faktor fisik, misalnya :

a. Sering berkemih pada ibu hamil ginjal bekerja lebih berat dari biasanya dan karena
janin dan plasenta membesar maka tekanan kandung kemih juga meningkat
keseringan berkemih juga akan bertambah.
b. Peningkatan detak jantung, selama hamil kerja jantung juga meningkat jantung akan
memompa lebih banyak darah selain mengirim suplay ke rahim, darah juga akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.

21
c. Pernafasan lebih pendek karena rahim membesar, maka kondisi ini menghasilkan
tekanan pada rongga diafragma.
d. Kram kaki dan nyeri punggung

 Posisi Tidur Ibu Hamil

Pada kehamilan trimester awal wanita hamil dapat tidur dan beristirahat dengan
berbagai posisi, yang terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman. Posisi tidur yang
nyaman akan sulit didapat oleh wanita hamil yang usia kehamilannya pada trimester
ketiga dimana uterus mulai membesar sehingga sulit dalam menentukan posisi tidur.

Semakin besar kehamilan, kurang baik bagi janin jika ibu hamil tidur terlentang,
berat bayi bersama dengan plasenta dan caritan amnion akan menekan aliran darah ke
rahim dan ke pembuluh darah balik si ibu. Oleh karena itu, ibu hamil yang tidur
terlentang setelah usia kehamilan 5 atau 6 bulan, biasanya akan mengalami pusing-
pusing karena turunnya pengiriman darah

Beberapa posisi tidur ibu hamil:

a. Posisi Tengkurap
Di awal kehamilan posisi ini cukup aman, namun paska kehamilan trimester pertama,
saat payudara mulai membesar dan lebih sensitif, posisi ini tidak lagi disarankan.
Begitu juga di minggu ke 14 saat perut mulai membesar, posisi ini tidak lagi nyaman
sehingga harus menyokong paha dengan bantal. Dari hasil survei, di kehamilan 16
minggu, hanya 1 persen ibu hamil yang tidur dengan posisi ini dan 0 persen pada usia
kehamilan di atas 16 minggu.
b. Posisi Telentang.
Dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu wanita hamil untuk tidak tidur telentang,
karena dengan tidur posisi telentang meletakan seluruh berat rahim ke bagian
belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur dengan posisi telentang juga dapat
meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, gangguan pencernaan, menganggu
pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga
dapat mempengaruhi tekanan darah. Seperti turunnya tekanan darah yang

22
menimbulkan sakit kepala. Sedangkan wanita yang memiliki tekanan darah tinggi,
posisi ini sama sekali tidak dianjurkan (Suririnah, 2004) dan (Dewi, 2008).
c. Posisi Miring Ke Kiri.
Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring kekiri, terutama
dikehamilan 16 minggu, karena janin akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi
yang lebih maksimal. Posisi ini juga membantu ginjal membuang sisa produk dan
cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki
dan tangan.
d. Posisi Miring Ke Kanan.
Posisi ini juga aman bagi wanita hamil, sehingga dapat berganti posisi dari miring ke
kiri atau kekanan, tergantung kenyamananny. Jika posisi punggung bayi kebetulan
berada di sebelah kanan, pada saat tidur miring kekiri maka janin akan
"memberontak" terus-menerus. Hal ini karena posisi janin seolah-olah jatuh
tertelungkup, untuk mengatasinya dianjurkan untuk tidur miring kekanan

2.10 Imunisasi

Saat hamil, ada berbagai penyakit yang bisa membahayakan kondisi ibu dan janin
dalam kandungan. Oleh karena itu, imunisasi sangat dibutuhkan untuk melindungi
terhadap penyakit itu.
Bila ibu hamil terinfeksi rubella (campak Jerman) pada trimester pertama
kehamilan, kemungkinan untuk mengalami keguguran sekitar 50%, serta kemungkinan
janin mengalami Congenital Rubella Syndrome (tuli, keterbelakangan mental, kelainan
jantung bawaan, dll.) sebesar 25%.
Ada beberapa imunisasi yang harus dilakukan dan dihindari oleh ibu hamil,
diantaranya sebagai berikut:
a. Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi
tetanus. Manfaat imunisasi ini adalah untuk melindungi bayinya yang baru lahir dari
tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari serangan infeksi tetanus ini.

23
Imunisasi Tetanus diberikan pada ibu hamil pada saat trisemester 1 sampai
trisemester 3. Imunisasi ini cuma dilakukan 2x saja. Pertama dilakukan pada awal
kehamilan atau lebih bagus lagi pada saat masa sebelum kehamilan. Imunisasi
Tetanus yang kedua dilakukan 2 minggu sebelum melahirkan.
b. Influenza
Imunisasi influenza dengan virus yang tidak aktif ini bisa diberikan pada ibu hamil,
bila ada indikasi ibu hamil tersebut berisiko terkena flu dalam kondisi parah. Ibu
hamil yangmenjalani kehamilan trimester kedua dan tiga di musim dingin, sebaiknya
diimunisasi influenza. Imunisasi ini aman diberikan pada ibu hamil. Ibu hamil yang
diimunisasi influenza menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap janin akibat
imunisasi tersebut.
c. Hepatitis A
Keamanan pemberian imunisasi Hepatitis A masih belum bisa dipastikan. Tapi,
vaksin punya pengaruh sangat rendah pada janin. Jadi, imunisasi ini bisa diberikan
pada ibu hamil, jika ada indikasi berisiko tinggi terkena penyakit tersebut.
d. Meningococcal Polysaccharide Vaccine (MCV4)
Pemberian imunisasi ini pada ibu hamil belum pernah menunjukkan efek merugikan
bagi ibu dan bayinya. Jadi, imunisasi Meningococcal bisa diberikan, terutama bagi
ibu hamil yang terindikasi akan terpapar virus tersebut.
e. Hepatitis B
Imunisasi ini aman bagi ibu hamil dan sebaiknya hanya diberikan bila ia berisiko
tinggi terjangkit Hepatitis B. Misalnya, ibu hamil merupakan pekerja kesehatanyang
punya kemungkinan terpapar atau tertusuk jarum suntik yang bisa menularkan virus
Hepatitis B, dll.
f. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine(PPV23)
Pemberian imunisasi ini pada trimester pertama kehamilan belum pernah dievaluasi
keamanannya. Namun, belum pernah dilaporkan adanya efek merugikan terkait
pemberian imunisasi ini pada janin yang dikandung ibu. Imunisasi Pneumococcal
melindungi ibu hamil dari penyakit diabetes mellitus, asma atau kendala sistem
pernafasan, asplenia, penyakit kardiovaskular, kelainan jantung, gagal ginjal kronis,
leukimia, sistem imun yang lemah dan lymphoma.

24
g. Diphtheria, Pertussis, dan Tetanus (DPT)
Imunisasi DT (Diphtheria dan Tetanus Toxoid) adalah yang sering digunakan.
Pemberian DPT dilakukan jika ibu hamil memiliki kemungkinan untuk terpapar
penyakit pertussis atau batuk rejan.

Ada beberapa imunisasi yang tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, diantaranya adalah:

a. Imunisasi Varicella (Cacar Air)

Imunisasi ini juga tidak diperbolehkan kepada ibu hamil karena memakai virus yang
masih hidup atau yang sudah dilemahkan. Para perempuan yang melakukan
imunisasi cacar air tidak diperbolehkan hamil hingga 1 bulan kedepan sesudah
melakukan imunisasi ini.

b. Imunisasi MMR

Imunisasi MMR tidak diperbolehkan bagi ibu hamil karena imunisasi ini berasal dari
virus yang masih hidup atau yang sudah dilemahkan. Para perempuan yang
mendapatkan imunisasi ini tidak diperbolehkan hamil hingga 4 bulan ke depan,
karena dapat mengakibakan kelainan pada janin yang dikandungnya seperti
gangguan mental, masalah mata, kelainan jantung dan ketulian.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikandalam pemberian imunisasi:

a. Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita
hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup
(varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan
bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan
b. Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal
untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi.
c. Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.

25
2.11 Persiapan laktasi

Persiapan laktasi merupakan sebuah proses panjang yang baru nyata dimulai sejak mulai
hamil. Sejak usia kehamilan tiga bulan, kolostrum sudah mulai terbentuk. Pada trimester kedua,
pembentukan kolostrum juga dirangsang oleh hormon dari plasenta yang memperlancar
pengeluaran ASI. Namun kolostrum yang terbentuk belum keluar karena masih dihambat oleh
hormon ekstrogen dan progesteron, yang akan menurun pada saat bayi lahir dan plasenta lepas.

Untuk mendukung proses persiapan menyusui itu, asupan nutrisi perlu diperhatikan
secara optimal. Makanan yang dikonsumsi harus cukup dan berimbang ragamnya. Jika keadaan
gizi ibu hamil mencukupi sampai masa menyusui, maka ia dapat memberikan zat gizi yang
cukup dari ASI-nya selama enam bulan pertama. Jadi perhatikan selalu asupan gizi. Dan juga
untuk ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas bimbingan menyusui (BPM).

Suatu pusat pelayanan kesehatan seperti RS, RB dan puskesmas harus mempunyai
kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui.
Pelayanan pada BPM terdiri atas :

 Keunggulan ASI
 Manfaat rawat gabung
 Perawatan puting susu
 Perawatan bayi
 Gizi ibu hamil dan menyusui
 Keluarga berencana

Kemudian persiapan laktasi juga dipengaruhi oleh kematangan ASI. ASI matang adalah
ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300 – 850
ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah
400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua 200 – 400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam.
Dinegara industri rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750 gr/hari
dengan kisaran 450 – 1200 gr/hari (ACC/SCN, 1991). Pada studi Nasution.A (2003) volume
ASI bayi usia 4 bulan adalah 500 – 800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah 400 – 600 gr/hari, dan
bayi usia 6 bulan adalah 350 – 500 gr/hari. Produksi ASI dapat meningkat atau menurun

26
tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama
laktasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI, yaitu :

1. Frekuensi Penyusuan

Pada ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi. ASI akan optimal dengan
pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Studi lain yang dilakukan
pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari
selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.
Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode
awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi
hormon dalam kelenjar payudara.

2. Berat Lahir

Mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan
kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar.
Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap
yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula.
Menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14
hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap
ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan
mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah
dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.

3. Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang
lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan
yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

27
4. Umur dan Paritas

Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang
diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.Menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja
dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25
bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah
melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.

5. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi
ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu
yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari
berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI. Penyakit
infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi
produksi ASI.

6. Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989)
menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung.

Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat badan bayi
sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva berat badan bayi merupakan
cara termudah untuk menentukan cukup tidaknya produksi ASI, meliputi protein, karbohidrat,
dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar payudara dan transfer dari plasma ke ASI,
sedangkan vitamin dan mineral berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi
dan biokimia yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi ASI.
Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi sintesis dalam kelenjar
payudara.

28
Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah intik pangan
aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi. Perubahan status gizi ibu yang
mengubah komposisi ASI dapat berdampak positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang
disusui. Bila asupan gizi ibu berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume ASI tidak
berubah maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu.
Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non fisiologi berperan
secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi meliputi umur penyusuan, waktu
penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut, dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi
aspek lingkungan, konsumsi rokok dan alkohol (Matheson, 1989).

2.12 Perawatan payudara

Bertujuan memelihara hygiene payudara, melenturkan atau menguatkan puttng susu, dan
mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam (retracted nipple).

Langkah – langkah perawatan payudara :

a. Periksa putting payudara untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke
dalam dengan cara memijat dasar putting susu secara perlahan.
b. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau
masuk kembali kedalam payudara maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan
perbaikan agar tbisa menonjol.
c. Dilakukan dengan cara menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari daerah
disekitar puting susu, diurut kea rah berlawanan menuju kedasr payudara sampai
semua daerah payudara. Dilakukan dua kali sehari selama 6 menit.
2.13 Tanda dimulainya persalinan

 Kontraksi Dini

Kontraksi sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat mendekati persalinan. Pada
saat hamil, dinding rahim yang membesar seiring pertumbuhan janin lebih peka terhadap
rangsang. Terkadang gerakan yang tiba-tiba dilakukan oleh perempuan hamil dapat
menyebabkan kontraksi dinding rahim. Kontraksi ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau
pada trimester pertama kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena tubuh masih sedang dalam proses

29
penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Namun karena pengaruh
hormon progesteron yang dihasilkan plasenta, kondisi rahim relatif menjadi lebih tenang,
sehingga tidak terjadi ancaman keguguran (abortus).

 Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus
telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.

 Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara
membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen
dan progesteron dan somatomammotropin.

 Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu
makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat
sampai stabil menjelang aterm.

2.14 Tehknik relaksasi

Sebelum perjalanan dimulai sebaiknya ibu memeriksakan kehamilannya mengenai


kondisi kehamilan serta kesehatannya. Bawalah catatan kesehatan jika terjadi hal-hal yang di
luar dugaan di perjalanan maupun di tempat tujuan sebagai persiapan agar kelengkapan data
riwayat kesehatan

Dua hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling adalah infeksi
saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan
menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Kurangi
kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta persering buang air kecil
setiap jam.

Berikut Tips Traveling untuk wanita hamil:

30
a. Pakaian, Gunakan pakaian yang nyaman dan enak buat gerak.
b. Minum air putih & bergerak,Wanita hamil sangat rentan terhadap dehidrasi dan
beresiko varises, sehingga bawalah buah-buahan kaya vitamin
c. Alas Kaki, Pilih sendal atau sepatu yg nyaman, kaki harus bebas bernapas.
d. Waktu, Waktu terbaik untuk ibu hamil melakukan trip adalah periode 14-28
minggu
e. Catatan Medis, Bawa catatan medis Anda dan daftar lokasi rumah sakit lokal dari
kedutaan atau badan pariwisata.
f. Asuransi, Bawa asuransi dan daftar nama orang-orang yang dihubungi dalam
kondisi darurat.
g. Surat Rekomendasi, Bawa surat rekomendasi dokter jika maskapai penerbangan
meminta.
h. Check Up, Lakukan check up ke dokter kandungan sebelum traveling
i. Hindari Daerah Vaksinasi,Hindari trip ke negara yang mewajibkan imunisasi,
karena dapat mengganggu janin
j. Istirahat cukup, Jika sudah di kota tujuan semua bisa lupa dan pastikan Anda
istirahat cukup. Pilih tujuan wisata yang masih cukup nyaman untuk ibu hamil.
k. Sunblock, Kulit wanita hamil lebih sensitif, oleh karena itu gunakan pelindung
matahari yang lebih kuat daripada yang biasanya.
l. Hindari menyelam dan olahraga air saat hamil

Wanita hamil harus berhati-hati dalam melakukan perjalanan yang cenderung lama dan
melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan
sirkulasi serta odema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk
pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika
mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak
mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan
yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan
dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan
masalah lain, seperti konstipasi/diare karena asupan makanan dan minuman cenderung
berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.

31
Traveling bagi Ibu Hamil :

1. Boleh asal konsultasi terlebih dahulu.


2. Waktu terbaik pada usia kehamilan trimester 2 (13-28 minggu).
3. Trimester 1 akan mengganggu karena mual, kelelahan, dan resiko abortus.
4. Trimester 3 akan mengganggu karena beban perut yang makin besar, kelelahan,
dan resiko premature.

2.15 Persiapan persalinan ibu hamil dan bayi

a. Membuat rencana persalinan

1) Tempat persalinan

2) Memilih tenaga kesehatan terlatih

3) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut

4) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan

5) Siapa yang akan menemani saat persalinan

6) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut

7) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada

b. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada


saat pengambilan keputusan tidak ada

c. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan

d. Membuat rencana/pola menabung

e. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

 Persiapan kelahiran bayi

32
Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan:

Langkah I : Membuat rencana persalinan

Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana


persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana
persalinan tersebut :

 Tempat persalinan
 Memilih tenaga kesehatan terlatih
 Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
 Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
 Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut
 Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada

Langkah II : Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi


kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada.

Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan :

· Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ?

· Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadi kegawatdaruratan ?

Langkah III : Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan

Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami
komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini
perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di
bawah ini :

· Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit).

· Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi
kegawatdaruratan Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial

33
Langkah IV : Membuat rencana/pola menabung

Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan
tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali
kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak
mempunyai dana yang diperlukan.

Langkah V : Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan

Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan


keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain,
sabun, seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.

2.16 Memantau kesejahteraan janin

Untuk sebagian besar wanita, tes kehamilan satu kali diklinik dengan menggunakan
spesimen urine dan satu kunjungan antenatal awal sudah merupakan pengkajian awal kehamilan
yang tepat. Tes urine saat ini dapat dikatakan akurat begitu seorang wanita terlambat haid karena
tes ini sensitif terhadap kadar Hcg di bawah 50 mlU. Hasil positif palsu (hasil tes urine positif
padahal terjadi kehamilan sesungguhnya) jarang terjadi. Sedangkan, hasil negatif palsu (hasil tes
negatif padahal kehamilan benar-benar terjadi, jika tes dilakukan terlalu cepat setelah konsepsi.
Apabila seorang wanita memiliki riwayat kebidanan normal dan pemeriksaan klinisnya
dilakukan bersamaan dengan tanggal menstruasi, maka pengkajian tambahan dengan
menggunakan teknologi, seperti USG, tidak perlu dilakukan untuk memastikan apa yang telah
ditetapkan bidan atau wanita tersebut. Periode kehamilan awal ini merupakan saat yang tepat
untuk memulai diskusi mengenai pilihan tes penapisan (misal, penapisan penanda kehamilan
kembar dengan menggunakan serum maternal) yang tepat pada berbagai waktu selama
kehamilan berlangsung. Penyuluhan secara langsung pada saat ini seputar pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan sekaligus tanda-tanda peringatan membuat wanita merasa pasti bahwa
kehamilannya normal.

Keadaan kesejahteraan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya


faktor keturunan dan kondisi kesehatan orang tuannya. Demgan demikian untuk
mengupayakanmendapat keturunan yang sehat, sebaiknya orang tua dapat menyiapkan diri

34
secara fisik maupun psikologik jauh sebelum kehamilan dimulai. Kepada mereka perlu
dijelaskanmengenai pentingnya kesehatan fisik seperti gizi yang cukup, menghindari
pemakaianobat-obatan, merokok, alkohol dan lain-lain begitu pula pentingnya kesiapan
psikologik.Terlebih bagi wanita yang mempunyai kecenderungan tejadinya masalah perinatal,
seperti wanita dengan diabetes mellitus, yang mana sering diikuti terjadinyakelainan bawaan,
atau hipertensi yang sering diikuti insuffiesiensi plasenta dan IUGR (Intra Uterine Growth
Retardation) atau terhambatnya pertumbuhan janin dalam rahim,sangat diperlukan dukungan
berupa perawatan dan konseling dalam upaya menekanresiko seminimal mungkin.
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah untuk mengenal segini mungkin kapan
waktu yang tepat untuk terminasikehamilan sehingga bayi dapat bertahan hidup lebih baik
dibandingkan bila tetap beradadalam kandungan. Sejauh ini perkembangan teknologi sudah
sedemikian maju sehingga memungkinkan pengkajian kesejahteraan janin dilakukan lebih teliti,
baik selama kehamilan maupun persalinan. Teknik-teknik tersebut ada yang merupakan
teknologi canggih, sehingga biasanya baru dapat ditemui di kota-kota besar atau rumah sakit
rujukan, seperti:
 Ultrasonografi ( USG)
 Kardio Tokografi (KTG)
 Amnioskopi
 Amniosintesis, dll.
Sedangkan beberapa teknik lainnya adalah merupakan teknik sederhana ysangsudah sejak
lama dilaksanakan. Teknik-teknik ini dapat dilakukan diminasaja dan tidak membutuhkan alat
atau sarana yang rumit seperti pengamatan pertumbuhan uterus,auskultasi denyut jantung janin
(DJJ) dan pengamatan pergerakan janin.
Pada dasarnya tidak ada satu pun jenis pemeriksaan yang lebih unggul dari yanglain,
akan tetapi apabila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, maka ketetapan penilaian
kesejahteraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.Pengkajian kesejahteraan
terhadap janin harus cermat dan teliti, termasuk tentang riwayat kesejahteraan ibu, ayah dan
keluarganya, juga riwayat kehamilan yang lalu.

a. Trimester I

35
Pengkajian trimester I dilakukan sampai kehamilan berusia 13 minggu.
Metode pengkajiannya diarahkan pula untuk menentukan formasi yang adanya kehamilan
danusia kehamilan itu sendiri. Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan
dan pengkajian fisik ibu disamping pengkajian khusus terhadap janin.
1. Auskultasi janin
Untuk mendengar DJJ pada kehamilan trimester 1,dapat di guakn alat
UltrasoudStetoscope atau dopler.DJJ dapat mulai terdengar dengan alat ini antara usia
kehamilan10-12 minggu.Normal frekuensi DJJ adalah 120-160 x/menit dan harus
dibedakandengan denyut nadi ibu.
2. Ultrasonografi(USG)
Ultrasonografi adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang
ultrasounduntuk mendapatkan gambaran dari janin ,plasenta dan uterus.
Secara umum USG dapat digunakan untuk menilai:
 Taksiran usia kehamilan
 Lokasi plasenta
 Pengawasan dan pertumbuhan dan pergerakan janin
 Deteksi kehamilan gandaIdentifikasi kelainan bawaan
 Menilai keadaan/ukuran panggul dalam
Selama kehamilan Trimester I USG digunakan untuk:
 Mengkaji usia kehamilan
 Mengevaluasi diagnosa perdarahan pervaginaan
 Memastikan dugaan kehamilan kembar
 Mengevaluasi pertumbuhan janin
 Pemeriksaan prenatal tambahan (misalnya: amniosintesis, pengambilan cuntoh
villichorialis)
 Mengevaluasi masa pelvic

36
DAFTAR PUSTAKA

Imelda,Rina.2009.Panduan Kehamilandan Perawatan Bayi dari A-Z.Surabaya:Victory


Varney, Helen. 1997. Varney Midwifery.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.2003.Senam Ibu Hamil.Padang:Jica
Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta.EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC Maternitas. Jakarta. EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta
: Nuha Medika
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC Maternitas. Jakarta. EGC.

Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC.

Depkes RI. 2001. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan Persalinan Dan Nifas.

Jakarta.

http://pondokibu.com/kenali-macam-macam-kontraksi-saat-hamil.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/pdf

http://medicalera.com/3/21500/kenali-jenis-jenis-kontraksi-saat-hamil

Hanifa Wiknjosastro, SpOG. (2006). Ilmu Kebidanan

Helen Varney. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1

http://www.buahuntukdiet.com/kebutuhan-fisik-ibu-hamil.html

Kusmiyati. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya (hlm: 187)

BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).

Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

37
BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).

Chin, James., Kandun, I Nyoman., 2000.Manual Pemberantasan Penyakit Menular.

Available at www.ppmplp.depkes.go.id

Ditjen PPM-PL Depkes RI., 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ketujuh.

Saifuddin, Abdul Bari., Andriaansz, Geoege., Wiknjosastro, Gulardi Hanifa., Waspodo,

Djoko., 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal.JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Ayahbunda No.01, 12 -25 Januari 2002, hal.59

http://ibuhamil.com/diskusi-umum/11-posisi-tidur-saat-kehamilan.html

http://merry-creations.blogspot.com/2013/02/kebutuhan-dasar-ibu-hamil-mobilisasi.html

38

Вам также может понравиться