Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Konsep sistem mendasari seluruh proses bisnis serta pemahaman kita

mengenai sistem dan telknologi informasi. Inilah alasan kita perlu memahami

bagaimana konsep sistem umum diterapkan pada perusahaan bisnis serta komponen

dan aktivitas sistem informasi. Pemahaman mengenai konsep sistem akan

membanu anda untuk lebih memahami banyak konsep dalam teknologi,aplikasi,

pengembangan, dan manajemen sistem informasi. Contohnya, konsep sistem akan

membantu kita memahami:

a. Teknologi

Jaringan konputer adalah komponen pemrosesan sistem informasi yang

menggunakan berbagai teknologi perangkat keras, perangkat lunak,

manajemen data, dan jaringan telekomunikasi.

b. Aplikasi

Aplikasi bisnis elektronik dan perdagangan elektronik terdiri dari sistem

informasi bisnis yang saling terhubung.

c. Pengembangan

Mengembangkan cara untuk menggunakan teknologi informasi dalam

bisnis, termasuk merencang komponen dasar sistem informasi.


d. Manajemen

Mengelola teknologi informasi yang menekankan pada kualitas, nilai bisnis

strategis, dan keamanan sistem informasi suatu perusahaan. (Markas

george M, O’Brien James A, 2017:27).

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan komponen yang saling terkait, dengan batasan

yang jelas. Yang bekerja untuk mencapai tujuan utama dengan meneima masukan

dan menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang terorganisasi. Adapun

fungsi dalam sistem yaitu :

1. Masukan

Mencakup pengambilan dan penyusunan elemen yang masuk kedalam

sistem untuk diproses. Contohnya : bahan mentah, energi data, dan

usaha manusia harus diamankan dan diorganisasi untuk pemrosesan

2. Pemrosesan

Mencakup proses transformasi yang mengubah masukan menjadi

keluaran. Contohnya : proses produksi, proses pernafasan manusia, atau

aklulasi matematis.

3. Keluaran

Mencakup menstransfer elemen yang telah diproduksi oleh proses

transformasi menuju tujuan akhirnya. Contohnya : produk jadi, layanan

masyarakat, dan informasi manajemen yang harus dikirimkan kepada

penggunanya. (Markas george M, O’Brien James A, 2017:27).


2.1.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi dapat diibaratkan sebagai daerah yang mengalir di dalam tubuh

manusia, sepeerti halnya informasi dalam sebuah perusahaan yang sangat penting

kelangsungan perkembangan, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat

dibutuhkan bagau sebuah perusahaan. Akibat bilan kurang mendapatkan informasi,

dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol

sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan stategis sangat

terganggu , yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan

lingkungan pesaingnya.

Dengan kata lain sumber informasi adalah data. Data menggambarkan suatu

kejadian yang sedang terjadi, dimana data tersebut akan diolah dan diterapkan

dalam sistem menjadi input yang berguna dalam suatu sistem.

Secara rinci defenisi dari data adalah sebagai berikut:

a. Data adalah pengambaran dari suatu dan kejadian yang kita hadapi.

b. Data bisnis (Business data) adalah pengambaran dari suatu organisasi

tentang sesuau (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi.

c. Data adalah kenyataan yang mengambarkan suatu kejadian-kejadian

dan kesatuan nyata.

d. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi yang menerimanya.


e. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajad

ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian, (Andri Kristanto,

2018: 7-8).

2.1.3 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau

diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.sistem

pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau pengolahan

datadari bentuk tak berguna menjafdi berguna bagi yang menerimanya.nilai

informasi berhubungan dengan keputusan.bila tidak ada pilihan atau keputuusan

,maka informasi tidak diperlukan.keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang

sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang.nilai informasi dilukiskan

paling berarti dalam konteks pengambilan keputusan.

2.1.4 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi tergantung dari 3 hal yang sangat dominan yaitu

keakuratan informasi, ketetapan waktu dari informasi dan relevan. Ketiga hal

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Akurat

Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan

tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Dalam

prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak sekali

ganguan-ganguan yang datang yang dapat merubah isi dari

informasitersebut. Ketidakakuratan dapat terjadi kaarena sumber


informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga

merusak atau merubah data-data asli tersebut.

b. Tepat Waktu

Informasi iiyang diterima harus tepat pada waktunya, sebab kalau

informasi yang diterima terlambat maka informasitersebut sudah tidak

berguna lagi.

c. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi

ini akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam

pemecahan suatu permesalahan.Relevansi informasi untuk tiap-tiap

orang satu dengan yang lainnya berbeda, , (Andri Kristanto, 2018: 10-

11).

2.1.5 Nilai Informasi

Nilai informasi ditentukan dari 2(dua)hal,yaitu manfaat dan biaya untuk

mendapatkannya.suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh

lebih berharga dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya.Keuntungan dari

sebagian besar informasi tidak dapat dihitung dengan suatu nilai uang,tetapi dapat

ditaksir nilai efektifitasnya. Nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis

cost effectiveness atau cost benefit. Nilai infoemasi ini didasarkan atas

10(sepuluh)sifat,yaitu:
a. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukan kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh

informasi. Kecepatan dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan

tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi sulit untuk mengukurnya.

b. Luas dan lengkap

Sifat ini kelegkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya menganai volumenya,

akan tetapi juga mengenai keluaran informasi. Sifat ini sangat kabur dan

karena itu sulit untuk mengukurnya.

c. Ketelitian

Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebsan dari kesalahan keluaran

informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis

kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

d. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam

hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada

hubunganya dengan masalah yang sedang dihadapi sedangkan semua

keluaran yang lainnya tidak berguna.sifat ini sulit untuk diukur.

e. Ketetapan waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui, yang lebih pendek dari

siklus untuk mendapatakan informasi. Masukan. Pengelahan, dan pelaporan

keluaran kepada para pemakai, biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal,

ketetapan waktu dapat diukur misalnya berapa banyak penjualan dapat

dotingkatkan dengan menanggapi permintaan pelanggan mengenai

ketersediaan barang-barang inventaris.


f. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan tingkat kejelaan informasi. Informasi hendaknya

terbebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.

g. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan apakah informasi tersebut dapat digunakan

untuk membuat lebih dari satu keputusan, tetapi juga apakah dapat

digunakan untuk lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini diukur,

tetapi dalam hal dapat diukur dengan suau nilai tertentu.

h. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan sejauh mana informasi itu dapat diuji oleh bebrapa

pemakai hingga sampai didapatkan kesimpulan yang sama.

i. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan untuk mengubah

informasi tersebut guna mendapatkan kesimpulan yang diarahkan

sebelumnya.

j. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan oleh sistem

informasi formal. Meskipun kabar angin, desus-desus, dugaan-dugaan,

klenik dan lainnya juga sering dianggap sebagai informasi, namun hal-hal

tersebut berada di luar lingkup pembahasan kita.

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kombinasi dari orang-orang, perangkat keras,

perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan serta

prosedur dalam menyimpan, mendapatkan kembali, mengubah, dan menyebarkan


informasi dalam suatu organisasi. Orang-orang bergantung pada sistem infoemasi

modern untuk berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai macam alat

(perangkat keras), intruksi dan pemrosesan informasi (perangkat lunak), saluran

komukasi (jaringan), dan penyimpanan data (sumber daya data). Walaupun sistem

informasi pada saat ini biasanya berhubungan dengan komputer, kita telah

mengggunakan sistem informasi sejak awal peradaban, (Marakas M George dan

O’Brien James A, 2017;6).

Adapun atribut atau cirri informasi yang berkualitas adalah:

1. Relevan, yakni membantu memprediksi apa yang akan terjadi dimasa

mendatang maupun mengonfirmasi apa yang telah terjadi.

2. Handal, yang berarti bebas dari kesalahan atau bias dan memwakili

kenyataan.

3. lengkap, yaitu tidak meninggalkan hal-hal yang penting.

4. tepat waktu, yang berati imformasi tersedia pada waktu dibutuhkan untuk

membuat keputusan.

5. Dapat dipahami, yang berati informasi harus disajikan dalam bentuk

yang mudah dibaca, dimengerti, dan digunakan

6. Dapat diferifikasi oleh dua pihak atau lebih dan akan menghasilkan

konsensus atas isi informasi yang sama.

7. Dapat diakses dengan mudah oleh pengguna dengan format yang sesuai

kebutuhannya.(Sarosa Samiaji,2017;1)
2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa

komponen yang berfungsi sangat vital didalam sistem informasi. Komponen-

kompenen sistem informasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Input

Input disini adalah semua data yang dimasukkan kedalam sistem informasi.

Dalam hal ini yang termasuk dalam input adalah dokumen-dokumen,

formulir-formulir dan file-file. Dokumen-dokumen tersebut dikumpullkan

dan dikonfirmasikan ke sutau bentuk sehinga dapat diterima oleh

pengolahan yang meliputi:

1. Pencatatan

2. Penyimpanan

3. Pengujian

4. Pengkodean

2. Proses

Proses merupakan kumpulan prosedur yang akan memanipulasi input yang

kemudian akan disimpan dalam bagian basis data dan seterusnya akan

diolah menjadi suatu output yang akan digunakan oleh si penerima.

Komponen ini dalam tugas akan merubah segala memasukan menjadi

keluaran yang terdiri dari:

1. Manusia

2. Metode dan prosedur

3. Peralatan komputer

4. Penyimpanan data
3. Output

Output merupakan semua keluaran atau hasil dari model yang sudah diolah

menjadi suatu informasi yang berguna dan dapat diapakai penerima.

Komponen ini akan berhubungan langsung dengan pemakai sistem

informasi dan menupakan tujuan akhir dari pembuatan sistem informasi.

4. Teknologi

Teknologi disini merupakan bagian yang berfungsi untuk memasukan input,

mengolah input dan menghasilkan keluaran. Ada 3 bagian dalam teknologi

ini yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat manusia.

5. Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan data

dengan yang lain yang disimpan dalam perangkat keras komputer dan akan

diolah menggunakan perangkat lunak.

6. Kendali

Kendali dalam hal ini merupakan semua tindakan yang diambil untuk

menjaga sistem informasi tersebut agar bisa berjalan dengan lancar dan

tidak mengalami gangguan, ( Andri kristanto, 2018:13-14 ).

2.1.8 Manfaat Sistem Informasi

Menurut I Putu Agus Eka Pratama dalam bukunya Sistem Informasi dan

Implementasinya (2014:18-21), penggunaan sistem informasi di zaman ini

meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komputer (software,

hardware), internet, serta kesadarannya dan animo masyarakat untuk menggunakan

komputer di dalam mempermudah pekerjaan mereka. Sebuah sistem informasi


memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya

sebuah sistem informasi, yaitu sebagai berikut :

1. Data yang Terpusat

Sistem informasi menjadikan data dan informasi terkumpul secara

terpusat pada suatu tempat, yaitu database.

2. Kemudahan di dalam Mengakses Informasi

Sistem informasi menjadikan anda begitu mudah untuk mengakses dan

menikmati sajian informasi yang diberikan. Anda bisa menyimak di

komputer desktop, bahkan dalam genggaman anda melalui perangkat

smartphone.

3. Efisien Waktu

Anda dapat bekerja dimanapun dan kemanapun dan kapanpun untuk

mengelola sistem informasi

4. Cakupan dan Penyebaran Informasi menjadi Lebih Luas dan Cepat

Cakupan informasi yang disajikan tidak hanya untuk perorangan atau

beberapa orang, namun dapat secara umum kesiapapun yang mengakses

ke sistem informasi.

5. Memudahkan Proses Bisnis dan Pekerjaan

Proses bisnis yang ada di perusahaan/organisasi/instansi tempat sistem

informasi berada, akan makin mudah dan sederhana. Dengan proses

bisnis yang yang lebih sederhana umumnya akan mempermudah actor

dalam hal ini mengerjakan tugasnya.

6. Biaya Murah untuk Akses dan Penyediaan Informasi


Disisi penyediaan layanan informasi, biaya lebih murah dalam

menyajikan informasi kedalam bentuk sistem informasi (misalkan dalam

bentuk website/sistem informasi berbasis web).

7. Menyimpan Data Lebih Banyak dengan Ruang yang Lebih Kecil

Sistem informasi menghemat ruang penyimpanan data dan informasi

anda. Sebuah sistem informasi hanya memerlukan minimal sebuah

komputer biasa saja ( dengan kelengkapan komponen didalamnya).

8. Solusi Komunikasi yang Murah, Hemat, dan Andal

Melalui sistem informasi yang telah dilengkapai dengan sarana

komunikasi online (chatting, e-mail, message, video conference, dan

lainya) maka sistem informasi dapat memenuhi kebutuhanakan layanan

komunikasi yang murah, hemat, andal, dan bermanfaat bagi internal

organisasi tempat sistem informasi itu berada.

9. Penyimpanan Data Dapat Lebih Berkembang Sesuai Kebutuhan

Sitem informasi dengan media penyimpanan berupa basis data

(database), memiliki kemampuan untuk dapat berkembang jauh lebih

besar lagi sesuai keperluan (extensibility, scalabe).

2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Sistem Development Life Cycle)

SDLC dimulai dari tahun 1960-an,untuk mengembangkan system skala usaha

besar secara fungsional untuk para konglomerat pada jaman itu. Sistem-sistem yang

dibangun mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan-perusahaan

yang berpotensi memiliki data yang besar dalam perkembangannya.


Menurut Rosa A. S. dan M. Shalahuddin dalam buku Rekayasa Perangkat

Lunak (2014:26),SDLC atau System Development Live Cycleatau sering disebut

juga System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau

mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan

metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat

lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara ang sudah teruji baik).

Tahapan-tahapan yang selalu ada pada SDLC secara global adalah sebagai

berikut:

1. Inisiasi (Initiation)

Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat

lunak.

2. Pengembangan Konsep Sistem (System Concept Development)

Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis

manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.

3. Perencanaan (Planning)

Mengembangkan rencana menajemen proyek dan dokumen perencanaan

lainnya.Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources)

yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

4. Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis)

Menganalisis kebutuhan peakai sistem perangkat lunak (user) dan

mengembangkan kebutuhan user.Membuat dokumen kebutuhan

fungsional.
5. Desain (Design)

Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah

lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi

fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

6. Pengembangan (Development)

Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana

memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan;

membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian;

mempersiapkan berkas atau file pengujian, pengodean, pengompilasian,

memperbaiki dan membersihkan program; peninjauan pengujian.

7. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)

Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi

kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional.

Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (quality assurance)dan user.

Menghasilkan laporan analisis pengujian.

8. Implementasi (Implementation)

Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak

pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi

dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.

9. Operasi dan Pemeliharaan (Operations and Maintenance)

Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem

informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk

implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.


10. Disposisi (Disposition)

Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun

data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas user.

2.2.1 Model SDLC

SDLC (Software Development Life Cycle) memiliki model dalam penerapan

tahapan prosesnya.Beberapa model dasar SDLC meliputi (Rosa A. S. &M.

Shalahuddin, 2014:28-41) :

1. Model Waterfall

Model SDLC air terjun (waterfal) sering juga disebut model sekuensial

linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle).Model air

terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara

sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian,

dan tahap pendukung (support). Berikut ini dapat kita lihat model waterfall

pada gambar 2.1

Sistem / Rekayasa
Informasi

Analisis Desain Pengodean Pengujian

Sumber :RekayasaPerangkatLunak. Rosa A.S & M. Shalahuddin, 2014:29

Gambar 2.1 Ilustrasi Model Waterfall

2. Model Prototipe

Model prototype dapat digunakan untuk menyambungkan ketidak pahaman

pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang


diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.Model

prototipe (prototyping model) dimulai dari mengumpulkan kebutuhan

pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah

program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi. Program

ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak

sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Berikut dapat kita

lihat model prototype pada gambar 2.2 :

Sumber :RekayasaPerangkatLunak. Rosa A.S & M. Shalahuddin, 2014:32

Gambar 2.2 Ilustrasi Model Prototipe

3. Model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah model proses

pengembangan perangkat lunak yang bersifat incremental terutama untuk

waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air

terjun versi kecepataan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk

pengembangan setiap komponen perangkat lunak.Berikut dapat kita lihat

mode lRAD pada gambar 2.3


Pemodelan Bisnis

Pemodelan Pemodelan
Pemodelan Data
Bisnis is

Pemodelan Data Pemodelan

Proses
Pemodelan Data Pemodelan
Pemodelan Proses
Aplikasi

Pemodelan Proses
Pemodelan

Aplikasi
Pemodelan Aplikasi Pengujian dan

Pergantian

Pengujian dan Pergantian

Sumber:RekayasaPerangkat Lunak, Rosa A.S. & M. Shalahuddin, 2014:35

Gambar 2.3 Ilustrasi Model RAD

4. Model Iteratif

Model iteratif (iterative model )mengombinasikan proses-proses pada

model air terjun dan iterative pada model prototipe. Model incremental akan

menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami

penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya (inkremen /

increment).Berikut dapat kita lihat model iteratif pada gambar 2.4 :


Sistem / Rekayasa Inkremen 1
Informasi
Produk
Analisis Desain Kode Uji
Inkre

men
Inkremen Analisis Desain Kode Uji Produk
1
2 Inkr

Inkremen eme
Analisis Desain Kode Uji
n2
3

Waktu

Sumber:RekayasaPerangkat Lunak, Rosa A.S. & M. Shalahuddin, 2014:38

Gambar 2.4 Ilustrasi Model Iteratif

5. Model Spiral

Model spiral (spiral model) memasangkan iteratif pada model prototipe

dengan kontrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terju.

Model spiral meyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan

perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambaj fungsinya

(increment). Pada iterasi awal maka yang dihasilkan adalah prototipe

sedangkan pada iterasi akhir yang dihasilkan adalah perangkat lunak yang

sudah lengkap. Model spiral dibagi menjadi beberapa kerangka aktifitas

atau disebut juga wilayah kerja (task region). Berikut dapat kita lihat model

spiral pada gambar 2.5 :


Sumber:RekayasaPerangkat Lunak, Rosa A.S. & M. Shalahuddin, 2014:40

Gambar 2.5 Ilustrasi Model Spiral

2.3 UML (Unified Modeling Languange)

2.3.1 Sejarah UML

UML (Unified Modelling Language) merupakan salah satu standar bahasa

yang banyak digunakan di dunia indsutri untuk mendefenisikan requirement,

membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalm pemrograman

berorientasi objek.

Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, muncullah

sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang

dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu

Unified Modeling Language(UML). UML muncul karena adanya kebutuhan

pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan

dokumentasi dari sistem perangkat lunak. Unified Modeling Language

(UML)merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai


sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung (Rosa A.S

& M. Shalahuddin, 2014:133-137).

2.3.1 Sejarah UML

Bahasa pemrograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan

dikenal dengan nama Simula-67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Bahasa

pemrograman ini kurang berkembang dan dikembangkan lebih lanjut,

namundengankemunculannyatelahmemberikansumbangan yang besarpada

developer pengembangan bahasa pemrograman berorientasi objek selanjutnya.

Perkembangan aktif dari pemrograman berorientasi objek mulai

menggeliat ketika berkembangnya bahasa pemrograman Smalltalk pada awal

1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan bahasa pemrograman

berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eiffel, dan CLOS. Secara

aktual, penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek pada saat itu masih

terbatas, namun telah banyak menarik perhatian di saat itu. Sekitar lima tahun

setelah Smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan

berorientasi objek. Metode yang pertama diperkenalkan oleh Sally Shlaer dan

Stephen Mellor (Shlaer-Mellor, 1988) dan Peter Coad dan Edward Yourdon

(Coad-Yourdon, 1991), diikuti oleh Grady Booch (Booch, 1991), James R.

Rumbaugh, Michael R. Blaha, William Lorensen, Frederick Eddy, William

Premerlani (Rumbaugh-Blaha-Premerlani-Eddy-Lorensen, 1999), dan masih

banyak lagi.

Karena banyaknya metodologi-metodologi yang berkembang pesat saat itu,

maka muncullah ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat dimengerti semua
orang. Usaha penyatuan ini banyak mengambil dari metodologi-metodologi yang

berkembang saat itu. Maka dibuat bahasa yang merupakan gabungan dari

beberapa konsep seperti Object Modeling Technique(OMT) dari Rumbaugh dan

Booch (1991), konsep The Classes, Responsibilities, Collaborators (CRC) dari

Rebecca Wirfs-Brock (1990), konsep pemikiran Ivar Jacobson, dan beberapa

konsep lainnya dimana James R. Rumbaugh, Grady Booch, dan Ivar Jacobson

bergabung dalam sebuah perusahaan yang bernama Rational Software

Corporationmenghasilkan bahasa yang disebut dengan Unified Modeling

Language(UML). (Rosa A.S & M. Shalahuddin, 2014:138-139).

2.3.2 Diagram UML

UML (Unified Modeling Language) terdiri dari 13 macam diagram yang di

kelompokan dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam-macam diagram

tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 : 140)

Gambar 2.2 : Proses Rekayasa Perangkat lunak


2.3.3 Jenis-Jenis Diagram UML

UML (Unified Modeling Language) merupakan bahasa visual untuk

pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram

dan teks-teks pendukung. Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang

dikeluarkan oleh OMG (Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2018 ).

2.3.3.1 Use Case Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 : 155) Use case diagram

merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior). Use case mendiskripsikan

sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan

dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang

ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan

fungsi-fungsi itu.

Komponen pembentuk atau simbol yang ada pada diagram Use Case dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1. Simbol Pada Use Case Diagram

No. Simbol Nama Keterangan

Fungsionalitas yang disediakan

sistem sebagai unit-unit yang


1
Use Case
saling bertukar pesan antar

unit atau aktor.

Orang, proses, atau sistem lain


2 Actor
yang berinteraksi
dengan sistem informasi

yang akan dibuat di luar

sistem informasi yang

akan dibuat itu sendiri.

Komunikasi antara aktor dan


usecase yang berpartisipasi

3 Asosiasi pada usecase atau

usecase memiliki

interaksi dengan aktor.

Relasi usecase tambahan ke

sebuah usecase yang

ditambahkan dapat
4 <<Ekstend>>
berdiri sendiri walau

tanpa usecase

tambahan itu.

Relasi usecase dimana proses

5 bersangkutan akan dilanjutkan


<<Include>>
ke proses yang dituju.

(Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 : 155)

2.3.3.2 Class Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 : 141), Class diagram

mengambarkan struktur sistem dari segi pendefinisikan kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

metode atau opersi. Class diagram juga menjelaskan hubungan antar class dalam
sebuah sistem yang sedang dibuat dan bagaimana caranya agar mereka saling

berkolaborasi untuk mencapai sebuah tujuan.

Adapun simbol-simbol yang terdapat dalam Class diagramadalah seperti

pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2. Simbol Pada Class Diagram

No. Simbol Deskripsi

Kelas

1 Kelas pada struktur sistem.

antarmuka/interface

Sama dengan konsep interface dalam


2
pemograman berorientasi objek

nama_interface

Relasi antar kelas dengan makna umum,


asosiasi/association
3 dan juga disertai dengan

multiplicity.

asosiasi berarah/ directed Relasi antarkelas bermakna umum, asosiasi

4 association biasanya disertai dengan multiplicity

Generalisasi Relaksi antarkelas yang bermakna


5
generalisasi-spesialisasi (umum-khusu)

kebergantungan/dependency Relasi antar kelas yang bermakna


6
kebergantungan antarkelas
agregasi/aggregation Relasi antarkelas dengan makna semua-
7
bagian (whole-part)

Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2018

2.3.3.3 Activity Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 :161) activity diagram

menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau

proses kerja atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan

disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa

yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Adapun simbol-simbol yang terdapat dalam activity diagram adalah

seperti pada Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3. Simbol Pada Activity Diagram

No. Gambar Nama Keterangan

Memperlihatkan bagaimana masing-

1. Actifity masing kelas antarmuka saling

berinteraksi satu sama lain.

State dari sistem yang mencerminkan


2. Action
eksekusi dari suatu aksi.

3. Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali.

Actifity Final Bagaimana objek dibentuk dan


4.
Node dihancurkan.
Satu aliran yang pada tahap tertentu
5. Fork Node
berubah menjadi beberapa aliran.

Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2018

2.3.3.4 Sequence Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 :165) Sequence diagram

mengambarkan kelakuan usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan

message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karna itu untuk

menggambarkan sequence diagram maka harus diketahui objek-objek yang terlibat

dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diintansiasi

menjadi objek itu. Membuat sequence diagram juga dibutukan untuk melihat

skenario yang ada pada use case.

Simbol-simbol yang terdapat pada Sequence Diagramdapat dilihat pada

Tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4 Simbol Pada Sequence Diagram

No. Gambar Nama Keterangan

Objek entity, antarmuka yang saling


Object /
1. berinteraksi untuk dapat
Participant
menyederhanakan diagram.

Message adalah perpindahan control

2. Message dari satu participant ke participant

lainnya.

Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2018


2.3.3.5 Deployment Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 :154) Diagram deployment

menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram

deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut :

a. Sitem tambahan (embedded sistem) yang menggambarkan rancangan

device, node, hardwere.

b. Sistem client/server.

c. Sistem terdistribusi murni.

d. Rekayasa perangkat lunak.

Berikut simbol-simbol yang ada pada diagram deployment :

Tabel 2.5. Simbol Pada Diagram Deployment

No. Gambar Nama Keterangan

1. Package package adalah merupakan sebuah

1. bungkusan dari satu atau lebih

node

2. Biasanya mengacu pada perangkat

2. Nama_node Node keras (hardwere), perangkat lunak

yang tidak dibuat sendiri

node (softwere), jika didalam node

disertakan komponen untuk

mengkonsistenkan rancangan

maka komponen yang

diikutsertakan harus sesuai dengan


dengan komponen yang telah

diidentifikasikan sebelumnya pada

diagram komponen.

3. Ketergan Ketergantungan antar node arah

3. tungan/ panah mengarah pada node yang

depende dipakai

ncy

4. Link Relasi antar node

Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin, 2018

2.3.3.6 Package Diagram

Menurut Rosa A. S dan M. Shalahuddin (2018 :153) Package diagram

menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam

diagram UML. Hampir semua diagram dalam UML dapat dikelompokkan

menggunakan package diagram.

Berikut simbol-simbol yang digunakan dalam package diagram:

Tabel 2.6. Simbol Pada Package Diagram

No. Gambar Keterangan

1. Package package adalah merupakan sebuah

bungkusan dari satu atau lebih node


2.
Elemen dalam package digambarkan di dalam package

Perpustakaan

Pustaka Anggota

Peminjaman

3. Elemen dalam package digambarkan di luar package

Perpustakaan

Perpustakaan Anggota Peminjamaan

Atribut Atribut Atribut

Metode Metode Meteode

Sumber: Rosa A. S dan M. Shalahuddin,2018

2.4 PHP

PHP sudah menjadi bahasa scriptingumum yang banyak digunakan di

kalangan developer web.Mempunyai banyak kelebihan menjadi alasan utama

kenapa PHP lebih dipilih sebagai basis umum dalam membuat sebuah web.

2.4.1 Sejarah PHP

Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs

personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada

waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted(FI), yang wujudnya berupa

sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari


web.Kemudian pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang

interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada

Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan

rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronomi

berulang PHP:Hypertext Preprocessing.

Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter

PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman

berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa

pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek. (Priyanto Hidayatullah dan

Jauhari Khairul Kawistara, 2014).

2.5 Database

Database didefinisikan sebagai kumpulan data yang terintegrasi dan diatur

sedemikian rupa sehinggan data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan di cari

secara cepat, (Ir. Zefriyeni, 2015).

2.5.1 Sekilas Tentang MySQL

MySQL merupakan DBMS yang pertama kali mulai dikembangkan tahun

1994 oleh sebuah perusahaan software bernama TcX data konsult AB yang

dikemudian hari berganti label menjadi MySQL-AB. “My” pada kata MySQL

sebenarnya bukan berarti MY dalam bahasa inggris, tetapi konon merupakan nama

putri dari micheal widenius, pemrogram DBMS tersebut. Versi lain menyebutkan

“My” adalah kependekan dari “Monty”, yang merupakan julukan untuk Michael

Wildenius.
MySQL gigunakan oleh sebagian besar Web Server yang ada di jagat

internet. Di samping karena dianggap simpel, juga dapat di-porting pada berbagai

sistem operasi sekelas server, seperti windows, linux, slari, Mac OS, BSD, Unix,

IBM-AIX.Walaupun relatif simpel, MySQL memiliki fitur-fitur yang sangat baik,

sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam implementasi aplikasi basis data,

khususnya yang berbasis web, (Fathansyah,2015;489).

2.6 Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menurut ESRI tahun 1990 dalam Hardi, et (2010), SIG adalah kumpulan yang

terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan

personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengubah,

memanipulasi dan menampilkan semua bentuk informasi yang berkaitan dengan

geografi.

2.6.1 Subsistem Sistem Informsai Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

(Prahasta, 2005) dalam Hardi et al, (2010), yaitu :

1. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data

spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang

bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentranformasikan format-

format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografi.

2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau

sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk

hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain

3. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam

sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui,

dan diperbaiki.

4. Data Manipulation and Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh

sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan

manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan.

Вам также может понравиться