Вы находитесь на странице: 1из 17

MATA KULIAH

Pekerasan Jalan dan Praktikum


“Perbaikan Daya Dukung Tanah pada Konstruksi jalan”

DISUSUN OLEH :

RAKA PUTRA
14050724055

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
nikmat, taufik, hidayah serta inayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Perbaikan Daya Dukung Tanah pada Konstruksi jalan”
dengan tiada halangan suatu apa pun.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Purwo mahardi, St, M.Sc. sebagai dosen pembimbing mata


kuliah Perkerasan Jalan dan Praktikum.

2. Teman-teman dari kelas Teknik Sipil 2017 serta semua pihak yang telah
membantu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya, namun mungkin masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak.

Akhirnya dengan tersusunnya makalah ini, semoga ada guna dan manfaatnya,
khususnya di dunia pendidikan dan masyarakat. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi dan memberkahi hidup dan perjuangan kita, Amin.

Surabaya, 7 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
Judul.......................................................................................................... i

Kata Pengantar……................................................................................................ ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

Bab I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

C. Tujuan.................................................................................................................3

Bab II. PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Klasifikasi Perekasan Jalan............................ ..............................................4

B. Penyebab Kerusakan Pekerasan Lentur Jalan..............................................4

C. Faktor Perusak (Angka Ekivalen) Beban Sumbu Kendaraan ……….....................5

D. Upaya Perbaikan Daya Tahan Tanah................................................................7

Bab III. PENUTUP.................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10

B. Saran..................................................................................................................10

Daftar Pustaka........................................................................................................
12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum jalan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas


dan mobilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Jalan raya
merupakan prasarana transportasi darat untuk melayani pergerakan
manusia dan atau barang dari suatu tempat ketempat lain secara aman,
nyaman, dan ekonomis. Perkembangan pertumbuhan jumlah penduduk
menyebabkan berkurangnya jaringan jalan yang disebabkan oleh
peningkatan jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.
dan tidak berimbang dengan perkembangan panjang jalan. Diperlukan
penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan
yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi
jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap
lalu lintas kendaraan. Lapis perkerasan lentur terbagi atas lapisan
permukaan (surface course), lapis pondasi atas (base course), lapis
pondasi bawah (subbase course), dan tanah dasar (subgrade). Faktor
utama yang mempengaruhi tebal lapis tersebut adalah beban lalu lintas.
Mengingat manfaatnya yang begitu penting maka dari itulah sektor
pembangunan dan pemeliharaan jalan menjadi prioritas utama untuk
mengetahui jenis dan tingkat kerusakan pada permukaan jalan dan
memberikan tindakan untuk perbaikan kerusakan jalan berdasarkan
tingkat dan jenis kerusakan yang terjadi.
Kepadatan arus lalu lintas yang semakin bertambah,
mengakibatkan kondisi jalan saat ini kurang baik, adanya lubang-lubang
dan amblas pada permukaan jalan tersebut. Diperlukan penambahan
sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik
serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap
aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas
kendaraan. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada
kepadatan lalu lintas, baik di jalan dalam kota maupun luar kota,
sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur
jalan. Selama ini penanganan kerusakan jalan yang dilakukan hanya
sebatas pemeliharaan, yaitu dengan perbaikan fungsional pada

4
permukaan jalan yang rusak. Penanganan ini dirasa belum cukup tepat
karena upaya perbaikan yang dilakukan tidak dapat bertahan lama sesuai
dengan umur rencana.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada makalah ini adalah mengenai bagaimana
cara memperbaiki daya dukng tanah ntuk konstruksi jalan, ditinjau dari
kerusakan perkerasan jalan akibat dari daya dukung tanah dan volume lalu
lintas

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengkaji tentang Kurang nya daya dukung tanah dalam
perkerasan lentur jalan.
2. Mengetahui masalah-masalah terkait dengan Kerusakan
Perkerasan Jalan.
3. Mengetahui serta mempelajari solusi dari masalah-
masalah yang terjadi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konstruksi Perkerasan Jalan

Menurut Silvia Sukirman, dapat diklasifikasikan menjadi tiga


kontrstruksi jalan berdasarkan bahan pengikatnya, yaitu:
a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
c. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)

B. Hubungan Manusia, Moralitas, dan Hukum

Menurut Silvia Sukirman 2003, Kerusakan pada konstruksi perkerasan


lentur dapat disebabkan oleh:
a) Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.
b) Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak
baik dan naiknya air akibat kapilaritas.
c) Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh
sifat material itu sendiri atau dapat
pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik.

d) Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan
jalan.

e) Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh


system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh
sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
f) Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan
oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang

6
saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya dapat
diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya
retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang
melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan
lubang-lubang disamping dan melemahkan daya dukung lapisan
dibawahnya.

C. Faktor Perusak (Angka Ekivalen) Beban Sumbu Kendaraan


Menurut Ir. Waldenhoff saragi napitu,
perkerasan fleksibel yang mendukung beban Lalu-Lintas terdiri dari lapisan
permukaan (surface coure), lapisan pondasi atau (base cource) dan lapisan
pondasi bawah (subbase cource). Lapisan perkerasan ini akan diletakkan
diatas lapisan tanah dasar (subgrade).

Menurut Ir. Waldenhoff saragi napitu,


besarnya kerusakan yang di akibatkan setiap kendaraan pada
perkerasan jalan raya adalah tidak sama, hal ini cergantung pada berat total
konfigurasi sumbu dan luasnya bidang kontak antara roda dan perkerasan.
Kendaraan yang memikul beban lebih berat misalnya truk dan trailer akan
lebih besar pengaruhnya untuk merusak jalan.

Untuk mempermudah perhitungan dibuatlah sumbu standar yaitu sebuah


sumbu tunggal roda ganda dengan berat toatal 8,16 ton.

Menurut Ir.waldenhoff saragi napitu, faktor perusak (darmage


factor) yang disebabkan oleh sumbu standar tersebut diberi besarnya 1
(satu) umtuk sekali leawat. Semua beban sumbu kendaraan yang lain
dibandingkan dengan sumbu standar dan besaran ini disebut angka ekivalen
(E).

Menurut Ir.waldenhoff saragi napitu, Damage factor (angka


ekivalen) suatu kendaraan adalah angka yang menununjukan jumlah
lintasan sumbu standar yang akan menyebabkan kerusakan yang sama
apabila kendaraan tersebut lewat satu kali.

Menurut Silvia Surkirman, jenis kendaraan yang memakai jalan


beraneka ragam, bervariasi baik ukuran, berat total, konfigurasi dan beban
sumbu, daya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu volume lalu lintas
umumnya dikelompokkan atas beberapa kelompok yang masing-masing
kelompok di wakili oleh satu jenis kendaraan.

7
Menurut Silvia Sukirman, pengelempokkan jenis kendaraan untuk
perencanaan tebal perkerasan dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mobil penumpang, termasuk didalamnya semua kendaraan dengan


berat total 2 ton.

2. Bus
3. Truk 2 as
4. Truk 3 as
5. Truk 5 as
6. Semi trailer
Menurut Silvia Sukirman, kontruksi perkerasan jalan menerima beban
lalu lintas yang dilimpah kan melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban
yang di limpahkan tersebut tergantung dari berat total kendaraan,
konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan perkerasan, kecepatan
kendaraan, dan lain sebagainya. Dengan demikian efek dari masing-masing
kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah sama. Oleh
karena itu perlu adanya beban standar sehingga semua beban lainnya dapat
diekivalensikan ke beban standar tersebut.
Beban standar merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat
8,16 ton. Semua beban kendaraan lain dengan beban sumbu berbeda
diekivalensikan ke beban sumbu standar dengan menggunakan “angka
ekivalen beban sumbu ( E )”.

Menurut Silvia Sukirman, angka ekivalen kendaraan adalah angka


yang menunjukan jumlah lintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang
akan menyebabkan kerusakan yang sam atau penurunan indeks permukaan
yang sama apabila kendaraan tersebut lewat satu kali.
Beban standar dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Sumbu tunggal roda ganda

8
Lintas ekivalen permulaan, lintas ekivalen akhir, dan jumlah lintas
ekivalen semua umur rencana dapat dihitung, besarnya kerusakan pada
perkerasan jalan raya disebabkan oleh semua kendaraan yang lewat selama
umur rencana sama dengan yang di akibatkan oleh sumbu standar yang
lewat sebesar jumlah lintas ekivalen yang dihitumh tersebut.

Dengan memperhitungkan faktor regional, besar lintas ekivalen dan


kekuatan daya dukung tanah dasar (subgrade), tebal perkerasan dapat
direncanakan untuk suatu umur rencana tertentu.

D. Upaya Perbaikan Daya Tahan Tanah

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki daya


dukung tanah dasar dalam perkerasan jaan adalah dengan penambahan
Geotekstil. Geotekstil merupakan suatu bahan sintetis permeable yang
terbuat oleh bahan tekstil polimer seperti polyester atau polypropylene.
Bahan ini sangatlah berguna untuk dunia industri di Indonesia. Untuk
dipakai dalam memisahkan, menyaring, memperkuat, melindungi dan

9
menguras jika digunakan didalam tanah. Geotekstil memisahkan tanah
mendasari permukaan.

Geotekstil (Geotekstil / Filter Fabrics) adalah salah satu bahan


Geosynthetics (Geosintetik) yang tembus air, yang dapat digunakan /
berfungsi sebagai separator, filter, proteksi, dan perkuatan. Bahan dasar
pembuatannya adalah Polyesther atau Polyprophilene.

Kelebihan struktur perkuatan tanah dengan memanfaatkan geotekstil


dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut,
7. Menaikan daya dukung tanah terutama pada tanak lembek dan
timbunan.
8. Mencegah kontaminasi agregat sub base dan base oleh tanah dasar
lunak dan mendistribusikan beban lalu lintas yang efektif melalui
lapisan-lapisan timbunan.
9. Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang
lunak dan memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan lapisan
agregat terbuang.
10. Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan
pekerjaan persiapan.
11. Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap
keruntuhan.
12. Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta
deformasi dari struktur jadi.
13. Menaikan kekuatan besar nilai gaya geser tanah.
14. Manaikan besar nilai modulus elastis tanah.
15. Mengurangi tingkat kompresabilitas tanah.
16. Mengontrol stabilitah volume tanah baik pada pengembangan
volume maupun pada penyusutan volume.
17. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi.
18. Memperkecil pengaruh lingkungan.
19. Berfungsi sebagai tulangan dalam timbunan tanah dan tempat
drainasi tanah.
Banyak yang mengetahui bahwa Geotekstil hanya 1 tipe saya yaitu
Non Woven padahal sebenarnya bahan ini ada dua macam yaitu Geotekstil
Woven dan Geotekstil Non Woven. Untuk mengtahui lebih lengkapnya dan
apa perbedaanya mari kita bahas bersama-sama.

10
1. Geotekstil Woven ( teranyam )
Tipe ini merupakan jenis Geotekstil yang teranyam. Bahan dasar untuk
pembuatannya umumnya Polypropilene (PP). Untuk mempermudah visualisasi,
Geotekstil Woven ini mirip dengan karung beras (bukan yang terbuat dari bahan
goni) tetapi berwarna hitam dapat dilihat pada Gambar 1 berikut,

Gambar 1. Geotekstil Woven (Teranyam)

Fungsi Geotekstil Woven yaitu sebagai bahan stabilisasi tanah dasar


(terutama pada tanah dasar lunak), dikarenakan Geotekstil jenis ini mempunyai
tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Geotekstil
Non Woven ( kurang lebih sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2
yang sama).

1. Geotekstil Non Woven ( tidak teranyam )


Geotekstil (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik).
Jika Geo Textile Woven itu teranyam sebaliknya Geo Textile Non Woven itu tidak
teranyam berbentuk seperti karpet kain. Biasanya bahan dasarnya terbuat dari
bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Fungsi Geotekstil
Woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan tensil strength,
sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement)
akibat tanah dasar yang lunak atau kurang baik lihat Gambar 2 berikut,

Gambar 2. Geotekstil Non Woven

11
Rancangan, aplikasi dan kinerja semua geotekstil terlepas dari komposisi atau
jenisnya dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi fungsi- fungsi utama yang
diperlukan dari geotekstil tersebut. Pada pembangunan struktur -struktur yang
berkaitan dengan tanah selain untuk perkuatan dan proteksi.
Pemilihan jenis penanganan pada prinsipnya harus disesuaikan dengan
berbagai kondisi baik kondisi lapangan, seperti kondisi geoteknis, keadaan
ruas jalan yang akan ditangani, kemudahan pelaksanaan serta anggaran
yang tersedia. Mengingat bahwa kegiatan penanganan ruas jalan Caruban –
Ngawi ini merupakan peningkatan jalan dan merupakan ruas jalan yang
sangat vital sehingga sangat sulit untuk menutup arus lalu lintas, maka
pemilihan metode penanggulangan dengan mengendalikan perubahan air
tanah menjadi pilihan yang perlu dipikirkan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan beberapa refrensi, kondisi jalan jenis kerusakan yang


terjadi pada kebanyakan jalan di beberapa wilayah di Indonesia
adalah amblas, dan beberapa kerusakan lainnya.
2. Faktor-faktor penyebab secara umum disebabkan karena daya
dukung tanah yang tidak baik rata-rata CBR dari jalan yang rusak
adalah kurang dari 6% .
3. Beban kendaraan tidak seharus nya melebihi batas beban. Missal
ruas jalan yang seharus nya beban kendaraan nya 8 Ton, Akan tetapi
kendaraan yang melintas adalah kendaraan dengan beban > 8 Ton.
Sehingga mengakibatkan Kerusakan perkerasan terjadi yang di
sebabkan adanya kendaraan dengan muatan berlebih yang melintasi
ruas jalan.

4. Kegiatan pemasangan Geotekstil harus sesuai dengan rencana teknis


yaitu selain berfungsi sebagai perkuatan struktur juga bisa berfungsi
sebagai separator yang baik antara lapis penopang atau lapis drainase
langsung diatas tanah lunak dengan CBR yang direncanakan

B. Saran
1. Perlunya dilakukan penanganan kerusakan jalan untuk mengurangi
tingkat kecelakaan dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pengguna jalan.
2. Salah satu kekuatan atau kekokohan suatu konstruksi ditentukan
oleh kwalitas bahan dasar yang dipergunakan. Seperti pada suatu
konstruksi jalan, kualitas tanah asli sebagai bahan dasar (subgrade)
juga sangat menentukan kekuatan jalan. Jika tanah asli mempunyai
daya dukung rendah, maka konstruksi jalan akan cepat mengalami
kerusakan. Meskipun sering dilakukan perbaikan pada permukaan
(lapsurfase).Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu cara
atau metode yang dipergunakan adalah memperbaiki kualitas tanah
dasar (Subgrade) atau sebaiknya menggunakan konstruksi
perkerasan kaku (Rigid Pavegment).
3. Pemerintah daerah diharapkan lebih meningkatkanpenyuluhandan
penyampaian informasi serta menerapkan peraturan-peraturan yang
tegas terhadap pengguna jalan bagi kendaraan yang bebannya
melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Karena hal ini merupakan
salah satu faktor utama penyebab kerusakan pada jalan.
4. Untuk menjaga keawetan lapis perkerasan, hendaknya diperhatikan
juga drainase yang ada, agar drainase tersebut bisa berfungsi
sebagaimana mestinya dan agar air hujan yang turun tidak
mengenangi badan jalan.
5. Untuk mempertahankan konstruksi perkerasan, diperlukan beberapa
tindakan perbaikan kerusakan,baik berupa pemeliharaan rutin yang
dilakukan setiap tahun maupun pemeliharaan berkala.
6. Untuk menambah daya dukung pada tanah juga dapat ditambahkan dengan
geotekstil, kapur, dsb. Dengan tujuan dapat memperkuatan serta
menambah masa umur pada jalan.
7. Untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan,
diperlukan pengawasan untuk pengendalian mutu bahan yang
digunakan dan pelaksanaan pekerjaan, dimana harus diprogamkan
dan dikoordinasikan dengan pihak yang terkait atau yang menguasai
permasalahan.

Daftar Pustaka
Manual Desain Perkerasan Jala Revisi 2017 Di Lingkungan Direktoeat Jenderal
Bina Marga.
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-perkerasan.html
digilib.unila.ac.id/2126/8/BAB%20II.pdf
azanurfauzi.blogspot.com/2010/06/rigid-pavement.html
http://www.ilmusipil.com/jenis-dan-fungsi-lapisan-perkerasan-jalan-raya

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/23719/mod_resource/content/3/materi
%201.pdf

http://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html

http://bungblog7.blogspot.com/2016/09/perbaikan-tanah-pada-perkerasan-jalan.html

http://muse-enterprise.blogspot.com/2012/04/jenis-jalan-dan-perbandingannya-
aspal.html

https://eprints.uns.ac.id/4960/1/170773011201009401.pdf

http://www.academia.edu/35165816/Dasar-dasar_Teknik_Perbaikan_Tanah_i

Banyak faktor yang menjadi penyebab kerusakan jalan, dari faktor


alam hingga faktor manusia itu sendiri. Kebanyakan jalan di indonesia
rusak bukan hanya karena beban muatan yang berlebih seperti truk-
truk dengan muatan diatas 8 ton, tapi juga dikarenakan faktor tanah
dasar itu sendri. Tanah dasar menjadi salah satu faktor penting dalam
pembangunan jalan, apabila tanah dasar terlalu gembur maka sekuat
apaapun perkeasan jalan makan akan teteap rusak dengan mudah,
selain itu faktor lain adalah kualitas pekerjaan dalam perbaikan jalan
dan air dalam drainase juga penting. Jika jalan mengalami kerusakan
kecil seperti retak atau berlubang, aka harus segera ditambal dengan
cara serta pengawasan yang benar.

Вам также может понравиться